SEO page contents SEO page contents PERKOSA PEMBANTU ~ VIDIO SEX KUNJUNGI KAMI LEBIH BANYAK VIDEO YANG MENARIK HANYA DI WWW.GAJAHQQ.COM DARI AYO BURUAN KUNJUNGI WEBNYA YA NANTI KAMI AKAN SELALU UPDATE :D

Bonus 10% untuk member baru

Tuesday, June 19, 2018

PERKOSA PEMBANTU

PERKOSA PEMBANTU RUMAH KU


VIDIO SEX - Hilang ingatan, cuma kata ini yang ada di dalam benakku selagi mengingat cerita pemerkosaan dari banyak pembantuku yang sampai waktu ini jadi skandal perselingkuhan. Saya di buat liar oleh mereka, sungguh itu bukan hanya kehendakku tetapi saya benar-benar menikmatinya. Narasi panas yang hingga waktu ini jadi rahasia dalam tempat tinggal tanggaku. 





Didalam area ini nampak sunyi sebagian dari mereka tak mampu lihat dua orang suami istri terbujur kaku, sedang di sebelahnya ada anak yang masih tetap berumur 11 th. yang tengah menangisi ke dua orang tuanya, lantaran terasa kasihan saya meminta izin suamiku untuk menemuinya, 




sesudah mendapatkan izin saya selanjutnya hampiri anak itu menginginkan bisa menentramkan hati anak itu,

“Al.. ” panggilku pelan sembari duduk di sebelahnya, “sudah janganlah nagis lagi, biarlah ke-2 orang tuamu beristirahat”


Anak ini terus menangis, sebagian detik dia memandangku serta tidak lama setalah itu dia segera memelukku dengan air mata yang bergelinang,

“tante, hiks…hiks… Aldi tak pengin sendirian, Aldi pengin bunda, papa…” dengan penuh rasa kasih sayang saya mengelus punggungnya menginginkan bisa memudahkan bebannya,


“tante… bangunin bunda, ”katanya sembari memukul pundakku, saya makin tidak kuasa mendengar tangisnya, hingga air matakupun turut jatuh,

“Aldi, janganlah sedih lagi ya? Hhmm… kan masih tetap ada tante sama om, ” saya lihat ke belakang ke arah suamiku sembari memberikannya kode, suami ku mengangguk bertanda dia sepakat dengan usulku,


“mulai saat ini Aldi bisa tinggal berbarengan tante serta om, gi mana? ” tawarku sembari memeluk erat kepalahnya,

Saat sebelum lebih jauh mohon beriizin saya untuk mengenalkan diri, namaku Lisa umur 25 th. saya menikah di umur muda lantaran ke-2 orang tuaku yang menginginkannya, kehidupan keluargaku sangaatlah baik, baik ini dari sisi ekonomi ataupun dari sisi pertalian intim, namun seperti pepata yang menuturkan tiada gading yang tidak retak,


begitu pula dengan hidupku walaupun saya punyai suami yang benar-benar mencintaiku namun sepanjang 4 th. kami menikah kami belum juga dikaruniai seseorang anak hingga kehidupan keluarga kami merasa ada yang kurang, namun untungnya saya memiki seseorang suami yg tidak perna mengeluh lantaran tak bisanya saya memberikannya anak


untuk dia untuk membalas budi baik kakakku, saya serta suamiku mengambil keputusan untuk menjaga anaknya Aldi lantaran kami fikir apa salah beranggap Aldi sebagai anak sendiri daripada saya serta suamiku mesti mengangkat anak dari orang lain,


Udah 1 minggu Aldi tinggal berbarengan kami, perlahan-lahan ia mulai miliki kebiasaan dengan kehidupannya yang baru, saya serta suamiku juga meresa benar-benar puas sekali lantaran sejak kemunculannya kehidupan kami jadi lebih berwarna, suamiku makin bergairah selagi bekerja serta sedang saya waktu ini punyai aktivitas baru yakni menjaga Aldi,

“Bi…. tolong ambilin tasnya Aldi dong di kamar saya, ” kataku memanggil bi Mar


Hari itu yaitu hari pertama Aldi bersekolah hingga saya benar-benar bergairah sekali, sesudah seluruhnya udah beres saya meminta pak Rojak untuk mengantarkan Aldi ke sekolahnya yang baru, sebagian selagi Aldi terseyum ke arahku saat sebelum dia pergi ke sekolah. Seperti umumnya ibu rumah-tangga, saya memiliki rencana buat persiapan makanan yang special untuk Aldi hingga saya mengambil keputusan untuk memasak suatu hal di dapur,


namun selagi saya ambil langkah ke dapur mendadak kakiku merasa kaku selagi lihat hadirnya pak Isa yang tengah jalankan pertalian intim dengan mba Ani, mereka yg tidak sadari kehadiranku masih tetap asik dengan permainan mereka,

“Hmm… APA-APAAN INI? ” bentakku ke pada mereka, mendengar suaraku mereka nampak tanpak kaget lihat ke hadiranku, “kalian betul-betul tak bermoral, memalukan sekali! ”

PEMBANTU KU YANG SEKSI


Mereka tanpak terdiam sembari beres-beres kembali baju mereka semasing, sebagian selagi saya lihat penis pak Isa yang nampak masih tetap benar-benar tegang, memang saya benar-benar terperanjat lihat ukuran penis pak Isa yang besar serta berurat, tidak serupa sekali dengan suamiku,

“maafin kami Bu, ” waktu ini Ani buka mulutnya, sedang pak Isa masih tetap terdiam,


“Maaf… anda betul-betul wanita murahan, kamu paham.kamu mengerti kan pak Isa ini udah memiliki istri mengapa anda masih menggoda pak Isa, anda ini cantik mengapa tak mencari yang sebaya denganmu? ” emosiku makin mencapai puncak selagi mengingat bi Mar istri dari pak Isa, “saya tak menganggap nyata-nyatanya anda yang benar-benar saya hormati nyata-nyatanya tak kian lebih binatang, begitu teganya anda menghianati istri anda sendiri, ” berkali-kali saya menggelengkan kepalahku, sembari menunjuk ke arahnya,


“maaf Bu itu seluruhnya salah saya, janganlah salahkan Ani” kata pak Mar yang membela Ani,

“mulai saat ini kalian saya PECAT, serta janganlah perna menyentuh mau pun beranjak tempat tinggal itu, KELUAR KALIAN SEMUA!! ” bentakku


Mendengar perkataanku Ani nampak pucat tak menyangkah apabila perbuatan dapat membuatnya kehilangan pekerjaan, sedang pak Isa nampak tenang-tenang saja sampai-sampai pak Isa tanpak terseyum sinis,

“he.. he… Ibu meyakini dengan ketentuan Ibu, ” pak Isa tertawa mendengar perkataanku, perlahan-lahan pak Isa mendekatiku, “jangan perna main-main dengan saya Bu, ” ancamnya dengan benar-benar sigap pak Isa menangkap ke-2 tanganku,


“apa-apaan itu bebaskan saya, atau saya dapat berteriak, ” saya coba meneror balik mereka yang tengah coba mengikat ke-2 tanganku,

“teriak saja Bu, tak kan ada orang yang mendengar, ” timpal Ani sembari menolong pak Isa mengikat ke-2 tanganku,


Apa yang di jelaskan Ani ada benarnya juga, namun walau begitu saya tak ingin menyerah demikian saja dengan susah paya saya mengusahakan melewatkan diri tetapi sayangnya tenagaku kalah besar dari mereka berdua, tanpa ada dapat berbuat apa-apa saya cuma bisa ikuti mereka selagi membawaku ke kamar pak Isa. Sesampai di kamar saya di tidurkan diatas kasur yang tidak tebal, sedang Ani mengambil suatu Ponsel serta nyata-nyatanya Ponsel ini di pakai untuk merekamku, hingga kehawatiranku makin menjadi-jadi.


“kalian biadab, tak tau terimakasih ****** kalian! ” air mataku tidak bisa kubendung lagi selagi jari-jemari pak Isa mulai merabahi pahaku yang putih,


“ja-jangan, pengin apa kalian bebaskan saya ku mohon janganlah ganggu saya, ” kataku di sela-sela isak tangis,

“siapa suruh ikut serta masalah saya, he…he… maaf bu nyata-nyatanya hari itu yaitu hari keberuntungan saya, serta hari yang sil untuk Ibu, ” makin lama saya terasa tangannya makin dalam masuk dasterku,


“tidak di sangkah yang dimimpikan saya pada akhirnya terkabul juga, ”” sambungnya sembari meremasi paha sisi dalamku,

“makanya Bu janganlah sukai ikut serta masalah orang, ” waktu ini giliran Ani yang menceramahiku,

“ya, saya ngaku salah tolong lepasin saya, ” waktu ini saya cuma bisa memohon biar mereka sedikit iba melihatku, namun sayangnya apa yang kuharapkan tak berlangsung, pak Isa tanpa ada makin buas memainkan diriku


Saya cuma bisa lihat pasrah selagi dasterku lepas dari tubuhku, ke-2 payudaraku yang benar-benar udah tak tertutupi apa-apa lagi bisa dia nikmati, jari-jarinya yang kasar mulai memainkan selangkanganku,

“sslluupss…sslluuppss… hhmm…. marilah Bu puaskan saya? ” pinta pak Isa, sembari mengulum payudaraku berkali-kali lidahnya menyapu putting susuku yang mulai mengeras,


“ko’ memiawnya basah bu, he…he…” benar-benar mesti disadari, tubuhku tidak bisa membohonginya walaupun bibirku berkata tak,

“wa…wa… Ibukan udah memiliki suami ko’ masih menggoda laki orang lain, tak malu ya Bu, ” Ani melotottiku seakan-akan pengen membalas perkataanku yang tadi, “dasar wanita munafik, saat ini Ibu tau kan mengapa saya suka pada pak Isa, ”bentak Ani kepadaku, hingga bikin hatiku merasa sangat sakit mendengarnya,


“aahhkk… pak, hhmm…. pak udah janganlah di terusin…” kataku dengan kaki yg tidak bisa diam selagi jarinya menyelusup kedalam vaginaku yang udah banjir, perlahan-lahan kurasakan jari telunjuknya menyelusuri belahan vaginaku,

“oo… enak ya? he…he…” pa Isa tertawa melihatku yang udah makin terangsang, leherku merasa basah selagi lidah pak Isa menjilati leherku yang tahapan,

Dengan benar-benar kasarnya pak Isa menarik celana dalamku, hingga vaginaku yg tidak di tumbuhi rambut sehelaipun nampak olehnya, saya amatlah rajin mencukur rambut vaginaku biar nampak lebih bersi serta seksi.

PEMBANTU KU PEMUAS NAFSU AYAH


Ani berjongkok di sela-sela kakiku, kamera Ponsel di tujukan persis di depan vaginaku yang waktu ini udah tak ditutupi oleh sehelai kain, tanpa ada pikirkan perasaanku pak Isa buka bibir vaginaku hingga sisi dalam vaginaku bisa di rekam terang oleh Ani, berkali-kali jari telunjuk pak Isa menggesek clitorisku,


“ohk pak plisss.. jangan…? saya malu…” saya terasa benar-benar malu sekali di perlakukan seperti ini, baru kesempatan ini saya bertelanjang di depan orang lain bukan hanya suamiku sendiri,

“Ha…ha… malu mengapa Bu? ****** saja tak malu tak gunakan busana kala ibu malu si…” ujarnya yang makin merendahkan derajatku, sesudah senang mempertontonkan vaginaku di depan kamera, pak Isa bertukar posisi dengan Ani untuk memegangi kakiku sedang pak Isa berjongkok pas di bawa vaginaku,


Dengan benar-benar lembut pak Isa menciumi pahaku kiri serta kanan dengan cara bergantian, makin lama jilatannya makin ke atas menyentuh pinggir vaginaku,

“aahkk… udah pak, terasa benar-benar geli hhmm…” saya mengusahakan sekuat tenaga mengatupkan ke-2 kakiku namun usahaku percuma saja, dengan benar-benar rakus pak Isa menjilati vaginaku yang berwarna pink, sedang Ani tanpa ada senang lihat ke adaanku yang tidak berdaya,


“nikmatin saja Bu, he.. he.. saya dahulu seperti sama ibu tetap menampik tetapi ujung-ujungnya tambah ketagihan” kata Ani tanpa ada melewatkan pegangannya pada kakiku,

Makin lama saya makin tak tahan, mendadak saya terasa tubuhku seperti di aliri listrik dengan tegangan yang tinggi, apabila apabila Ani tak memegang kakiku dengan benar-benar erat bisa saja waktu ini muka pak Isa udah terima tendanganku, mataku terbelalak selagi orgasme melandah tubuhku dengan benar-benar hebat, cairan vaginaku meleleh keluar dari dalam vaginaku, hingga tubuhku merasa lemas,


“ha…ha… bagaimanakah Bu, pengin yang lebih enak…. ” pak Isa tertawa senang, saya cuma bisa menggelengkan kepalaku lantaran saya udah tak bisa lagi untuk keluarkan nada dari mulutku, perlahan-lahan pak Isa berdiri sembari memposisikan penisnya pas di depan vaginaku,


“aahkk… sakit…” saya memikik selagi kepala penisnya menerobos liang vaginaku, “uuhk… hhmm… pelan-pelan pak…” pintaku sembari menarik napas menahan rasa sakit yang sangat benar-benar di vaginaku lantaran ukuran penis pak Isa semakin lebih besar dari penis suamiku,

“tahan Bu, bentar lagi juga enak ko’ “ kata Ani yang waktu ini melewatkan ikatan di tanganku, sesudah ikatanku lepas Ani kembali merekam adegan panas yang kulakukan,


Dengan amat cepat pak Isa menyodok vaginaku hingga terdengar nada “plokkss…. ploskkss…” selagi penisnya mentok ke vaginaku yang mungil,

“aahhkk… aahhkk… aaahh… oooo…”semakin cepat sodokannya suaraku makin lantang terdengar,


“oh yeeaa… enak Bu, hhmm… nyata-nyatanya memiaw Ibu masih tetap sempit sekali walaupun udah perna menikah, ” ujarnya memujiku, namun mendengar pujiannya saya tak terasa bangga tetapi saya meresa jijik pada diriku sendiri,


Saya terasa vaginaku seperti di masuki benda yang benar-benar besar yang coba mengorek isi dalam vaginaku, terasa amatlah sakit sekali namun di segi lain saya terasa benar-benar menikamati perkosaan rehadap diriku, sampai kini saya belum perna rasakan hal seperti itu dari suamiku sendiri,


“ayo sayang, katakan apabila tongkol saya enak…” dengan benar-benar kasar pak Isa meremasi ke-2 payudaraku,

“ti-tidak…. ahk… hhmm…” saya di bikin merem melek olehnya,

“ha.. ha.. anda pengin jujur atau tak, apabila tak hhmm… saya dapat adukan seluruhnya itu pada suamimu, ha…ha…” ujarnya mengancamku dengan tawa yang benar-benar menjijikan,


“ja-jangan pak, ” saya memohon ke padanya, lantaran takut dengan ancamannya pada akhirnya saya menyerah juga “iya, aahhkk… saya suka…” kataku dengan nada yang nyaris tak terdengar,

“APA… SAYA TIDAAK MENDENGAR? ” pak Isa berteriak dengan benar-benar kencang hingga gendang telingaku merasa pengin pecah mendengar teriakannya,


“IYA PAK, ENAK SEKALI SAYA SUKA SAMA tongkol BAPAK…. aahhk…uuhhkk!! ” dengan sekuat tenaga saya mengusahakan tegar serta menginginkan seluruhnya cepat berlalu,

Sesudah berapakah menit lalu tubuhku kembali terasa tersengat oleh aliran listrik selagi saya kembali alami orgasme yang ke dua kalinya,

0 comments: