SEO page contents SEO page contents May 2018 ~ VIDIO SEX KUNJUNGI KAMI LEBIH BANYAK VIDEO YANG MENARIK HANYA DI WWW.GAJAHQQ.COM DARI AYO BURUAN KUNJUNGI WEBNYA YA NANTI KAMI AKAN SELALU UPDATE :D

Bonus 10% untuk member baru

Wednesday, May 16, 2018

KEJANG KEJANG

NGENTOT SAMPAI KEJANG KEJANG






VIDIO SEX - Memang aku sedikit cemas karna jalan itu umumnya cukup sepi apa sekali lagi pada pukul

5 sore begini. Aku pulang telat karna ada acara osis sesudah pulang sekolah barusan.

“hai neng cantik. ” celetuk seseorang yang kelihatannya preman.

Aku tidak mengindahkannya serta jalan lebih cepat.

“yah cantik-cantik kok sombong sich neng ” tuturnya sekali lagi serta jalan mengikutiku dari belakang. 




Aku lari menjauhi dia serta sesudah lebih dari satu mtr. aku coba melihat kebelakang untungnya orang itu telah tdk nampak.

“huhh untung saja tidak ngikutin. ” fikirku

Tapi mendadak ada yang membekap mulutku serta lalu badanku juga di tangkapnya hingga aku tidak bisa bergerak. Aku berupaya meronta ronta tapi apa daya badan kecilku tidak punya pengaruh sekalipun mengahadapi badan kekarnya.

Dia menyeretku menuju suatu gedung yang telah tdk terpakai sekali lagi hingga serta daerah di sekelilingnya juga tidak ada pemukiman.

Sesudah masuk gedung itu dia membawaku masuk k suatu area. Cukup besar juga 5×6 mtr. serta ada sofa serta meja kendati nampak kotor serta rapuh. Aku di lemparkannya ke sofa itu.

“aaww. . ”

AKU TERIAK KESAKITAN


Meskipun itu sofa telah banyak sobek disana sini dan cukup keras hingga buat tubuhku kesakitan apa sekali lagi sejak dari barusan aku d bekap dengan keras oleh dia.

“tenang saja cantik tidak akan sakit kok bila anda tidak ngelawan. ”

“saya mohon pak bebaskan saya, juga akan saya berikan segala uang saya. ” sembari terisak menangis

“aku sekali lagi tidak perlu uangmu aku perlu anda sayang” dia mendekati sofa yang kududuki.

Dengan badan kesakitan aku coba bangkit lari tapi refleknya cukup cepat serta mendorongku lg k sofa.

“jangann pak aku mohon. . ”

“tenang saja neng enak kok. ” dia memelukku dengan badan gelap serta kekarnya dan tato d beberapa badannya. Dia mempunyai muka sangar yang menyeramkan.

“lepas kan paak. . ” aku berupaya memberontak. Tapi dia selalu memelukku dengan erat dan coba menciumiku.

“Emmhhh mhh” aku tutup bibirku erat-erat tapi dia selalu menciumiku serta memegang daguku dengan keras hingga memaksa mulutku terbuka

“ehmm mhh. . ”

“hsmmm. . ”

Dia selalu menciumi bibirku dan menjilati mulutku.

Aku berupaya menampiknya tapi lama kelamaan ada perasaan aneh dalam diriku jantungku berdebar debar perasaan aneh yang blum sempat kurasakan.

Lama kelamaan aku tanpa ada berniat nikmati ciuman itu.

“hmmm ssshh. ”

Tak tahu mengapa tanpa ada sadar aku membalas ciumannya. Kami sama-sama melumat aku pejamkan mataku nikmati tiap-tiap mili mulutku di telusuri lidahnya. Lidah Kami sama-sama berpautan.

“Hmm bagaimana enak kan neng ciumannya. . ”

BAGAI TERSAMBAR PETIR 


Bagai dismbar petir asetelah mendengar hal itu kesdaranku kembali dengan jantung yang masih tetap berdebar aku mendorongnya lalu lari tapi baru hingga pintu dia menarik kerudungku hingga aku terjatuh kebelakang.

“auuuh. . ” aku alami bentrokan yang cukup keras di kepala hingga membuatku sedikit pusing.

“makanya janganlah lari aku tidak akan main kasar kok bila anda nurutin aku. ” membawaku ke sofa lg.

Dengan bentrokan di kepala buat aku tidak berdaya. Preman itu keluarkan pisau dari pinggangnya serta mengarahkan pas dimuka leherku.

“oke saat ini kita tukar ketentuanya bila sampai anda ngelawan sekali lagi janganlah salahkan aku bila pisau ini menancap pada lehermu. ”

aku makin ketakuan. “hi hihi. . iya pak. ” Dengan sedikit menahan air mataku.

“ohh iya janganlah panggil pak panggil saja mas, oh iya nama anda siapa cantik”

“hiks. . Na nama saya Nia mas”

“wah cantik juga ya namanya seperti berwajah. ” preman itu membelai pipiku

“hiks hiks hiks” aku selalu menangis.

“udah dong cantik janganlah nangis apa ingin pisau tadi

lagi”

“eh eh iya mas” aku berupaya menahan air mataku.

Nah gitu kan bagus mari senyum tentu anda cantik.

Dengan sedikit di paksakan aku berupaya buat tersenyum.

“wahh wahh manis banget anda rezeki nomplok memang nih” tuturnya tertawa. Dia meraba payudaraku.

“wah gede nih tidak nyangka dapet bonus toge nih. ” lanjutnya

tertawa.

“shh hhh. . ” preman itu mulai meremas remas mula-mula aku terasa risih tapi lama kelamaan perasaan geli serta aneh mulai tampil.

“huhh mas udaahh hhh”

“udah apanya sayang. ”

“itu tangannya. ”

“emang knp tanganku? ”

“remas hhh geli masss”

“tapi enakkan”

Aku pejamkan mata serta mendesah tanpa ada sadar nikmati remasan itu.

Ketika aku buka mata nyatanya kancing seragamku telah terbuka segala dengan reflek aku tutup payudaraku yang masih tetap tertutup bra biru muda.

“eh eh tangannya awas apa km ingin pisau”

Dengan sangat terpaksa aku turunkan tanganku serta dengan leluasa dia memandangi payudaraku.

“ukuran berapakah nih neng” preman itu menambahkan meremas payudaraku dengan cuma terhalangi bra.

“hhh gatau mass”

“ayo jujur bila tidak anda tau kan akibatny”

“shhh ii. . iya iya emmhh. . 34C. ”

“wah mantep nih apa lg klu di kenyot. ” Dia segera membeberkan braku ke atas hingga mempertunjukkan pemandangan indah dua buah gunung kembar denag puting yg berwarna sedikit merah muda. Dan dengan puncak yang berdiri tegang.

“eneng sudah sange ya tegang gini putingnya enak ya? ”

Dia mengisap puting samping kiriku. Selalu mengisap serta kadang-kadang menggigit membuatku tidak berdaya cuma dapat mendesah serta meremas sofa itu.

“jawab dong bila aku bertanya! ! ” perintahnya

“ehh ii iya bang”

“iya apanya”

“shhhh iya enak mas” dengan muka merah padam serta malu-malu aku berkata sesuai sama itu.

“nah gitu dong” dia lanjut mnghisap putingku serta memainkan yg sblah kanan

Hal itu membuatku tidak karuan cuma desahan yang keluar dari mulutku. Perasaan aneh yang tidak sempat kurasakan.

Sesudah senang dengan dadaku dia trus menciumi perutku. Dan lalu dia menuruhku buat membebaskan rok abu-abuku. Aku begitu takut karna bila aku kerjakan hal semacam tersebut jadi segala hal itu juga akan berlangsung. Lihat aku yg sedikit curiga dia ubah menyuruhku buat mengulum penisnya.

Aku kaget bukanlah kepalang. Aku bahkan juga tdk tau ibarat mana langkahnya.

Dia menyuruhku jongkok d depan sofa tmpat dia duduk serta menyuruh membebaskan celananya. Aku curiga tp dia menarik tnganku pas di gundukan yg menyembul di selangkangannya.

Awalnya menyeka usap lalu dia mnurunkan clananya hingga kelihatan penis hitamnya yg berdiri tegak dihadapanku aku belum juga sempat lihat benda itu serta membuatku merinding.

“wah kok takut gitu tidak sempat review ya”

Dia menyuruhku mengocok dengan tangannya.

“sshhh enakk hh ada bakat anda pinter ngocok”

Aku selalu mengocoknya

“sekarang ciumin! ” perintahnya.

Dengan curiga aku mencium ujung penisnya yg keluarkan cairan bening dengan rasa takut. Aku menciumi semua batang itu.

” mari saat ini hisap”

Dengan mendadak dia memasukkan penisnya dalam mulutku.

“uhhhkk” aku kaget serta bingung. Narasi Hot

“hisap! ”

Dengan takut aku mulai menghisapnya. Ada rasa asin serta rasa aneh bercampur. Beberapa menit aku mengisapnya sampai jadi jadi biasa dengan rasa serta bau itu. Aku juga menggerakkn kpalaku maju mundur dan meenjilati ujung penisnya.

Prasaan jijik serta takut yg terlebih dulu saat ini musnah segala tergantikan dengan prasaan aneh yang membuatku kecanduan.

“shhhh basic lonte nyatanya suka juga lo. ”

Kata kata kasarnya tak tahu mengapa membuatku makin bergairah mengisap penisnya

“ahh ahh selalu say”

Dia memegang kepalaku dang menggerakkan pinggulnya sampai membuatku tersedak.

“ahh nia gue kelau ahss. . ”

Cairan kental serta merasa aneh penuhi mulutku

“telan segala awas bila ada yang lo keluarin”

Mendengar itu dengan sangat terpaksa aku menelan segala carian yang merasa aneh itu.

“glekk glekk”.

Kemudia menjilati sisa sisa carian di ujung penisnya.

“wah lu pinter juga ya bakat ngoral jg lu. ”

Waktu aku berdiri dia lansung mendorongku duduk d kursi serta jongkok d depanku lalu menarik keatas rok ku sampai celana dalamku nampak.

“wah wah lo basah juga ya. ”

“kasian nih bila cd lo basah mending gue terlepas ya” dia menarik trun serta tak tahu mengapa aku reflek menambah bokongku waktu dia turunkan cd ku.

“wah mememku cantik bener nih”

aku berupaya tutup kakiku tp lngsung d halanginya.

Dia menciumin pahaku pangkal paha serta d sekitaran vaginaku. Dan paling akhir dia menciuminya.

“ahhhh sshhh. . ”

Rasa geli aneh serta nikmat bercampur jadi satu. Desahanku trus mnjadi jadi karna rasa nikmat yg sangat sangt. Aku menggeleng gelengkan kepala rasakan hal semacam tersebut.

Di ciumi serta di jilati tempat itu

“slurrrp sllurrpp”

“ahhhss sudah bangg hhh. . ”

Dia selalu menjilatinya serta memasukan jari k vaginaku serta mengocoknya.

“ohh bang sudah bangg hh aku udahh”

Aku meracau tidak karuan

Dan selanjutnya. “aaaahhhhh.

Semua cairan milikku tersembur keluar. Perasaan yang belum juga sempat aku rasakan. Tubuhku merasa enteng. Kesenangan yang paling nikmat kurasakan.

Semua cairan milikku tersembur keluar. Perasaan yang belum juga sempat aku rasakan. Tubuhku merasa enteng. Kesenangan yang paling nikmat kurasakan.

Semua cairanku di telannya tanpa ada tersisa. Di jilatinya vaginaku

“huhh ooohhhh. . ”

badanku segera terkulai lemas.

“wah wah wah. . Nyatanya lo kluar enakkan? ”

tanyanya smbil tertawa

Aku tutup wajahku yang merah padam. Aku tdk menganggap akan nikmati hal membuat malu itu.

Tiba” preman itu memperlebar kakiku yang masih tetap lemas. Dan mendekatkan penisnya ke vaginaku. Dia menggesekkan penisnya sampai membuatku terasa aneh sekali lagi.

“ahh bang sudah bang”

“apanya yg sudah an neng”

“itu emm jgn d gsekin lg bang lepasin saya”

“wah wah jadi km sudah pngen ya oke deh”

dia letakkan penisnya pas d depan lubangku. Perlahan-lahan aku rasakan batang penis itu masuk

“aahhh bangg. . ”

mulai menyusup masuk. Sampai 1/2. Dia segera menghentakkan pinggulnya serta *blesss*

“aaaaww. . Sakittt”

Batang penis itu isi tiap-tiap tempat di vaginaku. Benda yang panjang itu merobek selaput dara yg slama ini aku jagalah.

Aku mencakar punggungnya karna kesakitan serta reflek air mataku menetes menahin sakit itu.

“udah neng sakitnya hanya bntar kok ntr abang buat enak” dia menahan penisnya d vaginaku. Merasa penuh serta panas.

Beberapa waktu lalu dia menggerakkan pinggulnya.

“ahhh aww ohh…”

Dia selalu menggerakkan pinggulnya. Sekali 2 x serta kmudian smakin lancar meskipun mula-mula agak perih tapi lama kelamaan rasa perih itu hilang serta bertukar dengan perasaan aneh dak nikmat. Erangan

kesakitanku saat ini beralih jadi desahan kesenangan.

“ahh ahh hahh”

dia selalu menggenjotku serta meciumi bibirku serta ku sambut dengan membalas ciuman.

“huhh bener” makjos deh memek lu”

“sshhh hhh selalu bang hhh”

“ahh mengapa enak ya”

“ooohhss iya bang selalu ahh”

aku turut menggerakkan pinggulku.

Beberapa waktu lalu dia mengajak ubah jenis dengan doggy gaya.

“plokk plokk plookk. ” nada hentakan pahanya dengan pantatku.

Dan makin merasa nikmat.

dia menciumi leherku, Meremas dadaku dari blakang.

“ahhh bang mari bang truss ahhh…”

tak tahu kesadaranku hilang kemana, aku menguarkan kata kata yg membuat malu aku selalu menggoyangkan pinggulku sesuai dengan pergerakannya

“assshh bang hh aaahhh. . ” aku lagi keluar dengan hebatnya.

“aaaaahhh ahh aku juga sayaang”

Vaginaku merasa penuh serta hangat aku terasa preman itu menyemprot barkali-kali sampai lemas. Meskipun aku awalannya di perkosa tak tahu mengapa aku nikmati peristiwa itu serta vagina trus berkedut tiap-tiap mengayalkan hal itu.

MABUK DI MOBIL

MABUK DIMOBIL DAN BERAKHIR DENGAN SEX





VIDIO SEX - Umurku saat ini 39 th. sesaat Sari berumur 34 th.. Memanglah kami pada akhirnya berhenti terkait karna ia mesti geser ke luar kota sesaat saya tetaplah di Jakarta. Namun kisahku dengan dia selamanya jadi masa lalu, bahkan juga seringkali merangsangku. Sari yaitu seseorang ibu dari dua anak serta bertemumikan pria yang baik, mempunyai pekerjaan lumayan di satu perusahaan punya pemerintah. 








Umurku saat ini 39 th. sesaat Sari berumur 34 th.. Memanglah kami pada akhirnya berhenti terkait karna ia mesti geser ke luar kota sesaat saya tetaplah di Jakarta. Namun kisahku dengan dia selamanya jadi masa lalu, bahkan juga seringkali merangsangku. Sari yaitu seseorang ibu dari dua anak serta bertemumikan pria yang baik, mempunyai pekerjaan lumayan di satu perusahaan punya pemerintah.


Aku sendiri di perusahaan swasta, se kantor dengan Sari. Tubuhku biasa-biasa saja dengan tinggi nyaris 170 cm, sesaat Sari seputar 165 cm. Tubuhnya cukup langsing dengan pantat yang agak menonjol. Berikut yang begitu menggairahkan saya. Sesaat dia katakan begitu suka pada bersenggama dengan saya karna ukuran penis saya yang lebih gemuk dari miliki suaminya, walaupun panjangnya kurang lebih sama.

AWAL KEDEKATAN AKU 


Hubungan kami berasal dari kedekatan tempat duduk yang buat kami seringkali bercakap di saat senggang. Aku senangi memberikan pujian pada bajunya dengan kalimat-kalimat yang menghadap keurusan nafsu. Misalnya, “rokmu bagus deh hari ini, seksi banget kelihatannya”.


Luar umumnya, jawaban Sari lebih mengarahkan sekali lagi, “seksi bagaimana, hayo, jelasin dong. . ” Aku umumnya segera ngejelasin kalau lekuk badannya jadi tampak serta enak dilihat. Dia puas aku memujinya. Beberapa hal begini berlangsung serta jadi lama jadi brani, namun tanpa ada sempat ia tersinggung atau berang.


Nampaknya dia santai-santai saja serta nikmati pembicaraan, sejauh apa pun. Disuatu saat, anda keterusan bercakap berkenaan hubungan dengan sang suami. Kebetulan paginya, tuturnya, ia baru bersenggama dengan suaminya, namun tidak menjangkau orgasme. Sesaat suaminya selamanya orgasme. Saya segera memancing, ” jadi sekali lagi nanggung dong skarang, ya”.


Eh, tidak nyangka dia menjawab, ”napa, mo bantu meneruskan nih. . memang dapat? ”. Wah, buat saya peluang nih. Aku segera mengarahkan perbincangan ke makan siang bareng diluar kantor. Dia pengen banget. “Gimana jika makannya ditempat yang berdua aja”, aku buka percakapan di mobil dikala kami pergi mencari tempat makan.


Sari menjawab dengan pertanyaan sembari lihat ke arahku yang tengah nyetir, ” dimana? ”. Fikiranku tidak beda ke motel jam-jaman pastinya. Di situ dapat nonton tv, bercakap, pesen makanan, dianterin ke kamar, bayar, tanpa ada mesti ketemu muka dengan pengantar makanan.


Aku jelasin semuanya itu, dia jadi nyambung, ”masa hanyalah nonton tv, bercakap, makan. . ”. Ini jawaban yang ngeresin banget. Aku rasakan tekanan dari dalam celanaku, ereksi yang dahsyat. Pada akhirnya kami tiba di motel. Ngobrol-ngobrol lebih jauh, nyatanya dia memanglah sudah seringkali ke motel dengan suaminya dikala pacaran dahulu.


Saya jadi begitu maklum, pantes Sari tidak terlihat risi atau kaku sekalipun. Usai membayar kamar serta pesen makanan, kamipun duduk ditempat sembari nonton tv. Nyatanya ada channel video dengan film sex. Aku tidak pindahin sekali lagi channelnya serta Sari kelihatannya puas. Baru 2-3 menit, ia telah merapatkan tubuhnya ke badanku sembari berkata, ” puasin aku ya. . ”.

PESTA SEX


Aku segera merapatkan bibirku ke bibirnya. Anda berciuman begitu bernafsu. Lidahnya duluan masuk ke mulutku ambillah meraba-raba tiap tiap pojok dalam mulut. Aku begitu terangsang, lebih-lebih lihat tangannya memegang daerah vaginanya yang masih tetap tertutup rok. Wanita ini kelihatannya begitu dingin serta cuek, fikirku. Berikut rutinitas wanita yang begitu ku gemari serta begitu merangsangku. Aku buka kancing pakaiannya serta segera menyelinapkan tanganku ke buah dada kirinya.


Dia secara cepat buka tali bh hingga menyembul dua bukit yang cukup besar. Aku segera mengulum putting satu diantaranya. Kepalanya bergerak ke belakang menahan isapanku. Aku senangi ekspresinya dikala terangsang. 


Ia jadi terangsang, aku juga.


Tanganku sudah masuk ke celana dalamnya dari samping. Agak basah. Jari tengahku mengusap-usap klitorisnya. Ini buat ia tidak tahan. Tanpa ada komando apa-apa, tempat kami beralih jadi tempat 69.


Kami sama-sama menghisap sembari, ” aaaah. . eeeeh. . haaaaaaahhh. . ” Ketika bibirku mengulum klitorisnya, ia melenguh panjang keenakan, ” aaaauu. . enak, Di”. Aku kerjakan ini seputar 5 menit hingga Sari mendorongku lalu mengangkang di sampingku.


“Ayo Di, tidak tahan nih. Masukin cepet. . ” Aku berputar-putar menaikinya, mengarahkan kontolku ke liang senggamanya yang sangatlah basah. Perlahan ku dorong masuk. . enak sekali. Sari melenguh, ” aaaaah. . ya teruuuss Di. ”. Perlahan ku pompa liang senggamanya sesaat dia memaju-mundurkannya dengan tubuh yang begitu kaku.


Rupanya ia menguber orgasmenya yang pertama. “Terus Diiii, aku senangi banget. “. Semenit lalu tubuhnya mengeras keseluruhan sembari berteriak, ” aaaaaaaaah. telah Di aku dapet. aaaaah”. Aku mendiamkan sedikit biar ia dapat tenang dahulu.


“Enak banget, sayang”, tuturnya sesudah agak tenang Aku kaget dia menyebutku dengan sebutan sayang. “Kamu sayang aku ya? ”, aku menanyakan sembari mulai memompa liang senggamanya sekali lagi. “Iya dong, aku sayang anda yang sudah memuaskanku, terkecuali menyayangi suamiku yang baik itu lho”, Sari menjawab.


Kami bertempur sekali lagi serta kelihatannya Sari sudah terangsang sekali lagi. Kadang-kadang aku memutarmutar pantatku dengan arah yang berlawanan dengan putaran pantat Sari. Kami nyata-nyata nikmati pertalian sex kami yang pertama. Pada akhirnya aku nyaris menjangkau puncak, ” Sari, aku mo nyampe nih. aaaahhh”. “Yaaaah, aku juga”.


Semenit lalu aku menjangkau orgasme yang fantastis sembari berteriak, ” aaaaaahhh. ”. Sari juga nyatanya menjangkau orgasmenya yang ke-2 sembari melenguh keras sekali, ” aaaaauuuu. . Enak Di. enaaaak”. Kami terdiam sesaat. Narasi seks selingkuh


Sesudah reda, kami berciuman sekali lagi dengan lembut sekali. Lalu kami mandi dengan. Dibawah shower, kontolku tegang sekali lagi. Sari juga terangsang karna ku gesek-gesek ke vaginanya dikala kami mandi sembari berpelukan. Pada akhirnya kami bersenggama sekali lagi, kesempatan ini sembari berdiri.


Karna susah melaksanakannya sembari berdiri, kami kembali ketempat tidur untuk merampungkan satu putaran kesenangan. Lagi-lagi aku alami pertalian sex yang begitu ekspresif. Karna Sari begitu ekspresif, tidak malu-malu, aku jadi begitu terangsang.


Pada akhirnya kami menjangkau kenikmatan dengan, sesudah aku mesti menahan orgasme sebentar karna Sari belum juga bakal orgasme. Pada akhirnya kami meledakkannya bersama, ” aaahhhhhh… aaaahhh. ”. Hingga pertengahan 2003 kami teratur terkait 2 atau 3 kali satu minggu.


Kami melaksanakannya tanpa ada sama-sama menuntut, terkecuali menuntut kenikmatan. Saya tidak sempat punya maksud memperistrinya, dia juga tidak sempat berangan-angan akan bercerai serta menikah dengan saya. Pas benar tekad saya dengan tekad dia. Saya kami hari berpisah. Skarang saya mesti agak seringkali melaksanakannya sendiri, sembari berkhayal berkenaan pertalian seksku dengan Sari.

Friday, May 11, 2018

ISTRI TETANGGA

GAIRAH ISTRI TETANGGA







VIDIO SEX - Telah bertahun-tahun kesibukan ronda malam di lingkungan tempat tinggalku jalan dengan baik. Setiap malam ada satu kelompok terbagi dalam tiga orang. Jadi anak belia yg telah bekerja aku bisa giliran ronda saat malam minggu.


Disuatu malam minggu aku giliran ronda. Namun hingga jam 23. 00 dua orang kawanku tidak terlihat di pos perondaan. Aku tidak perduli ingin datang apa tidak, karna aku maklum pekerjaan ronda yaitu suka-rela, hingga tidak baik utk dipaksa-paksa. Biarkanlah aku ronda sendiri tak ada kendala.


Karna memanglah belum juga mengantuk, aku berjalan-jalan mengontrol kampung. Biasanya kami mengitari rumah-rumah masyarakat. Pada saat hingga di samping tempat tinggal Pak Barusan, aku lihat kaca nako yg belum juga tertutup. Aku mendekati utk lihat apakah kaca nako itu kelupaan ditutup atau ada orang jahat yg membukanya. Dengan hati-hati kudekati, namun nyatanya kain gordin tertutup rapi.


Kupikir tempo hari sore tentu lupa tutup kaca nako, namun segera tutup kain gordinnya saja. Mendadak aku mendengar nada aneh, seperti desahan seorang. Kupasang telinga baik-baik, nyatanya nada itu datang dari dalam kamar.


Kudekati pelan-pelan, serta darahku berdesir, waktu nyatanya itu nada orang bersetubuh dengan penuh gairah. Kelihatannya ini kamar tidur Pak Barusan serta istrinya. Aku lebih mendekat sekali lagi, suaranya dengusan nafas yg memburu serta gemerisik serta goyangan tempat tidur lebih terang terdengar.


“Ssshh… hhemm… uughh… ugghh, terdengar nada dengusan serta nada orang seperti menahan suatu hal. Terang itu nada Bu Barusan yg ditindih suaminya.


Terdengar juga bunyi kecepak-kecepok, kelihatannya penis Pak Barusan tengah mengocok liang vagina Bu Barusan dengan penuh gairah. Aduuh, darahku naik ke kepala, penisku telah berdiri keras seperti kayu. Aku sungguh-sungguh iri memikirkan Pak Barusan menggumuli istrinya. Alangkah enaknya menyetubuhi Bu Barusan yg cantik serta bahenol itu.


“Oohh, sshh buuu, aku ingin keluar, sshh…. ssshh. . ” terdengar nada Pak Barusan tersengal-sengal. Suara kecepak-kecepok jadi cepat, serta lalu berhenti. Kelihatannya Pak Barusan telah ejakulasi serta tentu penisnya dibenamkan dalam-dalam kedalam vagina Bu Barusan. Selesailah telah persetubuhan dengan penuh gairah itu, aku pelan-pelan meninggalkan tempat itu dengan kepala berdenyut-denyut serta penis yg kemeng karna tegang dari barusan.


Sejak malam itu, aku jadi seringkali mengendap-endap mengintip kesibukan suami-istri itu ditempat tidurnya. Meskipun nako tidak terbuka sekali lagi, tetapi suaranya masih tetap terang terdengar dari sela-sela kaca nako yg tidak rapat benar. Aku jadi seperti detektip partikelir yg memerhatikan kesibukan mereka di sore hari.


Biasanya jam 21. 00 mereka masih tetap lihat tayangan TV, serta seterusnya mereka mematikan lampu serta masuk ke kamar tidurnya. Aku mulai lihat kondisi apakah aman utk mengintip mereka. Apabila aman, aku juga akan mendekati kamar mereka. Terkadang mereka cuma terlibat percakapan sebentar, terdengar bunyi gemerisik (mungkin menempatkan selimut) , lantas sepi. Tentu mereka selalu tidur.


Namun seandainya mereka masuk kamar, terlibat percakapan, terdengar ketawa-ketawa kecil mereka, jeritan lirih Bu Barusan yg kegelian (mungkin dia digelitik, dicubit atau diremas buah dadanya oleh Pak Barusan) , bisa di pastikan juga akan diteruskan dengan persetubuhan. Serta aku tentu dengarkan hingga usai. Rasa-rasanya seperti kecanduan dengan suara-suara Pak Barusan serta terutama nada Bu Barusan yg keenakan disetubuhi suaminya dengan penuh gairah.


Hari-hari setelah itu jalan seperti umum. Apabila aku berjumpa Bu Barusan juga biasa-biasa saja, tetapi tidak bisa disangkal, aku jadi jatuh cinta sama istri Pak Barusan itu. Orangnya memanglah cantik, serta tubuhnya padat diisi sesuai sama seleraku. Terutama pantat serta buah dadanya yg besar serta bagus. 

SELINGKUH ISTRI TETANGGA


Aku mengerti kalau hal tersebut akan tidak mungkin saja, karna Bu barusan istri orang. Kalau aku berani menggoda Bu Barusan tentu jadi kendala besar di kampungku. Bisa-bisa aku dipukuli atau diusir dari kampungku. Namun nasib orang tak ada yg tahu. Ternyata aku selanjutnya bisa nikmati keindahan badan Bu Barusan.


Disuatu hari aku mendengar Pak Barusan opname dirumah sakit, tukasnya operasi usus buntu. Jadi tetangga serta masih tetap bujangan aku banyak sekali waktu utk menengoknya dirumah sakit. Serta yg terutama aku coba bangun jalinan yg lebih akrab dengan Bu Barusan. Disuatu sore, aku menengok dirumah sakit berbarengan dengan adiknya Pak Barusan.


Sore itu, mereka setuju Bu Barusan juga akan digantikan adiknya menanti dirumah sakit, karna Bu Barusan telah sekian hari tidak pulang. Aku tawarkan diri utk pulang bersamaku. Mereka sepakat saja serta tambah berterima kasih. Selalu jelas kami telah merajut jalinan lebih akrab dengan keluarga itu.


Setelah mahgrib aku dengan Bu Barusan pulang. Dalam mobilku kami mulai mengobrol, perihal sakitnya Pak Barusan. Katanya satu minggu sekali lagi telah bisa pulang. Aku mulai berusaha untuk bicara lebih dekat sekali lagi, atau katakanlah kurang lebih ajar. Inikan peluang sangat bagus utk mendekatai Bu Barusan.


“Bu, maaf yaa. ngomong-ngomong Bu Barusan telah berkeluarga sekitaran 3 th. kok belum juga di beri momongan yaa”, kataku hati-hati.


“Ya, tersebut Dik Budi. Kami kan cuma lakoni. Mungkin Tuhan belum juga mengizinkan”, jawab Bu Barusan.

“Tapi anu tho bu… anuu. . bikinnya khan jalan selalu. ” godaku.

“Ooh apa, ooh. apabila itu sich iiiya Dik Budi” jawab Bu Barusan agak kikuk. Sebetulnya kan aku tahu, mereka tiap tiap minggunya minmal 2 kali bersetubuh serta terbayang kembali desahan Bu Barusan yg keenakan. Darahku makin berdesir-desir. Aku makin nekad saja.

“Tapi, kok belum juga sukses juga yaa bu? ” lanjutku.

“Ya, tersebut, kami berupaya selalu. Tapi ngomong-ngomong kapan Dik Budi kimpoi. Telah kerja, telah punyai mobil, cakep sekali lagi. Cepetan dong. Kelak keburu tua lhoo”, kata Bu Barusan.

“Eeh, benar nih Bu Barusan. Aku cakep niih. Ah kebetulan, tolong carikan aku Bu. Tolong carikan yg seperti Ibu Barusan ini lhoo”, kataku menggodanya.

“Lho, kok cuma seperti saya. Yang beda yg lebih cakep kan banyak. Saya khan telah tua, tidak baik lagi”, tukasnya sembari ketawa.

Aku mesti bisa manfaatkan kondisi. Mesti, Bu barusan mesti aku peroleh.


“Eeh, Bu Barusan. Kita kan tidak usah cepat-cepat nih. Dirumah Bu Barusan juga kosong. Kita mencari makan dahulu yaa. Mauu yaa bu, ingin yaa”, ajakku dengan penuh kecemasan jangan-jangan dia menampik.

“Tapi kelak kemaleman lo Dik”, jawabnya.

“Aah, baru jam tujuh. Ingin ya Buu”, aku sedikit memaksa.

“Yaa bagaimana yaa… ya deh terserah Dik Budi. Tapi tidak malam-malam lho. ” Bu Barusan sepakat. Batinku bersorak.

Kami berehenti di warung bakmi yg populer. Sembari makan kami selalu mengobrol. Jeratku makin aku persempit.


“Eeh, aku betul-betul tolong dicarikan istri yg seperti Bu Barusan dong Bu. benar nih. Soalnya begini bu, tapii eeh kelak Bu Barusan berang sama saya. Tidak usaah aku katakan saja deh”, kubuat Bu Barusan penasaran.

“Emangnya mengapa siih. ” Bu barusan memandangku penuh sinyal bertanya.

“Tapi janji tidak berang lho. ” kataku memancing. Dia mengangguk kecil.

“Anu bu… tapi janji tidak berang lho yaa. ”


“Bu Barusan selalu jelas aku terobsesi punyai istri seperti Bu barusan. Aku betul-betul bingung serta seperti orang hilang ingatan apabila pikirkan Bu Barusan. Aku mengerti ini tidak benar. Bu Barusan kan istri tetanggaku yang perlu aku hormati. Aduuh, maaf, maaf sekali bu. aku telah kurang ajar sekali”, kataku menghiba. Bu Barusan melongo, memandangiku. sendoknya tidak merasa jatuh di piring. Bunyinya mencengangkan dia, dia tersipu-sipu, tidak berani memandangiku sekali lagi.

ISTRI TETANGGA KU YANG MENGODA


Hingga usai kami jadi berdiam-diaman. Kami pergi pulang. Dalam mobil aku berfikir, ini telah telanjur basah. Katanya lelaki mesti nekad utk menundukkan wanita. Nekad kupegang tangannya dengan tangan kiriku, sesaat tangan kananku memegang setir.


Diluar sangkaanku, Bu Barusan balas meremas tanganku. Batinku bersorak. Aku tersenyum penuh kemenangan. Tidak ada kalimat, batin kami, perasaan kami sudah bertaut. Fikiranku melambung, melayang. Mendadak ada sepeda motor menyalib mobilku. Aku kaget.


“Awaas! hati-hati! ” Bu Barusan menjerit kaget.

“Aduh nyalib kok nekad sangat siih”, gerutuku.

“Makanya apabila nyetir jangan sampai macam-macam”, kata Bu barusan. Kami tertawa. Kami tidak membisu sekali lagi, kami ngomong, ngomong apa sajakah. Kebekuan cair telah. Hingga dirumah aku cuma hingga pintu masuk, aku lantas pamit pulang.


Dirumah aku berusaha untuk tidur. Tidak dapat. Nonton tayangan TV, tidak nyaman juga. Aku selalu memikirkan Bu Barusan yg saat ini sendirian, cuma ditemani pembantunya yg tua di kamar belakang. Ada dorongan sangatlah kuat utk mendatangi tempat tinggal Bu Barusan.


Berani nggaak, berani tidak. Kenapa tidak berani. Tak tahu setan mana yg mendorongku, tahu-tahu aku telah keluar tempat tinggal. Aku mendatangi kamar Bu Barusan. Dengan berdebar-debar, aku ketok pelan-pelan kaca nakonya, “Buu Barusan, aku Budi”, kataku lirih. Terdengar gemerisik tempat tidur, lantas sepi.


Mungkin saja Bu Barusan bangun serta takut. Bisa juga menduga aku maling. “Aku Budi”, kataku lirih. Terdengar gemerisik. Kain gordin terbuka sedikit. Nako terbuka sedikit. “Lewat belakang! ” kata Bu Barusan. Aku menuju ke belakang ke pintu dapur.


Pintu terbuka, aku masuk, pintu tertutup kembali. Aku tidak tahan sekali lagi, Bu Barusan aku peluk erat-erat, kuciumi pipinya, hidungnya, bibirnya dengan lembut serta mesra, penuh kerinduan. Bu Barusan membalas memelukku, berwajah disusupkan ke dadaku.


“Aku tidak dapat tidur”, bisikku.

“Aku juga”, tukasnya sembari memelukku erat-erat.


Dia melepas pelukannya. Aku dibimbingnya masuk ke kamar tidurnya. Kami berpelukan sekali lagi, berciuman sekali lagi dengan penuh gairah. “Buu, aku kangen bangeeet. Aku kangen”, bisikku sembari selalu menciumi serta membelai punggungnya. Gairah kami makin menggebu-gebu.


Aku ditariknya ke tempat tidur. Bu Barusan membaringkan dianya. Tanganku menyelinap ke buah dadanya yg besar serta empuk, aduuh sangat nikmat, kuelus buah dadanya dengan lembut, kuremas pelan-pelan. Bu Barusan menyingkapkan dasternya ke atas, dia tidak menggunakan BH. Aduh buah dadanya terlihat putih serta menggung. Aku tidak tahan sekali lagi, kuciumi, kukulum pentilnya, kubenamkan wajahku di ke dua buah dadanya, hingga aku tidak dapat bernapas.


Sesaat tanganku merogoh kemaluannya yg berbulu tidak tipis. Celana dalamnya kupelorotkan, serta Bu Barusan melanjutkan ke bawah hingga lepas dari kakinya. Dengan sigap aku melepas sarung serta celana dalamku. Penisku segera tegang tegak menantang.

PUTRI VANIA

PUTRI VANIA BEGITU PANGGILANNYA


VIDIO SEX - Ochi yang masihlah ngekos ditempat itu, saat ini tidak terlalu sering sekali tampak lantaran kampusnya memanglah diharuskan untuk masuk asrama pada th. pertama. Namun tiap-tiap weekend, dia seringkali mengunjungiku serta kadangkala aku ajak jalan agar dia tidak jemu dengan situasi universitas yang kelihatannya miliki warna aktivitas baru untuk Ochi. 








Kesempatan ini aku tidak cerita berkenaan Ochi, namun dapat cerita berkenaan rekan satu kantorku yang bernama Vania Putri S. atau umum di panggil Vani. Vani juga rupanya perantau, tidak jauh dari kota ini, dia datang dari Bekasi.


“Lho Van, tuturnya lo sakit? ” sambut ku yang tengah mengatur berkas broadcast yang dapat aku bawakan kelak siang




“Iya nih Fer, masihlah gak enak tubuh sebenernya. Hanya si Bos minta gw temanin lo broadcast siang kelak. Kebetulan judul yang akan dibawain kelak siang gw telah memahami banget. Jadi ya apa bisa buat”

“Ohh nyatanya lo toh mitra gw kelak siang. Wah akan ramai dong nih kelak siang tentu listener nya dikarenakan ada lo”

“Hahaha dapat saja lo”

“Eh lo telah sarapan belum pula Van? ”

“Belum nih. Tadi gw bangun agak kesiangan jadi gak sempat nyiapin bekel”

“Ya telah, nih tolong lo susun sesuai sama kebolehan lo agar kelak bawain nya enak. Sarapan agar gw beli ke depan. Lo gak usah sangat banyak kegiatan. Siapin buat kelak siang saja. Oke? ”

“Wah terimakasih ya fer. Oke deh. Siap BOS! ”

“Haha ya telah gw cabut bentar ya. ”

“Oke”


Vani yaitu salah satunya penyiar yang ngasih rating tayangan tertinggi. Bayangin saja, bukan hanya apa-apa yaaa. Kalo kalian denger di radio, yang kalian denger nada kan? Yaitu sebutan nada ganteng, yaitu nada cantik. 


Nah meskipun penyiarnya gak ganteng benar-benar, atau gak cantik beneran, tapi nada nya itu yang buat kuping nyaman. Tapi lain sama Vani, aslinya itu cantik bener. Nada nya cantik juga. Maka dari itu rating tayangan yang dia pegang tentu ramai bener. Secara fans nya Vani itu bejibun seantero Bogor.


Siang ini aku serta Vani mengulas berkenaan wisata kuliner yang berada di kota ini. Dari es duren, asinan, roti unyil, pizza kayu bakar, sop buah, es duren, makanan murah, makanan mahal, resto ini itu, serta yang lain. Sudah dapat diperkirakan hari ini ramai request yang masuk. Request minta ini itu. 


Untungnya Vani memahami banget sama materi ini, soalnya dia memang hoby nya wisata kuliner. Tapi tak tahu mengapa body nya tidak ada melar-melarnya pengen jumlah makan dia seporsi kuli (kata orang warteg) serta senang jajan ini itu.


“Huwaahhh kelar juga Van. Thanks banget ya lo telah bantu n temanin gw tayangan siang hari ini. Kalo tidak ada lo tak tahu bagaimana gw ngadepin listeners. Serta lo juga gak keliatan kaya orang sakit. Semangat banget tadi”


“Hayah enjoy saja sekali lagi Fer. Gw juga seneng ko jadi mitra lo, soalnya lo juga enak bawain nya. Konyol lo gak garing, jadi gw nya juga semangat. Yaa itung-itung kaya gini nih buat gw cepet sembuh dari sakit. Hehehe thanks ya Fer. ”

“Siipp duanya sama Van. Lo segera balik setelah ini? ”

“Iya Fer, gw sekalian pengen istirahat. ”

“Gw anter ya. Gw juga tidak ada aktivitas lagi”

“Eh gpp nih? Ya telah hehehe pengen saja gw mah. Agar gak cape ngangkot”

“Lo sich mengapa gak cicil motor saja sich? Gw saja telah pengen jalan 6 bln. nih angsuran”

“Belum kepikiran gw. Kelak saja deh. Hehe”

“Yuk deh beberes, kita pulang setelah ini. ”



“Ka Fer. Ochi minggu ini gak pulang ke kosan. Ada acara di universitas. Satu angkatan disuruh datang soalnya. Maaf ya ka belum pula dapat nemenin weekend ini. ”


Wahh sepi dong weekend ini tidak ada yang bawel bangunin setiap pagi. Tapi gak apalah. Untuk dunia baru Ochi yang lebih luas.


“Oke Ochi. Take care ya disana. Kaka tunggulah minggu depan : *”

“Oke ka. Miss you : *”

“Fer, yuk cabut”

“Ohh ehh iya. Yuk. Btw, lo setelah mandi? ”

“Iya belum lama panas banget gw. Jadi mandi bentar di kamar mandi staff”

“Ohh pantes”


Broadcast hari ini tuntas jam 2 siang. Saat itu aku antar Vani pulang ke kosan nya. Namun, kelihatannya ada yang aneh. Ini mah jalan aku pulang ke kosan.


“Van, kosan lo yang mana? ”

“Lurus saja, kelak ada bangunan ijo, pager item. Itu kosan gw. ”

“HAH? Jadi lo ngekos di samping kosan gw? Itu kan kosan spesial cewe nya pak Haji Mansur kan? ”

“LOH lo jadi ngekos Haji Mansur juga? Mengapa gak katakan kampret. Tau gitu gw setiap hari nebeng elo Fer. Cape-cape gw naik angkot. Ah”

“Hahahaha ya lo gak katakan sich. Mana tau gw. Hahaha ya telah deehhh ikhlas gw setiap hari jadi ojek lo. ”

“Nah gitu doong. Kan biaya nya lumayan buat wiskul (wisata kuliner) lagi”

“Buseett makan mulu lo. Tapi gak gemuk-gemuk. Tetep saja body lo bagus gitu”

“Ehh masa body gw bagus? Umum saja ah. Dapat saja lo”

“Hehehe gak gombal loh gw. Fakta”

“Hahaha ya telah. Naahh ampe kan. Gw turun dahulu ya. Eh fer gw pengen simak kosan lo dong sisi mana. Siapa tau gw dapat main-main pabila sekali lagi bosen”

“Ya telah yuk masuk. Gw parkir motor sebentar. Lo tunggulah di tangga situ dlu ya”

“Okee”


Sesudah ku parkir motor ku, Vani masihlah clingak clinguk lihat kondisi lebih kurang.


“Fer, ko sepi? ”

“Ya iya lah sepi. Sebagian besar kan pada kerja. Sepertinya sich mereka sabtu masihlah masuk atau tak tahu mereka hangout weekend kali. Kita doang ini yg dapat pulang siang. Yuk naik ke atas”

“Ehh gw hanya pengen simak doang ko. Kamar lo sisi mana? ”

“Loh gak masuk dahulu? Tuch kamar gw yg atas paling pojok”

“Oh itu. Kelak deh kapan-kapan seandainya bosen di kosan gw main kesini ya. Kebetulan gw telah ada janji sama Selly buat cabut ke Boper beli martabak”

“Anjir makan sekali lagi. Oke lah tiati saja di jalan”

“Bukan buat gw odong. Buat Selly tuch tuturnya ngidam. Hahaha hamil saja kaga, pakai ngidam. Dah yaa Fer gw cabut dahulu. Byee”

“Byee. . ” 


Gak diduga, nyatanya Vani jadi tetangga kosan. Jadi ada teman bercakap deh.


25 Oktober 2011



Sudah lebih kurang sebulan seandainya jam pulang ku sama juga dengan Vani, tentu senantiasa aku antar dia. Namun Selasa ini berlainan. Sesudah perayaan kecil-kecilan ditempat tayangan lantaran hari ini pas ulang tahunku yang ke-26, Vani juga menginginkan turut ke kosan ku lantaran kacaunya muka serta baju ku akibatnya terserang lemparan tepung serta cake. Hahaha kaya masihlah anak muda saja dah.


“Udah sich lo nyetir saja. Barang lo agar gw yg bawa. Lo ampe berantakan gini. Mengapa sich gak pengen pakai kamar mandi kantor? Lagian masihlah jam 7an juga”

“Lebih pewe di kosan ah Van. Cabut yuk. ”

“Yuk deh”


Sesampainya di kosan, aku persilakan Vani naik ke kamar ku lebih dahulu, sedang aku memarkir motor ditempat umum.


Ckleekk krotak krotak



“waahh rapi juga kamar lo Fer. Gw fikir semuanya kamar cowo tentu berantakan”

“hahaha ngga doong. Gw gitu loh”


(Walau sebenarnya harusnya setiap weekdays, kamar ini berantakan. Serta dapat rapi setiap weekend. Siapa yang mengatur? Sudah pasti dirapikan sendiri, rata-rata Ochi dateng. Tapi ngga. Soalnya pabila gak rapi, bisa-bisa kepala ku digetok panci sekali lagi sama Ochi)


Vani lihat saksikan seputar kamar ku. Serta matanya juga tertuju pada satu bingkai photo. Ya, photo aku serta Ochi. 


“Ehh siapa nih? Pacar lo? ”

“Bukaaann. Itu ade-ade an gw. Tuch samping kamar. Tapi dia masihlah di universitas. Minggu ini gak balik. ”

“Ahh ade apa adeee. . Udeh sich ngaku saja, pacar lo kan? ”

“Bukan bukan hanya. Gw serta dia sama-sama respect saja. Gak ada kemauan buat pacaran. Dia juga begitu”

“Ohh bener nih? Hahahaha oke laahh”

“Oke mengapa? ”

“Ehh ngg ngga ko gpp. Gw pinjem kasur lo bentar ya. Mau rebahan. ”

“Ya telah pakai saja. Gw juga pengen mandi sebentar. Bau tepung terigu campur telor gini gw. Digoreng jadi crispy kali yak”

“Hahaha ya telah sich buruan sana. Agar seger”


Vani aku tinggal mandi. Tapi saat sebelum itu aku gunakan lagu jazz dari pemusik Saxophone dari Media Player laptop ku.


“FEEERRRR. . LO ADA PILM BAGUS GAAAA? GW SUNTUK NIH”

“Ada. Mencari saja di drive D folder Film. Gak usah teriaaakk plaud. Gw denger ko. ”

“Hehe maap. Oke thank you”


Setengah jam lalu, aku yang telah tuntas mandi serta mematikan keran air, sayup-sayup terdengar nada rintihan. Modyaarrr, jangan-jangan Vani ngeliat koleksi bokep di laptop dikarenakan hidden folder nya blm di unhidden sekali lagi. Wah krusial. Namun, kelihatannya nada desahan itu aku kenal nada nya, Ya! Nada Vani. Itu nada desahan Vani! ! !

Keran air tetaplah aku nyalakan. Pelan-pelan aku buka pintu agar tidak menyebabkan nada. Aku intip sebentar ke meja tempat aku menyimpan laptop…


Deggg Vani tengah masturbasi!



Jeans nya telah di turunkan dibawah dengkul, tshirt nya telah terangkat hingga sisi dada nya terbuka. Bra nya telah terangkat ke atas memperlihatkan payudara Vani yang mengkal. Body nya putih mulus, tanpa ada cacat. Tangan kanan Vani tengah mengocok memek nya, serta tangan kiri nya juga memainkan puting sisi kiri.


“Uhhhh mmhhhh duuhh enakkk. Mmmmmhhhhh”

Aku yang cuma berbalut handuk saja, takjub dengan pemandangan itu. Hingga kontolku jadi keras.


“Uhhh aduuhh cepet mainin memek gw Feerr. . uuuhh ampuunn enak bangettt. Ohhh Feeerrr. . ”


DEG



Aku yang waktu itu terpaku, terdengar desahan Vani menyebut Fer. Tak tahu itu aku atau orang yang lain. Buat diriku membulatkan niat hampiri Vani ke belakang kursi meja computer.

Thursday, May 10, 2018

JANDA SEXY

BERCINTA DENGAN JANDA SEXY






VIDIO SEX - Aku seseorang juragan tanah di kampungku banyak yang orang yang menyebutku pak Bahar, dengan usia yang udah memijak 42 th. tapi penampilanku yang memanglah bergaya parlente buat aku gampang lebih dikenal dengan juragan tanah cakep. Sering juga istriku cemburu tiap-tiap ada seseorang wanita yang dekat denganku walaupun dia yaitu rekan bisnisku.


Aku punya pesona yang memikat pada tiap-tiap wanita yang ada di dekatku, karna tidak bisa aku pungkiri bila banyak dari mereka yang coba menggodaku dengan beragam jenis langkah, tapi aku masih tetap dapat menghindarinya karna aku menginginkan setia pada istriku yang sudah aku nikahi dimulai dari aku belum juga seberhasil seperti kesempatan ini terlebih dia begtu memahami aku.


Tiap-tiap aku menginginkan lakukan interaksi intim seperti dalam narasi seks dia begitu mesra melayani aku, demikian halnya untuk masalah masakan kesukaanku. Dia sendiri yang umum memasak untukku walaupun kami punya beberpa orang pembantu, tapi istriku demikian sabar serta tekun didalam memerhatikan kebutuhanku. Karenanya aku demikian menginginkan melindungi keutuhan tempat tinggal tanggaku.


Tapi itu tidak berjalan lama karna pada akhirnya akupun terjebak dengan seseorang wanita yang malah tidak berupaya menarik hatiku. Leni namanya dia seseorang janda muda tapi walaupun seseorang janda dia sekalipun tidak berupaya menjeratku tapi aku sendiri yang tertarik kepadanya, dengan sikap lembutnya dan muka manisnya membuatku kerap memikirkan berwajah.


Jadi lelaki pada akhirnya akupun menggunakan semua langkah agar bisa mendekatinya, tapi Leni senantiasa menampik pemberian yang aku hadiahkan untknya serta hal semacam tersebut jadi tambah buat aku jadi lebih sukai kepadanya, bahkan juga aku kerap mengambil pandang tiap-tiap berjumpa dia di diantara satu pasar tradisionil karna Leni sebagai pedagang disana tapi berulang-kali mata kami beradu.

LENI SIJANDA SEXY


Tetaplah saja Leni tidak menangkap maupun sebatas membalas senyuman yang aku beri kepadanya ” Aku mesti mencari langkah beda agar bisa membuatnya tertarik padaku Jon… ” Kataku pada diantara satu anak buahku, dia cuma menganggukan kepala. Serta aku mesti lebih berfikir sekali lagi untuk buat Leni tertarik padaku, bahkan juga aku pernah terasa pesimis untuk memperoleh Leni.


Bahkan juga hingga aku sakit karna sangat pikirkan Leni si janda cantik yang membuatku klepek-klepek. Hingga pada akhirnya aku pulih juga dari sakitku serta bekerja seperti umumnya. Disuatu hari aku pergi ke pasar tempat Leni berdagang serta hari itu aku masih tetap pernah lihat ke Leni yang menjual dagangannya pada pelanggannya tapi yang membuatku takjub.


Waktu itu dia juga menundukan kepala padaku, nyatanya dia paham bila aku sakit karna pikirkan dia. Aku tahu sehabis kami lakukan pertemuan di suatu restauran yang agak jauh dari tempat tinggal kami, dia bercerita bila Johan anak buahku yang mengemukakan hal semacam tersebut kepadanya serta untungnya Leni yakin bila aku betul-betul tertarik kepadanya diapun berterus jelas padaku.


Kalau sesungguhnya diapun ada rasa padaku, tapi dia takut di katakan perebut suami orang. Mulai sejak waktu itu aku lebih dekat dengan Leni seperti hari ini kami pergi berdua ke diantara satu villaku, hingga disana kami tidak menghabiskan waktu sekali lagi karna udah keduanya sama dewasa untuk lakukan adegan seperti dalam narasi seks selekasnya saja kami melepas kemeja demikian hingga didalam kamar.

BERMAIN DENGAN JANDA DI VILLA


Dengan nafsu yang udah mencapai puncak akupun trus mendaratkan ciuman manisku pada bibir Leni yang lembut. Dengan kumisku aku membuatnya terasa geli serta menggelinjang seperti cacing kepanasan ” Aaauugggghhhh…. pak… ter. . us…. aaagggghhhhh… aaaaaggghhhh…. . aaaaaaggggghhh…. aaaaggghhhh… ” Aku demikian sukai desahan nafas Leni yang terpejam matanya.


Nikmati ciumanku bahkan juga saat tanganku meremas toket gedenya dia menjerit kecil ” OOouuwwwwww… aaaagggghhhh… aaaaagggghhhh…. aaaaggghhhh…. pak…. aaaaggghhhh…. ” Dia menggelinjang ke kanan serta ke kiri, akupun berganti menyentuh area bawah perutnya serta kembali Leni mengerang kesenangan demikian aku sentuh area bawah itu.


Aku remas juga area kemaluannya itu dengan gemas hingga pada akhirnya aku tarik pakaian yang di gunakan oleh Leni. Lalu aku memainkan teteknya dengan mengisap putingnya dengan lembut ” OOouuggghh… ooouuuggghhh…. aaaaaggghhhh…. . aaaaaagggghhh…. aaaggghhh… tidak. . kuat… aaaggghhh… ” Mendengar kata Leni akupun melepas bajuk juga serta bersiap memasukan kontolku.


Dengan pas aku masukan kontolku kedalam memek Leni selanjutnya aku goyang pantatku, serta buat Leni senantiasa mendesah lebh keras sekali lagi ” Ouuuuwwwww… pak. . Le. . ni… tidak tahan… aaaaaggghhh…. aaagggghhh… ” Bisa aku rasakan bila memeknya saat ini udah basah hingga lebih lancar kontolku menyelnap keluar masuk dalam memeknya yang udah basah.


Akupun jadi tambah gencar bergerak d atas badannya hingga pada akhirnya kontolku bergetar hebat serta menumpahkan larva hangat dari dalamnya. Serta Leni tampak suka dengan adegan certa seks yang aku beri kepadanya, dia senantiasa mengapt badanku dengan ke-2 kakinya serta aku sukai juga akan hal semacam tersebut, dengan mesra aku kecup kening Leni Yang basah oleh keringat yang mengucur karna lelahnya.

PESTA SEX

PESTA SEX DI KAMAR HOTEL


VIDIO SEX - Adelia yaitu namaku aku seseorang gadis yg masih tetap duduk di bangku kuliah, seperti mahasiswa yang lain akupun merajut jalinan dengan seseorang cowok. Tapi cerita cintaku tidak selesai dengan baik senantiasa saja aku di hianati oleh pacarku walau sebenarnya aku telah berusaha untuk setia pada pacarku itu. Bahkan juga dengan satu diantara mereka aku sempat melkaukan adegan seperti dalam narasi dewasa.






Tapi kembali aku alami hal yg sama bila tidak di selingkuhi kadangkala dia pergi tanpa ada memberi status yang pasti padaku. Hingga pada akhirnya akupun jadi tak kan yakin pada tiap-tiap lelaki. Namun untungnya aku mempunyai seseorang teman dekat Lina namanya dia yaitu sahabatku dari mulai aku masih tetap sekolah dahulu hingga saat ini aku telah kuliah serta satu universitas yg sama juga dengan Lina. 






Dari dahulu aku senantiasa berkeluh kesah dengannya tidak kecuali permasalahan pribadi yg aku hadapi, dengan sabarnya dia senantiasa coba memberi semangat padaku. Bahkan juga dia senantiasa katakan bila disuatu waktu aku mau temukan seseorang cowok yg sama dengan cowoknya Dirga, yang satu universitas denganku. Mungkin karna biasanya Lina membanggakan cowoknya itu.


Akupun saat ini seringkali jadi pikirkan dia, bahkan juga ada niatku untuk mencari perhatian lebih pada Dirga. Karena dia memanglah seringkali mengantarku sesudah mengantar Lina karenanya kami seringkali jalan bareng juga, tidak ada yg berprasangka buruk karna aku memanglah bersahabat baik dengan Lina dari mulai dahulu serta saat ini dengan cowoknyapun aku demikian dekat walaupun saat ini ada kemauan jelek dalam benakku.


Awalannya Dirga berlaku umum saja saat aku mencari perhatian kepadanya mulai meminjam pundaknya untuk jadi sandaranku, hingga pada akhirnya aku memeluk dia lebih lama dari umumnya. Sejak waktu itu aku lihat Dirga coba menghindariku tapi dimuka Lina dia berlaku seperti umum karenanya aku berfikir bila dia merahasiakan perubahan sikapku kepadanya.

LINA DI HOTEL


Sampai disuatu malam kami baru datang dari satu acara yg kami datangai dengan. sesudah mengantar Lina kerumahnya seperti umum saat ini giliranku untuk di antar oleh Dirga. Karena tempat tinggal kami memanglah satu arah, karna waktu itu aku memanfaatkan gaun yg berbelahan terbuka juga lebih mini jadi dengan gampang Dirga bisa lihat lekuk badanku terlebih barusan aku memanglah berniat ubah di sebelahnya.


Karena memanglah telah punya kebiasaan aku ubah duduk sesudah Lina keluar dari dalam mobil. Namun saat itu aku memegang pahanya yg tengah mengemudikan mobil, dengan lembut aku elus-elus paha Dirga sampai dengan berani aku memegang kontolnya dari luar celananya, lihat Dirga diam saja aku makin gencar meremas kontolnya yg mulai menegnag dibalik celananya.


Dengan lembut aku mainkan tanganku di kontolnya, sampai aku tidak tahan juga untuk lakukan lebih jauh sekali lagi. Sambil mengemudikan mobilnya akupun memmbuka resleting celana Dirga sampai tampak kontolnya yg telah menegang dengan keras, waktu tersebut aku menundukan kepalaku lantas menyentuh batang kemaluannya dengan bibirku buat Dirga menggelinjang kaget.


Seperti pemain dalam adegan narasi dewasa akupun melumat kontolnya dalam mulutku ” OOOuuugggghh… ooouuuggggghhh…. aaaaaaggggghh… aaaaaagggghhh… aaaaagghh… ” Desahnya mulai terdengar di telingaku, aku sangat percaya bila Dirga mulai terpancing nafsunya. Makin liar aku mainkan lidahku dalam kontolnya bahkan juga kadang-kadang tanganku mulai mengocoknya dengan belaian lembut.


Mungkin Dirga tidak kuat menanhanya, pada akhirnya dia hentikan laju mobilnya di satu pinggir jalan yg agak sepi. Waktu tersebut aku makin liar menjilat bahkan juga mengisap buah zakarnya, kontol itu tampak lebih keras serta semakin besar sekali lagi ” OOOUuuuggggghh… ooouuuggghh…. oooouuugggghhh……. aaaaaggghh…. Adel… aaaaggghh… ” Terdengar menggairahkan.

SEX DI MALAM PESTA


Kata Dirga yg sebutkan namaku, dengan makin kuat sekali lagi aku mengocok kontolnya lantas aku lihat Dirga menyuruhku untuk lebih rebahan sekali lagi pada jok mobil yg udah dia setel lebih rendah sekali lagi, waktu tersebut dia menindih badanku lantas coba memasukkan kontolnya, karna dengan gampang aku membuka gaunku tanpa ada ada masalah akupun memperlebar pahaku.


Demikian buah zakarnya menembus memekku akupun mendesah keras ” Ooouuggghh… oouugghh… Dir. . ga…. aaaggghhh… cepat… sa. . yang…. aaaaggggghhh… ” Mendengar kataku makin cepat juga Dirga menggoyangkan pinggulnya diatas memekku, bahkan juga diapun tampak demikian menikmatinya ” OOuugghh…. . Adel… aaaaaggghh…. aaaaaggggghh…. aaaagghhh… ” Desahku


Tidak sekali lagi aku dapatkan ada masalah walaupun aku menggoyang pantatku dio bawah badan Dirga yg ada diatas badanku ” Oouuugghh… eeeeeuummmpphh… aaaaggghhh…. . aaaagggghh… Dir… ga…. sa. . yang…. aaaaaaaaaggghghh…. . aaaaaggghhh…. . aaaaggghh… ” Aku putar pantatku dibawah badan Dirga dengan lebih mengairahkan sekali lagi karna akupun demikian horny.


Hingga pada akhirnya aku mendengar Dirga mengaerang lebih keras serta kontolnya makin dalam menghimpit memekku ” OOOuuugghh… ooouuuggghh…. ooouuggghhh……. aaaaghhh… ” Saat ini akupun rasakan ada sesuatru yg hangat dari dalam kontolnya yg menembus dalam memeku, akupun terasa nikmat yg tdk ada terkira saat itu. Aku peluk badan Dirga tak kan aku fikirkan mobil yg turut bergoyang

HUBUNGAN TERLARANG

HUBUNGAN TERLARANG DENGAN BOS DIKANTOR


VIDIO SEX - Mbak Lia kurang lebih baru 2 minggu bekerja jadi atasanku jadi Accounting Manager. Jadi atasan baru, ia acap kali mengatakanku ke tempat kerjanya buat menjelaskan overbudget yang berjalan pada bln. lebih dahulu, atau buat menjelaskan laporan mingguan yang kubuat. 





Aku sendiri sudah termasuk staf senior. Tapi mungkin saja saja karna latar belakang pendidikanku kurang mendukung, management memutuskan merekrutnya. Ia datang dari satu perusahaan konsultan keuangan.


Usianya kutaksir sekitaran 25 hingga 30 th.. Jadi atasan, lebih dahulu kupanggil “Bu”, meski usiaku sendiri 10 th. di atasnya. Tapi atas permintaanya sendiri, 1 minggu masa dulu, ia mengatakan lebih gemari kalau di panggil “Mbak”. 





Sejak mulai kala itu mulai terbina kondisi dan hubungan kerja yang hangat, tidak sangat resmi. Terutama karna sikapnya yang ramah. Ia acap kali selekasnya menuturkan namaku, adakalanya kalau tengah dengan rekan kerja yang beda, ia menuturkan “Pak”.

BACA JUGA = SEK KEKASIH KU
Serta tak ada kusadari juga, diam-diam aku merasa betah dan nyaman kalau lihat wajahnya yang cantik dan lembut menarik. Ia memang menarik karna sepasang bola matanya sewaktu-waktu dapat bernar-binar, atau melihat dengan tajam. 


Tapi di balik itu semua, kenyataannya ia gemari mendikte. Mungkin saja saja karna telah tempati jabatan yang cukup tinggi dalam usia yang relatif muda, kepercayaan dirinya juga cukup tinggi buat menyuruh seseorang lakukan apa yang diidamkannya.

MBAK LIA YANG SEKSI


Mbak Lia selalu gunakan baju resmi. Ia selalu gunakan blus dan rok hitam yang agak menggantung sedikit di atas lutut. Apabila tengah berada di tempat kerjanya, diam-diam aku juga acap kali lihat lekukan pinggulnya waktu ia bangkit ambillah file dari rak folder di belakangnya. 


Meskipunpun bagian bawah roknya lebar, tetapi aku dapat simak pinggul yang samar-samar tercetak dari baliknya. Demikian menarik, tidak besar tetapi jelas miliki bentuk membongkah, memaksa mata lelaki menerawang buat mereka-reka keindahannya. sakong-klik-qq-728. gif


Di dalam tempat kerjanya yang besar, persis di samping meja kerjanya, ada seperangkat sofa yang acap kali dipergunakannya terima tamu-tamu perusahaan. Jadi Accounting Manager, tentu selalu terdapat banyak pembicaraan ‘privacy’ yang lebih nyaman diselesaikan di tempat kerjanya daripada di tempat rapat. 


Aku merasa mujur kalau di panggil Mbak Lia buat membicarakan kontan flow keuangan di kursi sofa itu. Aku selalu duduk persis di depannya. Apabila kami turut dan dalam pembicaraan yang cukup serius, ia tidak jelas roknya yang agak tersingkap. 


Di situlah keberuntunganku. Aku dapat melirik sebagian kulit paha yang berwarna gading. Kadang-kadang lututnya agak sedikit terbuka sampai aku berusaha buat mengintip ujung pahanya. Tapi mataku selalu terbentur dalam kegelapan. 


Contoh saja roknya tersingkap lebih tinggi dan ke-2 lututnya lebih terbuka, pastinya akan kupastikan apakah bulu-bulu halus yang tumbuh di lengannya juga tumbuh di sepanjang paha hingga ke pangkalnya. Apabila ke-2 lututnya rapat kembali, lirikanku berpindah ke betisnya. Betis yang indah dan bersih. Teratasi. Waktu aku terlena melihat kakinya, mendadak aku dikejutkan oleh pertanyaan Mbak Lia.. 


“Jhony, aku merasa apabila kau acap kali melirik ke arah betisku. Apakah sangkaanku salah? ” Aku terdiam sebentar sambil tersenyum buat menyembunyikan jantungku yang mendadak berdebar.


“Jhony, salahkah sangkaanku? ”

“Hmm.., ya, benar Mbak, ” jawabku mengaku, jujur. Mbak Lia tersenyum sambil melihat mataku.

“Mengapa? ”


Aku membisu. Merasa demikian berat menjawab pertanyaan sederhana itu. Tapi waktu menengadah melihat wajahnya, kulihat bola matanya berbinar-binar menunggu jawabanku.


“Saya gemari kaki Mbak. Gemari betis Mbak. Indah. Serta.., ” setelah menarik nafas panjang, kukatakan alasan sebenarnya.

“Saya juga acap kali menduga-duga, apakah kaki Mbak juga ditumbuhi bulu-bulu. ”

“Persis seperti yang kuduga, kau semestinya berkata jujur, apa yang ada, ” kata Mbak Tia sambil sedikit mendorong kursi rodanya.

“Agar kau tidak penasaran menduga-duga, bagaimana apabila kuberi kesempatan memeriksanya sendiri? ”

“Sebuah kehormatan besar untukku, ” jawabku sambil membungkukan kepala, punya niat sedikit bercanda buat mencairkan pembicaraan yang kaku itu.


“Kompensasinya apa? ”

“Sebagai rasa hormat dan tanda terima kasih, akan kuberikan satu ciuman. ”

“Bagus, aku gemari. Bagian mana yang akan kau cium? ”

“Betis yang indah itu! ”

“Hanya satu ciuman? ”

“Seribu kali juga aku bersedia. ”

Mbak Tia tersenyum manis dikulum. Ia berusaha manahan tawanya.

“Dan aku yang meyakinkan di bagian mana saja yang butuh kau cium, OK? ”

“Deal, my lady! ”

“I like it! ” kata Mbak Lia sambil bangkit dari sofa.

BOSKU YANG NAKAL


Ia ambil langkah ke mejanya seterusnya menarik kursinya hingga ke luar dari kolong mejanya yang besar. Sesudah menghempaskan pinggulnya di atas kursi kursi kerjanya yang besar dan empuk itu, Mbak Lia tersenyum. Matanya berbinar-binar seolah menaburkan sejuta pesona birahi. Pesona yang membutuhkan sanjungan dan pujaan.


“Periksalah, Jhony. Berlutut di depanku! ” Aku membisu. Terpana mendengar perintahnya.

“Kau tidak pingin memeriksanya, Jhony? ” menanyakan Mbak Lia sambil sedikit merenggangkan ke-2 lututnya.


Sebentar, aku berusaha meredakan debar-debar jantungku. Aku belum pula pernah juga diperintah seperti sama itu. Terutama diperintah buat berlutut oleh seorang wanita. Bibir Mbak Lia masih tetap tersenyum waktu ia lebih merenggangkan ke-2 lututnya. 


“Jhony, kau tahu warna apa yang tersembunyi di pangkal pahaku? ” Aku menggeleng lemah, seolah ada kekuatan yang mendadak merampas sendi-sendi di sekujur tubuhku.


Tatapanku terpaku ke dalam keremangan di antara celah lutut Mbak Lia yang meregang. Selanjutnya aku bangkit menghampirinya, dan berlutut di depannya. Samping lututku menyentuh karpet. Wajahku menengadah. Mbak Tia tetap masih tersenyum. Telapak tangannya mengusap pipiku demikian kali, seterusnya berpindah ke rambutku, dan sedikit menekan kepalaku agar menunduk ke arah kakinya.


“Ingin tahu warnanya? ” Aku mengangguk tidak berdaya.

“Kunci dulu pintu itu, ” katanya sambil menunjuk pintu tempat kerjanya. Serta dengan patuh aku lakukan perintahnya, lantas berlutut kembali di depannya.


Mbak Lia menopangkan kaki kanannya di atas kaki kirinya. Gerakannya lambat seperti bermalas-malasan. Ketika itu aku meraih kesempatan lihat hingga ke pangkal pahanya. Serta peluang ini tatapanku terbentur pada secarik kain tipis berwarna putih. 


Tentu ia memakai G-String, kataku dalam hati. Sebelumnya paha kanannya benar-benar tertopang di atas paha kirinya, aku tetap masih sempat simak bulu-bulu ikal yang menyembul dari beberapa sisi celana dalamnya. Segitiga tipis yang hanya selebar kira-kira dua jari itu begitu kecil buat menyembunyikan semua bulu yang melingkari pangkal pahanya. Bahkan juga pernah juga kulirik bayangan lipatan bibir di balik segitiga tipis itu.


“Suka? ” Aku mengangguk sambil mengangkat kaki kiri Mbak Lia ke atas lututku.


Ujung hak sepatunya berasa agak menusuk. Kulepaskan klip tali sepatunya. Lantas aku menengadah. Sambil melepas sepatu itu. Mbak Tia mengangguk. Tak ada komentar penolakan. Aku menunduk kembali. Mengelus-elus pergelangan kakinya. 


Kakinya mulus tak ada cacat. Nyatanya betisnya yang berwarna gading itu mulus tak ada bulu halus. Tapi di bagian atas lutut kulihat sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus yang agak kehitaman. Demikian kontras dengan warna kulitnya. Aku terpana. 


Mungkinkah mulai dari atas lutut hingga.., hingga.. Aah, aku hembuskan nafas. Rongga dadaku mulai berasa sesak. Wajahku demikian dekat dengan lututnya. Hembusan nafasku kenyataannya buat bulu-bulu itu meremang.


“Indah sekali, ” kataku sambil mengelus-elus betisnya. Kenyal.

“Suka, Jhony? ” Aku mengangguk.

“Tunjukkan apabila kau gemari. Tunjukkan apabila betisku indah! ”


Aku mengangkat kaki Mbak Lia dari lututku. Sambil tetaplah mengelus betisnya, kuluruskan kaki yang menekuk itu. Aku sedikit membungkuk agar dapat mengecup pergelangan kakinya. Pada kecupan yang ke-2, aku menjulurkan lidah agar dapat mengecup sambil menjilat, mencicipi kaki indah itu. Karena kecupanku, Mbak Lia turunkan paha kanan dari paha kirinya. 


Serta tidak punya niat, kembali mataku mengagumi akan simak bagian dalam kanannya. Karna inginkan simak lebih jelas, kugigit bagian bawah roknya seterusnya menggerakkan kepalaku ke arah perutnya. Waktu melepas gigitanku, kudengar tawa tertahan, seterusnya ujung jari-jari tangan Mbak Lia mengangkat daguku. Aku menengadah.


“Kurang jelas, Jhony? ” Aku mengangguk.


Mbak Lia tersenyum nakal sambil mengusap-usap rambutku. Lantas telapak tangannya menekan bagian belakang kepalaku sampai aku menunduk kembali. Didepan mataku sekarang terpampang keindahan pahanya. Tidak pernah aku simak paha semulus dan seindah itu. 


Bagian atas pahanya ditumbuhi bulu-bulu halus kehitaman. Bagian dalamnya juga ditumbuhi tetapi tidak selebat bagian atasnya, dan warna kehitaman itu agak memudar. Demikian kontras dengan pahanya yang berwarna gading.


Aku merinding. Karna inginkan simak paha itu lebih utuh, kuangkat kaki kanannya lebih tinggi lagi sambil mengecup bagian dalam lututnya. Serta paha itu semakin jelas. Menarik. Di paha bagian belakang mulus tak ada bulu. Karna gemas, kukecup berulang-kali. Kecupan-kecupanku semakin lama semakin tinggi. Serta waktu hanya berjarak kira-kira selebar telapak tangan dari pangkal pahanya, kecupan-kecupanku berpindah jadi ciuman yang panas dan basah.


Waktu ini hidungku demikian dekat dengan segitiga yang menutupi pangkal pahanya. Karna demikian dekat, meski tersembunyi, dengan jelas dapat kulihat bayangan bibir kewanitaannya. Ada segaris kebasahan terselip membayang di bagian tengah segitiga itu. Kebasahan yang dikelilingi rambut-rambut ikal yang menyelip dari kiri kanan G-stringnya. 


Sambil melihat pesona didepan mataku, aku menarik nafas dalam-dalam. Tercium aroma fresh yang membuatku jadi semakin tidak berdaya. Aroma yang memaksaku terperdaya di antara ke-2 belah paha Mbak Lia. Inginkan kusergap aroma itu dan menjilat kemulusannya.

Tuesday, May 8, 2018

SEK KEKASIH KU

SEK KEKASIH KU YANG SANGAT BRUTAL



VIDIO SEX - Siang itu di satu tempat tinggal yang cukup asri, seseorang gadis yang memiliki rambut panjang terurai dengan raut muka yang manis nampak tengah menunggu kehadiran seorang. Mendadak datang seseorang pemuda yang kenakan kaos biru di padu dengan jeans warna sama. 




Dia jalan menuju kerumah gadis yang tengah asik duduk dimuka tempat tinggalnya, si gadis kadang-kadang mengawasi depan tempat tinggalnya kalau-kalau yang di tunggulah telah datang atau belum juga.


Dengan senyum yang manis lalu gadis itu menegur sang pemuda yang terlihat rapi, harum serta fresh siang itu.


“Hallo Mas Adietya sayang.. ” sapanya dengan panggilan ciri khas yang mesra ke padaku.

“Hallo juga.. Sayang, ” balasku pendek.

“Sudah lama yah nunggunya, ” lanjutku sekali lagi.


Pada aku serta si gadis memanglah nampak mesra di tiap-tiap peluang apa saja. Baik itu lewat panggilan atau pun sikap pada semasing. Seperti siang itu, yang kebetulan kondisi dirumah sang gadis kelihatannya tengah sepi, dia katakan ortunya sekali lagi ke tempat tinggal saudaranya yang pulangnya kelak sore. 


SIANG HARI YANG HOT 



Siang itu di satu tempat tinggal yang cukup asri, seseorang gadis yang memiliki rambut panjang terurai dengan raut muka yang manis nampak tengah menunggu kehadiran seorang. Mendadak datang seseorang pemuda yang kenakan kaos biru di padu dengan jeans warna sama. 





Dia jalan menuju kerumah gadis yang tengah asik duduk dimuka tempat tinggalnya, si gadis kadang-kadang mengawasi depan tempat tinggalnya kalau-kalau yang di tunggulah telah datang atau belum juga.


Dengan senyum yang manis lalu gadis itu menegur sang pemuda yang terlihat rapi, harum serta fresh siang itu.


“Hallo Mas Adietya sayang.. ” sapanya dengan panggilan ciri khas yang mesra ke padaku.

“Hallo juga.. Sayang, ” balasku pendek.

“Sudah lama yah nunggunya, ” lanjutku sekali lagi.


Pada aku serta si gadis memanglah nampak mesra di tiap-tiap peluang apa saja. Baik itu lewat panggilan atau pun sikap pada semasing. Seperti siang itu, yang kebetulan kondisi dirumah sang gadis kelihatannya tengah sepi, dia katakan ortunya sekali lagi ke tempat tinggal saudaranya yang pulangnya kelak sore.


Sebentar aku menyudahi cumbuanku padanya serta memegang ke dua pipinya kembali sembari membisikkan kata.


“Sayang.. Payudara anda benar-benar indah bentukya, ” bisikku lirih di telinganya.


Sang gadis cuma mengulum senyumnya yang manis sambil kembali memelukku mesra. Dengan mesra aku mengajak si gadis jalan ke arah kamarnya yang lumayan besar serta bersih. Seperti kamar seseorang gadis yang teratur rapi serta aroma fresh wangi bunga-bunga yang ada ditaman depan kamarnya terhirup olehku sementara memasukinya. 


SANG GADIS MENGULUM SENYUM



Tak berselang lama lalu, aku mengangkat badan sexy sang gadis serta menempatkannya diatas meja belajar yang berada di kamarnya. Sang gadis masih tetap kenakan celana jeansnya, terkecuali sisi atasnya yang telah terbuka sementara kita berasyik masyuk di ruangan tamu. Perlahan aku memeluk badan sang gadis kembali, yang aku teruskan dengan menelusuri leher jenjangnya dengan lembut.


Bibirku mencumbui tiap-tiap senti permukaan kulitnya serta beralih sebentar saat lidahku capai belakang telinganya serta buat badan sang gadis kembali bergetar perlahan. Desahan serta getaran badannya mengisyaratkan bila sang gadis sangatlah terangsang oleh tiap-tiap cumbuanku. 


Tanganku tidak tinggal diam sesaat bibirku mencumbui tiap-tiap titik peka yang berada di badan sang gadis. Jemariku mulai menghadap kebawah menuju celana jeans nya serta tanpa ada kesusahan aku turunkan resliting celananya yang terlihat olehku pinggir celana dalam warna hitamnya yang sexy.


Lalu aku melemparkan celana jeansnya ke lantai serta saat itu juga tanganku dengan lembut merengkuh bongkahan pantatnya yang padat diisi. Aku mengelus ke dua bongkahannya perlahan serta kadang-kadang jariku menyelip diantara tepian celana dalamnya yag buat bibirnya kembali bergetar mendesah lirih.


“Oh.. Mas sayang.. ” desahnya parau.


Bibirku yang mulai sejak barusan bermain diatas, lalu beralih sesudah aku rasakan cukup untuk merangsangnya dibagian itu. Lidahku menjulur lembut saat capai permukaan kulit perutnya yang selesai di pusarnya serta bermain sesaat yang menyebabkan badannya menggelinjang kedepan.


“Ssshh.. ” desisnya lirih.


Perlahan lalu aku mulai turunkan celana dalamnya serta aku membiarkan menggantung di lututnya yang sexy. Kembali aku meneruskan cumbuan yang menghadap ke tepian pangkal pahanya dengan lembut serta kadang-kadang aku mendengar sang gadis mendesah sekali lagi. 


Aku mencium aroma ciri khas sesudah lidahku capai bukitnya yang berbulu hitam serta lebat sekali, tetapi cukup tertangani nampak olehku sepintas dari bentuk bulu vaginanya yang mirip garis segitiga. 


Serta tidak lama lidahku telah menjilati bibir luar vaginanya dengan memutar ujung lidahku lembut. Lalu aku teruskan dengan menjulurkan lebih kedalam sekali lagi untuk capai bibir dalamnya yang sangatlah basah oleh lendir kesenangan yang dikeluarkan dari lubang vaginanya. Badan sang gadis mengelinjang perlahan-lahan berbarengan dengan tersentuhnya tonjolan kecil diatas vagina punya dia oleh ujung lidahku.


“Ohh.. Mas sayang” jeritnya tertahan.

“Aku tidak kuat Mas.. ” imbuhnya lirih.


Yang aku teruskan dengan menyudahi tindakanku sebentar. Aku turunkan badan sang gadis dari atas meja, lalu aku berdiri pas di depanya yang telah berjongkok sembari memandang penisku yang telah berdiri tegang sekali.


Dengan pergerakan lincah bibir sang gadis segera mengulum kepala penisku dengan lembut serta memutar lidahnya didalam mulutnya yang mungil serta memilin kepala penisku yang mengkilat. Badanku bergetar hebat saat terima seluruh pergerakan erotis dimulai dengan jemari tangannya yang lembut mengelus batang penisku dan bibir serta lidahnya yang lincah menelusuri buah zakarku.

MEMEK BERSIH

MEMEK BERSIH DAN NIKMAT


VIDIO SEX - Kurasa tidaklah perlu aku katakan berkenaan nama serta asalku, dan tempat serta alamatku saat ini. Usiaku saat ini telah mendekati empat puluh th., bila dipikir-pikir selayaknya aku telah punyai anak, karna aku telah menikah nyaris lima belas th. lamanya. 






Meskipun aku tidak demikian ganteng, aku cukup untung karna memperoleh isteri yg menurutku begitu cantik. Bahkan juga bisa di sebutkan dia yg paling cantik di lingkunganku, yg rata-rata menyebabkan kecemburuan beberapa tetanggaku.


Isteriku bernama Resty. Ada satu kebiasaanku yg mungkin saja tidak sering orang yang lain punyai, yakni hasrat seks yg tinggi. Mungkin saja beberapa pembaca tidak yakin, sesekali pada siang hari pada saat ada tamu juga kerapkali saya mengajak isteri saya sebentar ke kamar utk lakukan hal tersebut. 




Yang anehnya, nyatanya isteriku juga begitu menikmatinya. Meskipun sekian saya tidak sempat punya niat jajan utk menyeimbangi kegilaanku pada seks. Mungkin saja karna belum juga punyai anak, isteriku juga selamanya siap setiap waktu.


Kegilaan ini diawali waktu hadirnya tetangga baruku, tak tahu siapa yg mulai, kami begitu akrab. Atau mungkin saja karna isteriku yg supel, jadi cepat akrab dengan mereka. Suaminya juga baik, usianya kurang lebih sebaya denganku. Cuma isterinya, woow busyet.., terkecuali masih tetap muda juga cantik serta yg membuatku hilang ingatan yaitu bodynya yg wah, juga kulitnya begitu putih mulus.


Mereka juga sama dengan kami, belum juga memiliki anak. Mereka ubah kesini karna pekerjaan baru suaminya yg diposisikan perusahaannya yg baru buka cabang di kota tempatku. Aku serta isteriku umum menyebut mereka Mas Agus serta Mbak Rini. 


Selebihnya saya tidak paham latar belakang mereka. Boleh disebut kami seperti saudara saja karna nyaris sehari-hari kami bercakap, yg kadangkala di teras tempat tinggalnya atau demikian sebaliknya.

DISUATU MALAM YANG SUNYI


Disuatu malam, saya seperti rata-rata bertandang ke tempat tinggalnya, sesudah bercakap panjang lebar, Agus menawariku nonton VCD blue yg tuturnya baru dipinjamnya dari rekannya. Aku juga tidak menampik karna terkecuali belum juga jauh malam kerjaan yang lain juga tak ada. Seperti rata-rata, film blue pasti ceritanya itu-itu saja. Yang membuatku kaget, mendadak isteri Agus turut nonton dengan kami.


“Waduh, bagaimana ini Gus..? Nggak enak nih..! ”

“Nggak apa-apalah Mas, toh itu tontonan kok, gak dapat dipegang. Bila Mas gak keberatan, Mbak Res di ajak sekalian. ” tuturnya mengatakan isteriku.

Aku tersinggung juga masa itu. Tapi sesudah kupikir-pikir, apa kelirunya? Pada akhirnya aku pamit sebentar utk menyebut isteriku yg tinggal sendirian dirumah.


“Gila anda..! Apa nikmatnya nonton gituan kok sama tetangga..? ” kata isteriku saat kuajak.

Pada akhirnya aku malu juga sama isteriku, kuputuskan tidak untuk kembali ke ke tempat tinggal Agus. Mendingan segera tidur saja agar besok cepat bangun. 


Paginya aku tidak berjumpa Agus, karna telah lebih dulu pergi. Di teras tempat tinggalnya aku cuma lihat isterinya tengah minum teh. Saat aku lewat, dia menanyaiku berkenaan yg barusan malam. Aku katakan Resty tidak ingin kuajak jadi aku segera saja tidur.


Mataku jelalatan menatapinya. Busyet.., dasternya nyaris transparan memperlihatkan lekuk badannya yg mulai sejak dahulu menggodaku. Tapi ah.., mereka kan tetanggaku. Tapi basic memanglah fikiranku telah tidak beres, kutunda keberangkatanku ke kantor, aku kembali pada tempat tinggal menjumpai isteriku. 

PERMAINAN TERLARANG AKU DAN DIA


Seperti rata-rata bila telah begini aku segera menarik isteriku ke tempat tidur. Mungkin saja karna telah umum Resty sedikit memprotes. Yang mengagumkan yaitu pagi hari ini aku sungguh-sungguh hilang ingatan. Aku bergulat dengan isteriku seperti kesetanan. Kemaluan Resty kujilati hingga selesai, bahkan juga kusedot hingga isteriku menjerit. Edan, kok aku hingga segila ini ya, walaupun sebenarnya hari masih tetap pagi. Tapi hal tersebut tidak terpikirkan olehku kembali.


Isteriku hingga terengah-engah nikmati apa yg kulakukan terhadapnya. Resty segera memegang kemaluanku serta mengulumnya, tak tahu kesenangan apa yg kurasakan waktu itu. Benar-benar, tidak bisa kuceritakan.

“Mas.., saat ini Mas..! ” pinta isteriku memelas.

Pada akhirnya aku mendekatkan kemaluanku ke lubang kemaluan Resty. Serta tempat tidur kami juga turut bergoyang.


Sesudah kami berdua keduanya sama tergolek, mendadak isteriku ajukan pertanyaan, “Kok Mas mendadak nafsu banget sich..? ”

Aku diam saja karna malu menyebutkan kalau sesungguhnya Rini lah yg menambah tensiku pagi hari ini. 


Sorenya Agus datang ke rumahku, “Sepertinya Mas punyai kelainan sepertiku ya..? ” tanyanya sesudah kami berbasa-basi.

“Maksudmu apa Gus..? ” tanyaku heran.

“Isteriku barusan narasi, tuturnya barusan pagi dia lihat Mas serta Mbak Resty bergulat sesudah bercakap dengannya. ”

Loh, aku heran, dari tempat mana Rini terlihat kami mengerjakannya? Oh iya, baru kusadari nyatanya jendela kamar kami sama-sama bertatapan.

Agus segera memberikan, “Nggak usah malu Mas, saya juga maniak Mas. ” tuturnya tanpa ada malu-malu. 


“Begini saja Mas, ” tanpa ada mesti menyadari perasaanku, Agus segera meneruskan, “Aku punyai inspirasi, bagaimana bila kelak malam kita buat acara..? ”

“Acara apa Gus..? ” tanyaku penasaran.

“Nanti malam kita buat pesta di rumahmu, bagaimana..? ”

“Pesta apaan..? Hilang ingatan anda. ”

“Pokoknya tenang saja Mas, anda hanya nyediain makan serta musiknya saja Mas, kelak minumannya saya yg nyediain. Kita berempat saja, sebatas refresing ajalah Mas, kan Mas belum juga sempat cobanya..? ”


Malamnya, saat jam 20. 00, Agus dengan isterinya telah berada di rumahku. Sembari minum dan makan, kami bercakap berkenaan masa muda kami. Nyatanya ada kesamaan diantara kami, yakni suka pada serta relatif maniak pada seks. Disertai musik yg disetel oleh isteriku, ada perasaan yg agak aneh kurasakan. Aku tidak bisa menerangkan perasaan apa ini, mungkin saja efek minuman yg dibawakan Agus dari tempat tinggalnya.


Mendadak saja nafsuku bangkit, aku mendekati isteriku serta menariknya ke pangkuanku. Musik yg tidak demikian kencang merasa seperti menyelimuti pendengaranku. Kulihat Agus juga menarik isterinya serta menciumi bibirnya. Aku makin terangsang, Resty juga makin bergairah. Aku belum juga sempat rasakan perasaan begini. 


Tidak berapakah lama Resty telah telanjang bulat, tak tahu kapan aku menelanjanginya. Sebentar aku terasa bersalah, mengapa aku lakukan hal semacam ini didepan orang yang lain, tapi lantas hal tersebut tidak terpikirkan olehku kembali. Seakan-akan nafsuku telah menggelegak menaklukkan fikiran normalku.

Sunday, May 6, 2018

HUBUNGAN TERLARANG

HUBUNGAN TERLARANG DENGAN BOS DIKANTOR



VIDIO SEX - Mbak Lia sekitar baru 2 minggu bekerja jadi atasanku jadi Accounting Manager. Jadi atasan baru, ia sering kali memanggilku ke ruang kerjanya untuk memaparkan overbudget yang berjalan pada bln. lebih dahulu, atau untuk memaparkan laporan mingguan yang kubuat. 






Aku sendiri sudah juga termasuk staf senior. Tapi mungkin saja saja karna latar belakang pendidikanku kurang mendukung, management menentukan merekrutnya. Ia datang dari satu perusahaan konsultan keuangan.


Usianya kutaksir sekitaran 25 hingga 30 th.. Jadi atasan, lebih dahulu kupanggil “Bu”, meski usiaku sendiri 10 th. di atasnya. Tapi atas permintaanya sendiri, 1 minggu masa dulu, ia katakan lebih gemari jikalau di panggil “Mbak”. 


Sejak mulai masa itu mulai terbina kondisi dan pertalian kerja yang hangat, tidak sangat resmi. Terlebih karna sikapnya yang ramah. Ia sering kali selekasnya menyebutkan namaku, terkadang jikalau tengah dengan relasi kerja yang beda, ia menyebutkan “Pak”. 






Dan tiada kusadari juga, diam-diam aku merasa betah dan nyaman jikalau lihat wajahnya yang cantik dan lembut menarik. Ia memang menarik karna sepasang bola matanya setiap waktu dapat bernar-binar, atau melihat dengan tajam. 


Tapi di balik itu semua, kenyataannya ia gemari mendikte. Mungkin saja saja karna telah tempati jabatan yang cukup tinggi dalam usia yang relatif muda, kepercayaan dirinya juga cukup tinggi untuk menyuruh seseorang laksanakan apa yang diinginkannya.


Mbak Lia terus-menerus pakai kemeja resmi. Ia terus-menerus pakai blus dan rok hitam yang agak menggantung sedikit di atas lutut. Apabila tengah berada di ruang kerjanya, diam-diam aku juga sering kali lihat lekukan pinggulnya selagi ia bangkit ambillah file dari rak folder di belakangnya. 


Meskipun bagian bawah roknya lebar, tetapi aku dapat tengok pinggul yang samar-samar tercetak dari baliknya. Begitu menarik, tidak besar tetapi jelas punyai bentuk membongkah, memaksa mata lelaki menerawang untuk mereka-reka keindahannya. sakong-klik-qq-728. gif


Di dalam ruang kerjanya yang besar, persis di samping meja kerjanya, ada seperangkat sofa yang sering kali dipergunakannya terima tamu-tamu perusahaan. Jadi Accounting Manager, tentunya terus-menerus terdapat banyak pembicaraan ‘privacy’ yang lebih nyaman dijalankan di ruang kerjanya daripada di ruang rapat.


Aku merasa mujur jikalau di panggil Mbak Lia untuk membahas kontan flow keuangan di kursi sofa itu. Aku terus-menerus duduk persis di depannya. Apabila kami turut dan dalam pembicaraan yang cukup serius, ia tidak menyadari roknya yang agak tersingkap. 


BOS DIKANTOR



Di situlah keberuntunganku. Aku dapat melirik sebagian kulit paha yang berwarna gading. Terkadang lututnya agak sedikit terbuka sampai aku berusaha untuk mengintip ujung pahanya. Tapi mataku terus-menerus terbentur dalam kegelapan. 


Contoh saja roknya tersingkap lebih tinggi dan ke-2 lututnya lebih terbuka, pastinya akan kupastikan apakah bulu-bulu halus yang tumbuh di lengannya juga tumbuh di sepanjang paha hingga ke pangkalnya. Apabila ke-2 lututnya rapat kembali, lirikanku berpindah ke betisnya. Betis yang indah dan bersih. Tertangani. Saat aku terlena melihat kakinya, mendadak aku dikejutkan oleh pertanyaan Mbak Lia.. 


“Jhony, aku merasa bila kau sering kali melirik ke arah betisku. Apakah sangkaanku salah? ” Aku terdiam sebentar sambil tersenyum untuk menyembunyikan jantungku yang mendadak berdebar.


“Jhony, salahkah sangkaanku? ”


“Hmm.., ya, benar Mbak, ” jawabku mengaku, jujur. Mbak Lia tersenyum sambil melihat mataku.


“Mengapa? ”


Aku membisu. Merasa saat berat menjawab pertanyaan sederhana itu. Tapi selagi menengadah melihat wajahnya, kulihat bola matanya berbinar-binar menunggu jawabanku.


“Saya gemari kaki Mbak. Gemari betis Mbak. Indah. Dan.., ” sehabis menarik nafas panjang, kukatakan alasan sebenarnya.


“Saya juga sering kali menduga-duga, apakah kaki Mbak juga ditumbuhi bulu-bulu. ”


“Persis seperti yang kuduga, kau semestinya berkata jujur, apa yang ada, ” kata Mbak Tia sambil sedikit mendorong kursi rodanya.


“Agar kau tidak penasaran menduga-duga, bagaimana apabila kuberi kesempatan memeriksanya sendiri? ”


“Sebuah kehormatan besar untukku, ” jawabku sambil membungkukan kepala, punya niat sedikit bercanda untuk mencairkan pembicaraan yang kaku itu.


“Kompensasinya apa? ”


“Sebagai rasa hormat dan tanda terima kasih, juga kuberikan satu ciuman. ”


“Bagus, aku gemari. Sisi mana yang juga kau cium? ”


“Betis yang indah itu! ”


“Hanya satu ciuman? ”

“Seribu kali juga aku bersedia. ”


Mbak Tia tersenyum manis dikulum. Ia berusaha manahan tawanya.


“Dan aku yang meyakinkan di bagian mana saja yang butuh kau cium, OK? ”


“Deal, my lady! ”


“I like it! ” kata Mbak Lia sambil bangkit dari sofa.


Ia ambil langkah ke mejanya lalu menarik kursinya hingga ke luar dari kolong mejanya yang besar. Sesudah menghempaskan pinggulnya di atas kursi kursi kerjanya yang besar dan empuk itu, Mbak Lia tersenyum. Matanya berbinar-binar seolah menaburkan sejuta pesona birahi. Pesona yang membutuhkan sanjungan dan favorit.


“Periksalah, Jhony. Berlutut di depanku! ” Aku membisu. Terpana mendengar perintahnya.


“Kau tak mau memeriksanya, Jhony? ” ajukan pertanyaan Mbak Lia sambil sedikit merenggangkan ke-2 lututnya.


Sebentar, aku berusaha meredakan debar-debar jantungku. Aku belum juga sempat juga diperintah sama seperti itu. Terlebih diperintah untuk berlutut oleh seorang wanita. Bibir Mbak Lia masih tetap tersenyum selagi ia lebih merenggangkan ke-2 lututnya.


“Jhony, kau tahu warna apa yang tersembunyi di pangkal pahaku? ” Aku menggeleng lemah, seolah ada kekuatan yang mendadak merampas sendi-sendi di sekujur tubuhku.


Tatapanku terpaku ke dalam keremangan di antara celah lutut Mbak Lia yang meregang. Selanjutnya aku bangkit menghampirinya, dan berlutut di depannya. Samping lututku menyentuh karpet. Wajahku menengadah. Mbak Tia masih tersenyum. Telapak tangannya mengusap pipiku demikian kali, lalu berpindah ke rambutku, dan sedikit menekan kepalaku agar menunduk ke arah kakinya.


“Ingin tahu warnanya? ” Aku mengangguk tidak berdaya.


“Kunci dulu pintu itu, ” katanya sambil menunjuk pintu ruang kerjanya. Dan dengan patuh aku laksanakan perintahnya, lantas berlutut kembali di depannya.


Mbak Lia menopangkan kaki kanannya di atas kaki kirinya. Gerakannya lambat seperti bermalas-malasan. Saat itu aku mendapatkan kesempatan lihat hingga ke pangkal pahanya. Dan peluang ini tatapanku terbentur pada secarik kain tipis berwarna putih. 


Tentu ia memakai G-String, kataku dalam hati. Terlebih dulu paha kanannya nyata-nyata tertopang di atas paha kirinya, aku masih sempat tengok bulu-bulu ikal yang menyembul dari beberapa sisi celana dalamnya. 


Segitiga tipis yang cuman selebar lebih kurang dua jari itu benar-benar kecil untuk menyembunyikan semua bulu yang melingkari pangkal pahanya. Bahkan juga sempat juga kulirik bayangan lipatan bibir di balik segitiga tipis itu.


“Suka? ” Aku mengangguk sambil mengangkat kaki kiri Mbak Lia ke atas lututku. 


Ujung hak sepatunya merasakan agak menusuk. Kulepaskan klip tali sepatunya. Lantas aku menengadah. Sambil melepas sepatu itu. Mbak Tia mengangguk. Tak ada komentar penolakan. Aku menunduk kembali.


HUBUNGAN TERLARANG



Mengelus-elus pergelangan kakinya. Kakinya mulus tiada cacat. Kenyataannya betisnya yang berwarna gading itu mulus tiada bulu halus. Tapi di bagian atas lutut kulihat sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus yang agak kehitaman. 


Begitu kontras dengan warna kulitnya. Aku terpana. Mungkinkah dari dimulai atas lutut hingga.., hingga.. Aah, aku hembuskan nafas. Rongga dadaku mulai merasakan sesak. Wajahku saat dekat dengan lututnya. Hembusan nafasku kenyataannya buat bulu-bulu itu meremang.


“Indah sekali, ” kataku sambil mengelus-elus betisnya. Kenyal.


“Suka, Jhony? ” Aku mengangguk.


“Tunjukkan bila kau gemari. Tunjukkan bila betisku indah! ”


Aku mengangkat kaki Mbak Lia dari lututku. Sambil tetaplah mengelus betisnya, kuluruskan kaki yang menekuk itu. Aku sedikit membungkuk agar dapat mengecup pergelangan kakinya. Pada kecupan yang ke-2, aku menjulurkan lidah agar dapat mengecup sambil menjilat, mencicipi kaki indah itu. Karna kecupanku, Mbak Lia turunkan paha kanan dari paha kirinya. 


Dan tidak punya niat, kembali mataku terpesona tengok bagian dalam kanannya. Karna menghendaki tengok lebih jelas, kugigit bagian bawah roknya lalu menggerakkan kepalaku ke arah perutnya. Saat melepas gigitanku, kudengar tawa tertahan, lalu ujung jari-jari tangan Mbak Lia mengangkat daguku. Aku menengadah.


“Kurang jelas, Jhony? ” Aku mengangguk.


Mbak Lia tersenyum nakal sambil mengusap-usap rambutku. Lantas telapak tangannya menekan bagian belakang kepalaku sampai aku menunduk kembali. Didepan mataku sekarang ini terpampang keindahan pahanya. 


Tidak pernah aku tengok paha semulus dan seindah itu. Sisi atas pahanya ditumbuhi bulu-bulu halus kehitaman. Sisi dalamnya juga ditumbuhi tetapi tidak selebat bagian atasnya, dan warna kehitaman itu agak memudar. Begitu kontras dengan pahanya yang berwarna gading.


Aku merinding. Karna menghendaki tengok paha itu lebih utuh, kuangkat kaki kanannya lebih tinggi lagi sambil mengecup bagian dalam lututnya. Dan paha itu semakin jelas. Menarik. Di paha bagian belakang mulus tiada bulu. 


Karna gemas, kukecup beberapa kali. Kecupan-kecupanku semakin lama semakin tinggi. Dan selagi cuman berjarak lebih kurang selebar telapak tangan dari pangkal pahanya, kecupan-kecupanku berpindah jadi ciuman yang panas dan basah.


Sekarang ini hidungku saat dekat dengan segitiga yang menutupi pangkal pahanya. Karna saat dekat, meski tersembunyi, dengan jelas dapat kulihat bayangan bibir kewanitaannya. Ada segaris kebasahan terselip membayang di bagian tengah segitiga itu. 


Kebasahan yang dikelilingi rambut-rambut ikal yang menyelip dari kiri kanan G-stringnya. Sambil melihat pesona didepan mataku, aku menarik nafas dalam-dalam. Tercium aroma fresh yang membuatku jadi semakin tidak berdaya. Aroma yang memaksaku terjerat di antara ke-2 belah paha Mbak Lia. Menginginkan kusergap aroma itu dan menjilat kemulusannya.


Mbak Lia menghempaskan kepalanya ke sandaran kursi. Menarik nafas beberapa kali. Sambil mengusap-usap rambutku, diangkatnya kaki kanannya sampai roknya semakin tersingkap hingga tertahan di atas pangkal paha. 


“Suka Jhony? ”


“Hmm.. Hmm..! ” jawabku bergumam sambil menggantikan ciuman ke betis dan lutut kirinya.


Lantas kuraih pergelangan kaki kanannya, dan meletakkan telapaknya di pundakku. Kucium lipatan di belakang lututnya. Mbak Lia menggelinjang sambil menarik rambutku dengan manja. Lantas selagi ciuman-ciumanku merambat ke paha bagian dalam dan semakin lama semakin mendekati pangkal pahanya, merasakan tarikan di rambutku semakin keras. Dan selagi bibirku mulai mengulum rambut-rambut ikal yang menyembul dari balik G-stringnya, mendadak Mbak Lia mendorong kepalaku.


Aku tertegun. Menengadah. Kami saling melihat. Tak lama kemudian, sambil tersenyum menggoda, Mbak Lia menarik telapak kakinya dari pundakku. Ia lalu menekuk dan meletakkan telapak kaki kanannya di permukaan kursi. Pose yang saat memabukkan. Samping kaki menekuk dan terbuka lebar di atas kursi, dan yang samping lagi menjuntai ke karpet.


“Suka Jhony? ”


“Hmm.. Hmm..! ”


“Jawab! ”


“Suka sekali! ”


Pemandangan itu tidak lama. Mendadak saja Mbak Tia merapatkan ke-2 pahanya sambil menarik rambutku.


“Nanti ada yang tengok bayangan kita dari balik kaca. Masuk ke dalam, Jhony, ” katanya sambil menunjuk kolong mejanya.


Aku terkesima. Mbak Tia merenggut bagian belakang kepalaku, dan menariknya perlahan. Aku tidak berdaya. Tarikan perlahan itu tidak bisa kutolak. Lantas Mbak Lia mendadak buka ke dua pahanya dan mendaratkan mulut dan hidungku di pangkal paha itu. 


Kebasahan yang terselip di antara ke-2 bibir kewanitaan nampak semakin jelas. Makin basah. Dan di situlah hidungku mendarat. Aku menarik nafas untuk hirup aroma yang saat berikan kesegaran. Aroma yang sedikit seperti daun pandan tetapi mampu membius saraf-saraf di rongga kepala.


“Suka Jhony? ” 


“Hmm.. Hmm..! ”


“Sekarang masuk ke dalam! ” ulangnya sambil menunjuk kolong mejanya.


Aku merangkak ke kolong mejanya. Aku sudah tidak dapat berpikir waras. Tidak peduli dengan semuanya kegilaan yang tengah berjalan. Tidak peduli dengan etika, dengan sebagian norma bercinta, dengan sakral dalam percintaan. 


Aku cuman peduli dengan ke-2 belah paha mulus yang juga menjepit leherku, jari-jari tangan lentik yang juga menjambak rambutku, telapak tangan yang juga menekan bagian belakang kepalaku, aroma semerbak yang juga menerobos hidung dan penuhi rongga dadaku. 


Kelembutan dan kehangatan dua buah bibir kewanitaan yang menjepit lidahku, dan tetes-tetes birahi dari bibir kewanitaan yang butuh kujilat beberapa kali agar selanjutnya dihadiahi segumpal lendir orgasme yang sangat menghendaki kucucipi.


Di kolong meja, Mbak Lia buka ke-2 belah pahanya lebar-lebar. Aku mengulurkan tangan untuk meraba celah basah di antara pahanya. Tapi ia menepis tanganku.