SEO page contents SEO page contents SUPER HOT TEEN ~ VIDIO SEX KUNJUNGI KAMI LEBIH BANYAK VIDEO YANG MENARIK HANYA DI WWW.GAJAHQQ.COM DARI AYO BURUAN KUNJUNGI WEBNYA YA NANTI KAMI AKAN SELALU UPDATE :D

Bonus 10% untuk member baru

Monday, June 25, 2018

SUPER HOT TEEN

SUPER HOT TEEN FUCKING ON BACK SEAT



VIDIO SEX - Sampai saat ini, cerita itu masihlah kerapkali terlintas dalam benak serta pikiranku. Tak tahu satu keberuntungankah atau kepedihan untuk si aktor. Yang pasti dia udah memperoleh pengalaman punya nilai dari apa yang dirasakannya. Sebut saja namaya si Jo.
 



Datang dari kampung yang sesungguhnya tak jauh-jauh sekali dari kota Y. Di kota Y berikut ini dia numpang hidup pada orang keluarga kaya. Suami istri berkecukupan dengan seseorang sekali lagi pembantu wanita Inah, dengan umur kira-kira di atas Jo 2-3 th.. Jo sendiri berusia 15 th. jalan.


 

Satu hari nyonya majikannya yang masihlah muda, Ibu Rhieny atau umum mereka menyebut Bu Rhien, mendekati mereka berdua yang tengah repot di dapur yang terdapat di halaman belakang, didepan kamar si Jo.

“Inah.., besok lusa Ayah mau ke Kalimantan sekali lagi. Tolong sediakan busana seperlunya jangan sampai lupa hingga ke kaos kakinya semua.. ” perintahnya.

“Kira-kira berapakah hari Bu..? ” bertanya Inah hormat.

“Cukup lama.. barangkali nyaris 1bulan. ”

“Baiklah Bu.. ” tukas Inah mahfum.


Bu Rhien selekasnya berlalu melalui Jo yang tengah bersihkan tanaman di pekarangan belakang itu. Dia mengangguk dikala Jo membungkuk hormat kepadanya.


Ibu Rhien majikannya ini masihlah muda, paling tua barangkali lebih kurang 30 tahunan, saat Inah sempat narasi padanya. Mereka menikah baru saja serta termasuk juga lambat dikarenakan keduanya repot di study serta pekerjaan. Tapi sesudah menikah, Bu Rhien Kedengarannya semakin banyak dirumah. Biarpun sifatnya cuma sesaat, sebatas buat jeda istirahat saja.


Dengan perawakan langsing, dada tak saat besar, hidung mancung, bibir tidak tebal serta berkaca mata dan kaki yang lenjang, Bu Rhien berkesan angkuh dengan wibawa intelektualitas yang tinggi. Tapi terlihat bila dia seseorang yang baik hati serta bisa tahu kesusahan hidup orang beda walaupun dalam bagian yang sewajarnya. 


Dengan ke-2 pembantunya lantas tak saat kerapkali bicara. Cuma kadangkala jika memang perlu. Tapi Jo tahu pastinya Inah lebih dekat dengan majikan perempuannya, dikarenakan mereka kerapkali terlibat percakapan di dapur atau di ruangan tengah seandainya saatnya senggang.


Sekian waktu kepergian Ayah ke Kalimantan, Jo tanpa ada berencana menguping percakapan ke-2 wanita itu.

“Itulah Nah.. kadang kala belajar butuh juga.. ” nada Bu Rhien terdengar agak geli.

“Di kampung benar-benar senantiasa jelas saya sempat Bu.. ” Inah terlihat agak bebas menjawab.

“O ya..? ”

“Iya.. kami.. sst.. pss.. ” dan sebagainya Jo tidak bisa sekali lagi menangkap isi percakapan itu. Cuma lalu terdengar tawa berderai mereka berdua.


Jo mulai lupa perbincangan yang mengakibatkan sinyal bertanya itu dikarenakan kesibukannya sehari-hari. Bersihkan halaman, menjaga tanaman, melakukan perbaikan keadaan tempat tinggal, pagar dsb yang di kira butuh diselesaikan. Hari untuk hari berlalu saat saja. Sampai satu sore, Jo agak terkaget dikala dia tengah beristirahat sekejap di kamarnya.

Mendadak pintu terbuka, “Kriieet.. Blegh..! ” pintu ini selekasnya tutup sekali lagi.

Dihadapannya saat ini Bu Rhien, majikannya berdiri menatapnya dengan pandangan yg tidak bisa ia tahu.


“Jo.. ” suaranya agak serak.

“Jangan kaget.. gak ada apa-apa. Ibu cuma ada butuh sekejap.. ”

“Maaf Bu..! ” Jo cepat-cepat memakai kaosnya.

Baru saja dia cuma bercelana pendek. Bu Rhien diam serta berikan peluang Jo memakai kaosnya sampai tuntas. Kedengarannya Bu Rhien udah bisa kuasai diri sekali lagi. Dengan mimik umum dia selekasnya mengemukakan maksud kemunculannya.


“Hmm.., ” dia melirik ke pintu.

“Ibu mememohon anda gak usah narasi ke siapa. Ibu cuma butuh meminjam suatu hal darimu.. ”

Lalu dia selekasnya melemparkan suatu majalah.

“Lihat serta cepatlah ikuti perintah Ibu..! ” nada Bu Rhien agak menghimpit.

Agak gelagapan Jo buka majalah itu serta terperangah mengalami beraneka lukis yang membuat nafasnya segera memburu. Walaupun orang kampung, dia tahu apa makna seluruh itu. Lebih-lebih jujur dia benar-benar tengah beranjak umur yang kerap kali membuatnya terbangun ditengah malam dikarenakan bayangan serta udara yang menyesakkan dada seandainya baru nonton TV atau membaca artikel yang sedikit nyerempet ke arah “itu”.


Sejurus diamatinya Bu Rhien yang tengah bergerak menuju pintu. Beliau memakai kaos hijau ketat, sesaat bawahannya berbentuk rok yang agak longgar warna hitam agak berkilat tak tahu apa berbahan. Selekasnya tangan putih mulus ini menggerendel pintu.

Lalu.., “Berbaringlah Jo.. serta bebaskan celanamu..! ”

Agak sangsi Jo mulai buka.

“Dalemannya juga.. ” agak jengah Bu Rhien katakan ini.

Dengan sangatlah malu Jo melepas CD-nya. Sesaat lalu terpampanglah alat pribadinya ke atas.


Beda dari pikiran Jo, nyatanya Bu Rhien tak selekasnya turut buka busananya. Dengan muka menunduk tanpa ada pengin memandang ke berwajah, dia selekasnya bergerak naik ke atas tubuhnya. Jo rasakan desiran hebat dikala betis mereka bersentuhan.

Naik sekali lagi.. saat ini Jo dapat rasakan halusnya paha majikannya ini bersentuhan dengan paha atasnya. Naik sekali lagi.. serta.. Jo rasakan semuanya tulang belulangnya mengenai setrum beberapa ribu watt dikala ujung alat pribadinya menyentuh sisi lunak empuk serta basah di pangkal paha Bu Rhien.


Tanpa ada memamerkan sedikitpun sisi tubuhnya, Bu Rhien Kedengarannya mau jalankan persetubuhan dengannya. Jo menghela nafas serta menelan ludah dikala tangan lembut ini memegang alatnya serta, “Bleesshh..! ”

Dengan tubuh bergetar pada lemas serta kaku, Jo sedikit mengerang menahan geli serta kesenangan dikala barangnya dilumat oleh daging hangat nan empuk ini.


Dengan masihlah menunduk Bu Rhien mulai menggoyangkan pantatnya. Tangannya menepis tangan Jo yang dengan cara naluriah mau merengkuhnya.

“Hhh.. ehh.. sshh.. ” terlihat Bu Rhien menahan nafasnya.

“Aakh.. Bu.. saya.. saya gak tahan.. ” Jo mulai mengeluh.

“Tahann sekejap.. sekejap saja..! ” Bu Rhien terlihat agak geram katakan ini, keringatnya mulai bermunculan di kening serta hidungnya.

SUPER HOT TEEN FUCKING


Sekuat tenaga Jo menahan aliran yang mau meledak di ujung peralatannya. Di atasnya Bu Rhien senantiasa berpacu.. bergerak jadi tambah liar sampai dipan tempat mereka ada turut berderit-derit. Jadi lama jadi tambah cepat serta pada akhirnya terlihat Bu Rhien mengejang, kepalanya ditengadahkan ke atas memamerkan lehernya yang putih berkeringat.

“Aaahhkhh..! ”

Sejurus lalu dia berhenti bergoyang. Lemas terkulai tetapi masih pada urutan duduk diatas badan Jo yang masihlah bergetar menahan rasa. Nafasnya masihlah memburu.


Berapa pas lalu, “Pleph..! ” mendadak Bu Rhien mencabut pantatnya dari badan Jo.

Dia selekasnya berdiri, merapihkan rambutnya serta roknya yang terungkap sekejap.

Lalu, “Jangan narasi pada siapa saja..! ” tandasnya, “Dan seandainya anda belum pula tuntas, anda dapat puaskan ke Inah.. Ibu udah bicara dengannya serta dia bersedia.. ” tukasnya cepat serta selekasnya jalan ke pintu lalu keluar.


Jo terhenyak diatas kasurnya. Sesaat dia berupaya menahan degup jantungnya. Diambilnya nafasdalam-dalam. Sembari sekuat tenaga meredam denyutan di ujung penisnya yang dirasa pengin menyembur cepat ini. 


Sesudah dapat tenang, dia selekasnya bangkit, memakai busananya lalu berbaring. nafasnya masihlah tersisa birahi yang tinggi tapi kesadarannya cepat menyebar di kepalanya. Dia sadar, gak barangkali dia menuntut apa pun pada majikan yang memberikannya hidup ini. Tapi benar-benar mengagumkan pengalamannya itu. Gak sedikitpun terpikir, Bu rhien yang saat berwibawa ini jalankan perbuatan seperti itu.


Dada Jo agak berdesir teringat perkataan Bu Rhien berkenaan Inah. Terbayang raut muka Inah yang dalam benaknya lugu, namun mengapa pengin diperintah melayaninya..? Jo menggelengkan kepala.. Tak..! biarkanlah perbuatan bejat itu pada saya serta Bu Rhien. Gak pengen dia melibatkan orang beda sekali lagi. Perlahan-lahan tetapi pastinya Jo sanggup mengendapkan semua pikiran serta gejolak perasaannya. Berapa menit lalu dia terlelap, tenggelam dalam kenyamanan yang tanggung serta mengganjal dalam tidurnya.


Perlakuan Bu Rhien berlanjut tiap tiap kali suaminya ga ada dirumah. Senantiasa serta senantiasa dia meninggalkan Jo dalam kondisi menahan gejolak yang menggelegak tanpa ada penyelesaian yang layak. Berkali-kali Jo mau melanjutkan hasratnya ke Inah, namun senantiasa diurungkan dikarenakan dia ragu-ragu, apakah semua sungguh-sungguh udah ditata oleh majikannya atau sebatas argumen Bu Rhien tidak untuk memberi balasan service padanya.


Sampai pada akhirnya disuatu malam yang dingin, diluar gerimis serta terdengar suara-suara katak bersahutan di sungai kecil belakang tempat tinggal dengan rythme-nya yang unik serta dihafal benar oleh Jo. Dia agak terganggu dikala mendengar daun pintu kamarnya terbuka.

“Kriieet..! ” nyatanya Bu Rhien.

Terlihat selekasnya mengambil langkah masuk kamar. Malam itu beliau memakai daster merah jambu bergambar bunga atau daun-daun apa Jo tak terang mengamatinya. Dikarenakan selekasnya dirasakannya nafasnya memburu, kerongkongannya tercekat serta ludahnya merasa asin. Berwajah merasa tebal gak rasakan apa-apa.


Agak buru-buru Bu Rhien selekasnya tutup pintu. Tanpa ada bicara sedikitpun dia menganggukkan kepalanya. Jo selekasnya mengerti. Dia selekasnya menarik tali saklar di kamarnya serta sesaat ruangannya jadi remang-remang oleh lampu 5 watt warna kehijauan. Sesaat tunggu Jo melepas celananya, Bu rhien terlihat menyapukan pandangannya ke seantero kamar.

“Hmm.. anak itu cukup rajin bersihkan kamarnya.. ” pikirnya.

Tetapi selekasnya berhenti dikala dilihatnya “alat pemuasnya” ini udah siap.

Serta.., peristiwa ini terulang kembali buat kesekian kalinya. Sesudah tuntas Bu Rhien selekasnya berdiri serta merapihkan busananya. Dia mau beranjak dikala mendadak teringat suatu hal.


“Oh Ibu lupa.. ” berhenti sesaat ucapannya.

Jo memikirkan dengan serius.. kurang apa sekali lagi..? Jujur dia mulai tak tahan menanggulangi nafsunya tiap tiap kali ditinggal saat saja, pengen sekali dia beroleh pinggang sexy ini tiap tiap kali mau keluar dari pintu.

Lanjutnya, “Hmm.. Inah pulang kampung pagi yang tadi.. ” dengan muka agak masam Bu Rhien selekasnya mengurungkan langkahnya.

“Rasanya tak adil bila cuma Ibu yang bisa. Sesaat anda ketinggalan saat saja dikarenakan ga ada Inah.. ”

Jo nyaris keceplosan kalau sejauh ini dia tak sempat menambahkan dengan Inah. Tetapi mulutnya selekasnya dikuncinya kuat-kuat. Dia terasa Bu Rhien bakal memberikannya suatu hal. Nyatanya benar.. Wanita ini selekasnya menyuruhnya berdiri.


“Terpaksa Ibu melayani anda malam itu. Tetapi ingat.., jangan sampai sentuh apa pun. Anda cuma bisa mengerjakannya sesuai sama yang Ibu kerjakan pada kamu.. ”

Lalu Bu Rhien selekasnya duduk ditepi ranjang. Dirainya bantal buat ganjal kepalanya. Sejuruskemudian dia buka pahanya. Matanya selekasnya memandang Jo serta memberikannya isyarat.

“.. ” Jo tergagap. Gak menduga bakal di beri peluang seperti ini.

Dalam sinar kamar yang minim ini dadanya berdesir hebat memandang sepasang paha mulus telentang. Di sisi atas sana terlihat dua bukit membuncah dibalik BH warna krem yang nampak sedikit di leher daster. Dengan lambat dia mendekat. Lalu dengan agak sangsi selangkangannya diarahkan ke tengah di antara dua potong paha mulus ini. Terlihat Bu Rhien memalingkan muka ke samping jauh.. sejauh-jauhnya.


“Degh.. degh.. ” Jo agak kesusahan memasukkan alatnya.

Dikarenakan sejauh ini dia benar-benar pasif. Maka ga ada pengalaman memasukkan sekalipun. Tetapi dia rasakan nikmat yang mengagumkan dikala kepala penisnya menyentuh daging lunak serta bergesekan dengan rambut kemaluan Bu Rhien yang tebal ini. 


Hhh..! Sangatlah nikmat. Bu Rhien menggigit bibir. Pengen rasa-rasanya menendang bocah kurang ajar itu. Tetapi dia selekasnya sadari itu seluruh dia yang mengawali. Badannya menggelinjang menahan geli dikala dengan agak paksa tetapi masih lambat Jo sukses memasukkan penisnya (yang benar-benar keras serta lumayan ini) ke perabotan rahasianya.

FUCKING ON BACK SEAT


Berapa pas lalu Jo dengan cara naluriah mulai menggoyangkan pantatnya maju mundur.

“Clep.. clep.. clep..! ” bunyi penisnya beradu dengan vagina Bu Rhien yang basah belum pula dicuci sesudah persetubuhan pertama yang tadi.

“Plak.. plak.. plakk.., ” kadang kala Jo terlampau kuat menghimpit maka pahanya beradu dengan paha putih mulus ini.

“Ohh.. enak sekali.. ” fikir Jo.

Dia rasakan kesenangan yang lebih sekali lagi dengan urutan dia yang aktif itu.

“Ehh.. shh.. okh.., ” Jo sungguh-sungguh gak kuasa sekali lagi menutupi rasa enaknya.


Nyaris berapa menit lamanya kondisi berjalan seperti ini. Sesaat Jo selintas melirik begitu muka Bu rhien mulai memerah. Matanya terpejam serta dia melengos ke kiri, kadang kala ke kanan.

“Hkkhh.. ” Bu Rhien berupaya menahan nafas.

Awalannya dia memikirkan servicenya cuma bakal sekejap dikarenakan dia mengerti anak itu pastinya udah diujung “konak”-nya.

Tetapi nyatanya, “Huoohh.., ” Bu Rhien rasakan otot-otot kewanitaannya tegang sekali lagi terima gesekan-gesekan kasar dari Jo.

Dia berupaya sekuat tenaga tidak untuk terbangkitkan nafsunya.


Jo senantiasa bergoyang, berputar-putar, menyeruduk, menghimpit serta mendorong sekuat tenaga. Dia sungguh-sungguh udah lupa siapa wanita yang dihadapannya itu. yang terfikir merupakan hasrat buat cepat keluarkan suatu hal yang dirasa deras mengalir dipembuluh darahnya serta pengen segeradikeluarkannya..!! ”Ehh.. ” Bu Rhien gak sanggup sekali lagi membendung nafsunya.

Daster yang semula dipegangi supaya tubuhnya sedikit terungkap ini terputus dari tangannya, maka saat ini terungkap jauh hingga ke atas pinggang. Memandang panorama itu Jo jadi tambah terangsang. Dia menunduk melihat alatnya yang serba hitam, kontras dengan badan putih mulus di depannya yang mulai menggeliat-geliat, maka membuat batang kemaluannya jadi tambah teremas-remas.


“Ohh.. aduh.. Bu.., ” Jo mengerang lambat penuh kesenangan.

Yang pasti Bu Rhien gak bakal mendengarnya dikarenakan beliau sendiri tengah berjuang melawan rangsangan yang jadi tambah dekat ke puncaknya.

“Okh.. hekkhh.. ” Bu Rhien menegang, sekuat tenaga dia menahan diri, tetapi sodokan itubenar-benar kuat serta tahan.

Diam-diam dia mengagumi akan dengan stamina anak itu.


Pada akhirnya dikarenakan udah tak sanggup sekali lagi menahan, Bu Rhien selekasnya mengapitkan ke-2 pahanya, tanganya beroleh sprei, meremasnya, serta.., “Aaakkhh..! ” dia mengerang nikmat. Orgasmenya yang ke-2 dari si Jo malam itu. Sesaat si Jo lantas udah gak tahan sekali lagi. 


Pas paha mulus ini menjepit pinggangnya serta lalu pantat wanita ini diangkat, penisnya sungguh-sungguh seperti dipelintir sampai, “Cruuth..! crut.. crut..! ” memancar satu cairan kental dari sana. Jo rasakan nikmat yang mengagumkan. 


Seperti kencing tapi merasa enak campur gatal-gatal bagaimana. ”Ohk.. ehh.. hh, ” Jo terkulai. Tubuhnya bergetar serta dia selekasnya mundur serta mencabut penisnya lalu terhenyak duduk di kursi sisi meja di kamarnya. Berwajah menengadah sesaat dengan cara alamiah tangannya senantiasa meremas-remas penisnya, memakan bekas cairan yang ada di sana. Ooohh.. enak sekali..


Di ranjang Bu Rhien telentang lemas. Sungguh-sungguh nikmat persetubuhan yang ke-2 itu. Berapa pas dia terkulai seolah gak sadar dengan keadaannya. Bongkahan pantatnya yang mengkal serta mulus ini ter-expose dengan bebas. Rasa-rasanya batang kenyal nan keras ini masihlah menyumpal celah vaginanya. Memberikannya sengatan serta sodokan-sodokan yang nikmat. Jo memandang badan indah ini dengan penuh rasa gak yakin. Baru saja dia menyetubuhinya, hingga dia juga memperoleh kenikmatan. Apakah benar..?


Disamping itu sesudah sadar, Bu Rhien selekasnya bangkit. Dia merapikan busananya. Terlintas suatu hal yang agak aneh dengan anak itu. Yang tadi dia terasa begitu panas pancaran sperma yang disemburkannya. Seperti air mani lelaki yang baru sempat bersetubuh.


“Berapa jam rata-rata anda jalankan itu dengan Inah, Jo..? ” bertanya Bu Rhien menyelidik.

Jo terdiam. Apakah beliau tidak lagi geram bila dia berterus jelas..?

“Kenapa diam..? ”

Jo menghela nafas, “Maaf Bu.. belum pula sempat. ”

“Hah..!? Jadi sejauh ini anda..? ”

“Iya Bu. Saya cuma diam saja sesudah Ibu pergi. ”

“Oo.., ” Bu Rhien melongo.

Benar-benar tak disangka sekalipun bila ini yang sejauh ini berlangsung. Alangkah tersiksanya sejauh ini bila saat. Saya nyatanya egois juga. Tetapi..?, kala saya mesti melayaninya. Apa pun dia kan cuma pembantu. Dia cuma perlu batang muda-nya saja buat penuhi nafsu sex-nya yang menggelora senantiasa ini. Sejauh ini bahkan juga suami serta pacar-pacarnya dahulu gak sempat tahu. Itu rahasia yang tersimpan rapat.


“Hmm.. baiklah. Ibu mememohon anda jangan sampai katakan ke siapa saja. Sesungguhnya Ibu udah bicara sama Inah perihal problem itu. Tetapi rupanya kalian tak nyambung. Ya udah.. yang terutama kembali, pegang rahasia itu erat-erat.. tahu..? ” kembali suaranya berwibawa serta buat malas.

“Mengerti Bu.., ” Jo menjawab penuh rasa rikuh.

Pada akhirnya Bu Rhien keluar kamar serta Jo selekasnya melemparkan badannya ke kasur. Lelah, capek, namunnikmat serta merasa legaa.. sekali.

0 comments: