SEO page contents SEO page contents ENAKNYA MEMEK SUSTER ~ VIDIO SEX KUNJUNGI KAMI LEBIH BANYAK VIDEO YANG MENARIK HANYA DI WWW.GAJAHQQ.COM DARI AYO BURUAN KUNJUNGI WEBNYA YA NANTI KAMI AKAN SELALU UPDATE :D

Bonus 10% untuk member baru

Wednesday, September 12, 2018

ENAKNYA MEMEK SUSTER


ENAKNYA MEMEK SUSTER DI APOTIK


VIDIO SEX - Tedi serta 2 rekanannya terasa berkewajiban buat menopang kawan karibnya sebab pihak keluarga Rudi belumlah ada satupun yang muncul didalam rumah sakit. Rudi adalah anak tunggal serta ke dua orang tuanya ada dalam sebuah negara Eropa Timur jadi staf kedutaan besar.




Sedang keluarga-keluarga dekat Rudi belum juga datang sebab tinggal diluar pulau Jawa seperti Pontianak, Tarakan serta Manado. Beruntunglah Rudi miliki karib seperti Tedi serta 2 rekanannya yang beda buat mengatur keperluannya pada saat dirawat di UGD. 




Seseorang perawat keluar dari area UGD serta menuju menjurus Tedi sembari membawa suatu kertas di tangannya. “Mas, ini resep dokter yang wajib selekasnya dibelikan obatnya supaya kawan Mas besok pagi langsung bisa disuntik dengan obat itu. ”, papar perawat itu pada 3 pemuda yang telah terlihat capek.

“Kira-kira di apotik rumah sakit ini obat itu ada gak, Mbak? ”, bertanya seseorang kawan Tedi.

“Kalau ada saya gak dapat mohon tolong pada kalian”, jawab perawat singkat.

“Yuk, dicari! ”, ajak Tedi pada 2 temannya.

“Sebentar Mas”, lewatkan perawat itu.

“Kalian yang miliki kelompok darah sama seperti Rudi semestinya tinggal di tempat ini, jaga-jaga jika kawan kalian perlu darah lagi serta persedian kami habis”, melanjutkan keterangannya.

Selanjutnya 3 pemuda itu berunding serta akan memutus supaya Tedi saja yang mencari obat serta 2 temannya terus tinggal.

Tedi merintih dalam hati sembari mengendarai mobil, “Cari apotik yang membuka jam 1 pagi hari ini tentunya susah, saya gak berapa hapal jalan Jakarta lagi”. 




Selesai berkendaraan saat 10 menit selanjutnya dia temukan suatu apotik yang masihlah membuka namun selesai dimasukinya pegawai apotik itu menyebutkan jika obat yang dicari Tedi tidak ada. Peristiwa itu berulang hingga 4 kali dengan argumen yang serupa, “obat itu habis”, “besok siang baru siap”, dsb. Buat kawan yang sekarang ini tergolek di ranjang UGD, Tedi tidak berputus harapan kendati tubuhnya telah capek serta ngantuk.

Dikit curi pandang menjurus Tedi, perasaannya bisa di buktikan benar. Pemuda langsing tinggi, 25-an tahun namun lumayan tampan yang duduk didepannya melihat ke arahnya tiada berkedip. Tedi selanjutnya terasa jika tatapannya dirasa oleh wanita itu.

Perhatian Tedi berganti ke beberapa barang yang berada pada outlet apotik itu. Bangun dari tempat duduknya sembari membungkukkan tubuh ia lihat satu-satu barang dalam etalase kaca. Dengan ingin tahu pegawai wanita itu menanyakan pada Tedi, “Mencari apakah, Mas? ”

“Hanya lihat-lihat kok Mbak! ”, jawab Tedi, namun pandangannya tertuju pada barisan kotak kondom dengan beragam merk serta hal semacam ini tidak lolos dari perhatian wanita itu.

DI APOTIK 


Perhatian Tedi pada jejeran kotan kondom itu demikian kelihatan sebab dia serius lagi memperbandingkan keunggulan tiap-tiap merk kondom dengan yang lain lewat tulisan-tulisan yang terdapat di kotaknya. Tiada malu-malu Tedi menanyakan pada pegawai wanita itu, “Mbak, yang merk “A” ini harga nya berapakah? ” yang dijawab juga oleh wanita itu. “Kalau yang “B”? ” “Kalau yang “C”? ” Semua pertanyaan itupun dijawab oleh pegawai wanita itu.

Dengan muka bingung Tedi menegakkan kembali badannya sembari mendekat menjurus pegawai itu. “Mbak, yang bagus yang manakah? ” tanyanya lirih dengan muka lugu. Pegawai wanita itu menjawab dengan menggelengkan kepalanya dan tersenyum malu. Dengan muka sedih tidak beroleh jawaban, Tedi mengubah tubuh lantas keluar dari apotik itu serta ambil kotak rokoknya dari sakunya.

Bertumpu pada kusen pintu apotik, Tedi nikmati tiap-tiap sedotan asap rokoknya. Tiada disadarinya pegawai wanita barusan telah ada di sebelahnya serta mengagetkannya dengan permintaannya, “Mas, bisa mohon rokoknya? ” Bagaikan orang dihipnotis Tedi menghulurkan kotak rokok serta koreknya pada wanita. Tedi terasa kaget campur bingung serta heran memandang wanita di sebelahnya tengah nikmati sedotan pertama pada sebatang rokok.

“Nggak perlu bengong Mas, emangnya mengapa? ”, bertanya wanita itu.

“Ah, Gak, gak heran kok, satu hari habis berapakah Pak rata-rata, Mbak? ”, bertanya Tedi dikit merayu.

“Saya merokok kadangkala saja kok, Mas! ”, jawab wanita itu.

Kemudian mereka mengobrol akrab bak 2 orang yang udah lama berteman.

“Mas, barusan bertanya masalah kondom, apakah telah menikah? ”, bertanya wanita itu.

“Belum, maka dari itu saya menanyakan, Mbak telah? ”, jawab Tedi serta berbalik menanyakan.

“Sudah 5 tahun”, jawab wanita sembari memperlihatkan kekecewaan di mukanya.

“Wah, telah pengalaman dong, menjadi menurut Mbak, pada saat suami Mbak gunakan kondom yang enak terasa yang merk apakah? ”, bertanya Tedi seperti hal semacam itu jadi teka-tekinya.

“Apa kamu telah punyai pacar? ”, bertanya balik wanita itu.

Dengan menggelengkan kepala, Tedi menunduk malu seakan sadar kalau dia memperlihatkan keluguannya, lantas dia mengupayakan menutupinya dengan berkata, “Tapi gini-gini pengalamanku gak kalah sama Mbak! hanya saya gak sempat gunakan kondom”

“Oh, ya? saya yakin kok”, sindir wanita itu.

“Kalau gak yakin bisa dicoba! ”, tantang Tedi.

Dengan muka yang memerah serta tersenyum, wanita itu buka pintu apotik lantas masuk kembali selesai buang puntung rokoknya, tinggalkan Tedi seseorang diri. Dengan menggeleng-gelengkan kepala Tedi terasa benar-benar tolol selesai mengerti jika dia barusan keluarkan banyak kata yang sangat bodoh selama pengalamannya berteman dengan cewek.

Bahkan juga sekarang ini dia belum juga paham nama serta alamat wanita yang barusan melakukan percakapan dengannya saat 30 menit. Suatu hasil yang bisa menjatuhkan pamor yang diketahui teman-temannya jadi seseorang yang pakar beroleh data mengenai cewek dalam berteman.

Selang berapa saat Tedi juga kembali masuk ke dalam apotik serta mengalami pegawai pria apotik itu udah duduk dimeja counter. Terasa ingin buang air kecil, Tedi bertanya letak toilet pada pria itu. Sesuai sama wejangan pria barusan, tedi masuk lorong panjang dalam apotik itu serta selanjutnya temukan kamar mandi 1/2 terbuka yang terlihat benar-benar bersih. Dengan cepat-cepat Tedi masuk serta langsung buka resleting celana jeansnya serta selekasnya keluarkan penisnya dari dalam CDnya lantas, “Ah.. Lega terasa! ”

Rupanya Tedi melupakan tutup pintu kamar mandi. Serta sebab lagi nikmati buang air kecil dia tidak rasakan jika di belakangnya telah berdiri pegawai wanita barusan sembari melihat bentuk serta ukuran penis Tedi yang lagi menyemburkan cairan urine bak ujung selang.

Tedi lihat waktu saat jam dinding apotik memperlihatkan waktu 3 pagi serta selesai terima obat pesanannya yang baru datang itu dari pegawai pria apotik itu, dia langsung keluar menuju mobilnya serta melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi sampai hingga rumah sakit tempat kawannya dirawat. 

ENAKNYA MEMEK


Selanjutnya dia memberikannya obat dan kopi resepnya itu pada perawat jagalah lantas duduk termenung di area nantikan sembari mengupayakan mengingat peristiwa spektakuler di apotik barusan. Lantas dari terlalu jauh lorong rumah sakit didepannya dia lihat Joni serta Rio, ke dua kawannya, keluar dari suatu area dengan muka suka-ria, disertai 2 perawat, yang seseorang berusia 40-an serta satunya 20-an.

Ke dua perawat yang berjalan dibelakang Joni serta Rio tampak tengah membenarkan pakaiannya serta mengupayakan tutup kancing sisi atasnya. Panorama ini tidak lolos dari pandangan Tedi.

Lebih kurang apakah yang udah dilaksanakan Joni serta Rio? Donor darah merah atau putih? Mengapa mereka terlihat suka sekali? Tersebut semua pertanyaan dalam benak Tedi.

0 comments: