SEO page contents SEO page contents VIETNAM BF HIDDEN ~ VIDIO SEX KUNJUNGI KAMI LEBIH BANYAK VIDEO YANG MENARIK HANYA DI WWW.GAJAHQQ.COM DARI AYO BURUAN KUNJUNGI WEBNYA YA NANTI KAMI AKAN SELALU UPDATE :D

Bonus 10% untuk member baru

Sunday, September 23, 2018

VIETNAM BF HIDDEN

VIETNAMESE BF"S HIDDEN CAM FOR NOTHING


VIDIO SEX - Seseorang wanita dengan jilbab hijau lumut nampak berjalan tergesa-gesa ke arah area guru, belahan rok yang cukuplah sempit memaksa wanita itu mengayun langkah kecil nan cepat. Akan tetapi waktu dirinya sendiri datang diruangan yang dituju, dari sana cuma didapatinya Bu Nita yang repot mengoreksi hasil ujian harian beberapa siswa. 




“Bu.. apakah Pak Rivan telah pulang? ”

“Mungkin telah, ” jawab Bu Nita, melihat Reyna dengan muka penuh sangsi, setau Bu Nita pertalian pada Reyna serta Rivan memang gak sempat akur, meskipun saling guru muda, pemikiran Reyna serta Rivan tetap bersebrangan. Reyna yang idealis serta Rivan yang liberal. 




“Memangnya ada apakah Bu? ” lanjut wanita itu, ingin tahu.

“Oh… tak.. cuma ada butuh berbagai hal, ” elak Reyna.

“Apa itu perihal menyerahkan kenaikan pangkat serta grup? ” lebih Nita yang malahan bertambah ingin tahu.

“Bukan.. eh.. iya.. saya pamit duluan ya Bu, ” tutur Reyna bergegas pamit.

“Semoga saja SMS itu cuman canda, ” tuturnya penuh berharap, bergegas ke arah parkir, mengacuhkan pandangan satpam sekolah yang memandang liar badan semampai dibalut pakaian hijau lumut unik PNS, ketat membalut tubuhnya.

Mobil Avanza, Reyna, membelah jalan pinggir kota tambah cepat dari rata-rata. Hatinya belumlah juga tenang, pikirannya selalu terpaku pada SMS yang kirim Rivan, meskipun sebenarnya lelaki itu cuma memohon tolong untuk membantunya membuat beberapa syarat menyerahkan pangkat, tetapi perasaan permusuhan demikian lekat dihatinya. 




Jantung Reyna bertambah berdebar waktu mobilnya masuk halaman rumah, disana udah terparkir Ninja 250 warna hijau muda, “tidak salah lagi itu pastinya motor Rivan, ” bisik hati Reyna. Di kursi teras pojok mata wanita muda itu tangkap figur seseorang lelaki, asyik dengan tablet ditangannya. “Kamu…” tutur Reyna dengan suara nada gak senang.

Wanita berbalut jilbab itu gak berani menjawab, cuma pejamkan matanya serta menanti keberanian silelaki untuk nikmati tubuhnya. Demikian lantas waktu tangan Rivan mengusahakan menarik keluar bongkahan daging padat yang membusung melawan dari bra yang membekap.

“Oooowwwhh, eemmppphhh, ” badan Reyna mengejang saat itu juga, tangan lentiknya gak sanggup mengusir tangan Rivan, cuma mencengkram biar jemari lelaki itu tak bekerja terlampau tangkas memelintir puting mungilnya. 

HIDDEN CAM FOR NOTHING


“Rey.. Mengapa kamu dapat sepasrah ini?.. Apa benar kamu suka pada lelaki ini?.. Bukan.. Ini bukan cuma perkawanan Rey.. Meskipun kau tak mengetahui saya dapat rasakan bibit perasaan senang dihatimu akan lelaki itu, Rey…” hati kecil Reyna coba menyadarkan. Tetapi wanita itu malahan mengusahakan mengingkari penghianatan cinta yang dilakoninya, mengusahakan mengenyahkan bisikan hati dengan pejamkan matanya lebih erat.

Mukanya mendongak ke langit rumah, mengusahakan lari dari batinnya yang berteriak berikan teguran. Pasrah menanti dengan hati berdebar waktu tangan Rivan mulai mengusung dasternya keatas serta dengan pastinya menyelusup kebalik kain kecil, menyisipkan jari tengah kecelah kemaluan yang mulai basah.

“Ooowwwhhhhhhh, ” bibirnya mendesah panjang, mengusahakan buka kaki lebih lebar seolah membebaskan jari-jari Rivan bermain dengan klitorisnya.

Kurihiiiing…

Kurihiiiing…

Dering HP mencengangkan kedua-duanya, bikin pergumulan birahi itu lepas. Kesadaran Reyna ambil alih saat itu juga, dirinya sendiri bertambah shock memandang nama yang tertulis dilayar HP, ‘Mas Anggara’.

“Hallo mas, halloo,, ” sambut Reyna di antara upayanya mengkondisikan jantung yang berdegup kencang.

“Mas tengah di mana, mengapa belumlah pulang? ” tutur Reyna kalut dengan perasaan takut serta bersalah yang demikian besar, seakan suaminya saat ini berdiri pas didepannya.

“Mas masihlah di rumah sakit, mungkin tak dapat pulang malam hari ini, ” jawab nada besar diujung telpon.

“Iya.. Iya tak apa-apa, Mas kerja saja yang tenang, ”

Selesai mengucap salam, sambungan telpon dimatikan. Reyna berdiri bersender dimeja, menghela nafas panjang lantas meneguk liur untuk membasahi kerongkongannya yang dirasa amat kering.

“Rivan, terima kasih untuk seluruhnya, tetapi kau dapat pulang saat ini, ”

“Tidak Rey, kita mesti menuntaskan apakah yang telah kita mulai, ”

“Apa maksudmu? … Tak.. Saya bukan seperti Anita yang kesepian, saya tak punyai problem apa pun dengan suamiku, keluarga yang kumiliki sekarang ini merupakan keluarga yang memang kuidamkan…” muka Reyna berubah menjadi pucat waktu Rivan mendekat melekat ketubuhnya, mengusung dasternya tambah tinggi, memeluk serta meremas pantat yang padat berisi.

“Rivan, ingat!.. Kamu seseorang guru, bukan pemerkosa.. ” didorongnya badan lelaki itu, tetapi dekapan tangan Rivan terlampau erat.

“Yaa.. Saya memanglah bukan pemerkosa, saya cuma ingin menuntaskan apakah yang telah kita mulai, ”

“Gila kamu Rivan, saya merupakan istri yang setia, tak seperti wanita-wanita yang sempat kau tiduri ”

“Ohh ya?,, ” Rivan tersenyum sembari turunkan celananya serta menunjukkan batang yang udah mengeras, batang besar yang bikin Reyna terhenyak.

Mendadak dengan kasar Rivan mencengkram badan Reyna serta mendudukkan wanita itu di atas meja, dengan pergerakan yang cepat menyingkap celana dalam Reyna, batang besar itu udah ada di muka bibir senggama Reyna.

“Jangan Rivaaan, saya dapat melakukan hal nekat, ” Reyna mulai menangis ketakutan, mendapatkan garpu yang ada di sampingnya, mengintimidasi Rivan.

“Kenapa ambil garpu, tidakkah disana ada pisau? ” Rivan terkekeh, muka tadi dihias senyum menghanyutkan saat ini beralih demikian menakutkan.

“Aaaaaaaaaaaggghh…” Rivan berteriak kesakitan waktu Reyna menusukkan garpu ke lengan lelaki itu.

Lelaki itu menangkis tangan Reyna, merampas garpu serta melemparnya jauh, darah kelihatan merembes dikemeja lelaki itu. “Bila ingin menyelesaikan ini harusnya kau tusuk pas di ulu hatiku, ” tuturnya dengan muka menyeringai juga sekaligus membendung sakit.

“Tidaaak Rivaaaan, hentikaaan, ” Reyna sukses berontak memajukan badan besar Rivan lantas lari mengarah kamar, tetapi belum wanita itu tutup kamar Rivan membendung dengan tangannya.

“Aaaaagghh…” Rivan mengeluh kesakitan karena tangannya yang terjepit daun pintu, lantas dengan kasar memajukan sampai bikin Reyna terjengkal.

“Dengar Rey.. Telah lama saya suka pada mu, serta saya mengusahakan menarik perhatianmu dengan menentang tiap-tiap kebijakan mu, ”

Dengan kasar Rivan memajukan wanita itu kelantai serta menanggalkan busananya, Reyna berteriak memohon tolong sambil menjaga kain yang tersisa, tetapi derasnya hujan mengubur upayanya. Lelaki itu berdiri mengangkangi badan Reyna yang terbaring gak berkemampuan, menunjukkan batang besar yang mengeras prima, kejantanan yang pasti semakin besar dari punya suaminya.

Wanita itu menangis waktu Rivan dengan kasar menangkis tangan yang masihlah mengusahakan menutupi selangkangan yang gak lagi dilindungi kain. “Cuu.. Cukuplah Rivan, sadarlaaah.. ” sembari selalu menangis Reyna mengusahakan menyadarkan, tetapi upayanya percuma, mata lelaki itu terhiptonis pada lipatan vagina dengan rambut kemaluan yang tertangani rapi.

Dengan kapabilitas yang tersisa Reyna mengusahakan merapatkan ke dua pahanya, akan tetapi terlambat, Rivan udah terlebih dulu memposisikan tubuhnya di antara paha sekal itu serta siap-siap menghujamkan kejantanannya untuk mencicipi suguhan nikmat dari wanita secantik Reyna.

“Ooowwhhh… Vagina mu lebih sempit ketimbang punya Anita, ” desah Rivan bersamaan kejantanan yang menyelusup masuk ke liang si betina.

“Oohhkk.. Oohhkk.. ” bibir Reyna mengeluh terima hujaman yang dijalankan dengan kasar, bertambah keras batang besar itu menghujam bertambah kuat juga jari-jari Reyna mencakar tangan Rivan, air matanya gak henti mengalir.

Tubuhnya terhentak bekerja gak memiliki aturan, Rivan menyetubuhinya dengan amat kasar. Muka lelaki itu menyeringai waktu melipat ke dua paha Reyna keatas, berikan suguhan indah dari batang besar yang bekerja cepat menghujam celah sempit vagina Reyna.

“Sayang, saya dapat rasakan lorong vaginamu bertambah basah, nyata-nyatanya kamu juga nikmati pemerkosaan ini, hehehe”

Plak…

Pertanyaan Rivan berbuah tamparan dari tangan Reyna, tetapi lelaki itu malahan ketawa terpingkal, lidahnya menjilati jari-jari kaki Reyna yang terangkat keatas dengan pinggul yang selalu bekerja menghujamkan batang pusakanya. Suka bermain dengan kaki Reyna, tangan lelaki itu bekerja melepas bra yang masihlah tersisa.

“Ckckckck… Prima, sejak dahulu saya telah sangat percaya payudaramu lebih kencang dari punya Anita, ”

Badan Reyna melengkung waktu putingnya disedot lelaki itu dengan kuat. “Oooooouugghh.. ”

Reyna memalingkan mukanya, lantas mengangguk kuatir. Rivan bangun mencabut batangnya lantas mengangkangi muka guru cantik itu. Pojok mata Reyna tangkap muka tampan silelaki yang menggeram sembari mainkan batang besar pas di muka muka nya.

Jemari lentiknya gemetar waktu ambil alih batang besar itu dari tangan Rivan. Membulatkan tekad untuk memandang lelaki yang mengangkangi mukanya, kepasrahan muka seseorang wanita atas lelaki yang nikmati tualang birahi atas tubuhnya.

“Aaaaaaaagghhh.. Aaaaagghhh.. Reeeeey.. ” muka Rivan memucat bersamaan sperma yang menghambur kewajah cantik yang menyongsong dengan mata memandang sendu. “Aaaaaagghhhh.. Sayaaaaaang.. ”

Gak sempat sekalinya Reyna lihat seseorang pejantan yang demikian histeris dapatkan orgasmenya, serta gak sempat sekalinya Reyna membiarkan seseorang pejantan menghamburkan sperma diwajah cantiknya. Dengan kuatir Reyna buka bibirnya, membiarkan tetesan sperma menegur lidahnya. Batang itu selalu berkedut waktu jari lentik Reyna yang gemetar membimbing ke dalam mulutnya.

Nikmati keterkejutan muka Rivan atas keberaniannya. Bibirnya bekerja lembut mengisap batang Rivan, mempersilahkan lelaki itu kosongkan benih birahi di dalam bibir minimnya.

“Ooooooowwwhhhhh.. Reeeeeeeey…” Rivan mengejat, menyongsong penawaran Reyna dengan sejumlah semburan yang tersisa.

“Cepatlah pulang.. Saya tidak akan suamiku ada serta terasa dirimu masihlah di tempat ini, ” pinta Reyna selesai Rivan telah memakai kembali semuanya busananya.

“Masih belumlah suka?.. basic guru mesum, ” tuturnya ketus waktu Rivan memeluk dari belakang.

“aku tidaklah selingkuhan mu, tulis itu, ” Reyna menangkis tangan Rivan.

“Yaa.. Saya akan mencatatnya di tempat ini, di tempat ini, serta di tempat ini.. ” jawab Rivan sembari menunjuk bibir tipis Reyna, lantas berganti meremas payudara yang membusung serta selesai dengan remasan digundukan vagina.

“Dasar hilang ingatan ni cowok, ” umpat hati Reyna, yang jengkel atas tingkah Rivan masih kelihatan cuek selesai apakah yang berlangsung.

Reyna memandang punggung Rivan waktu lelaki itu ambil langkah keluar, hujan masihlah mengguyur bumi Jakarta dengan derasnya, dibibir pintu lelaki itu berhenti serta mengubah tubuhnya, tampilkan muka serius.

“Maaf Rey, benar-benar ini di luar dugaanku, semua tak terlepas dari khayalku akan dirimu, tetapi saya memang salah sebab menyintai wanita bersuami, Love you Rey.. ” tutur Rivan lantas ambil langkah keluar kepelukan hujan.

“Rivaaan.. Love u too, ” teriak Reyna dengan nada serak, bikin langkah Rivan terhenti

“Tapi maaf saya tak ada kemungkinan selingkuhanmu. ” lanjutnya.

“Mamaaaaaa, Elminaaaa pulaaaaang, ” teriak seseorang bocah dengan ceria, coba mencengangkan wanita yang repot mengatur tempat tidur yang awut-awutan, gadis kecil itu langsung menghambur memeluk badan Reyna, ibunya.

Usaha gadis itu cukuplah sukses, Reyna sekali-kali tak menerka, Ermina, putri kecilnya yang beberapa waktu bermalam di tempat kakeknya dijemput oleh suaminya.

“Ini buat bunda dari Elmina, ” tuturnya cadel, menyerahkan balon gas bersifat amor yang melayang-layang pada seutas tali. “Elmina kangen mamaa, selamat valentine ya, ma, Mudah-mudahan bunda bertambah cantik serta sehat tetap.. ”

Muka mungil itu tersenyum ceria, senyum yang demikian tulus akan kerinduan figur seseorang ibu. Reyna gak lagi sanggup membendung air mata, memandang mata bening tiada dosa yang perlihatkan kasih sayang seseorang anak. Sesaat dibelakang gadis itu berdiri suaminya, Anggara, sembari menggenggam balon yang sama.

“Selamat valentine, sayang, ” tutur Anggara, tersenyum dengan gayanya yang unik, senyum lembut yang malahan mengoyak-oyak hati Reyna.

Saat itu juga semua sumpah serapah tertumpah dari hatinya, atas ketidaksetiaannya jadi seseorang istri, atas ketidak becusannya menyandang sebutan seseorang ibu.

“Maafin Bunda, sayang, ” tutur Reyna tiada nada, memeluk erat badan mungil Ermina, terisak dengan badan gemetar. “Maafin bunda, Pah, ”

Larut malam, Reyna berdiri di balik jendela, memandang gulita dengan gundah. Suaminya serta Ermina udah terlelap.

PING! …
Tiada keinginan wanita itu buka BBM yang nyata-nyatanya tampilkan pesan dari Rivan.

“Besok waktu 12 saya nantikan di lab kimia, ”

Jemari kiri Reyna erat menggenggam tangan suaminya yang tengah nyenyak tertidur, sesaat tangan kanannya menulis pesan dengan gemetar. “Ya, saya akan kesitu, ”

0 comments: