SEO page contents SEO page contents BUSTY SECURITY WOMAN ~ VIDIO SEX KUNJUNGI KAMI LEBIH BANYAK VIDEO YANG MENARIK HANYA DI WWW.GAJAHQQ.COM DARI AYO BURUAN KUNJUNGI WEBNYA YA NANTI KAMI AKAN SELALU UPDATE :D

Bonus 10% untuk member baru

Thursday, June 21, 2018

BUSTY SECURITY WOMAN

BUSTY SECURITY WOMAN WANTS TO FEEL A BIG COCK



VIDIO SEX - Isteriku bernama Resty. Ada satu kebiasaanku yg bisa saja tidak sering orang beda punya, yakni hasrat seks yg tinggi. Bisa saja banyak pembaca tak yakin, kadang kala pada siang hari saat ada tamu lantas kerap saya mengajak isteri saya sebentar ke kamar utk laksanakan hal semacam itu. Yg anehnya, nyata-nyatanya isteriku lantas amat menikmatinya. Meski sekian saya tak sempat bermaksud jajan utk menyeimbangi kegilaanku pada seks. Bisa saja lantaran belum pula memiliki anak, isteriku lantas tetap siap kapan saja. 








Kegilaan itu di awali waktu hadirnya tetangga baruku, tak tahu siapa yg mulai, kami amat akrab. Atau bisa saja lantaran isteriku yg supel, hingga cepat akrab dengan mereka. Suaminya juga amat baik, usianya kurang lebih sebaya denganku. Cuma isterinya, woow busyet.., tidak hanya masihlah muda juga cantik serta yg membuatku hilang ingatan yaitu bodynya yg wah, juga kulitnya amat putih mulus.


Mereka lantas persis seperti kami, belum pula punya anak. Mereka rubah kesini lantaran pekerjaan baru suaminya yg diletakkan perusahaannya yg baru buka cabang di kota tempatku. Saya serta isteriku umum menyebut mereka Mas Agus serta Mbak Rini. Selebihnya saya tidak paham latar belakang mereka. Bisa disebut kami seperti saudara saja lantaran nyaris tiap-tiap hari kami bercakap, yg kadang-kadang di teras tempat tinggalnya atau demikian sebaliknya.


Di suatu malam, saya seperti rata-rata bertandang ke tempat tinggalnya, sesudah bercakap panjang lebar, Agus menawariku nonton VCD blue yg tukasnya baru dipinjamnya dari temannya. Saya lantas tak menampik lantaran tidak hanya belum pula jauh malam aktivitas yang lain lantas tak ada. Seperti rata-rata, film blue pasti ceritanya itu-itu saja. Yg membuatku kaget, mendadak isteri Agus turut nonton berbarengan kami.


“Waduh, bagaimana itu Gus..? Tidak enak nih..! ”

“Nggak apa-apalah Mas, toh ini tontonan kok, tidak dapat dipegang. Seandainya Mas tidak keberatan, Mbak Res di ajak sekalipun. ” tukasnya menyebutkan isteriku.

Saya tersinggung juga kala itu. Tetapi sesudah kupikir-pikir, apa kelirunya? Pada akhirnya saya pamit sebentar utk menyebut isteriku yg tinggal sendirian dirumah.


“Gila anda..! Apa nikmatnya nonton gituan kok sama tetangga..? ” kata isteriku disaat kuajak.

Pada akhirnya saya malu juga sama isteriku, kuputuskan tidak untuk kembali ke ke tempat tinggal Agus. Mendingan segera tidur saja agar besok cepat bangun. Paginya saya tak bersua Agus, lantaran udah lebih dulu pergi. Di teras tempat tinggalnya saya cuma menyaksikan isterinya tengah minum teh. Disaat saya melalui, dia menanyaiku perihal yg yang tadi malam. Saya mengatakan Resty tidak ingin kuajak hingga saya segera saja tidur.


Mataku jelalatan menatapinya. Busyet.., dasternya nyaris transparan memperlihatkan lekuk tubuhnya yg sejak mulai dahulu menggodaku. Tetapi ah.., mereka kan tetanggaku. Tetapi basic memanglah pikiranku udah tak beres, kutunda keberangkatanku ke kantor, saya kembali lagi tempat tinggal menjumpai isteriku. Seperti rata-rata seandainya udah berikut saya segera menarik isteriku ke tempat tidur. 


Bisa saja lantaran udah umum Resty sedikit memprotes. Yg menakjubkan yaitu pagi itu saya nyata-nyata hilang ingatan. Saya bergulat dengan isteriku seperti kesetanan. Kemaluan Resty kujilati hingga selesai, bahkan juga kusedot hingga isteriku menjerit. Edan, kok saya hingga segila itu ya, walaupun sebenarnya hari masihlah pagi. Tetapi hal semacam itu tak terpikirkan olehku sekali lagi.


Isteriku hingga terengah-engah nikmati apa yg kulakukan terhadapnya. Resty segera memegang kemaluanku serta mengulumnya, tak tahu kesenangan apa yg kurasakan waktu ini. Benar-benar, tidak bisa kuceritakan.

“Mas.., saat ini Mas..! ” pinta isteriku memelas.

Pada akhirnya saya mendekatkan kemaluanku ke lubang kemaluan Resty. Serta tempat tidur kami lantas turut bergoyang.


Sesudah kami berdua saling tergolek, mendadak isteriku ajukan pertanyaan, “Kok Mas mendadak nafsu banget sich..? ”

Saya diam saja lantaran malu menuturkan kalau sesungguhnya Rini lah yg meningkatkan tensiku pagi itu.


Sorenya Agus datang ke rumahku, “Sepertinya Mas memiliki kelainan sepertiku ya..? ” tanyanya sesudah kami berbasa-basi.

“Maksudmu apa Gus..? ” tanyaku heran.

“Isteriku yang tadi narasi, tukasnya yang tadi pagi dia menyaksikan Mas serta Mbak Resty bergulat sesudah bercakap dengannya. ”

Loh, saya heran, dari tempat mana Rini tampak kami melaksanakannya? Oh iya, baru kusadari nyata-nyatanya jendela kamar kami sama-sama berhadap-hadapan.

Agus segera memberikan, “Nggak usah malu Mas, saya juga maniak Mas. ” tukasnya tanpa ada malu-malu. 

SECURITY WOMAN


“Begini saja Mas, ” tanpa ada mesti mengerti perasaanku, Agus segera meneruskan, “Aku memiliki inspirasi, bagaimana seandainya kelak malam kita buat acara..? ”

“Acara apa Gus..? ” tanyaku penasaran.

“Nanti malam kita buat pesta di rumahmu, bagaimana..? ”

“Pesta apaan..? Hilang ingatan anda. ”

“Pokoknya tenang saja Mas, anda hanya nyediain makan serta musiknya saja Mas, kelak minumannya saya yg nyediain. Kita berempat saja, semata-mata refresing ajalah Mas, kan Mas belum pula sempat mencobanya..? ”


Malamnya, saat jam 20. 00, Agus berbarengan isterinya udah ada pada rumahku. Sembari minum dan makan, kami bercakap perihal saat muda kami. Nyata-nyatanya ada kesamaan diantara kami, yakni suka pada serta condong maniak pada seks. Dibarengi musik yg disetel oleh isteriku, ada perasaan yg agak aneh kurasakan. Saya tidak bisa memaparkan perasaan apa itu, bisa saja dampak minuman yg dibawakan Agus dari tempat tinggalnya.


Mendadak saja nafsuku bangkit, saya mendekati isteriku serta menariknya ke pangkuanku. Musik yg tidak demikian kencang merasa seperti menyelimuti pendengaranku. Kulihat Agus juga menarik isterinya serta menciumi bibirnya. Saya jadi lebih terangsang, Resty juga jadi lebih bergairah. Saya belum pula sempat rasakan perasaan seperti itu. 


Tak berapakah lama Resty udah telanjang bulat, tak tahu kapan saya menelanjanginya. Sebentar saya terasa bersalah, mengapa saya laksanakan hal semacam ini dimuka orang beda, namun lantas hal semacam itu tak terpikirkan olehku sekali lagi. Seakan-akan nafsuku udah menggelegak menaklukkan pikiran normalku.


Kuperhatikan Agus perlahan mendudukkan Rini di meja yg ada dimuka kami, mengangkat rok yg digunakan isterinya, lantas membukanya melalui cara mengangkatnya ke atas. Saya jadi lebih tak karuan pikirkan mengapa hal semacam ini bisa berlangsung didalam rumahku. Namun ini cuma sekelebat, seterusnya saya udah nikmati permainan ini. Rini juga tinggal cuma memakai BH serta celana dalamnya saja, serta masihlah duduk diatas meja dengan lutut tertekuk serta terbuka menantang.


Perlahan Agus buka BH Rini, nampak dua bukit putih mulus menantang menyembul sesudah penutupnya terbuka.

“Kegilaan apa sekali lagi itu..? ” batinku.

Seakan-akan Agus sadar, lantaran tetap saya cermati tawarkan bergantian denganku. Kulihat isteriku yg masihlah terbaring di sofa dengan mulut terbuka menantang dengan nafas tersengal menahan nafsu yg menggebu-gebu, seakan-akan tak keberatan apabila posisiku digantikan oleh Agus.


Lantas kudekati Rini yg waktu ini tinggal cuma memakai celana dalam. Dengan tubuh yg sedikit gemetar lantaran memanglah itu pengalaman pertamaku melaksanakannya dengan orang beda, kuraba pahanya yg putih mulus dengan lembut. Sesaat Agus kulihat jadi lebih beringas menciumi sekujur badan Resty yg rata-rata saya lah yg melaksanakannya.


Perlahan jari-jemariku mendekati daerah kemaluan Rini. Kuelus sisi ini, meski masihlah tertutup celana dalam, namun aroma ciri khas kemaluan wanita udah merasa, serta sisi itu udah mulai basah. Perlahan kulepas celana dalamnya dengan hati-hati sembari merebahkan badannya diatas meja. Tampak bulu-bulu yg belum pula demikian panjang menghiasi sisi yg ada diantara ke dua paha Rini itu.


“Peluklah saya Mas, tolonglah Mas..! ” erang Rini seakan udah siap utk melaksanakannya.

Namun saya tak melaksanakannya. Saya pengen memberikannya kesenangan yg serius kesenangan padanya malam itu. Kutatapi semua sisi badan Rini yg memanglah serius prima. Rata-rata saya cuma bisa memandangnya dari terlalu jauh, ini lantas dengan terhambat busana. Berlainan waktu ini bukan sekedar menyaksikan, tetapi bisa nikmati. Benar-benar, itu satu yg tidak sempat terduga olehku. Seperti pengen melahapnya saja. 

WOMAN WANTS TO FEEL


Lantas kujilati segalanya tanpa ada bekas, sesaat tangan kiriku meraba kemaluannya yg ditumbuhi bulu hitam halus yg tidak demikian tidak tipis. Sisi itu merasa amat lembut sekali, mulut kemaluannya udah mulai basah. Perlahan-lahan kumasukkan jari telunjukku ke.

“Sshh.., akh..! ” Rini menggelinjang nikmat.

Kuteruskan melaksanakannya, waktu ini lebih dalam serta memakai dua jari, Rini mendesis.


Waktu ini mulutku menuju dua bukit menonjol di dada Rini, kuhisap sisi putingnya, badan Rini bergetar panas. Mendadak tangannya memperoleh kemaluanku, menggenggam dengan ke dua telapaknya seakan takut terlepas. Urutan Rini saat ini berbaring miring, sesaat saya berlutut, hingga kemaluanku pas ke mulutnya. Perlahan-lahan dia mulai menjilati kemaluanku. Gantian badanku saat ini yg bergetar hebat.


Rini memasukkan kemaluanku ke mulutnya. Ya ampun, nyaris saya tak bisa menikmatinya. Menakjubkan nikmatnya, benar-benar..! Belum pula sempat kurasakan seperti itu. Sesaat diatas Sofa Agus serta isteriku seperti membuat angka 69. Resty ada dibawah sembari mengulum kemaluan Agus, sesaat Agus menjilati kemaluan Resty. Napas kami berempat sama-sama berkejaran, seakan-akan laksanakan perjalanan panjang yg melelahkan. Bunyi Music yg tak tahu sudah berapa lagu seakan meningkatkan semangat kami.


Waktu ini tiga jari kumasukkan ke kemaluan Rini, dia melenguh hebat sampai kemaluanku lepas dari mulutnya. Gantian saya saat ini yg menciumi kemaluannya. Kepalaku seperti terjepit diantara ke dua belahlah pahanya yg mulus. Kujulurkan lidahku sepanjang-panjangnya serta kumasukkan ke kemaluannya sembari kupermainkan di dalamnya. Aroma serta berasa jadi lebih memuncakkan nafsuku. Saat ini Rini terengah-engah serta lantas menjerit tertahan minta agar saya selekasnya memasukkan kemaluanku ke lubangnya.


Cepat-cepat kurengkuh ke dua pahanya serta menariknya ke bibir meja, kutekuk lututnya serta kubuka pahanya lebar-lebar agar saya bisa memasukkan kemaluanku sembari berjongkok. Perlahan kuarahkan senjataku menuju lubang punya Rini.

Disaat kepala kemaluanku masuk lubang ini, Rini mendesis, “Ssshh.., aahhk.., aduh nikmatnya..! Selalu Mas, masukan sekali lagi akhh..! ”

Dengan tentu kumasukkan lebih dalam sembari terkadang menarik sedikit serta mendorongnya sekali lagi. Ada kesenangan menakjubkan yg kurasakan disaat saya melaksanakannya. Bisa saja lantaran sejauh ini saya cuma melaksanakannya dengan isteriku, kesempatan ini ada suatu hal yg tidak sempat kurasakan pada awal mulanya.


Tanganku saat ini udah meremas payudara Rini dengan lembut sembari mengusapnya. Mulut Rini lantas seperti megap-megap kesenangan, selekasnya kulumat bibir ini sampai Rini hampir tidak bisa bernapas, kutindih serta kudekap sekuat-kuatnya sampai Rini berontak. Pelukanku jadi lebih kuperketat, seakan-akan tak lagi terlepas sekali lagi. Keringat udah membasahi semua badan kami. Agus serta isteriku tak kuperhatikan sekali lagi. Yg kurasakan saat ini yaitu suatu petualangan yg belum pula sempat kulalui pada awal mulanya. Pantatku masihlah naik turun diantara ke dua paha Rini.


Menakjubkan kemaluan Rini itu, seperti ada penyedot saja di dalamnya. Kemaluanku seakan tertarik ke. Dinding-dindingnya seperti lingkaran magnet saja. Mata Rini merem melek nikmati permainan itu. Erangannya tak sempat putus, sesaat helaan napasnya memburu terengah-engah. 


Urutan saat ini beralih, Rini saat ini membungkuk menghadap meja sembari memegang ke dua segi meja yg yang tadi tempat dia berbaring, sesaat saya dari belakangnya dengan berdiri memasukkan kemaluanku. Hal semacam ini cukup sukar, lantaran tidak hanya ukuran kemaluanku lumayan besar, lubang kemaluan Rini juga jadi lebih ketat lantaran membungkuk.


Kukangkangkan kaki Rini melalui cara memperlebar jarak pada ke dua kakinya. Perlahan-lahan kucoba memasukkan senjataku. Kesempatan ini sukses, tetapi Rini melenguh nyaring, perlahan kudorong kemaluanku sembari terkadang menariknya. Lubangnya merasa sempit sekali. Sebagian waktu, mendadak ada cairan punya Rini membasahi lubang serta kemaluanku sampai merasa nikmat saat ini. Kembali kudorong senjataku serta kutarik sedikit. Goyanganku jadi lebih lincah, pantatku maju mundur memiliki aturan. Kayaknya Rini lantas nikmati model itu.


Buah dada Rini bergoyang-goyang juga maju-mundur ikuti irama yg datang dari pantatku. Kuremas buah dada ini, kulihat Rini udah tak kuasa menahan suatu hal yg tidak kumengerti apakah itu. Erangannya jadi lebih panjang. Kecepatan lantas kutambah, goyangan pinggul Rini jadi lebih kuat. Tubuhku merasa jadi lebih panas. Ada suatu hal yg terdorong dari dalam yg tidak kuasa saya menahannya. Kayaknya menyebar menuju kemaluanku. Saya masihlah berupaya menahannya.


Selekasnya saya mencabut kemaluanku serta membopong badan Rini ke tempat yg lebih luas serta menyuruh Rini telentang di bentangan karpet. Secepat-cepatnya saya menindihnya sembari menekuk ke dua kakinya hingga ke dua ujung lututnya melekat ke perut, hingga waktu ini nampak kemaluan Rini menyembul mendongak ke atas menantangku. Selekasnya kumasukkan senjataku kembali ke lubang kemaluan Rini.


Pantatku kembali naik turun mempunyai irama, tetapi kesempatan ini lebih kencang seperti bakal capai finish saja. Nada yg terdengar dari mulut Rini jadi lebih tak karuan, seakan nikmati tiap-tiap suatu hal yg kulakukan kepadanya. Mendadak Rini memelukku sekuat-kuatnya. Goyanganku lantas jadi lebih jadi. Saya lantas berteriak sejadinya, merasa ada suatu hal keluar dari kemaluanku. Rini menggigit leherku sekuat-kuatnya, selekasnya kurebut bibirnya serta menggigitnya sekuatnya, Rini menjerit kesakitan sembari bergetar hebat.


Mulutku merasa asin, nyata-nyatanya bibir Rini berdarah, tetapi seakan kami tak memperdulikannya, kami seakan terikat kuat serta berguling-guling di lantai. Diatas sofa Agus serta isteriku nyata-nyatanya juga udah capai puncaknya. Kulihat Resty tersenyum senang. Sesaat Rini tidak ingin melepas kemaluanku dari dalam kemaluannya, ke dua ujung tumit kakinya masihlah menghimpit ke dua pantatku. Tak kusadari semua cairan yg keluar dari kemaluanku masuk ke liang punya Rini. Kulihat Rini tak memperdulikannya.


Perlahan otot-ototku mengendur, serta pada akhirnya kemaluanku lepas dari kemaluan Rini. Rini tersenyum senang, meski kelelahan saya lantas rasakan kesenangan tdk ada tara. Resty juga tersenyum, cuma tampak malu-malu. Lantas memunguti bajunya serta menuju kamar mandi.


Sampai waktu ini moment ini masihlah terang dalam ingatanku. Agus serta Rini saat ini udah rubah serta kembali lagi Jakarta. Terkadang kami masihlah terjalin melalui telephone. Bisa saja saya tak lagi sempat melupakan moment ini. Sempat satu saat Rini bertandang ke tempat tinggal kami, kebetulan saya tak ada dirumah. Dia cuma ketemu dengan isteriku. Apabila saja..

0 comments: