SEO page contents SEO page contents HOT BUSTY TEEN LOVES COCK ~ VIDIO SEX KUNJUNGI KAMI LEBIH BANYAK VIDEO YANG MENARIK HANYA DI WWW.GAJAHQQ.COM DARI AYO BURUAN KUNJUNGI WEBNYA YA NANTI KAMI AKAN SELALU UPDATE :D

Bonus 10% untuk member baru

Thursday, September 27, 2018

HOT BUSTY TEEN LOVES COCK

HOT BUSTY TEEN LOVES COCK ON THE FUCK


VIDIO SEX - Selesai miliki seseorang anak, saya dapatkan vonis dokter kalau rahimku punyai masalah serta tdk direkomendasi kalau meningkatkan momongan lagi. Dengar hal semacam itu tentunya bikin diriku susah serta tdk karuan. Dengan kondisiku yang sesuai itu, suamiku lantas minta izin untuk menikah lagi dengan wanita lainnya lantaran dianya sendiri ingin miliki anak lagi. Hal semacam itu ia kerjakan kala anakku berumur 1 tahun. Biarpun berat, selanjutnya saya beri ijin suamiku untuk menikah lagi mengingat terbatasnya yang kumiliki sekarang ini menjadi seseorang wanita.




Sejak mulai pernikahannya, dia jarang pulang ke rumah. Sangat sekali dalam satu minggu. Sekarang selesai umur anakku 15 tahun, suamiku malahan gak sempat pulang ke rumah lagi. Dia udah miliki 4 orang anak, yang pasti dua pasang dari istri mudanya serta dua anak lagi dari istrinya yang ke-3. Saya mesti senang, miliki tiga buah toko yang berikan atas namaku dan suatu mobil serta suatu taksi kecuali dikit deposito yang senantiasa kutabung untuk ongkos kuliah anakku Wendi kelak.

Wendi sendiri telah gak peduli pada ayahnya. Jadi, kalaupun ayahnya pulang, terlihat Wendi gak berkawan dengannya. Saya gak dapat melakukan perbuatan apa-apa. Mudah-mudahan saja Wendi tdk berdosa pada ayahnya.

Tiap-tiap malam Saya senantiasa mengeloni Wendi biar tubuhku gak kedinginan ditiup oleh keadaan dingin AC di kamar tidurku. Wendi juga kalaupun kedinginan, malahan merapatkan tubuhnya ke tubuhku. Wendi memang anak yang manja serta saya menyayanginya. 




Di naik ke kamar tidurku serta membuka selimutku. Memandang saya tertidur dengan telanjang bundar, Wendi langsung melepas semuapakaiannya. Sampai bugil. Bibirku serta payudaraku arah utamanya. AKu mengelus-elus kepalanya serta tubuhnya. Hingga akhirnya saya menyeret tubuhnya menaiki tubuhku. KUkangkangkan ke-2 kakiku serta membimbing penisnya tembus vaginaku.

Nafsuku yang telah mencapai puncak, bikin ke-2 kakiku melingkar pada pinggangnya. Mulutnya masihlah rakus mengisapi serta menggigit kecil pentil payudaraku. Hingga akhirnya, kami saling menikmatinya serta melepas kesenangan kami bersamanya. Selesai itu, kami saling minum susu panas serta menceritakan terkait perihal lainnya, seperti apakah yang baru kami kerjakan, membuka suatu momen.

Malamnya, seisai Wendi lakukan PR-nya dia mendatangiku yang lagi baca majalah wanita di sofa. Tatapan matanya, kumengerti apakah maunya. Walaupun sore barusan kami barusan melaksanakannya. Kutuntun dia duduk di lantai menghadapku. Selesai dia duduk, saya buka dasterku serta mengarahkan mukanya ke vaginaku. AKu mengharap Wendi tau apakah yang wajib dia kerjakan, selesai belajar dari CD pornonya.

Benar saja, lidah Wendi telah bermain di vaginaku. Saya senantiasa membaca majalah, seperti gak berlangsung apa-apa. AKu terasa nikmatr sekali. Lidahnya senantiasa menyedot-nyedot klentitku serta ke-2 tangannya mengelus-elus pinggangku. Sampa selanjutnya saya menjepit kepalanya, karean saya akan orgasme.

Wendi hentikan jilatannya Serta saya membebaskan nikmatku. Kemudia ke-2 kakiku kembali merenggang. AKu rasakan Wendi menjilati basahnya vaginaku. Selesai senang, Wendi bangkir. Saya turun ke lantai. Sekarang Wendi yang buka celananya serta menarik kepalaku biar mulutku merapat ke penisnya. Penis yang keras itu kujilati dengandiam. Wendi menggantungkan kepalanya ke sandaran sofa. Kepalaku ditangkapnya serta dileus-elusnya. 




Saya senantiasa menjilatinya serta senantiasa melahap penisnya, sampai spermanya penuhi mulutku. Sampai akhirnyanormal kembali serta kami duduk bersisian melihat film terlepas di TV. Selesai tonton film, saya mengajaknya untuk tidur, karean besok dia mesti sekolah, serta saya mesti periksa pembukuan toko.

“yuk tidur sayang, ” kataku. Wendi bangun serta menggamit tanganku, lantas kami tertidur nyenyak sampai pagi.

Siang itu, saya dengar Wendi pulang sekolah serta dia memohon makan. Kami saling makan siang di meja makan. Selesai makan siang, kami saling mengusung piring kotor serta saling mencucinya di dapur. Wendi bercerita guru baruya yang sangatlah disiplin serta berasa agak kejam. Saya dengarkan semua aduan serta narasi anakku.

Itu kebiasaanku, hingga akhirnya saya mesti paham siapa Wendi. Saya memulai bertanya siapa pacarnya serta sempat pergi ke tempat pelacuran atau mungkin tidak. Memang saya tahu Wendi belum pernah pacaran serta belum pernah kepelacuran dari diary-nya. Kami saling membuat piring serta melap piring sampai ke ring ke rak-nya, sambil kami terusbercerita.

“Ma…besok Wendi dibawa kawan mendaki gunung…boleh engak, Ma? ” bertanya Wendi minta izinku sambil tangannya memasuku sisi atas dasterku serta mengelus payudaraku.

“Nanti kalaupun telah SMA saja ya sayang…” kataku sambil mengelus penis Wendi.

“Berarti tahun depannya dong, Ma, ” tukasnya sambil mengjilati leherku.

“Oh… iya sayang… Tahun depan” kataku juga sambil membelai penisnya serta melepas kancing celana biru sekolahnya serta melepas semua busananya sampai Wendi telanjang bundar.

“Kalau ibu katakan nggak bisa ya telah. Wendi nggak turut, ” tukasnya sambil membebaskan juga kancing dasterku sampai saya telanjang bundar.

Ya.. kami senantiasa menceritakan terkait sekolah Wendi serta kami telah bertelanjang bundar bersama

“Sesekali kita wisata ke puncak yuk ma…” kata Wendi sambil menjilati leherku serta mengelus payudaraku. Saya duduk di kursi kamar serta Wendi berdiri di belakangku. Uh… anakku telah sungguh-sungguh dewasa. Dia ingin sekali bermesraan serta sangatlah romantis.

“Kapan Wendi maunya ke puncak? ” kataku sambil menkmati jilatannya. Saya lantas mulai menuntunnya biar ada di hadapanku.

Wendi kubimbing untuk naik ke atas tubuhku. Ke-2 kakinya mengangkangi tubuhku serta bertumpu pada kursi. Panttanya telah ada diatas ke-2 pahaku serta saya memeluknya. Kuarahkan murnya untuk menyedot pentil payudaraku.

“Bagaimana kalaupun ini malam saja kita ke puncak sayang. Besok libur serta lusa telah minggu. Kita di puncak dua malam, ” kataku sambil mengelus-elus rambutnya.

“Setuju ma. Kita bawa serta dua buah selimut ma, ” tukasnya ganti isapan nya dari payudaraku yang satu ke payudaraku yang lainnya.

“Kenapa mesti dua sayang. Satu saja.. ” kataku yang rasakan tusukan penisnya yang mengeras di pangkal perutku.

“Selimutnya kita satukan agar kian tebal, agar hangat ma. Dua selimut kita lapis dua, ” tukasnya. Dia mendongakkan mukanya serta pejamkan matanya, minta biar lidahku masuk mulutnya. Saya membernya. Sluuupp… lidahku langsung diisapnya dengan lembut serta samping tangannya mengelus payudaraku.

Tak diduga Wendi berdiri serta amengarahkan penisnya ke mulutku. Saya menyambutnya. Kala penis itu ada dalam mulutku serta saya mulai menjilatinya dalam mata terpejam Wendi menyampaikan.

”Rasanya kita langsung pergi ya ma. Sampai dipuncak belumlah sore. Kita bisa berjalan-jalan ke gunung yang dekat villa itu, ” tukasnya.

Saya paham maksudenya, biar saya cepat merampungkan kemauannya serta kami lekas pergi. Cepat saya menjilati penisnya serta Wendi Meremas-remas rambutku dengan lembut. Hingga akhirnya, Wendi menghimpit kuat-kuat penisnya ke mulutku serta meremas rambutku juga.

TEEN LOVES COCK 

Pada tekak mulutku, saya rasakan hangatnya semprotan sperma Wendi seringkali. Lalu dia duduk kembali pada pangkuanku. Di ciumnya pipiku kiri-kanan serta mengecup keningku. Uh… dewasanya Wendi. Au membalas mengecup keningnya dengan lembut.

Wendi turun dari kursi, lantas memakaikan dasterku serta dia pergi ke kamar mandi. Saya kekamar siapkan suatu yang wajib kami bawa serta. Saya gak lupamembawa dua buah selimut serta baju yang dapat mebnghangatkan tubuhku. Semua siap. Mobil melaju ke puncak, ikuti liuknya jalan aspal yang hitam tembus kabut yang dingin.

Kami datang waktu 15. 00. Selesai cek in, kami langsung makan di restoran di pinggir sawah serta membeli ikan mas goreng dan lapannya. Kami makan dengan lahap sekali. Dari sana kami melakukan jalan setapak menaik ke lereng bukit. Dari sana, saya memandang suatu mobil biru tua, Toyota Land Cruiser melintas jalan ke arah villa yang gak jauh dari villa kami.

Mobil suamiku, ayahnya Wendi. Tentu dia dengan istri mudanya atau mungkin dengan pelacur muda, bisik hatiku. Cepat kutarik Wendi biar dia gak memandang ayahnya. Saya terlambat, Wendi lebih daulu memandang mobil yang dia kenal itu. Wendi meludah serta menyumpahi ayahnya.

”Biadab!!! ” Demikian bencinya dia pada ayahnya. Saya cuma memeluknya serta mengelus-elus kepalanya. Kami menyambung perjalanan. Saya gak pengin keadaan istirahat ini membuatnya menjadi gak indah.

Suatu bangku terbuat dari bata yang disemen. Kami duduk berdampingan diatasnya memandang jauh ke bawah sana, ke hamparan sawah yang baru ditanami. Indah sekali.

Wendi merebahkan kepalanya ke dadaku. AKu tahu bimbang hatinya. Kuelus kepalanya serta kubelai belai.

“Tak bisa menuding siapa saja dalam kehidupan ini. Kita mesti nikmati hidup kita dengan tenang serta damai dan tulus, ” kata ku mengecup bibirnya.

Angin mulai berhembus sepoi-sepoi serta kabut adakalanya menampar-nampar muka kami. Wendi mulai meremas payudaraku, walaupun masihlah tertutupi oleh pakaianku serta bra.

“Iya. Kita mesti hidup bahagia. Bahagia cuma untuk punya kita saja, ” tukasnya lantas mencium leherku.

“Kamu lihat petani itu? Mereka sangatlah bahagia menjalani hidupnya, ” kataku sambil mengelus-elus penisnya dari balik celananya. Wendi berdiri, lantas menuntunku beridiri. Saya mengikutinya. Dia mengelus-elus pantatku dengan lembut.

“Lumpur-lumpur itu tentu lembut sekali, Ma, ” tukasnya senantiasa mengelus pantatku. Tentu Wendi terobsesi dengan anal sex, pikirku. Saya mesti memberikannya biar dia suka serta bahagia dan gak lari kemana saja ditambah lagi ke pelacur. Dia gak bisa mendapatkannya dari wanita jalang.

Kami mulai menuruni bukit selesai mobil Toyota biru itu hilang, mungkin ke garasi villa. Wendi konsisten memeluk pinggangku serta kami membeli dua botol teh. Kami meminumnya di pinggir warung.

“Wah… anaknya ganteng sekali bu. Manja lagi, ” kata pemilik warung. Saya tersenyum serta Wendipun gak membebaskan pelukannya. Sifatnya memang manja sekali.

“Senang ya bu, miliki anak ganteng, ” kata pemilik warung itu lagi. Kembali saya tersenyum serta beberapa orang yang ada di warung itu terlihat iri memandang kemesraanku dengan anakku. Mereka tentu tdk tau apakah yang tengah kami rasakan. Keindahan yang bagaimana. Mereka gak tahu.

Selesai membayar, kami menuruni bukit serta kembali pada villa. Angin kian kencang sore mendekati mahgrib itu. Kami membeli dua gelas kopi susu panas serta membawanya ke kamar. Selesai menutup kamar, saya melapaskan semua pakaianku. Tidakkah barusan Wendi mengelus-elus pantatku? tidakkah dia ingin anal sex? Selesai saya bertelanjang bundar, saya mendekati Wendi serta membebaskan semua busananya.

Kulumasi penisnya gunakan lotion. Saya melumasi juga duburku dengan lotion. Di lantai saya menunggingkan tubuhku. Wendi mendatangiku. Kutuntun penisnya yang demikian cepat mengeras menyerang lubang duburku.

Saya sempat rasakan ini sekali dalam hidupku sewaktu saya baru menikah. Sakit sekali berasa. Dari temanku saya paham, kalaupun pengin main dri dubur, mesti memanfaatkan pelumas, tukasnya. Sekarang saya ingin lakukan pada Wendi

Wendi mengarahkan ujung penisnya ke duburku. Ke-2 lututnya, tempatnya bertumpu. Perlahan…perlahan serta perlahan-lahan. Saya rasakan tusukan itu dengan perlahan-lahan. Ah.. Wendi, kau demikian dapat memberi apakah yang saya kehendaki, bisik hatiku sendiri. Setiap waktu saya terasa kesat, saya denga tanganku menambahi lumasan lotion ke batangnya. Saya rasakan penis itu keluar-masukdalam duburku.

Kuarahkan samping tangan Wendi untuk mengelus-elus klentitku. Waw… nimat sekali. Di satu segi klentitku nikat disapu-sapu serta di lain sisi, duburku dilintasi oleh penis yang keluar masuk sangatlah teratur. Tiada nada apa-pun yang terdengar.

Sunyi sepi serta diam. Cuma ada desau angin, desah nafas yang meburu serta adakalanya ada nada burung kecil berkicau diluar sna, ke arah sarangnya.

Badan Wendi telah melekat di punggungku. Samping tangannya mengelus-elus klentitku serta samping lagi meremas payudaraku. Lidahnya menjilati tengkukku serta dan leherku bergantian. Saya sangatlah mujur mememiliki anak seperti Wendi.

Dia laku-laki perkasa serta penuh kelembutan. Tapi… mengapa kesempatan ini dia demikian buas serta demikian binal? Tapi… Saya kian nikmati kebuasan Wendi anak kandungku sendiri. Buasnya Wendi, merupakan buas yang sangatlah santun serta penuh kasih.

Saya telah gak dapat membendung nikmatku. AKu menjepit tangan Wendi yang masihlah mengelus klentitku jugamenjepit penisnyadengan duburku. Wendi mendesah-desah…

“Oh… oh…. oooooohh…”

Wendi menggigit bahuku serta mempermainkan lidahnya di sela-sela gigitannya. Serta remasan pada payudaraku berasa demikian sangatlah nikmat.

“Ooooooooooohhhh.. ” desahnya serta saya lantas menjerit.

“Akhhhhhhhhhhhh.. ” Lantas saya menelungkup di lantai karpet gak dapat lagi ke-2 lututku untuk bertumpu.

Penis Wendi mengecil serta melaju cepat keluar dari duburku. Wendi cepat mengubah tubuhku. Langsung saya diselimutinya serta dia masuk ke selimut, sambil mengecupi leherku serta pipiku. Kami terdiam, sampai desah nafas kami normal.

Wendi menuntunku duduk serta membimbingku duduk di kursi, lantas melilit tubuhku dengan selimut hotel yang ada diatas tempat tidur. Dia mendekatkan kopi susu ke mulutku.

Saya meneguknya. Kudengar dia membasuh penisnya, lantas kembali mendekat padaku. Dia kecul pipiku serta menyampaikan : ”Malam ini kita makan apakah, Ma? ”

“Terserah Wendi saja sayang. ”

“Setelah makan kita kemana, Ma? ” dia membelai pipiku serta mengecupnya lagi.

“Terserah Wendi saja sayang. Ini hari, merupakan harinya Wendi. Ibu ngikut saja apakah maunya anak ibu, ” kataku lembut.

“OK, Ma. Ini hari harinya Wendi. Besok sampai minggu, harinya ibu. Ini malam kita di kamar saja. Saya gak pengin berjumpa dengan orang yang naik Toyota Biru itu, ” tukasnya marah. Keliatannya penuh dendam. Saya menghela nafas.

Selesai makan malam, kami kembali pada kamar serta langsung tidur dibawah dua selimut yang hangat serta berpelukan. Kami tidur sampai waktu 09. 00 pagi baru terbangun.

0 comments: