SEO page contents SEO page contents BIG TITS AT SCHOOL ~ VIDIO SEX KUNJUNGI KAMI LEBIH BANYAK VIDEO YANG MENARIK HANYA DI WWW.GAJAHQQ.COM DARI AYO BURUAN KUNJUNGI WEBNYA YA NANTI KAMI AKAN SELALU UPDATE :D

Bonus 10% untuk member baru

Friday, June 29, 2018

BIG TITS AT SCHOOL

BIG TITS AT SCHOOL - MELINA MASON JEREMY AUSTIN


VIDIO SEX - Singkat narasi selanjutnya bisakah saudara jauh dari istri saya yg dapat diajak ke tempat tinggal baru kami itu, memanglah sich saudara jauhnya itu cukup manis serta amat lugu sekali, maklum orang dusun serta baru saat pertama kalinya keluar dari kampungnya sendiri serta segera dibawa ke tempat yg cukup jauh dari lingkungan tempat tinggalnya, namun apabila problem pekerjaan memanglah udah cukup lihai dari yg namanya membersihkan baju, membersihkan piring, masak, ngepel serta yang lain udah bisa dimaksud rapi deh. 





Awalannya saya tak ada perasaan apa-apa sama si Rani itu, namun sesudah waktu jalan kurang lebih 2 bln. Si Rani itu join dirumah kami, baru kelihatan apabila anak itu tengah sekali lagi seger-segernya serta baru pengin gede, maklum umurnya kala itu tetap 18 tahunan serta apabila saya simak tiap-tiap upah yg kami kasih ke dia selamanya dibelikan semua jenis kepentingan pribadi (kosmetik dan seterusnya) serta karna dia senangi bersolek diri jadi sesudah 2 bln. ini dia udah mulai nampak lebih dewasa serta lebih bersih ketimbang waktu saat pertama kalinya hadir dari kampungnya di Ciamis.





Satu hari (apabila tak salah kala itu hari Sabtu) Saya kerja 1/2 hari, jadi waktu hingga dirumah ini kira-kira lebih kurang Jam 2 siang serta ketika saya masuk ke nyatanya tak ada nada yg menjawab, jadi saya juga coba mencari orang tempat tinggal. Serta nyatanya yg ada cuma hanya Rani saja yg tengah tidur di kamarnya yg tidak terkunci, serta ketika tersebut baru pertama kalinya saya memandang dia dalam situasi tengah tidur dengan cuma memakai daster pemberian dari istri saya serta ketika ini dasternya juga terungkap hingga diatas pinggang. Wow… satu panorama yg cukup mengajak utk di nikmati, jadi ketika tersebut muncul pikiran kotor saya utk coba meraba sisi yg terungkap itu.


Lewat cara perlahan-lahan saya dekati dia yg tetap tertidur lelap diatas kasur gulung yg kami sajikan untuk dirinya, lalu tanpa adanya ada problem apa pun saya udah mulai menyeka sisi kaki, lalu naik ke sisi pahanya yg hitam manis ini dengan perlahan-lahan serta lembut, hingga karena amat asyiknya saya mengelus-elus sisi ini lewat cara tak sadar penis saya di balik celana mulai mengencang, serta karna karena ini bisa akal sehat saya udah mulai hilang karna rabaan-rabaan tangan itu udah mulai menyebar ke sisi dadanya yg baru mulai merekah. Memanglah sich saya hanya meraba dari luarnya saja, namun dapat dipikirkan begitu indahnya sisi dalamnya apabila di buka.


Namun rabaan ini saya stop karna si Rani menggeliat yg mebuat saya kaget serta segera lari meninggalkan kamarnya. Serta tak lama saya keluar dari kamarnya Rani, istri, anak serta mertua saya hadir habis makan Bakso bang yg berada di seberang komplek kami.


Sesudah peristiwa hari ini saya selamanya coba mencari peluang dalam kesempitan utk nikmati yg indah-indah dari si Rani itu, bahkan juga disuatu hari waktu saya beroleh uang sambilan dari diantara satu kolega kerja, saya cobalah membelikan dia pakaian tidur terusan, celana dalam, serta bh yg seluruh warnanya pink yg di bungkus Koran biar istri nggak syak wasangka. Serta di dalamnya saya kasih sedikit tulisan yg bunyinya : “dipake ya Ran, biar anda jadi senang di sini serta jangan sampai sampai ketahuan si ibu”


Rupanya pemberian saya ini diterima serta Rani juga segera ngucapin terima kasih. Serta rupanya pancingan saya ini sukses, mengapa saya katakan sukses? Karna si Rani itu rupanya agak sedikit kasih angin ke saya di mana ada peluang selamanya berlagak genit & manja, serta kesempatan saat ini tak saya sia-siakan selalu untuk curi-curi peluang. Sempat satu kali saya bercandain dia di dapur,


“Ran.. anda jadi manis saja deh… Anda sudah mempunyai pacar apa belum pula? ” bertanya saya ke dia sembari saya colek bokongnya yg padet ini.


Dia juga menjawab tiada beban serta manja, “Belum sich Pak, namun kelihatannya sich pengin dapet nih. Setelah sudah ngasih Rani pakaian semua sih”


Nah… mulai sejak peristiwa di dapur ini saya juga makin berani.


Selanjutnya peluang yg saya tunggu-tunggu hadir juga, kala itu anak-anak saya udah mulai masuk berlibur sekolah serta mereka mememohon diantar ke tempat tinggal neneknya di Bogor, serta kami juga (saya, istri & anak) pergi ke Bogor utk berlibur sekolah serta karna saya mesti terus bekerja jadi saya cuma bermalam satu malam saja di Bogor utk selanjutnya kembali lagi tempat tinggal pada hari Minggu sorenya. Perjalanan Bogor - Bandung merasa amat lama sekali karna macet, pula banyak bus-bus pariwisata yg melintas di jalur ini utk mengantar-jemput beberapa orang yg tengah berlibur sekolah.


Meskipun agak kesel serta penat selanjutnya hingga juga ke tempat tinggal waktu malam hari lebih kurang jam 7 malam. Sesampainya di muka tempat tinggal saya bunyikan klaskon mobil biar si Rani membukakan pintu pagar, serta tidak lama setalah itu dia keluar dengan pakai daster yg saya belikan serta dimata saya malam ini si Rani tampak lebih seger. Ketika mobil udah saya parkir didalam teras tempat tinggal saya mencium bau wangi, kelihatannya itu bau parfumnya Rani.


Singkat narasi saya juga udah usai bersihkan tubuh serta menuju ke meja makan utk makan makan malam yg sudah disediakan sama si Rani, saya juga menyantapnya dengan penuh semangat, maklum lapeeer.

BIG TITS AT SCHOOL - MELINA


Usai makan saya istirahat di ruangan keluarga utk nonton acara tv. Tengah asyik-asyiknya saya nonton, datanglah otak mesum saya utk memancing si Rani, serta saya juga atur kiat utk mememohon tolong dipijat sama si Rani, jadi saya panggillah dia,


“Ran.. tolong kesini”


“”Iya pak” jawabnya.


“Tolong pijitin pundak saya dong… anda dapat kan? ” Bertanya saya sembari pura-pura cuek.


Dia juga menjawab, “Iya pak, dapat.. Dipijitnya pengin gunakan minyak apa.? ” tanyanya.


“Kalau dapat sich gunakan minyak kayu putih campur minyak goreng aja” jawab saya dengan enjoy.


Jadi dia juga jalan ke kotak obat utk ambil minyak kayu putih, selalu ngeluyur ke dapur utk ambillah minyak goreng. Sesudah itu dia mendekati saya serta menanyakan,


“Mau dipijit di mana pak? ”


“Disini saja (Diruang keluarga) ” jawab saya.


“Tapi tolong di check dahulu pintunya sudah ditutup apa belum” kata saya ke dia serta diapun memeriksanya.


“Sudah pak” jawab Rani.


Saya juga udah tengkurap di muka tv seperti orang yg udah siap utk dipijat. Si Rani juga udah siap memijat di belakang saya. Ketika dia mulai membalur minyak-minyak tersebut di tubuh udah mulai merasa darah itu naik namun tetap masih saya tahan, serta nyatanya tangan si hitam manis itu memanglah dapat dihandalkan utk memijat, namun di samping itu saya cobalah curi-curi pandang ke berwajah yg manis ini serta wangi parfumnya ini tetap saja tercium di hidung saya sampai si otong saya udah mulai naik menegang. Namun utk memecah keheningan saya cobalah bercakap sama dia ngalor-ngidul hingga selanjutnya tertuju terhadap dia yg tetap belum pula mempunyai pacar.


Disinilah saya cobalah utk agak berani memegang tangannya yg mungil ini serta dia juga mengiyakannya, dia cuma katakan,


“Jangn pak… kelak ada yg lihat”


Namun saya tak perduli dengan omongannya, serta bahkan juga bikin saya makin semangat.


“Gak apa-apa kok Ran.. disinikan Hanya ada anda sama saya saja.. kan si teteh sekali lagi di Bogor”


Birahi setan saya rupanya udah tak dapat terselesaikan sekali lagi, jadi saya juga segera mencium jari-jarinya selalu berlanjut ke tangannya selalu keatas serta selanjutnya saya cium bibirnya. Dia diam saja tanpa adanya penolakan seperti waktu yang barusan pertama saya pegang tangannya. Maklum Orang belum pula sempat di cium sama cowok bibirnya agak gemetaran serta tetap kaku. 


Saya juga cobalah membimbingnya dengan sabar hingga selanjutnya dia mulai dapat menyeimbangi serangan bibirnya. Saya tambahkan lidah ke dalam mulutnya serta saya permainkan hingga dia mulai nyata-nyata pasrah, bahkan juga dia coba membalas serangan bibir saya yg punya kumis tidak tebal yg bikin seluruh bekas cewek-cewek saya dahulu pasrah apabila udah terkena ciuman maut saya itu.


Tidak sekedar hingga disitu saja, sesudah dia pasrah jadi saya juga udah mulai berani sekali lagi bergerilya di ke-2 bukit kembarnya yg tetap amat ranum. Dari luar dengan lemah lembut saya usap-usap berkali-kali hingga merasa apabila putingnya udah mulai menonjol karna birahinya yg naik, serta karna dia jadi pasrah saya juga serang dia sekali lagi ke sisi lehernya saya cium dengan penuh nafsu hingga dia mulai tersengal-sengal nafasnya menahan gejolak jiwa. Tidak sekedar disitu, saya juga udah memasukkan tangan saya ke balik BH-nya yg mempunyai ukuran 34, serta dia juga biarkan.


Tangan saya juga mulai bergerilya sekali lagi, mengusung daster yg dipakainya hingga cuma tersisa BH & CD yg berwarna pink, warna itu yaitu warna Idola saya serta selamanya bikin saya bernafsu apabila cewek pakai baju dalam dengan warna itu. Tiada buang waktu sekali lagi saya segera menyeka vaginanya dari luar CD-nya yg udah mulai basah. Saya putar-putar selalu berkali-kali, sampai keluarlah omongan dari mulut si Rani,


“Pak... ampun.. Pak… Rani nggak tahan… geli banget… ooh… ooh… ooh… ampun Pak… ooohh…”


Saya bukannya kasihan namun tambah jadi bernafsu saja. Saya turunkan cdnya hingga terlihatlah memek perawan yg udah basah oleh cairan kesenangan ini, serta tiada ampun sekali lagi saya mengobel-ngobel memeknya dengan penuh perasaan serta kelembutan hingga selanjutnya kepala Rani bergerak tak teratur kekiri kekanan hingga meracau.


“Aaah… Pak… aahhh pak… Rani kok pengin pipis nih… aah…”


Jari itu tambah makin gencar memainkannya sembari berkata ke Rani,


“Tenang Ran… anda pipisin saja agar enak…”


Serta tidak lama setalah itu dia juga keluarkan cairan keninkmatan, seerrr… seerrrr… seerrr… dengan derasnya membasahi jari-jari saya sembari mengapitkan ke-2 irislah pahanya sampai tangan saya tak dapat ditarik, ada di antara ke-2 pahanya yg hitam manis.


Rani terpejam sesudah rasakan kesenangan yg tak ada duanya keluar dari vagina perawannya. Saya juga tak tinggal diam saja memandang kepasrahannya, jadi dengan cekatannya saya melumat kembali bibirnya sembari mengusap-usap dua bukit kembarnya yg udah tiada BH sekali lagi. Tak lama saya nikmati bibirnya lalu turun ke leher serta selalu saya sapu dengan lidah menuju ke bukit kembarnya, dia juga udah pasrah tiada daya dikala bibir saya mulai melumat putingnya yg tetap ranum serta mulai mengeras karna terangsang oleh permainan bibir yg berkumis tidak tebal itu. Dia cuma meracau.


“Pak… jangan sampai Pak… saya takut ada yg lihat… aaah… ooh… aah.. ohh…”


“Tenang saja Ran, teteh tidak ada kok… Aduh Ran… nikmat banget susu kamu… segeerrr”


Saya dengan nafsunya melumat payudara si Rani, saya permainkan lidah saya itu di atas pentilnya berapa kali, serta sedikit saya gigit kecil, dia juga menjerit manja.


“Ooohh… aah… ampun Pak… Rani nggak tahan pengin pipis lagi… aaaahhh…”


Saya juga makin ganas memainkan lidah saya mengemut bak anak yg sekali lagi nenen sama ibunya serta Rani juga makin tak karuan gerakannya, serta selanjutnya dia orgasme utk yg ke-2 kalinya sembari berkata,


“Aaahh… ahh… Rani mau… pipis… lagi… aah…aaahhh… enak…”


Bahagia juga berasa udah buat perawan kampung meerasakan kesenangan yg fantastis, jadi tiada fikir panjang sekali lagi saya buka CD yg dari yang barusan udah keras torpedo di dalamnya, serta menyodorkannya ke mulut dia yg sekali lagi digigit sembari meerasakan sisa-sisa kesenangan. Memanglah sich dia agak kaget,


“Iiiii… itu apaan pak kok di deketin ke mulut Rani…??? ” kata Rani.


“Tenang Ran, cobalah anda jilatin saja kelak juga anda dapat merasa enaknya…” bujuk saya ke dia.


“Ah gak ah... Rani takut pak”


Selanjutnya saya paksakan utk dikulum kemulutnya sembari saya katakan,


“Kamu mesti cobalah dulu… anggap saja anda makan es cream, langkahnya anda jilatin dahulu ujungnya, selalu anda sedot-sedot, selalu anda kulum pakai lidah…” serta diapun pengin juga mencobanya meskipun agak jijik juga sangsi.

MELINA MASON JEREMY AUSTIN


Awalannya memanglah agak kasar dia memainkannya, namun saya cobalah sembari mengusap-usap rambutnya yg hitam selalu turun ke lehernya utk merangsang dia. Serta nyatanya sukses, dia juga mulai dapat memainkannya.


“Rani… selalu diisap… terus… enaaak Ran, mainin lidahnya… Ran… terus… keluar masukin dari mulut kamu…”


“Wow… enaakkk banget… anda mulai pinter nih…” puji saya ke dia.


Saya udah mulai terangsang dengan permainannya, saya dorong dia ke ujung sofa serta saya cobalah mencari selangkangannya. Sesudah saya peroleh, jadi saya mencari memek perawan yg ada di antara ke-2 selangkangannya, lalu saya jilatin dengan penuh nafsu. Dia agak kaget juga waktu saya mulai menjilati memeknya yg udah basah dari yang barusan serta pernah menampik.


“Pak… jangan sampai Pak… Rani malu… yang barusan kan setelah kencing, kelak bau lho…” tukasnya sembari meracau.


“Ooh… aah… ooh... aah… Pak jangan…” tukasnya sembari menutupi memeknya dengan ke-2 pahanya yg hitam manis, serta dengan sedikit paksaan saya buka pahanya lalu menyerangnya sekali lagi dengan jilatan-jilatan kesenangan.


“Ooh… oh… aachh…” desahnya.


Saya tambahkan lidah saya ke dalam memeknya serta kelihatan terang klitorisnya yg memerah dan tercium bau unik memek perawan kampung yg bikin siapa saja yg menciumnya pingin merasa juga. Serta sesudah saya selalu memainkannya dia juga selanjutnya pasrah serta tak ada sekali lagi penolakan, bahkan juga dia jadi pandai sekali lagi memainkan penis saya di dalam mulutnya. Permainan 69 sembilan ini jalan lebih kurang 15 menit hingga selanjutnya ke-2 pahanya menjepit kepala saya jadi sinyal apabila dia pengin keluar sekali lagi, serta saya katakan ke dia,


“Rani… ooh… tolong jangan sampai dikeluarin dulu… honey… please…”

Namun rupanya dia udah nggak tahan sekali lagi, jadi keluarlah cairan kesenangan ini sekali lagi, dan…

“Aaachh… Rani… pipis lagi… nih… Pak… Ayah nakal sih…”


Kelihatan di berwajah yg memerah karna menikmatinya serta karna dia udah keluar utk ke 3 kalinya dan saya belum pula keluar, jadi saya paksa dia utk mengulum penis saya dengan semua kemampuannya. Serta sesudah jalan lebih kurang 5 menit dimainkan oleh bibir mungilnya ini, selanjutnya saya juga nyaris hingga keluar serta berniat saya tak katakan ke Rani apabila saya pengin keluar.


“Ooh… ohh… enaaak… Ran… anda udah pinter… ooohh… enak banget”


Serta akhirnya… crooott… croottt… croottt…

muncrat juga sperma dari penis saya yg ada pada mulutnya, serta ketika keluar ini saya tahan kepalanya Rani biar terus mengulum penis saya, serta akhirnya dia juga menelan seluruh sperma yg keluar bahkan juga hingga keluar luber dari mulutnya. Dia cuma diam serta memandang saya dengan sendu sembari berkata,


“Eeeh... ayah jahat sama Rani… kok tidak dibilangin seandainya pengin pipis… Rani jadi minum air pipis ayah nih…”


Basic perawan kampung, dengan polosnya dia bertanya ke saya,


“Pak… kok air pipisnya kentel yah… trus agak asin lagi… Rani takut pak…”


Basic perawan kampung pakai bertanya semua sekali lagi, gerutu saya dalam hati. Sesudah saya keluar saya mememohon Rani utk membersihkannya serta dia saya ajak ke kamar mandi utk duanya sama membersihkannya di kamar mandi yg berada di kamar saya serta dia juga saya gandeng ke kamar dengan duanya sama kami telanjang bulat.


Hobisex69 - Sesudah kami sama sama bersihkan tubuh di kamar mandi dalam kamar saya, saya gandeng dia utk duanya sama berdiri di depan kaca almari baju yg cukup tinggi supaya dia dapat simak saya serta dia tengah berbugil ria serta sembari saya dekap dia dengan mesranya dengan disertai rabaan-rabaan nakal tangan saya ke bukit kembarnya yg tetap segeeer juga ranum, dan tangan saya yg satunya cobalah mengobel memeknya dengan lembut. Hal tersebut berniat saya jalankan supaya dia dapat saya ajak seterusnya sekali lagi.


Nyatanya siasat saya membawa hasil, dia menggeliat keenakan pentil susunya diusap-usap serta lehernya saya kecup-kecup kecil sembari kadang-kadang saya jilat dengan lidah saya. Siasat ini selalu saya kerjakan sembari kecupan saya ke sekujur tubuhnya hingga saya ada pas di bukit kembarnya serta saya ledek dia bak anak kecil yg pingin nenen ke ibunya,


“Say… saya pengin nenen dong.. saya haus nih…” tiada sangsi saya serang bukit kembarnya serta dia diam saja sembari meracau.



“Aaahh… ooh... aahhh… enaaaak Pak… gelii… terkena kumis bapak… Rani nggak kuat berdiri nih…”


Dengan perlahan-lahan namun tentunya saya ajak dia utk ditelentangin diatas springbed, serta tiada susah payah dia juga udah pasrah telentang tiada sehelai benagpun di atasnya. Saya mulai dengan menciumi memeknya yg tetap perawan ini sembari saya jilati dengan lidah yg pengalaman itu. Baru juga berselang 5 menit saya mainkan lidah saya si Rani udah mulai basah serta melenguh,


“Aachh… aach… oohhh… terusin Pak… enak banget jilatannya…”


Tidak sekedar di situ saja menjilatinya lidah itu selalu menelusuri ke sisi duburnya serta di antara kedua-duanya tersebut saya picu menjilatinya sekali lagi.


“Ooh… enak Pak.. aach… aaachh… eeh… Ayah jorok.. kok dubur Rani dijilatin juga… aaahh… namun enaaaaakkkk… aaachh terusin… ooohh…”


Karna memandang gelagat seperti ini, tangan saya juga mulai bergerilya ke sisi bukit kembarnya utk diusap-usap, serta tiada diduga-duga dia menarik paksa torpedo saya utk dikulum sekali lagi dengan buasnya. Rupanya dia udah bener-bener horny, serta saat ini dia udah tak ragu-ragu & malu-malu sekali lagi utk mengulumnya.


Serangan ini selalu berjalan lebih kurang 20 menitan hingga selanjutnya dia terkulai lemas sembari berkata,


“Aaaah… aahh… Rani pengin pipis sekali lagi nih… ooh pak awas kelak terkena pipis Rani… aaahh…” serta keluarlah seluruh yg berada di dalamnya.


Saya nyata-nyata udah konak banget ngeliat dia seperti ini serta tiada tunggu-tunggu sekali lagi serta buang waktu sekali lagi saya juga segera memantapkan tempat torpedo cocok di muka memek perawan kampung ini. Dengan lemah lembut saya bimbing torpedo saya masuk lubang kesenangan ini sembari bibir itu selalu menciumi serta menghisap ke-2 bukit kembarnya si Rani, serta karna udah terbuai kesenangan dia juga tak ada perlawanan yg bermakna hingga ketika saya dapat memasukan torpedo saya, dia meracau


“Pak… jangan sampai pak… jangan… nanti… aachh… aduuhh… sakiiiitt…”


“Tenang saja sayang… sakitnya hanya sesaat kok.. kelak tentunya enak…”


Sedikit untuk sediki penis saya masuk memeknya serta dengan mempunyai irama saya ayun maju mundur maju mundur berkali-kali hingga selanjutnya Rani tak bersuara sekali lagi, bahkan juga dia udah mulai nikmati irama birahi kami.


“Ooh… memek anda tetap perawan sayang... ooh… enak banget… sempit bangeett… Rani… oohhh… enak…”


Rani mulai menyeimbangi permainan saya, saya tarik pelan-pelan penis saya, selalu ini keluar masuk berapa kali.


“Ooh.. Pak.. enak Pak.. selalu.. pak… genjotin oh.. oh.. oh.. ach… aachh…” 


Tiada sadar dia udah mulai menggoyang pantatnya kekiri kekanan, saya jadi semangat memandang goyangan perawan kampung itu terlebih memandang susunya yg turun naik tergerak pergerakan badannya yg erotis, medadak saya cabut kontol itu dari sarangnya serta Rani berteriak,


“Oooh… jangan sampai dicabut.. oohh sekali lagi enaaak… niiihhh…”


Itu berniat saya jalankan utk memancing rasa penasarannya, serta nyatanya sukses. Dia segera mendorong saya ke atas tempat tidur utk mengubah tempat supaya dia ada diatas, serta dia segera naik ke atas perut saya ambil tempat yg cocok utk memasukan kontol itu ke sarangnya. Sesudah cocok posisinya dia juga segera bergoyang laksana kuda yg kehilangan kendali. Terdengar nada penis keluar masuk memek, preetttt… preetttt… dalam keadaan seperti ini saya pegang pantatnya supaya pergerakan erotisnya jadi mempunyai irama turun naiknya.


Pas di atas kepala saya kelihatan indah dua buah bukit kembar yg bergelantungan seperti mohon utk dilahap. Tiada ragu-ragu sekali lagi saya juga melahapnya dengan penuh gairah.


“Oohh…csusu anda enak banget Ran… selalu goyang Ran…”


Mulut saya memainkan lidahnya di kisaran puting susunya sesaat dia selalu bergoyang, serta selanjutnya gerakan-gerakannya makin cepat tiada terselesaikan, sampai dia mencakar saya sembari berteriak.


“Ooohh… Pak… Pak… saya pengin.. pengin pipis lagi… ooouchh.. aahhh…”


Karna gerakannya yg makin dahsyat saya juga menurun-naikkan pantat saya supaya dia cepat keluar. Serta akhirnya dia mengejang lalu terkulai jatuh diatas dada saya, amat merasa air kehangatan yg keluar dari dalam memek ini mengguyur kontol yg tetap ada didalam sarangnya. Saya tidak ingin kehilangan peluang yg enak ini cuma direnggut sama Rani saja. Sesudah dia hingga, saya tarik kontol saya dari memeknya serta Rani saya suruh menungging buat saya masukin sekali lagi penis saya.


Meskipun saya kenal dia tetap belum pula hilang rasa enaknya serta sesudah dia pada tempat saya input kontol itu ke memek perawan kampung ini dengan mudahnya, lalu saya gerakkan keluar masuk, serta karna memek ini tetap basah bekas cairan kesenangan yg keluar dari dalamnya jadi pergerakan ini dapat segera pada yg inti ialah tusukan panjang serta pendek. Dia pasrah, kontol saya keluar masuk dengan bebasnya serta pada pantat dengan pangkal kontol saya sama sama beradu.


Permainan itu berjalan lebih kurang 15 menitan, serta selanjutnya saya juga nyaris hingga ke klimaks yg saya tunggu-tunggu. Pergerakan saya percepat, serta si Rani juga turut bergoyang juga hingga selanjutnya …


“Rani… saya.. pengin hingga.. nih… ooh… aah… selalu goyang sayang… ooh… ooh… oooohh… croot… croot… crott… seeerrr…”


“Oooh enak pak… jangan sampai di cabut dahulu kontolnya… ooohh.. enaaaaakkk… biarin aaajaah… dahulu di dalam.. pak Rani sekali lagi eenaaakkkk…please jangan sampai dilepaaassss.. oh… oh…”


Rupanya si Rani juga meraih oragnsmenya utk yg kesekian kalinya. Dia cuma terdiam serta kami juga lunglai berduaan di atas springbed telanjang bulat sesudah bergelut dengan birahi sepanjang kira-kira 3 jam. Si Rani saya belai rambut hitamnya dengan mesra, saya cium pipinya serta saya kulum tidak lama bibirnya, sebagi sinyal terima kasih. Tak kelihatan di berwajah rasa penyesalan sedikitpun, bahkan juga kelihatannya dia pengin mengulang-ulang sekali lagi pertempuran malam ini.


Jadi mulai sejak waktu ini jikalau ada peluang utk ML sama dia selamanya kami jalankan kapan waktu serta dimanapun tak tahu tempat serta waktu, hingga selanjutnya dia pulang ke kampunya karna di panggil sama orangtuanya utk kawin, serta mulai sejak ini saya tak sempat ketemu sekali lagi sama dia. Oh… benar-benar pengalaman yg amat nikmat.

0 comments: