SEO page contents SEO page contents PUBLIC FUCKING SEX MONEY ~ VIDIO SEX KUNJUNGI KAMI LEBIH BANYAK VIDEO YANG MENARIK HANYA DI WWW.GAJAHQQ.COM DARI AYO BURUAN KUNJUNGI WEBNYA YA NANTI KAMI AKAN SELALU UPDATE :D

Bonus 10% untuk member baru

Wednesday, September 26, 2018

PUBLIC FUCKING SEX MONEY

LEWD PUBLIC AGENT WISHES FOR SEX


Sehabis punyai seseorang anak, saya mendapat vonis dokter bila rahimku punyai masalah serta tak direkomendasi bila menaikkan momongan lagi. Dengar hal semacam itu sudah pasti bikin diriku susah serta tak karuan. Dengan kondisiku yang semacam itu, suamiku lantas minta izin untuk menikah lagi dengan wanita berbeda lantaran dianya sendiri pingin punyai anak lagi. Hal itu ia melakukan waktu anakku berumur 1 tahun. Walau berat, pada akhirnya saya ijinkan suamiku untuk menikah lagi mengingat minimnya yang kumiliki sekarang menjadi seseorang wanita.




Mulai sejak pernikahannya, dia jarang pulang ke rumah. Sangat sekali dalam 1 minggu. Sekarang sehabis umur anakku 15 tahun, suamiku malah tidak sempat pulang ke rumah lagi. Dia sudah punyai 4 orang anak, yang pasti dua pasang dari istri mudanya serta dua anak lagi dari istrinya yang ke-tiga. Saya mesti suka, punyai tiga buah toko yang berikan atas namaku dan satu mobil serta satu taksi tidak hanya dikit deposito yang selalu kutabung untuk cost kuliah anakku Wendi kelak.

Wendi sendiri telah tidak peduli pada ayahnya. Jadi, bila ayahnya pulang, tampak Wendi tidak berteman dengannya. Saya tidak dapat lakukan perbuatan apa-apa. Mudah-mudahan saja Wendi tak berdosa pada ayahnya. 




Tiap-tiap malam Saya senantiasa mengeloni Wendi biar tubuhku tidak kedinginan ditiup oleh kondisi dingin AC di kamar tidurku. Wendi juga bila kedinginan, malah merapatkan tubuhnya ke tubuhku. Wendi memang anak yang manja serta saya menyayanginya.

Telah berubah menjadi kebiasaanku, bila saya tidur cuma menggunakan daster mini tiada sehelai kain lantas dibalik daster miniku. Saya nikmati tidurku dengan hawa dinginnya AC serta timpa selimut tebal yang lebar. Sangatlah nikmat terasa tidur memeluk anak semata-mata wayangku, Wendi. Kusalurkan belai kasih sayangku kepadanya. Cuma kepadanya yang saya cintai.

Beberapa kali saya rasakan buah dadaku diisap-isap oleh Wendi. Saya mengelus-elus kepala Wendi dengan kelembutan serta kasih sayang. Tetapi kesempatan ini, tak seperti kebanyakan. Hisapan pada pentil payudaraku, merasa demikian indahnya. Lebih samping tangan Wendi mengelus-elus bulu vaginaku. Oh sangatlah nikmat. Saya biarkan. Toh dia anakku juga. Biarkan, biar tidurnya menghasilkan mimpi yang indah. 




Waktu saya mencabut pentil payudaraku dari mulut Wendi, dia mendesah.

“Mamaaaaa”

Saya tahu, Wendi turunkan celananya, hingga sampai sisi bawah tubuhnya telah bertelanjang. Dengan samping kakinya, dia mengangkangkan ke dua kakiku. Serta Wendi menaiki tubuhku dengan perlahan-lahan. Saya rasakan penisnya mengeras. Beberapa kali dia menusukkan penis itu ke vaginaku. Wendi nyatanya tak memahami, di mana lubang vagina.

Beberapa kali tidak sukses. Saya kasihan kepadanya, lantaran nyaris saja dia putus harapan. Tiada sadar, saya mengangkangkan ke dua kakiu lebih lebar. Waktu penisnya menyerang sisi atas vaginaku, saya membawa pantatku serta perlahan-lahan penis itu masuk area vaginaku. Wendi menekannya. Vaginaku yang telah basah, langsung menelan penisnya.

Kelihatannya Wendi belum pula bisa menangani keserasian dianya sendiri. Dia langsung menggenjotku serta mengisapi payudaraku. Lalu

*crooot…croot…croooootttt.. *

Spermanya menyemprot di dalam vaginaku. Tubuhnya mengejang serta melemas sekejap selanjutnya. Perlahan-lahan Wendi menuruni tubuhku. Saya belum pula sampai… tetapi saya tidak mungkin lakukan perbuatan apa-apa.

Besok malamnya, hal semacam itu berlangsung lagi. Berlangsung lagi serta berlangsung lagi. Sekurang-kurangnya 3x dalam semingu. Wendi lantas berubah menjadi lelaki yang dewasa. Tidak dikit lantas kami menyinggung peristiwa malam-malam itu. Kami cuma berkata perihal perihal berbeda saja. Hingga sampai satu sore, saya betul-betul bernafsu sekali.

Pingin sekali disetubuhi. Waktu berpapasan dengan Wendi saya mengelus penisnya di luar celananya. Wendi membalas meremas pantatku. Saya selekas mungkin ke kamar serta buka semua pakaianku, lantas merebahkan diri diatas tempat di tutupi selimut. Saya mengharap, Wendi masuk kamar tidurku. Belum selesai saya mengharap, Wendi sudeah masuk kamar tidurku.

Di naik ke kamar tidurku serta membeberkan selimutku. Memandang saya tertidur dengan telanjang bundar, Wendi langsung melepas semuapakaiannya. Hingga sampai bugil. Bibirku serta payudaraku arah utamanya. AKu mengelus-elus kepalanya serta tubuhnya. Hingga selanjutnya saya menyeret tubuhnya menaiki tubuhku. KUkangkangkan ke dua kakiku serta membimbing penisnya tembus vaginaku.

WISHES FOR SEX


Nafsuku yang telah mencapai puncak, bikin ke dua kakiku melingkar pada pinggangnya. Mulutnya masihlah rakus mengisapi serta menggigit kecil pentil payudaraku. Hingga selanjutnya, kami saling menikmatinya serta melepas kesenangan kami bersamanya. Selesai itu, kami saling minum susu panas serta cerita perihal perihal berbeda, seperti apakah yang baru kami melakukan, membuka satu momen.

Malamnya, seisai Wendi melakukan PR-nya dia mendatangiku yang lagi baca majalah wanita di sofa. Tatapan matanya, kumengerti apakah maunya. Walaupun sore barusan kami barusan mengerjakannya. Kutuntun dia duduk di lantai menghadapku. Sehabis dia duduk, saya buka dasterku serta mengarahkan parasnya ke vaginaku. AKu mengharap Wendi tau apakah yang penting dia melakukan, sehabis belajar dari CD pornonya.

Benar saja, lidah Wendi telah bermain di vaginaku. Saya selalu membaca majalah, seperti tidak berlangsung apa-apa. AKu terasa nikmatr sekali. Lidahnya selalu menyedot-nyedot klentitku serta ke dua tangannya mengelus-elus pinggangku. Sampa pada akhirnya saya menjepit kepalanya, karean saya dapat orgasme.

Wendi hentikan jilatannya Serta saya melepas nikmatku. Kemudia ke dua kakiku kembali merenggang. AKu rasakan Wendi menjilati basahnya vaginaku. Sehabis suka, Wendi bangkir. Saya turun ke lantai. Sekarang Wendi yang buka celananya serta menarik kepalaku biar mulutku merapat ke penisnya. Penis yang keras itu kujilati dengandiam. Wendi menopangkan kepalanya ke sandaran sofa. Kepalaku ditangkapnya serta dileus-elusnya.

Saya selalu menjilatinya serta selalu melahap penisnya, hingga sampai spermanya penuhi mulutku. Hingga sampai akhirnyanormal kembali serta kami duduk bersisian saksikan film terlepas di TV. Selesai lihat film, saya mengajaknya untuk tidur, karean besok dia mesti sekolah, serta saya mesti mengecek pembukuan toko.

“yuk tidur sayang, ” kataku. Wendi bangun serta menggamit tanganku, lantas kami tertidur nyenyak hingga sampai pagi.

Siang itu, saya dengar Wendi pulang sekolah serta dia memohon makan. Kami saling makan siang di meja makan. Selesai makan siang, kami saling membawa piring kotor serta saling mencucinya di dapur. Wendi bercerita guru baruya yang begitu disiplin serta merasa agak kejam. Saya dengerin semua aduan serta narasi anakku.

Itu kebiasaanku, hingga selanjutnya saya mesti memahami siapa Wendi. Saya mulai juga bertanya siapa pacarnya serta sempat pergi ke tempat pelacuran atau mungkin tidak. Memang saya tahu Wendi tak pernah pacaran serta tak pernah kepelacuran dari diary-nya. Kami saling membuat piring serta melap piring hingga sampai ke ring ke rak-nya, sambil kami terusbercerita.

“Ma…besok Wendi dibawa kawan mendaki gunung…boleh engak, Ma? ” bertanya Wendi minta izinku sambil tangannya memasuku sisi atas dasterku serta mengelus payudaraku.

“Nanti bila telah SMA saja ya sayang…” kataku sambil mengelus penis Wendi.

“Berarti tahun depannya dong, Ma, ” tuturnya sambil mengjilati leherku.

“Oh… iya sayang… Tahun depan” kataku juga sambil membelai penisnya serta melepas kancing celana biru sekolahnya serta melepas semua busananya hingga sampai Wendi telanjang bundar.

“Kalau ibu menyebutkan nggak bisa ya sudah. Wendi nggak turut, ” tuturnya sambil melepas juga kancing dasterku hingga sampai saya telanjang bundar.

Ya.. kami selalu cerita perihal sekolah Wendi serta kami telah bertelanjang bundar bersama

“Sesekali kita wisata ke puncak yuk ma…” kata Wendi sambil menjilati leherku serta mengelus payudaraku. Saya duduk di kursi kamar serta Wendi berdiri di belakangku. Uh… anakku telah betul-betul dewasa. Dia pingin sekali bermesraan serta begitu romantis.

“Kapan Wendi maunya ke puncak? ” kataku sambil menkmati jilatannya. Saya lantas mulai menuntunnya biar ada di hadapanku.


Wendi kubimbing untuk naik ke atas tubuhku. Ke dua kakinya mengangkangi tubuhku serta bertumpu pada kursi. Panttanya telah ada diatas ke dua pahaku serta saya memeluknya. Kuarahkan murnya untuk menghisap pentil payudaraku.

“Bagaimana bila ini malam saja kita ke puncak sayang. Besok libur serta lusa telah minggu. Kita di puncak dua malam, ” kataku sambil mengelus-elus rambutnya.

“Setuju ma. Kita bawa juga dua buah selimut ma, ” tuturnya ganti isapan nya dari payudaraku yang satu ke payudaraku yang berbeda.

“Kenapa mesti dua sayang. Satu saja.. ” kataku yang rasakan tusukan penisnya yang mengeras di pangkal perutku.

“Selimutnya kita satukan agar makin tebal, agar hangat ma. Dua selimut kita lapis dua, ” tuturnya. Dia mendongakkan parasnya serta pejamkan matanya, minta biar lidahku masuk mulutnya. Saya membernya. Sluuupp… lidahku langsung diisapnya dengan lembut serta samping tangannya mengelus payudaraku.

Sunyi sepi serta diam. Cuma ada desau angin, desah nafas yang meburu serta kadang-kadang ada nada burung kecil berkicau diluar sna, ketujuan sarangnya.

Badan Wendi telah melekat di punggungku. Samping tangannya mengelus-elus klentitku serta samping lagi meremas payudaraku. Lidahnya menjilati tengkukku serta dan leherku bergantian. Saya begitu untung mememiliki anak seperti Wendi.

Dia laku-laki perkasa serta penuh kelembutan. Tapi… mengapa kesempatan ini dia demikian buas serta demikian binal? Tapi… Saya makin nikmati kebuasan Wendi anak kandungku sendiri. Buasnya Wendi, yaitu buas yang begitu santun serta penuh kasih.

Saya telah tidak bisa membendung nikmatku. AKu menjepit tangan Wendi yang masihlah mengelus klentitku jugamenjepit penisnyadengan duburku. Wendi mendesah-desah…

“Oh… oh…. oooooohh…”

Wendi menggigit bahuku serta mempermainkan lidahnya di sela-sela gigitannya. Serta remasan pada payudaraku merasa demikian sangatlah nikmat.

“Ooooooooooohhhh.. ” desahnya serta saya lantas menjerit.

“Akhhhhhhhhhhhh.. ” Lantas saya menelungkup di lantai karpet tidak bisa lagi ke dua lututku untuk bertumpu.

Penis Wendi mengecil serta melaju cepat keluar dari duburku. Wendi cepat memutar tubuhku. Langsung saya diselimutinya serta dia masuk ke selimut, sambil mengecupi leherku serta pipiku. Kami terdiam, hingga sampai desah nafas kami normal.

Wendi menuntunku duduk serta membimbingku duduk di kursi, lantas melilit tubuhku dengan selimut hotel yang ada diatas tempat tidur. Dia mendekatkan kopi susu ke mulutku.

Saya meneguknya. Kudengar dia membersihkan penisnya, lantas kembali mendekat padaku. Dia kecul pipiku serta menyampaikan : ”Malam ini kita makan apakah, Ma? ”

“Terserah Wendi saja sayang. ”

“Setelah makan kita kemana, Ma? ” dia membelai pipiku serta mengecupnya lagi.

“Terserah Wendi saja sayang. Ini hari, yaitu harinya Wendi. Ibu ngikut saja apakah maunya anak ibu, ” kataku lembut.


“OK, Ma. Ini hari harinya Wendi. Besok hingga sampai minggu, harinya ibu. Ini malam kita di kamar saja. Saya tidak ingin berjumpa dengan orang yang naik Toyota Biru itu, ” tuturnya berang. Kelihatannya penuh dendam. Saya menghela nafas.

Selesai makan malam, kami kembali lagi kamar serta langsung tidur dibawah dua selimut yang hangat serta berpelukan. Kami tidur hingga sampai jam 09. 00 pagi baru terbangun.

0 comments: