SEO page contents SEO page contents HONEY LOVES BEING STRIPPED ~ VIDIO SEX KUNJUNGI KAMI LEBIH BANYAK VIDEO YANG MENARIK HANYA DI WWW.GAJAHQQ.COM DARI AYO BURUAN KUNJUNGI WEBNYA YA NANTI KAMI AKAN SELALU UPDATE :D

Bonus 10% untuk member baru

Sunday, August 19, 2018

HONEY LOVES BEING STRIPPED

HONEY LOVES BEING STRIPPED AND FUCKED 


VIDIO SEX - Sebab pekerjaanku banyak terkait dengan divisi dia, jadi automatis saya seringkali bekerja sama-sama dengan staf-staf di divisinya, termasuk juga dengan Ivone. Keakraban ini kian lama kian erat hingga pada dia serta saya seringkali ceritakan perihal yg punya sifat pribadi. Akan tetapi selama ini cuma sekedar itu saja, belum pernah terpikir buat mengerjakan affair, selain urutan dia menjadi istri orang, lewat cara fisik juga saya tidaklah terlalu tertarik. 




Satu hari, saya menuju ruang divisi treasury. Kutengok meja kerja sekretris Kadiv, nyata-nyatanya Ivone keliatan lesu.

“Sedih sangat tampangnya hari ini? ” pikirku.

“Hai, mengapa Non..? Kok lesu..? ” tanyaku.

“Eh, gak. Gak pa-pa kok, ” jawabnya sekalian pura-pura menyibukkan diri.

“Oke, namun jangan sampai lesu begitu dong, periode sekretaris tampangnya gak seger ah..! ” kataku dikit mengajak.

Dia tdk memberikan komentar, “Ok, saya mo ke Pak Handi dahulu ya.. ” (Pak Handi merupakan Kepala Sisi Treasury) kataku. 




Selesai usai menghadap Pak Handi, mendadak vibra HP-ku bergetar, serta kulihat ada 1 SMS masuk serta kubaca.

Dik, saya mo mememohon tolong but secret ya.. dari No HP-nya Ivone.

Selekasnya saya mendekati meja kerjanya serta kulihat dia masihlah membuka-buka kertas sekalian pandangan matanya kemana.


“Kenapa..? Ada apakah sich..? ” tanyaku.

“Eh, telah usai..? Saya mo ngomong namun saya malu. Serta mending melalui SMS saja ya..! ” pintanya.

“Lho.. mengapa mesti.kudu melalui SMS..? mending saat ini saja.. ” jawabku.

“Nggak.., soalnya. Emhh.. bagaimana ya, eh mending gak menjadi saja deh..! ” ujarnya.

“Lho, bagaimana sich, mengapa sich Vonee..? ” tanyaku ingin tahu.

“Udah kelak lewat SMS saja, dah saya mo kerja dahulu, ” ujarnya singkat.

“Ya telah, saya nantikan.. ” saya menjawab sekalian kembali lagi ruang kerjaku.


Sepuluh menit selanjutnya, saat saya tengah membuat laporan, mendadak vibra HP-ku bergetar serta kulihat 1 SMS masuk dari Ivone.

Dik, pengin tolong saya gak..?

Selekasnya kubalas lewat SMS, Tlng apakah sie? Pnj duwit? (tolong apakah sich? Pinjam duwit?)

Jg becnd, serius! Tp saya ML ngmngnya.. (Jangan sampai bercanda, serius! Namun saya malu ngomongnya..)

ok, serius & jg ml, da apakah? (Ok, serius serta jangan sampai malu, ada apakah?)

saya pgn pny anak.. (Saya pingin punyai anak..)


Sebentar saya bengong membaca balasan SMS-nya.

“Ivone pingin punyai anak..? Lho wajarkan..! Tujuannya apakah ya? ” pikirku dalam hati.

saya gk tahu, langsung kbalas lagi SMS-nya.

saya pgn pny anak, tlng bnt saya..

dgn langkah apakah?? Saya tidak tahu??

Lama kutunggu balasan SMS-nya.


Baru 10 menit selanjutnya vibrator HP-ku bergetar.

.. ML W/U..

Apaa..! Belum pernah terpikir olehku memperoleh jawaban SMS semacam ini. Ivone, sekretaris Kadiv, tinggi 166 cm. Putih, bentuk badan seimbang, rambut sebahu, muka manis, pingin supaya saya memberi benih sperma supaya dia bisa miliki anak. Bingung saya menjawab SMS-nya.


Kira-kira 30 menit selanjutnya saya masukkan mobil ke hotel ‘GS’ di jalan Setiabudhi, serta langsung masukkan mobil didalam area parkir kamar hotel, menjadi posisinya sungguh-sungguh aman. Sesampainya di kamar Hotel ‘GS’ di jalan Setiabudi, Ivone langsung duduk di kasur, dan saya langsung menyalakan TV serta masihlah berfikir.

“Apa ini mimpi, saya di kamar hotel bareng Ivone serta memiliki rencana mengerjakan suatu. Haah.., bodo sangat, sing terutama awalannya dia yg mememohon.. ” ujarku dalam hati.

Ivone selanjutnya bangun menuju balkon kamar, “Kamu seringkali kesini Dik..? ” tanyanya.

“Hm.. gak, gak sempat tuch.. (walau sebenarnya saya umumnya ke hotel ‘PK’ yg masihlah satu arah, cuma lebih diatas), mengapa benar-benar..? ” saya balik menanyakan.

“Enggak, kali saja, kamu mungkin saja seringkali bawa pula pacar-pacar kamu check-in..? ” tukasnya.

“Ha.. ha.. kan sekian lama ini kamu tau siapa saya serta saat ini benar-benar saya juga lagi jomblo kok, ” ujarku.

“Iya ya, saya kok menjadi bego gini.., padahalkan kamu sendiri telah seringkali narasi perihal pacar-pacar kamu, ” dia menjadi geli sendiri.


“Dik, jika kamu kagok mending gak mesti deh, kita cancel saja? ” ujarnya kuatir.

“Mh.. benar-benar sie saya kaget, mengapa sie.. atas basic apakah..? ” tanyaku.

“Mo tau, pertama saya terasa suntuk banget ama kehidupan pernikahanku.. belumlah pula dikarunai anak, semua jenis telah saya coba.. tau sendiri kan, semakin lama saya terasa suntuk dengan pernikahanku Dik, serta mendadak terpikir kemauan semacam ini, ” kata Ivone.


“Hm.. it’s okey for me.. kamu tau kan saya. Easy come easy go. Saya fikir saat gak pakai perasaan, mengapa mesti.kudu tidak diterima.. wong kucing disodorin daging, manakah tahan. He.. he.. ” kataku.

“Dasar.. Dikii.., itu yg menjadi argumen mengapa saya mememohon tolong ama kamu.., soalnya kamu gak sangat mengambil pusing ama satu keadaan, ” kata Ivone sekalian tersenyum.

“So, bagaimana..? Kita bukan sepasang kekasih.. kita sekedar dua manusia dewasa yg saling tahu apakah itu making love, namun tetep saja saya pingin kamu juga menikmatinya, serta saya perlakukan seperti seseorang wanita, ” kataku dikit ngegombal.

STRIPPED AND FUCKED 


Selanjutnya lidahku merojok-rojok vaginanya serta menjilat klitorisnya yg sebesar kacang kedelai. Ivone selanjutnya buka baju serta celana kerjaku. Dia dikit teriak Kaget! Lihat ‘barang’-ku udah keluar melalui celana dalamku. Tampak ujungnya memerah.

“Aah.. Dikii Saya takut, apakah muat..? Punyamu gede begitu..? ”

Saya tdk memedulikan pertanyaannya. 


Satu jari kumasukkan ke lubang kewanitaannya. Kukeluar-masukkan jari itu serta diputar-putar. Digoyang ke kanan serta kiri. Satu jari kumasukkan lagi.

“Ah.. uh.. ah.. sh.. uhh.. shh.. selalu Diik.. aduh.. gak kuat Dikki. Saya pengin keluar nih..! ”

Selanjutnya Ivone basah. Saya tersenyum bahagia.


“Sekarang gantian ya, jilatin punyaku dong Von..! ” saya memohon padanya.

“Tapi punyamu panjang, muat gak ya..? ” jawabnya.

“Coba saja dahulu, Sayang.. Kelak juga terlatih. ”

“Auh.. aw.. jangan sampai didorong dong Dik, justru masuk ke tenggorokkanku, pelan-pelan saja ya. Punyamu kan panjang. ”


Lebih kurang lima belas menit selanjutnya eranganku kian menjadi-jadi.

“Ah.. uh.. oh.. ah.. sh.. uh.. oh.. ah.. uh.. ”

Merasa Ivone mengisap kian kuat, saya juga kian keras erangannya. Tangangku bekerja lagi mengelus vaginanya yg mulai jadi kering jadi basah kembali. Mulut Ivone masihlah penuh kemaluanku dengan pergerakan keluar masuk seperti seseorang vokalis.

“Ivone, saya gak tahan.., masukkin saja ke punyamu ya..? ” pintaku.

Ivone cuma menganggukkan kepala saja, ke dua kakinya kuangkat ke bahu kiri serta kananku, hingga posisinya mengangkang. Saya lihat dengan jelas kemaluan Ivone, wanita yg sudah bersuami yg belum pernah kubayangkan akan ada di hadapanku dalam keadaan seperti saat ini.


Saya mulai menyenggol-nyenggolkan ujung kemaluanku pada bibir vaginanya.

“Aaah Dikii.. ” Ivone juga kegelian.

Terus kubuka kemaluannya dengan tangan kiriku, serta tangan kananku membimbing kemaluanku yg besar serta panjang menuju lubang kewanitaannya. Kudorong perlahan-lahan, “Sreett.., ” mulai kurasakan ujung kemaluanku masuk perlahan-lahan. Saya lihat Ivone meringis meredam sakit, saya berhenti serta menanyakan.

“Sakit ya..? ”

Ivone tdk menjawab, cuma pejamkan matanya sekalian menggigit bibirnya.


Saya menggoyang perlahan-lahan serta, “Bleess.. ” kugenjot kuat pantatku ke depan sampai Ivone menjerit, “Aaauu.. Diikkii.. aahh..! ”

Kutahan pantatku tidak untuk bekerja. Rupanya kemaluannya agak sakit, serta dia ikut serta diam sebentar. Kurasakan kemaluannya berdenyut, Ivone mengupayakan mengejang, hingga kemaluanku terasa terpijit-pijit.


“Sreet.., sreett.., sreett.., ” kurasakan ada semburan hangat bertepatan dengan keluarnya pelicin di kemaluanku, dia memelukku erat demikian juga saya.

Kakinya dijepitkan pada pinggangku kuat-kuat seakan tidak bisa terlepas. Dia tersenyum bahagia.

“Ivone sayang.., jepitan kemaluan kamu sungguh-sungguh. Benar-benar gemilang, enak hilang ingatan, kepunyaanmu memijit punyaku hingga gak karuan rasa-rasanya, saya bahagia Vonee. ”

“Aahh.. kamu bohong, cowok seperti kamu itu benar-benar sangat dapat muji cewe. ”

Dia cuma tersenyum serta kembali mengulum bibirku kuat-kuat.


“Sumpah, Vone..! Apa kamu tetap akan memberinya lagi untukku..? ” tanyaku.

“Pasti..! Namun ada syaratnya.., ” jawabnya.

“Apa dong syaratnya..? ” tanyaku ingin tahu.

“Gampang saja.., saya pingin punyai anak, saya pingin kamu menopang saya supaya saya hamil..! ”

“Oke deh.. itu kasus enteng. Apalagi. Ini niat kita berdua tdk ada paksaan serta itung-itung saya amal. He.. he.. ”

“Dasar..! ” Ivone mencubit pinggangku.


“Ouggh Dikii.. aah.. hhkk.. ” erangan kesenangan terdengar dari bibirnya.

“Slepp.. ” kutekan batang penisku sedalam-dalamnya sampai pangkal penisku melekat di bibir vaginanya.

Begitu nikmat kurasakan vagina kawan kerjaku yang dirasa amat sempit ini.

“Ohh, Voon..! ” desahku sekalian mulai menarik penisku keluar sampai 1/2 jalan, terus menekannya kembali sampai masuk penuh hingga ke pangkal penisku.

“Ohh.. ohh.. Ivoon.. aah.. ouggh.. ohh.. ” 


Saya juga mulai memaju-mundurkan pantatku, sesaat Ivone menyamai dengan memutar pantatnya dengan konsisten menggigit bibirnya. Tidak tahu apakah yg ia alami, mungkin saja sesuai sama yg kurasakan waktu itu merupakan kesenangan hebat mengerjakan perbuatan penuh birahi.


“Ohh.. ohh Sayang.. mmhh.., saya cinta kamu, Voon.. ” kubisikkan lembut banyak kata cinta gombal di telinganya sesaat tanganku meraba-raba putingnya yg mengeras serta mengacung itu dengan lembut serta penuh perasaan tanpa hentikan pergerakan pantatku yg maju-mundur di vaginanya dengan penis besar serta kerasku yg lembut serta perlahan.

“Ohh Sayang.. ohh Ivoon.. Sayang.. Mmhh.. Sayang.. oh.., saya cinta kamu Sayang.. ”

Bisikan-bisikan cintaku kuselingi dengan kadangkala menjilati telinga, leher serta bibirnya. Kadangkala turun ke buah dada serta putingnya. Kuhisap bibirnya dengan bernafsu. Hampir 10 menit kulakukan ini.


Badan Ivone ikuti rangsanganku serta pantatnya selalu bekerja ikuti irama sodokan penisku yg mulai agak kupercepat.

“Hnghh.. mmhh.. hh.. ohh.. ” desahan serta erangan dari celah bibirnya kembali terdengar.

Ke dua tangannya barusan memegang bahuku mulai beralih meraba-raba puting dadaku serta punggungku.


Ivone ambruk lemas tidak bisa bekerja lagi dengan napas mengincar, sesaat penisku masihlah keras berdenyut-denyut didalam vaginanya.

“Aaah, Dikii capee.. ” Ivone berkata lirih.

Saya masihlah berdiam diatas badannya dengan penisku masihlah menancap dalam vaginanya.

“Aku masihlah belumlah pula nih, nanggung Sayang.. ” kataku.


Demikian napasnya terdengar mulai tenang, kutarik lagi pinggulnya hingga Ivone kembali berlutut menungging seperti barusan, tetapi ia menengok serta meminta.

“Hhh.. Dikii, Ivone gak kuat, Diik..! ”

“Aku belum juga keluar juga, nanggung nih..! ” kataku sekalian mencengkram pantatnya yg merangsang.

Ia terdiam sesaat saya juga menungging di belakangnya, terus kujilati pantatnya serta lubang anusnya.

HONEY LOVES


Vaginanya tak akan kusentuh, sekarang lidahku habis-habisan menyerang lubang anusnya serta membuat pantat serta lubang anusnya basah kuyup. Ivone diam saja tdk bereaksi. Terus saya bangun serta mengarahkan penisku yg masihlah dipenuhi lendir orgasme kawan sekerjaku ini pada lubang pantatnya, terus perlahan kutekan pada lubang pantatnya. Ivone tersentak kaget serta menarik pantatnya hingga ia berbalik dalam sikap duduk di kasur. Rupanya ia baru memahami apakah yg pingin kulakukan.

“Dikii, jangan sampai Dikk.. sakiitt.. jangan sampai disana..! ”


Saya memeluknya serta membelai rambutnya, “Nggak Von. Diki pelan-pelan.. ya.. supaya kamu rasakan suatu yg baru. ”

Kutarik pantatnya dengan lembut sampai kembali ke urutan menungging, penisku kian mengeras serta jadi membesar. Tdk terlalu lama lagi, kupegang ke dua pantatnya serta kumasukkan penisku ke lubang anusnya. Kepala penisku terhenti erat di ujung lubang anusnya.


“Adduhh.. duuhh.. Diik, sakit. Duh.. ” erangnya.

Selekasnya kuludahi ke dua tanganku serta kuusapkan pada batang penisku. Tdk lupa kujilati juga ujung lubang anusnya supaya dikit lebih licin, terus kupaksakan penisku masuk lubang anusnya yang dirasa amat sempit serta mencengkeram itu. Perlahan kukeluar-masukkan kepala penisku, selalu sampai merasa lebih lancar. Tdk kuperdulikan pekik kesakitan serta memohon supaya berhenti yg dilemparkan Ivone.


Kuremas pundaknya serta kujadikan penopang buat menarik pantatnya ke arahku, sesaat pantatku maju menyodokkan penisku lebih dalam ke lubang anusnya. Kurasakan keringat dingin merembes di badan Ivone yg sudah basah berkeringat ini.

“Dikii, sakit.. duuh.. telah ya, Dikk.. brenti ya.. pelan-pelan Diiki.. ungh.. ”

Tetapi usahaku tdk percuma. Kian lama penisku sukses masuk kian dalam ke lubang anusnya, serta pergerakan sodokanku bisa kian cepat. Kurasakan kesenangan menggila yg baru kesempatan ini kurasakan waktu menyetubuhi pantat kawan kerjaku yg tinggi putih serta bohay (body aduhay) ini.

Saya terasa seperti di surga dengan cengkeraman erat yg mengocok kejantananku dengan hilang ingatan ini. Sekarang kemaluanku sungguh-sungguh udah amblas ke lubang anus Ivone serta kusodokkan keluar masuk dalam sekejap, sesaat keringat menetes dari muka Ivone ke kasur tipis itu. Tdk lama saya bisa bertahan pada kocokan lubang anus yg mencengkeram ketat ini, kesenangan puncak mulai meledak-ledak dalam tubuhku.

“Ohh.. ohh.. Voon.. akuu gak kuat.., Sayang..! ”


Saya menjerit keras serta, “Crat.. Crat.. ” berulang-ulang lendir mani kental serta panas meledak dalam pantat Ivone.

Ia menggigit bibir bawahnya dengan keras sesaat ke dua tangannya mencengkeram kasur meredam perasaan yg campur aduk. Kutancapkan penisku sedalam-dalamnya di lubang anusnya yg sempit itu, selalu sampai muncratan mani terakhirku serta penisku melemas saat itu juga didalam pantatnya.


Saya ambruk menindih badan Ivone serta penisku juga tercabut terlepas dari pantatnya. Kuciumi punggung serta lehernya yg basah. Kubalikkan dia, kupeluk erat serta kuciumi bibirnya dengan bernafsu. Ivone memberi respon ciumanku.

“Kamu bahagia Sayang..? ” tanyanya sekalian memandang wajahku.

Kupeluk serta kubelai-belai rambut serta tubuhnya sekalian mengatur napasku yg tersengal-sengal. Kukecup bibir serta pipinya kadangkala sampai selanjutnya napasku juga kembali teratur.


“Hhh.. Terima kasih, Sayang.. Hhh.. Saya nikmatin banget.. ”

Ivone tersenyum serta mengecup bibirku lagi.

“Mandi yuk..? ” ajaknya.

“Ayuk mandiin ya..? ” kataku.

Kami juga langsung berlomba-lomba menuju kamar mandi.

0 comments: