SEO page contents SEO page contents ADIK SUAMIKU ~ VIDIO SEX KUNJUNGI KAMI LEBIH BANYAK VIDEO YANG MENARIK HANYA DI WWW.GAJAHQQ.COM DARI AYO BURUAN KUNJUNGI WEBNYA YA NANTI KAMI AKAN SELALU UPDATE :D

Bonus 10% untuk member baru

Sunday, June 17, 2018

ADIK SUAMIKU

AKU DIENTOT ADIK IPARKU






VIDIO SEX - Sepanjang kami menikah kehidupan sex kami menurut saya normal saja. Saya tidak mengerti apa yang disebut dengan orgasme. Tahulah, saya dari keluarga yang kolot. Benar-benar di SMA saya memperoleh pelajaran sex, akan tetapi ini cuma sekedar teori saja. Saya tidak mengerti apa yang disebut orgasme.




Saya benar-benar nikmati sex. Kala kami mengerjakannya saya rasakan nikmat. Akan tetapi tak berjalan lama. Suami saya keluarkan spermanya cuma dalam 5 menit. Lantas kami berbaring saja. Sampai kini saya kira tersebut sex. Bahkan juga hingga anak kami lahir serta waktu ini usianya telah menggapai dua th.. Dia seseorang anak lelaki yang lucu.


Dirumah kami tak memiliki pembantu. Maka itu saya yang bersihkan seluruhnya tempat tinggal dibantu oleh Roy. Roy yaitu pria yang rajin. Dengan cara fisik dia lebih ganteng dari suami saya. Satu disaat kala saya bersihkan kamar Roy, tak berencana saya lihat buku Penthouse punya dia. Saya terperanjat memahami bahwa Roy yang saya sangka alim nyatanya suka pada membaca majalah ‘begituan’.


Lebih terperanjat lagi disaat saya membaca berisi. Di Penthouse ada sisi bernama Penthouse Letter yang berisi yaitu narasi mengenai fantasi mau pun pengalaman sex seorang. Saya seseorang tamatan perguruan tinggi juga yang mempunyai kekuatan bhs Inggris yang cukup baik.


Saya tak mengira bahwa ada yang namanya oral sex. Di mana pria me’makan’ sisi yang paling intim dari seseorang wanita. Serta wanita laksanakan hal yang sama pada mereka. Mulai sejak kala ini, saya kerapkali dengan cara diam-diam masuk ke kamar Roy buat mencuri-curi baca narasi yang ada pada majalah itu.


Satu disaat kala saya repot membaca majalah ini, tak saya sadari Roy datang ke kamar. Ia lantas menegur saya. Saya malu 1/2 mati. Saya salting dibuatnya. Namun Roy terlihat tenang saja. Disaat saya keluar dari kamar ia ikuti saya.


DIPERKOSA ADIK SUAMIKU



Saya duduk di sofa di area TV. Ia mengambil minum dua gelas, lantas duduk disamping saya. Ia berikan satu gelas pada saya. Saya heran, saya tak sadari bahwa saya amat haus kala ini. Lantas ia mengajak saya berkata mengenai sex. Saya malu-malu meladeninya. Namun ia amat pengertian. Dengan sabar ia menuturkan apabila ada yang masih tetap belum saya mengerti.


Tanpa ada diakui ia sudah buat saya terasa aneh. Excited saya rasa. Waktu ini tangannya menjalari semua badan saya. Saya berupaya menampik. Saya berkata bahwa saya yaitu istri yang setia. Ia lantas berikan argumentasi bahwa seorang baru di kira tak setia apabila laksanakan coitus. Yakni di mana sang pria serta wanita laksanakan pertalian sex dengan penis pada liang kewanitaan.


Ia lantas mencium sisi kemaluan saya. Saya mendorong kepalanya. Tangannya lantas membuka daster saya, sesaat tangan yang lain menarik terlepas celana dalam saya. Ia lantas laksanakan oral sex pada saya. Saya masih tetap berusaha untuk mendorong kepalanya dengan tangan saya. Akan tetapi ke-2 tangannya memegang ke-2 iris tangan saya. Saya cuma dapat diam. Saya mau meronta, namun saya rasakan hal yang amat lain.


Tak lama saya rasakan suatu hal yang belum pernah saya alami seumur hidup saya. Saya mengerang pelan. Lantas dengan lembut menyuruhnya buat berhenti. Ia masih tetap belum pengin membebaskan saya. Akan tetapi lantas anak saya menangis, saya meronta serta memaksa mau lihat kondisi anak saya. Barulah ia membebaskan pegangannya. Saya lari menjumpai anak saya dengan beraneka perasaan bercampur jadi satu.


Disaat saya kembali dia cuma tersenyum. Saya tidak mengerti mesti bagaimanakah. Mau saya menamparnya bila mengingat bahwa sebetulnya ia memaksa saya pada mulanya. Akan tetapi kemauan ini saya urungkan. Toh ia tak memperkosa saya. Saya lantas duduk di sofa kesempatan ini berupaya memelihara jarak. Lama saya berdiam diri.


Ia yang lantas mengawali perbincangan. Ujarnya bahwa saya yaitu seseorang wanita baru. Ya, saya benar-benar rasakan bahwa saya seolah-olah wanita baru kala ini. Perasaan saya bahagia apabila tak mengingat suami saya. Ia jelaskan bahwa perasaan yang saya alami yaitu orgasme. Saya baru sadari begitu saya sudah amat kehilangan kejadian terindah disetiap peluang bersama-sama suami saya.


Hari lantas berlalu seperti umum. Sampai satu kala suami saya pergi keluar kota lagi serta anak saya tengah tidur. Saya akui saya mulai terasa bersalah dikarenakan saat ini saya amat mau moment ini terulang kembali. Toh, ia tak berbuat hal yang lain.


Saya duduk di sofa serta menanti dia keluar kamar. Namun nampaknya dia repot belajar di kamar. Bisa saja dia dapat hadapi mid-test atau semacamnya. Saya lantas mencari akal agar mampu berkata dengannya. Saya lantas menentukan buat mengantarkan minuman kedalam kamar.


Di sana ia duduk ditempat tidur membaca buku kuliahnya. Saya jelaskan agar dia jangan sampai lupa istirahat sembari menempatkan minuman di atas meja belajarnya. Disaat saya permisi akan keluar, ia berkata bahwa ia telah usai belajar serta benar-benar akan istirahat sesaat. Ia lantas mengajak saya bercakap. Saya duduk di tempat tidur lantas mulai berkata dengannya.


Tak saya sadari bisa saja dikarenakan saya capek sepanjang hari, saya sembari berkata selanjutnya merebahkan diri di atas tempat tidurnya. Ia menyambung bicaranya. Kadang kala tangannya memegang tangan saya sembari bicara. Kala ini pikiran saya mulai melayang teringat peristiwa sekian hari waktu lalu.


Lihat saya terdiam dia mulai menciumi tangan saya. Kala saya sadar, tangannya sudah ada pada ke-2 iris paha saya, sesaat kepalanya terbenam di antara selangkangan saya. Oh, begitu enaknya. Kesempatan ini saya tak melawan sekalipun. Saya tutup mata serta nikmati kejadian itu.


Nafas saya jadi lebih memburu kala saya rasakan bahwa saya mendekati klimaks. Mendadak saya rasakan kepalanya terangkat. Saya buka mata bingung atas maksud tujuannya berhenti. Mata saya terbelalak kala melihat ia telah tak memakai busananya. Bisa saja ia melepasnya diam-diam kala saya tutup mata yang tadi.


Tidak mengerti apa yang wajib dilaksanakan saya cuma menganga saja seperti orang bodoh. Saya tengok ia telah tegang. Oh, begitu saya mau seluruhnya selesai nikmat seperti minggu lantas. Tangan kirinya kembali bermain diselangkangan saya sesaat tubuhnya perlahan turun menutupi badan saya.


Perasaan nikmat kembali bangkit. Tangan kanannya lantas melolosi daster saya. Saya telanjang bulat waktu ini terkecuali bra saya. Tangan kirinya meremasi buah dada saya. Saya mengerang sakit. Tangan saya mendorong tangannya, saya jelaskan apa sih maunya. Dia cuma tersenyum.


Saya mendorongnya pelan serta berupaya buat bangun. Bisa saja dikarenakan intuisinya menuturkan bahwa saya tak kan melawan lagi, ia meminggirkan badannya. Dengan cepat saya buka kutang saya, lantas rebah kembali. Ia tersenyum 1/2 tertawa. Dengan sigap ia telah ada di atas badan saya kembali serta mulai mengisapi puting susu saya sesaat tangan kanannya kembali berikan kehidupan di antara selangkangan saya serta tangan kirinya mengusapi semua tubuh saya.


Sepanjang kehidupan perkawinan saya dengan Niko, ia tak pernah laksanakan beberapa hal seperti itu kala kami laksanakan pertalian sex. Seolah-olah sex ini yaitu buka, mulai, keluar, usai. Saya rasakan diri saya ibarat mutiara di depan Roy.


Lantas Roy mulai mencium bibir saya. Saya balas dengan penuh gairah. Sekujur badan saya merasa panas saat ini. Lantas saya rasakan alatnya mulai mencari-cari jalan masuk. Dengan tangan kanan saya, saya bantu ia menemukannya. Disaat seluruhnya telah pada tempatnya, ia mulai mengayuh perahu cinta kami dengan bergairah.


Ke-2 tangannya tak henti-hentinya mengusapi badan serta dada saya. Saya cuma dapat memejamkan mata saya. Aduh, enaknya bukan hanya kepalang. Tangannya lantas mengalungkan ke-2 tangan saya pada lehernya. Saya buka mata saya. Ia memandang mata saya dengan sejuta makna. Kesempatan ini saya tersenyum. Ia balas tersenyum. Bisa saja dikarenakan gemas lihat saya, bibirnya selanjutnya kembali memagut.


Oh, saya rasakan waktunya sudah tiba. Ke-2 tangan saya menarik tubuhnya biar lebih merapat. Dia nampaknya tahu situasi saya kala ini. Itu dibuktikannya dengan mempercepat laju permainan. Ahh, saya mengerang pelan. Lantas saya mendengar nafasnya jadi berat serta dibarengi erangan saya rasakan kemaluan saya dipenuhi cairan hangat.


Mulai sejak kala ini, saya serta dia selamanya menanti peluang di mana suami saya pergi keluar kota supaya dapat mengulangi perbuatan terkutuk ini. Begitu nafsu sudah menaklukkan semuanya. Setiap saat dapat bercinta, saya selamanya memaksanya buat laksanakan oral sex pada saya. Tanpa ada ini, saya tidak bisa hidup lagi. Saya serius memerlukannya.


Dia juga amat pengertian. Meski dia tengah malas laksanakan pertalian sex, dia konsisten bersedia laksanakan oral sex pada saya. Saya serius terasa amat dihargai olehnya.


Ceritanya dahulu suami saya Niko memiliki pc. Lantas oleh Roy direkomendasi biar berlangganan internet. Menurut dia dapat juga dimanfaatkan buat melakukan bisnis. Suami saya sepakat saja. Pernah Roy lihat saya memandangi Niko kala dia memanfaatkan internet, lantas dia bertanya pada saya, apa saya kepingin tahu.


Niko yang mendengar lantas menyuruh Roy buat mengajari saya memanfaatkan pc serta internet. Pertama-tama saya senangi dikarenakan banyak yang menarik. Cuma tinggal tekan tombol saja. Bagus sekali. Akan tetapi saya mulai jemu dikarenakan saya kurang tahu pengin ngapain lagi.


Kala tersebut Roy lantas perlihatkan ada yang namanya Newsgroup di internet. Pertama kalinya baca saya terperanjat sekali. Banyak berita serta pendapat yang menarik. Akan tetapi saat saya tak terlampau banyak. Saya mesti mengatur anak saya. Dia baru dua th.. Saya sayang sekali kepadanya. Bila telah tersenyum mampu menghibur saya meski dalam kondisi sedih.


Saya tak tahu program itu. Cuma Roy tularkan bila pengin menulis tekan tombol itu. Selalu berikut, selalu berikut, dan sebagainya. Akan tetapi saya tak cerita-cerita sama dia bila tempo hari saya telah kirim berita ke Newsgroup. Takut dia emosi sama saya. Saya cuma bingung pengin narasi sama siapa. Masalahnya saya serius telah terjatuh. Saya tidak mengerti bagaimanakah mesti menghentikannya.


Waktu ini saya ibarat mempunyai dua suami. Saya diperlakukan dengan baik oleh keduanya. Saya ketahui suami saya amat menyintai saya. Saya juga amat menyintai suami saya. Akan tetapi saya tak dapat melupakan kesenangan yang sudah dikenalkan oleh Roy pada saya.


Suami saya tak pernah sangsi karena Roy tak beralih kala suami saya ada dirumah. Akan tetapi apabila Niko telah pergi keluar kota, dia memperlakukan saya seperti istrinya. Dia bahkan juga pernah memaksa buat mengerjakannya di kamar kami. Saya menampik dengan keras. Supaya bagaimanakah saya dapat terasa amat bersalah apabila mengerjakannya di tempat tidur di mana saya serta Niko menjalin pertalian yang berdasar pada cinta.


Saya jelaskan dengan tegas pada Roy bahwa dia mesti menuruti saya. Dia cuma mengangguk saja. Saya terasa aman karena dia tunduk pada semua perintah saya. Saya tak pernah sadari bahwa saya salah. Serius salah.


Satu kali saya diperintah buat laksanakan oral sex kepadanya. Saya benar benar terperanjat. Saya tidak bisa memikirkan apa yang wajib saya kerjakan atas ‘alat’nya. Saya menampik, akan tetapi dia selalu memaksa saya. Dikarenakan saya konsisten tidak pingin menuruti kemauannya, jadi pada akhirnya ia menyerah.


Peristiwa itu berjalan berkali-kali, dengan akhir dia mengalah. Sampai berlangsung di suatu hari di mana kala saya menampik kembali dia meneror tidak untuk laksanakan oral sex pada saya. Saya dapat nikmati pertalian sex kami apabila dia sudah laksanakan oral sex pada saya lebih dahulu.


Saya tolak, dikarenakan saya fikir dia tak serius. Saya berfikir bahwa dia masih tetap inginkan sex seperti saya menginginkannya. Nyatanya dia serius laksanakan ancamannya. Dia bahkan juga tidak pingin laksanakan pertalian sex lagi dengan saya. Saya bingung sekali. Saya butuh tehnik buat membebaskan diri dari kerumitan keseharian. Untuk saya, sex sebagai alat yang bisa menolong saya membuang beban pikiran.


Sepanjang sekian hari saya terasa seperti dikucilkan. Dia konsisten berkata dengan baik pada saya. Akan tetapi setiap saat saya berupaya mengajaknya buat laksanakan pertalian sex dia menampik. Saya tidak mengerti mesti berbuat apa. Saya berupaya semampu saya buat merayunya, akan tetapi dia konsisten menampik.


Saya bingung, apa saya kurang menarik. Muka saya menurut saya cukup cantik. Pada masa-masa kuliah, ada banyak rekan pria saya yang berupaya mengambil perhatian saya. Rekan wanita saya mengatakan bibir saya sensual sekali. Saya tak tahu bibir sensual ini bagaimanakah. Yang saya ketahui saya tak ambillah pusing buat beberapa hal seperti ini.


Saya tak diperbolehkan terlampau banyak keluar tempat tinggal oleh orangtua saya terkecuali buat kebutuhan les mau pun pelatihan. Saya orangnya supel serta tak pilih-pilih dalam berteman. Bisa saja hal semacam ini yang (menurut saya pribadi) sebabkan banyak rekan pria yang mendekati saya.


Sehabis melahirkan, saya konsisten meneruskan kesibukan senam saya. Dari mulai saat kuliah saya puas senam. Saya ketahui saya mempunyai badan yang menarik, tak kalah dengan yang masih tetap muda serta belum menikah. Kulit saya putih bersih, karena ibu saya mengajarkan bagaimana caranya menjaga diri.


Apabila saya jalan dengan suami saya, selamanya saja pria melirik kearah saya. Suami saya pernah menuturkan bahwa dia terasa amat untung mempunyai saya. Saya juga terasa amat untung mempunyai suami seperti dia. Niko orangnya jujur serta amat bertanggungjawab. Ini yang amat saya senangi darinya. Saya tidak cuma lihat dari fisik seorang, akan tetapi sekitar lebih pribadinya.


Akan tetapi Roy sendiri menurut saya amatlah ganteng. Bisa saja ini juga pemicu, banyak rekan wanitanya yang datang kerumah. Ujarnya buat belajar. Mereka umum belajar di teras depan tempat tinggal kami. Roy tidak hanya ganteng juga pandai menurut saya. Tidaklah sukar baginya buat mencari wanita cantik yang pengin dengannya.


Saya terasa saya ditinggalkan. Roy tak pernah mengajak saya buat laksanakan pertalian sex lagi. Dia saat ini apabila tak belajar dikamar, tambah banyak menggunakan waktunya dengan rekan-rekan wanitanya. Saya kesepian sekali di rumah. Untung masih tetap ada anak saya yang paling kecil yang bisa menghibur.


Sampai satu kala saya tidak bisa menahan diri lagi. Malam ini, kala Roy masuk ke kamarnya sehabis lihat film, saya mengikutinya dari belakang. Saya jelaskan ada yang butuh saya bicarakan. Anak saya telah tidur kala ini. Dia duduk ditempat tidurnya. Saya mengatakan saya bersedia mengerjakannya cuma saya tidak mengerti apa yang wajib saya perbuat.


Dengan gesit dia buka semua celananya serta lantas berbaring. Dia jelaskan bahwa saya mesti menjilati penisnya dari atas sampai bawah. Meski masih tetap ragu-ragu, saya kerjakan seperti yang diperintah olehnya. Penisnya mendadak ‘hidup’ demikian lidah saya menyentuhnya. Lantas saya diperintah membasahi semua permukaan penisnya dengan memanfaatkan lidah saya.


Dengan pemberian tangan saya, saya jilati seluruhnya sisi dari penisnya seperti seseorang anak kecil menjilati es-krim. Selang beberapa saat, saya diperintah memasukkan penisnya kedalam mulut saya. Saya melonjak kaget. Saya mengatakan, dia sendiri tak memasukkan apa apa kedalam mulutnya kala laksanakan oral sex pada saya, mengapa saya mesti dituntut laksanakan hal yang lebih.


Dia berkata bahwa ini karena sebab benar-benar bentuk genital dari pria serta wanita tidak sama. Jadi bukan hanya persoalan apa-apa. Dia mengatakan bahwa benar-benar oral sex yang dilaksanakan wanita pada pria menuntut wanita memasukkan penis pria kedalam mulutnya. Sebetulnya saya juga telah pernah baca dari majalah-majalah Penthouse punya dia, saya cuma berupaya menghindar karena saya terasa hal semacam ini amatlah tak higienis.


Dikarenakan risau saya tak mendapatkan apa yang saya dambakan, saya menuruti kemauannya. Lantas saya diperintah laksanakan gerakan naik serta turun seperti apabila tengah bercinta, cuma bedanya kesempatan ini, penisnya ada didalam mulut saya, bukan hanya pada liang senggama saya.


Sepanjang berapa menit saya laksanakan hal tersebut. Saya perlahan sadari, bahwa oral sex tidaklah menjijikkan seperti yang saya pikirkan. Dahulu saya memikirkan dapat mencium atau rasakan beberapa hal yg tidak enak. Sebetulnya nyaris tak merasa apa-apa. Cuma cairan yang keluar dari penisnya merasa sedikit asin. Persoalan bau, seperti bau yang kebanyakan keluar kala pria serta wanita terjalin sex.


Tangannya mendorong kepala saya buat naik turun jadi lebih cepat. Saya dengar nafasnya jadi lebih cepat, serta gerakan tangannya sebabkan saya bergerak jadi lebih cepat juga. Lantas menggeram pelan, saya ketahui bahwa dia dapat klimaks, saya berupaya keluarkan alatnya dari mulut saya, akan tetapi tangannya menghimpit dengan keras. Saya was-was. Tak lama mulut saya rasakan ada cairan hangat, dikarenakan takut muntah, saya telan saja dengan cepat seluruhnya, jadi tak merasa apa-apa.


Kala dia telah tenang, dia lantas membebaskan tangannya dari kepala saya. Saya sebetulnya jengkel dikarenakan saya terasa dipaksa. Akan tetapi saya diam saja. Saya takut bila dia emosi, seluruhnya usaha saya jadi percuma saja. Saya bangkit dari tempat tidur buat pergi berkumur. Dia mengatakan bahwa saya benar-benar memiliki bakat. Memiliki bakat neneknya, bila dia main paksa lagi saya mesti hajar dia.


Sehabis nafasnya jadi tenang, dia laksanakan apa yang telah amat saya tunggu-tunggu. Dia laksanakan oral sex pada saya nyaris 45 menit lebih. Aduh nikmat sekali. Saya orgasme berulangkali. Lantas kami mengakhirinya dengan bercinta dengan cara ganas.


Mulai sejak kala ini, oral sex sebagai hal yang wajib saya kerjakan kepadanya lebih dahulu sebelum saat dia laksanakan apa-apa pada saya. Saya mulai risau apakah menelan sperma tak berikan resikonya apa-apa pada saya. Dia mengatakan tak, jadi menyehatkan. Dikarenakan sperma secara prinsip protein. Saya yakin bahwa tak ada resikonya, akan tetapi saya tak yakin sisi yang ‘menyehatkan’. Cuma saya jadi tak ambillah pusing lagi.


Tak lama berselang, sekali saat dia pulang kerumah dengan membawa hadiah. Ujarnya buat saya. Saya bertanya apa berisi. Pakaian ujarnya. Saya senang bercampur heran bahwa perhatiannya jadi demikian besar pada saya. Kala saya buka, saya terperanjat lihat bahwa itu seperti busana dalam yang kerapkali dimanfaatkan oleh wanita apabila dipotret di majalah Penthouse. Saya tidak mengerti apa namanya, namun saya tak dapat memikirkan buat memakainya.


Dia tertawa lihat saya kebingungan. Saya tanyakan segera kepadanya sebetulnya apa sih maunya. Dia mengatakan bahwa saya dapat nampak amat cantik dengan ini. Saya mengatakan “No way”. Saya tidak pingin diliat siapa-siapa saja memanfaatkan ini. Dia mengatakan bahwa ini saat ini jadi ’seragam’ saya tiap-tiap saya dapat bercinta dengannya.


Dikarenakan saya fikir toh cuma dia yang lihat, saya mengalah. Benar-benar benar, kala saya memakainya, saya nampak amat seksi. Saya bahkan terasa amat seksi. Saya menggunakan didalam, di mana ada stockingnya, maka saya memanfaatkan busana jeans diluar sepanjang saya mengerjakan aktivitas di rumah seperti umum. Resikonya sungguh diluar dugaan saya. Saya jadi, apakah itu istilahnya, horny sekali.


ADIK IPARKU YANG PERKASA



Saya telah tak tahan menanti waktunya tiba. Dianya juga demikianlah nampaknya. Malam ini kala saya menanggalkan busana saya satu persatu, dia memandangi semua badan saya dengan sorot mata yang belum pernah saya tengok diawal mulanya. Kami bercinta ibarat tak ada lagi waktu yang akan datang.


Mulai sejak kala ini, saya sangat sering lagi dibelikan busana dalam yang seksi olehnya. Saya tidak mengerti dia memperoleh duit darimana, yang saya ketahui seluruhnya busana itu bukan barang yang murah. Semakin lama saya mulai risau buat menyimpan busana itu dilemari kami berdua (saya serta Niko) karena jumlahnya telah termasuk juga banyak. Maka itu, busana itu saya letakkan didalam almari Roy.


Dia tak keberatan sepanjang saya bukan hanya membuangnya. Ujarnya, dengan busana ini kecantikan saya ibarat bidadari turun dari langit. Busana ini ada yang berwarna hitam, putih atau merah muda. Akan tetapi yang paling digandrungi olehnya yaitu yang berwarna hitam. Ujarnya amat kontras warnanya dengan warna kulit saya maka lebih memunculkan selera.


Saya mulai nikmati beberapa hal yang di ajarkan oleh Roy pada saya. Saya rasakan seluruhnya ibarat pelajaran sex yang amat miliki nilai. Mau saya perlihatkan apa yang sudah saya mengerti pada suami saya. Karena secara prinsip, dialah pria yang saya cintai. Akan tetapi saya takut apabila dia memiliki anggapan lain serta lantas mencium perbuatan saya serta Roy.


Saya tak ingin rumah tangga kami hancur. Akan tetapi demikian sebaliknya, saya telah tidak bisa lagi meninggalkan tingkat pengetahuan sex yang telah saya raih saat ini.


Satu disaat, Roy pulang dengan membawa rekan prianya. Temannya itu tak seganteng dianya, akan tetapi amat macho. Pada mukanya masih tetap tersisa bulu-bulu sisa cukuran maka berwajah sedikit nampak keras serta urakan. Roy mengenalkan temannya pada saya yang nyatanya bernama Bari.


Kami bercakap panjang lebar. Bari amat luas pengetahuannya. Saya di ajak bicara mengenai politik sampai musik. Menurut penuturannya Bari mempunyai band yang kerapkali main dipub. Itu dikerjakannya sebagai hobby dan buat menaikkan duit saku. Saya mulai berpikiran Bari sebagai rekan.


Bari jadi lebih kerapkali datang kerumah. Anehnya, kehadiran Bari selamanya bertepatan dengan kala di mana Niko tengah tak ada di rumah. Satu disaat saya temukan mereka duduk diruang tamu sembari meminum minuman yang nampaknya yaitu minuman keras. Saya hampiri mereka akan menghardik biar memelihara sikapnya.


Disaat saya dekati nyatanya mereka cuma minum anggur. Mereka selanjutnya tawarkan saya buat mencicipinya. Sebetulnya saya menampik. Akan tetapi mereka memaksa dikarenakan anggur itu lain dari yang lain. Pada akhirnya saya cobalah meski sedikit. Benar, saya cuma minum sedikit. Akan tetapi tak lama saya mulai terasa mengantuk. Tidak hanya rasa kantuk, saya terasa amat seksi.


Dikarenakan saya mulai tak kuat buat buka mata, Roy selanjutnya menganjurkan biar saya pergi tidur saja. Saya menurut. Roy lantas menggendong saya ke kamar tidur. Saya heran mengapa saya tak terasa malu digendong oleh Roy di depan Bari. Walau sebenarnya Bari sudah ketahui bahwa saya telah bersuami. Saya nampaknya tidak bisa berfikir dengan benar lagi.


Kata Roy, kamar saya terlampau jauh, walau sebenarnya saya berat, jadi dia membawa saya ke kamarnya. Saya menampik, akan tetapi dia konsisten membawa saya ke kamarnya. Saya mau melawan akan tetapi tubuh berasa lemas seluruhnya. Sesampainya dikamar, Roy mulai menanggalkan busana saya satu persatu. Saya coba menahan, dikarenakan saya tak tahu apa tujuannya. Dikarenakan saya tak dalam situasi sadar seutuhnya, perlawanan saya tak membawa hasil apa apa.


Waktu ini saya ada di atas tempat tidur dengan kondisi telanjang. Roy mulai buka busananya. Saya mulai terasa bergairah. Demikian dianya telanjang, lidahnya mulai bermain-main didaerah selangkangan saya. Saya benar-benar tidak bisa bertahan lama apabila dia laksanakan oral sex pada saya. Saya keluar cuma dalam berapa kala. Akan tetapi lidahnya tak kunjung berhenti. Tangannya mengusapi payudara saya. Lantas mulutnya beranjak nikmati payudara saya.


Waktu ini kami mengerjakannya dalam ‘missionary position’. Begitulah istilahnya bila saya tak salah ingat pernah tercatat dimajalah-majalah ini. Ah, nikmat sekali. Saya nyaris keluar kembali. Akan tetapi ia jadi hentikan permainan. Sebelum saat saya pernah keluarkan sepatah katapun, badan saya telah di balik olehnya. Badan saya diangkat sedemikian rupa maka waktu ini saya bertumpu pada ke-4 kaki serta tangan dalam posisi seolah akan merangkak.


Sebetulnya saya mau tiduran saja, saya terasa tak kuat buat menyokong semua tubuh saya. Akan tetapi setiap saat saya akan merebahkan diri, ia selamanya mengangkat badan saya. Pada akhirnya meski dengan sulit payah, saya berupaya ikuti kemauannya buat konsisten bangkit. Lantas dia memasukkan penisnya ke liang kewanitaan saya. Tangannya memegang erat pinggang saya, lantas lantas mulai menggoyangkan pinggangnya. Mm, permainan di mulai kembali rupanya.


Kembali kesenangan membuai diri saya. Tanpa ada saya sadari, kesempatan ini, setiap saat dia menghimpit tubuhnya kedepan, saya mendorong badan saya kebelakang. Penisnya merasa menghunjam-hunjam kedalam badan saya tanpa ada ampun yang mana jadi lebih sebabkan saya lupa diri.


Saya keluar buat pertama kalinya, serta berasa tak terkira. Akan tetapi saya tak mempunyai maksud sedikitpun buat hentikan permainan. Saya masih tetap mau menggali kesenangan buat kesenangan yang bisa diberikan olehnya pada saya. Roy juga tahu dapat hal tersebut. Dia mengatur irama permainan biar dapat berjalan lama nampaknya.


Sesekali tubuhnya dibungkukkannya kedepan maka tangannya mampu mencapai payudara saya dari belakang. Diantara satu tangannya melingkar pada perut saya, sesaat tangan yang lain meremasi payudara saya. Kala saya melihat kebelakang, bibirnya telah siap menanti. Tanpa ada basa-basi bibir saya dilumat oleh dianya.


Saya nyaris menggapai orgasme saya yang ke-2 kala dia hentikan permainan. Saya mengatakan ada apa, akan tetapi dia segera menuju ke kamar mandi. Saya terasa sedikit kecewa lantas merebahkan diri saya di tempat tidur. Jari tangan saya saya selipkan di bawah badan saya serta laksanakan tugasnya dengan baik di antara selangkangan saya. Saya tak ingin’mesin’ saya keburu dingin dikarenakan kelamaan menanti Roy.


Mendadak badan saya diangkat kembali. Tangannya dengan kasar menepis tangan saya. Iapun dengan segera menghunjamkan penisnya kedalam badan saya. Ah, mengapa jadi kasar berikut. Belum pernah saya melihat kebelakang, ia telah menarik rambut saya maka badan saya terangkat kebelakang maka waktu ini saya berdiri pada lutut saya di atas tempat tidur.


Rambut saya dijambak kebelakang sesaat pundaknya menahan punggung saya maka kepala saya menengadah keatas. Kepalanya disorongkan kedepan buat mulai nikmati payudara saya. Dari mulut saya keluar erangan pelan memintanya buat membebaskan rambut saya. Nampaknya saya tidak bisa laksanakan apa-apa meski saya memaksa. Terlebih saya mulai terasa amat seksi dengan posisi seperti itu.


Seluruhnya itu dikerjakannya tanpa ada berhenti menghunjamkan dianya kedalam badan saya. Saya rasakan bahwa penisnya tambah besar saat ini. Apakah ia meminum sama dengan obat kala dikamar mandi? Ah, saya tak perduli, karena saya rasakan kesenangan yang teramat amat.


Yang buat saya terperanjat disaat mendadak dua oleh-oleh memegangi tangan saya dari depan. Apa apaan itu? Saya mulai coba meronta dengan bekas tenaga yang ada pada badan saya. Lantas tangan yang menjambak saya membebaskan pegangannya. Waktu ini saya mampu lihat bahwa Roy berdiri di atas ke-2 lututnya di atas tempat tidur di depan saya.


Jadi, yang sekarang nikmati saya adalah… Saya melihat kebelakang. Bari! Bari tanpa ada buang peluang melumat bibir saya. Saya buang muka, saya emosi sekali, saya terasa dibodohi. Saya melawan dengan sungguh-sungguh kesempatan ini. Saya coba bangun dari tempat tidur. Tetapi

Bari menahan saya. Tangannya mencengkeram pinggang saya serta menahan saya buat berdiri. Disamping itu Roy memegangi ke-2 iris tangan saya. Saya telah mau menangis saja.


Saya terasa diperalat. Ya, saya cuma jadi alat untuk mereka buat memuaskan nafsu saja. Sepintas teringat diingatan saya muka suami serta anak saya. Akan tetapi waktu ini seluruhnya telah terlambat. Saya telah jadi lebih terjatuh.


Roy bergerak mendekat sampai tubuhnya menghimpit saya dari depan sesaat Bari menghimpit saya dari belakang. Dia mulai melumat bibir saya. Saya tak membalas ciumannya. Akan tetapi itu tak membuatnya berhenti nikmati bibir saya. Lidahnya memaksa masuk kedalam mulut saya. Tangan saya dilingkarkannya pada pinggangnya, sesaat Bari memeluk kami bertiga.


Saya mulai rasakan sesak napas tertekan badan mereka. Nampaknya itu yang dikehendaki mereka, saya ibarat seekor pelanduk pada dua gajah. Perlahan kesenangan yg tidak terlukiskan menyebar disekujur badan saya. Perasaan tak berdaya kala bermain sex nyatanya menimbulkan saya melambung diluar batas imajinasi saya diawal mulanya. Saya keluar dengan deras serta tanpa ada henti. Orgasme saya datang dengan beruntun.


Akan tetapi Roy tak senang dengan posisi itu. Tak lama saya kembali lagi ‘dog style position’. Roy menyorongkan penisnya kebibir saya. Saya tidak pingin buka mulut. Akan tetapi Bari menarik rambut saya dari belakang dengan keras. Mulut saya terbuka mengaduh. Roy manfaatkan kesempatan kesekian kali ini buat memaksa saya mengulum penisnya.


Lantas mereka mulai menyerang badan saya dari dua arah. Dorongan dari arah yang satu dapat sebabkan penis pada badan mereka yang ada diarah yang lain jadi lebih menghunjam. Saya nyaris tersedak. Roy yang nampaknya tahu susah saya mengalah serta cuma diam saja. Bari yang mengatur semua gerakan.


Selang beberapa saat mereka keluar. Seterusnya mereka bertukar tempat. Permainan dilanjutkan. Saya sendiri telah tidak bisa mengkalkulasi berapakah banyak alami orgasme. Disaat mereka berhenti, saya terasa amat capek. Walupun dengan terhuyung-huyung, saya bangkit dari tempat tidur, berpakaian saya seadanya serta pergi ke kamar saya.


Di kamar saya masuk ke kamar mandi saya. Disana saya mandi air panas sembari mengangis. Saya tidak mengerti saya telah terjatuh kedalam apa waktu ini. Yang buat saya tidak suka pada diri saya, meski saya terasa sedih, jengkel, emosi bercampur jadi satu, tapi tiap-tiap saya teringat peristiwa ini, saya terasa basah pada selangkangan saya.


Malam ini, kala saya buat persiapan makan malam, Roy tak berkata sepatah katapun. Bari telah pulang. Saya juga tidak pingin membicarakannya. Kami makan sembari berdiam diri.


Mulai sejak kala ini, Bari tak pernah datang lagi. Saya sebetulnya malas bicara pada Roy. Saya mau perlihatkan kepadanya bahwa saya tak senangi dengan langkahnya menjebak saya. Akan tetapi apabila ada suami saya saya memaksakan diri melakukan tindakan umum. Saya takut suami saya sangsi serta ajukan pertanyaan ada apa pada saya serta Roy.


Sampai di suatu peluang, Roy berkata bahwa dia mohon maaf serta amat menyesali tingkah lakunya. Dikatakannya bahwa ‘threesome’ yaitu diantara satu imajinasinya sampai kini. Saya menuturkan mengapa dia tak mengerjakannya dengan pelacur. Mengapa mesti menjebak saya. Dia mengatakan bahwa dia mau mengerjakannya dengan ’someone special’.


Saya tidak mengerti mesti ngomong apa. Nyaris dua bln. saya laksanakan mogok sex. Saya tak perduli kepadanya. Saya membalas tingkah lakunya seperti kala saya pertama kalinya dipaksa buat laksanakan oral sex kepadanya.

0 comments: