SEO page contents SEO page contents JAPANESE AMATEUR ~ VIDIO SEX KUNJUNGI KAMI LEBIH BANYAK VIDEO YANG MENARIK HANYA DI WWW.GAJAHQQ.COM DARI AYO BURUAN KUNJUNGI WEBNYA YA NANTI KAMI AKAN SELALU UPDATE :D

Bonus 10% untuk member baru

Tuesday, August 21, 2018

JAPANESE AMATEUR

JAPANESE AMATEUR LEAK


VIDIO SEX - Pak Supri kondang dermawan di dusun itu, banyak mendukung pembangunan tempat beribadah, sekolah rakyat, dan memberikan sembako kala paceklik menempa desa. “Walah ya ndak apa-apa pak kadus, biasa saja. Oh ya ini Andi pak kadus masih tetap ingatkan.. telah kelas 2 SMA saat ini.. serta ini kawan-kawannya. Nah mereka saya antar ke dusun ini supaya tahu kehidupan desa, mumpung mereka masih tetap libur, ” kata Supri, lelaki tambun, usianya lebih kurang 55 tahun. 




“Wah.. wah den Andi telah gede saat ini.. pangling saya den, ” Jamal menyalami Andi serta tiga kawan sepantarannya, Hilman, Roni, serta Raju. Pak Supri lantas menuturkan pada Andi serta kawan-kawannya terkait Jamal, kadus yang begitu rajin serta santun yang layak menjadi contoh. Ia juga menuturkan pada Jamal jika Andi, anaknya bakal ada di dusun itu sepanjang seminggu bersama-sama tiga temannya itu, harapannya biar mereka menyadari terkait kehidupan desa serta menghormati orang desa. 




“Saya cuma mohon mereka dibolehkan membangun perkemahan disini, tolong pak kadus didik mereka buat mandiri. Masalah kepentingan makan supaya mereka usahakan sendiri, ya mencari ikan, mancing di kali, cari sayuran, hingga masaknya jangan sampai dibantu supaya tidak manja. Kelak berasnya saja disiapkan, ” kata pak Supri.


Andi serta kawan-kawannya mencari tempat datar membangun tenda, serta mulai mempersiapkan semua perabotan kamping. Pak Supri lantas tinggalkan anaknya itu serta kembali lagi kota.


Dua buah tenda memiliki ukuran 3 kali 3 mtr. berdiri kala mendekati petang, Kadus Jamal turut mendukung anak-anak kota itu, hingga semua beres. 




Jamal lantas ajak anak-anak itu singgah ke tempat tinggalnya di pemukiman dusun. Disana ia menuturkan area sungai didalam rimba yang dapat dipancing ikannya, juga area kebun sayur punya dia di tumpangsari rimba yang bisa mereka petik.


Malam itu Andi serta teman-temannya bermalam dalam rumah Jamal serta berteman dengan remaja seumuran mereka di dusun itu. Namun, Jamal minta remaja kampung tidak untuk mendukung apa pun pada anak-anak kota itu sepanjang kamping biar mereka mandiri sesuai sama pesan pak Supri.


Pagi-pagi benar Andi serta tiga temannya kembali menuju perbatasan rimba tempat tenda mereka berdiri, mereka membawa sejumlah kg beras serta piranti masak-memasak dari rumah kadus Jamal.


“Ya elah.. sungguh-sungguh welcome to the jungle nih ndi.. elo sich pakai nurut semua sama bokap lo itu. Harusnya kita berlibur ke Bali.. eh justru menjadi tarzan di tempat ini.. huh lelah deh, ” Hilman mengerang sejadinya sekalian melempar panci yang dibawa.

“Iya nih.. manakah perut keroncongan lagi nih, ” Raju menimpali. Raju bertubuh tambun serta senang makan.

“Udah deh.. mendingan kita mencari langkah bagaimana supaya ada lauk buat makan… manakah berbelanja tidak dapat. Ada uang namun orang desa tak mau jual apa-apa pada kita lantaran perintah bokap gue. Marilah deh Raj.. mencari ranting atau apakah kek yang dapat dibakar buat masak, ” kata Andi.

AMATEUR LEAK


Kondisi terpaksa sekali bikin mereka bekerja juga, ketimbang lapar. Tungku disediakan dari susunan batu, serta blar.. api lantas menyala menanak nasi di panci. Untung Raju membawa bekal sejumlah bungkus mie instan yang dapat jadi lauknya.


“Tuh kan enak juga nyatanya menjadi tarzan berikut.. ha ha.., ” Andi menghibur teman-temannya itu.

“Enak.. namun gue tidak kenyang nih makan segini, ” gerutu Raju.


Rata-rata dia makan dua piring, dobel bagian, namun saat ini cuma bisa satu bagian.


Sehabis sarapan ke empat remaja itu menuju sungai buat mandi serta membasuh kemeja. Namun sebelum mereka tinggalkan tenda, kadus Jamal hadir bersama-sama Titin, anak perempuannya.


“Lho aden pada pengen kemana? Telah pada sarapan belumlah?, ” bertanya Jamal.


Ia lantas memperkenalkan Titin pada 4 remaja itu. Titin anak pertama Jamal telah empat tahun ini menjanda ditinggal mati suaminya kecelakaan, belumlah punyai anak.


“Malam tempo hari Titin belumlah sempat berjumpa kalian lantaran dia mendukung acara penduduk yang pengen kawinan. Nah saat ini buat masalah masak serta makan supaya Titin yang mendukung ya.. ndak apa-apa, papa tidak bakal mengatakan ke juragan Supri kok.., ” Jamal terasa iba juga lihat Andi serta teman-temannya mesti mengupayakan masak sendiri.


Apalagi dalam rumah Titin tidaklah terlalu banyak pekerjaan, lantaran kembali numpang dalam rumah ortunya.


“Waduh.. menjadi ngeropotin mbak Titin nih. Namun oke deh pak, dari berat saya susut 1 minggu disini.. ha.. ha, ” Raju suka lantaran kepentingan makan akan terjamin.

“Iya. Tidak apa-apa dik, mbak biasa masak serta nyuci kok, ” kata Titin.


Titin berpenampilan ciri khas wanita desa, gunakan kain serta pakaian berkancing dari kain bahan kebaya. Mukanya cantik serta menjadi janda yang masih tetap muda tubuhnya juga makin subur serta semok. Tingginya 165 cm dengan bagian badan yang baik, dikit montok. Payudaranya membusung melawan, pinggul lebar serta pantatnya padat terjadi di balik kain yang dipakainya.


Hilman serta Roni gak terlepas memandangi postur badan Titin kala itu. Andi juga terkadang mengambil pandang ke dada Titin. Cuma Raju yang pikirannya makan selalu.
Kadus Jamal lantas pamit pulang. Titin lantas mengantar Andi serta teman-temannya ke sungai sekalian membawa kemeja empat remaja itu yang bakal dicuci.
4 remaja itu langsung mencebur ke sungai dengan riang. Umur mereka rata-rata baru 16 tahun, namun badannya bongsor tak seperti anak di desa. Tinggi mereka melewati tinggi Titin.


“Eh.. adik-adik ini mandinya dicopot dong pakaiannya supaya sekaligus mbak Titin cucikan, ” tuturnya lihat Andi serta kawan-kawannya mencebur tanpa melepas kemeja.
“Wah.. telanjang gunakan kolor saja tidak apa-apa kan mbak? Kan sepi di tempat ini?, ” Hilman menyahut suka sekalian melepas pakaian serta celananya. Tiga yang lain juga melepas busananya. 


“Ya ndak apakah, wong tidak ada yang lihat ditengah rimba gini. Lagi juga penduduk desa jarang kesini lantaran sungai ini di area rimba, mereka lebih dekat ke sungai di desa, ” kata Titin, ia memungiuti pakaian empat remaja itu di batu serta mulai membasuh di temat berjarak empat mtr. dari area mandi mereka. 4 remaja itu mandi sekalian senang sama-sama siram, Titin memperhatikannya dengan senang juga, ia turut suka memandangnya.


“Mbak Titin… mbak ikut-ikutan mandi dong.. supaya ramai.., ” teriak Hilman polos.


Saat itu juga Raju lari mendekati Titin yang masih tetap jongkok membasuh serta mendorongnya terceur ke sungai. Byurr.. badan Titin terbenam di sungai yang cukuplah dalam, kala tubuhnya naik kancing pakaian atasnya terputus hingga payudaranya yang tak tertutup BH sudah sempat tampak.

“Aduhhh Raju.. kamu nakal ya.., ” Titin bersungut-sungut sekalian mengatur pakaiannya.


Raju turut mencebur serta mulai menyirami Titin dengan air, mereka ketawa serta sama-sama siram. Andi, Hilman serta Roni lantas masuk mendekat serta turut sama-sama siram. Titin memprotes lantaran kain serta pakaiannya basah terendam bersama-sama tubuhnya. Karena dia tak membawa pakaian berbeda, masak pulang dengan basah kuyup.


“Ya telah mbak Titin pakaiannya di buka saja, selalu dijemur, ”kata Hilman mejawab memprotes Titin.

“Iya mbak. Pakaiannya dijemur saja supaya kering, menjadi cocok tuntas mandi dapat diperlukan lagi, ”tambah Andi.

JAPANESE AMATEUR


Titin memikir sesaat. Benar juga masukan mereka, apalagi meskipun telanjang tubuhnya gak bisa saja tampak lantaran terendam di sungai, kebetulan sungai juga agak keruh lantaran hujan tempo hari. “Ini tolong dijemurkan dik Andi.., ” Titin menyodorkan kain serta pakaiannya ke Andi biar Andi menjemurnya di bebatuan.

“Ya telah kalian lanjutkan mandinya.. mbak sekalian nyuci ya, ” kata Titin. 


Sekalian berendam tubuh hanya bawah leher, Titin menambahkan membasuh kemeja dengan cuma tangannya diatas batu segi sungai. Sesaat empat remaja itu kembali sama-sama siram, bernyanyi serta berteriak-teriak senang nikmati dinginnya air sungai dengan jarak menjauh dari Titin lantaran gak ingin mengganggunya.


Hilman menengok Titin yang membelakangi mereka, pikirannya mendadak ingat film porno punya ayahnya yang sempat ditontonnya dengan curi-curi. Sekian lama ini ia cuma dapat berkhayal bagaimana bentuk badan wanita bugil yang disaksikan dengan cara langsung. Ia mulai berkhayal badan telanjang Titin dibalik air sungai.


“Hey juragan.. bagaimana ya bentuk susu serta mekinya cewek yang asli? Gue ingin tahu nih..? bagaimana jika kita mohon mbak Titin liatin dikiiiit saja, ” pikiran Hilman yang mulai nakal dialirkan ke teman-temannya. Roni sepakat, namun Andi serta Raju masih tetap bertahan melarang, mereka takut Titin memberikan laporan ke bokap Andi serta kadus bapak Titin.


Selanjutnya mereka akan memutus bikin trick. Andi, Raju serta Roni lantas berenang menjauh, cukuplah jauh dari urutan Titin yang msih repot membasuh, sesaat Hilman mobilisasi laganya.


“masih lama nyucinya mbak…, ” sapa Hilman dari belakang Titin.

“Eh dik Hilman ngaggetin saja. Ini celana kalian kok kotor banget sich, menjadi lama nyikatnya, ” Titin sudah sempat terkaget lihat hadirnya Hilman.

“Sini saya bantuin mbak, ” Hilman mencapai tangan Titin di batu segi sungai.

“Ah tidak perlu dik.. kamu mandi saja sana, kelak saya dimarahi papa. Kan saya diminta mendukung kalian, ” Aish mengupayakan meredam tangan Hilman yang akan ambil sikat serta celana panjang Raju yang dicuci Titin.


Mereka sudah sempat sama-sama rebut, serta hal semacam ini bikin badan Hilman menyentuh badan Titin yang saling telanjang. Titin rasakan getaran kala siku Hilman menyengol susunya, ia baru sadar jika keadaannya tengah bugil.

“Uh.. maaf ya mbak.. saya tidak menyengaja, mengenai deh itunya, ” Hilman pura-pura malu, namun tubuhnya tak menjauh dari Titin. Titin mendadak tersipu malu.

“Eh.. oh.. tidak apakah dik.., asal jangan sampai disengaja ya. Ndak baik itu, ” kata Titin seakan menTitinati.

“Eng.. mbak.. saya bisa bertanya, namun jangan sampai geram ya?, ” kata Hilman.

“Tanya apakah sich?, ” jawab Titin sekalian berbalik membelakangi Hilman serta kembali repot menyikat celana yang dicucinya.

“Anu mbak.. apakah lebih kurang anunya cewek di desa sama seperti cewek kota ya?, ” Hilman menambahkan dengan ragu-ragu.

“Ih dik Hilman ini. Anunya apanya? Susunya tujuan adik?, ” Titin berbalik lagi menghadap Hilman.


Hilman malu sekalian mengangguk.


“Ya sama pula dong dik.. anunya dik Hilman juga sama pula dengan remaja di desa sini kan?, ” jawab Titin.

Diam-diam Titin terasa lucu juga dengar pertanyaan itu.

“Eh.. anu mbak.. tujuan saya…, ”


“Hayo.. dik Hilman sempat ngintip cewek di kota mandi ya?, ” kelakar Titin bikin Hilman salah tingkah serta makin malu. Namun ia rasakan pancingannya telah mulai mengena pada Titin. Ekspresi kesenangan Hilman bikin Titin makin teransang, ditambah lagi tangan Hilman juga makin aktif mengosok permukaan vaginanya.


“Iya dik.. sstt enakhh juga mbakkhhh.. ahhkkss.. keluarin saja kencingnya tidak perlu ditahan, ” Titin rasakan badan Hilman mulai menegang serta croottt… semburan sperma Hilman muncrat ditangannya.


Titin telah terbakar birahi, pingulnya bergoyang biar lebih rasakan gosokan tangan Hilman di vaginanya. Namun sebelum ia klimaks, Titin dengar nada rekan-rekan Hilman mendekat. Ia selekasnya menyudahi laganya serta kembali beranjak ke sungai yang lebih dalam biar tubuhnya tenggelam lagi.


“Eh.. mbak makTitin ya telah ngajari saya.., jangan sampai mengatakan ke yang berbeda mbak ya, ” Hilman malu-malu mendekati Titin lantas ia naik ke bibir sungai serta bersalin kemeja. Titin mengangguk, ia sendiri begitu malu mengerti apakah yang baru saja berlangsung. Namun klimaks yang belumlah sempat digapai bikin pikiran Titin menjadi gak karuan kala itu.


Andi, Raju, serta Roni telah bergabung bersama-sama Hilman serta telah bersalin kemeja. Titin memerintah mereka ke tenda duluan meninggalkanya, biar gak tampak kala ia mesti naik ke bibir sungai buat kembali kenakan kain serta pakaiannya.

0 comments: