SEO page contents SEO page contents NIKMAT NYA IBU TIRIKU ~ VIDIO SEX KUNJUNGI KAMI LEBIH BANYAK VIDEO YANG MENARIK HANYA DI WWW.GAJAHQQ.COM DARI AYO BURUAN KUNJUNGI WEBNYA YA NANTI KAMI AKAN SELALU UPDATE :D

Bonus 10% untuk member baru

Sunday, December 17, 2017

NIKMAT NYA IBU TIRIKU



Ini adalah cerita ku waktu sma kelas 3 . ayah dan ibu ku telah bercerai dan mereka sudah berkeluarga masing masing .

Ayah ku sudah menikah dengan wanita idaman nya sedangkan ibu ku pun begiku, setelah masuk sma aku tinggal dengan ayah dan ibu tiri ku yang masih mulus dan cantik ! ibu ku sangat cantik dan ayah ku sangat beruntung mendapatkan wanita seperti ibu tiri ku itu.



“Citra..! nich bukunya, kemarenan saya telah nyatet, ” kataku.

Citra tdk mencermatiku tapi jadi mencermati film BF yang tengah di komputerku.

“Citra.. anda bengong saja! ” kataku pura-pura tidak paham. 

JANGAN LUPA LIHAT JUGA = JUAL ISTRI UNTUK BAYAR CICILAN RUMAH

“Eh.. iya, Ben anda nyetel apa tuch! saya bilangin bonyok loh! ” kata Citra.

“Eeh.. anda baru saja kan juga simak, saya tau anda senang juga kan, ” balas saya.

“Mending kita nonton keduanya sama, tenang saja saya tutup mulut kok, ” ajakku mengusahakan mencari kesempatan.

“Bener nich, anda kagak katakan? ” tukasnya sangsi.

“Suwer dech! ” kataku sembari mengambilkan dia kursi.

Citra mulai serius melihat setiap adegan, sedang saya serius untuk selalu memandang badannya.

“Citra, sebelumnya ini anda sempat nonton bokep kagak? ” tanyaku.

“Pernah, noh saya miliki VCD-nya, ” jawabnya.

Wah hilang ingatan juga nich cewek, diam-diam nakal juga.

“Kalau ML? ” tanyaku sekali lagi.

“Belom, ” tukasnya, “Tapi.. seandainya sendiri sih kerapkali. ”

Wah semakin berani saja saya, yang ada di dalam fikiranku saat ini hanya ML sama dia.

Bagaimana langkahnya si “Beni Junior” dapat bahagia, tdk perduli saudara tiri, yang mutlak nafsuku hilang.

Lihat dadanya yang naik-turun karna terangsang, saya jadi jadi lebih terangsang, serta batang kemaluanku juga semakin lebih tegang.

“Citra, anda terangsang yach, ampe napsu gitu nontonnya, ” tanyaku memancing.

“Iya nic Ben, bentar yach saya ke kamar mandi dahulu, ” tukasnya.

“Eh.. ngapain ke kamar mandi, nih simak! ” kataku menunjuk ke arah celanaku.

“Kasihanilah si Beni kecil, ” kataku.

“Pikiran anda janganlah yang tidak-tidak dech, ” tukasnya sembari meninggalkan kamarku.

“Tenang saja, tempat tinggal kan sekali lagi sepi, saya tutup mulut dech, ” kataku memancing.

“Kau mau saya tunjukkan pengalaman yang paling memuaskan, ” kataku, selanjutnya kembali meneruskan menciumnya. Tangannya buka baju sekolah yang masih tetap kami pakai dan ia buka BH-nya serta menempatkan tanganku diatas dadanya, kekenyalan dadanya sangatlah tidak sama dengan gadis beda yang sempat kusentuh. 

Perlahan-lahan ia buka roknya, celanaku serta celana dalamnya. “Kita ke kamar yuk! ” ajaknya sehabis kami berdua keduanya sama bugil, “Terserah kaulah, ” kataku,

“Yang mutlak kau mau kupuaskan. ” Tidak kusangka ia berani menarik penisku sembari berciuman, serta perlahan kami jalan menuju kamarnya. “Ben, anda tiduran dech, kita pakai ’69′ pengen tdk? ” tukasnya sembari mendorongku ke kasurnya. 

Ia mulai menindihku, didekatkan vaginanya ke mukaku sesaat penisku diemutnya, saya mulai mencium-cium vaginanya yang telah basah itu, serta aroma kewanitaannya membuatku jadi lebih semangat untuk segera memainkan klitorisnya.

Tidak lama sehabis kumasukkan lidahku, kutemukan klitorisnya lantas saya mengisap, menjilat serta terkadang kumainkan dengan lidahku, sesaat tanganku bermain di dadanya. Tidak lama selanjutnya ia melepas emutannya. “Jangan hentikan Ben.. Ach.. percepat Ben, saya pengen keluar nich! ach.. ach.. aachh.. Ben.. saya ke.. luar, ” tukasnya barengan dengan menyemprotnya cairan kental dari vaginanya. Dankemudian dia lemas serta tiduran di sebelahku.

“Citra, lagi yah, saya belum juga keluar nich, ” pintaku.

“Bentar dahulu yach, saya sekali lagi lelah nich, ” tuturnya.

Saya tdk perduli kata-katanya, selanjutnya saya mulai mendekati vaginanya.

“Citra, saya masukkin saat ini yach, ” kataku sembari memasukkan penisku perlahan.

Nampaknya Citra tengah tdk sadarkan diri, dia cuma terpejam cobalah untuk beristirahat. Vagina Citra masih tetap sempit sekali, penisku di buat hanya diam mematung di pintunya. Perlahan-lahan kubuka dengan tangan serta selalu kucoba untuk memasukkannya, serta pada akhirnya berhasil penisku masuk setengahnya, kurang lebih 7 cm.

“Jangan Ben.. entar saya hamil! ” tukasnya tanpa ada berontak.

“Kamu telah mens belom? ” tanyaku.

“Udah, baru kemaren, benar-benar mengapa? ” tukasnya.

Sembari saya masukan penisku yang 1/2, saya jawab pertanyaannya,

“Kalau gitu anda kagak akan hamil. ”

“Ach.. ach.. ahh..! sakit Ben, a.. ach.. ahh, pelan-pelan, aa.. aach.. aachh..! ” tukasnya berteriak nikmat.

“Tenang saja hanya sesaat kok, Citra mending doggy gaya dech! ” kataku tanpa ada melepas penis serta mengusahakan memutar badannya.

Ia menuruti kata-kataku, lantas mulai kukeluar-masukkan penisku dalam vaginanya serta kurasa ia juga mulai terangsang kembali, karna saat ini ia merespon pergerakan keluar-masukku dengan menaik-turunkan pinggulnya.

“Ach.. a.. aa ach.. ” teriaknya.

“Sakit sekali lagi Ben.. a.. aa.. ach.. ”

“Tahan saja, hanya sesaat kok, ” kataku sembari selalu bergoyang serta meremas-remas buah dadanya.

“Ben,. ach ingin.. ach.. a.. keluar sekali lagi Ben.. ” tukasnya.

“Tunggu sebentar yach, saya juga ingin nich, ” balasku.

“Cepetan Ben, tidak tahan nich, ” tukasnya jadi lebih menegang.

“A.. ach.. aachh..! yach kan keluar. ”

“Aku juga Say.. ” kataku jadi lebih kencang menggenjot serta pada akhirnya paling tidak enam tembakan spermaku didalam vaginanya.

Kucabut penisku serta saya lihat seprei, adakah darahnya atau tdk? tapi tenyata tdk.

“Citra anda tidak perawan yach, ” tanyaku.

“Iya Ben, dahulu saat sekali lagi masturbasi nyodoknya kedaleman jadinya pecah dech, ” tuturnya.

“Ben ingat loh, janganlah katakan siapapun juga, ini rahasia kita saja. ””Oh tenang saja saya dapat diakui kok, asal lain waktu anda pengen sekali lagi. ”

“Siapa sich yang dapat nolak ‘Beni Junior’, ” tukasnya mesra.

“Citra! apa Ayah telah tidur? ” tanyaku lihat nyatanya Citra yang menindihiku dengan kondisi telanjang.

“kamu mulai nakal Ben, dari barusan saya tunggulah anda, anda tdk datang-datang juga. anda tau, saat ini telah jam dua, serta bapak sudah tidur mulai sejak jam satu barusan, ” tukasnya mesra sembari memegang penisku karna nyatanya celana pendekku serta CD-ku sudah dibukanya.

“Yang nakal tuch anda, Bukannya permisi atau bangunin saya kek, ” kataku.

“kamu tdk sadar yach, anda kan telah bangun, tuch simak telah siap kok, ” tukasnya sembari menunjukkan penisku.

“Aku emut yach. ”

Emutanya kesempatan ini merasa tidak sama, merasa demikian mengisap serta kelaparan.

“Citra janganlah cepet-cepet dong, kasian ‘Beni Junior’ dong! ”

“Aku telah kepengen berat Ben! ” tukasnya sekali lagi.

“Mending seperti umum, kita pakai tempat ’69′ serta kita keduanya sama enak, ” kataku sembil berputar-putar tanpa ada melepas emutannya selanjutnya sembari selalu diemut.

Saya mulai menjilat-jilat vaginanya yang sudah basah sembari tanganku memencet-mencet payudaranya yang jadi lebih keras, selalu kuhisap vaginanya serta mulai kumasukkan lidahku untuk mencari-cari klitorisnya.

“Aach.. achh.. ” desahnya waktu kutemukan klitorisnya.

“Ben! anda pinter banget nemuin itilku, a.. achh.. ahh.. ”

“kamu juga semakin pinter ngulum ‘Beni’ kecil, ” kataku sekali lagi.

“Ben, kesempatan ini kita tak perlu banyak-banyak yach, aa.. achh.. ” tukasnya sembari mendesah.

“Cukup sekali saja nembaknya, taapi.. sa.. ma.. ss.. sa.. ma.. maa ac.. ach.. ” tukasnya sembari nikmati jilatanku.

“Tapi Ben saya.. ma.. u.. keluar nich! Ach.. a.. aahh.. ” tukasnya sembari menegang selanjutnya keluarkan cairan dari vaginanya.

“Kayaknya anda mesti 2 x dech! ” kataku sembari mengganti tempat.

“Ya telah dech, tapi saat ini anda masukin yach, ” tukasnya sekali lagi.

“Bersiaplah mau saya masukan ini saat ini, ” kataku sembari mengarahkan penisku ke vaginanya.

“Siap-siap yach! ”

“Ayo dech, ” tukasnya.

“Ach.. a.. ahh.. ” desahnya waktu kumasukkan penisku.

“Pelan-pelan dong! ”

“Inikan telah lambat Citra, ” kataku sembari mulai bergoyang.

“Citra, anda telah terangsang sekali lagi belon? ” tanyaku.

“Bentar sekali lagi Ben, ” tukasnya mulai menggoyangkan pantatnya untuk menyeimbangiku, serta selanjutnya dia menarik kepalaku serta memitaku untuk sembari menciumnya.

“Sambil bercumbu dong Ben! ”

Tanpa ada diminta 2 x saya segera mncumbunya, serta saya nyata-nyata nikmati permainan lidahnya yang jadi lebih mahir.

“Citra anda telah miliki pacar belom? ” tanyaku. ”Aku telah tapi baru setelah putus, ” tukasnya sembari mendesah.

“Ben pacar saya itu tidak tau loh bab benginian, hanya anda loh yang beginian sama saya. ”

“Ach yang bener? ” tanyaku sekali lagi sembari percepat goyangan.

“Ach.. be.. ner.. kok Ben, a.. aa.. ach.. achh, ” tukasnya terputus-putus.

“Tahan saja, atau anda pengen udahan? ” kataku menggoda.

“Jangan udahan dong, saya baru anda buat terangsang sekali lagi, kan kagak enak seandainya udahan, achh.. aa.. ahh.. saya percepat yach Ben, ” tukasnya.

Kemudian percepat pergerakan pinggulnya.

“Kamu telah ngerti bagaimana nikmatnya, bentar sekali lagi kelihatannya saya akan keluar dech, ” kataku mengerti kalau sepermaku telah mengumpul di ujung.

“Achh.. ach.. bentar sekali lagi nih. ”

“Tahan Ben! ” tukasnya sembari keluarkan penisku dari vaginanya serta selanjutnya menggulumnya sembari tanganya mamainkan klitorisnya.

“Aku juga Ben, bantu saya mencari klitorisku dong! ” tukasnya menarik tanganku ke vaginanya.

Sembari penisku selalu dihisapnya kumainkan klitorisnya dengan tanganku serta..

“Achh.. a.. achh.. achh.. ahh.. ” desahku sembari menembakkan spermaku dalam mulutnya.

“Aku juga Ben.. ” tukasnya sembari menjepit tanganku dalam vaginanya.

“Ach.. ah.. aa.. ach.. ” desahnya.

“Aku tidur disini yach, kelak bangunin saya jam lima sebelumnya bapak bagun, ” tukasnya sembari tutup mata serta selanjutnya tertidur, di sampingku. Tepat jam lima pagi saya bangun serta membangunkanya, selanjutnya ia bergegas ke kamar madi serta menyiapkan diri untuk sekolah, begitu halnya saya. Yang aneh siang hari ini tdk seperti umumnya Citra tdk pulang bersamaku karna ia ada les privat, sedang dirumah hanya ada Mbak Ratna, serta anehnya siang-siang begini Mbak Ratna dirumah menggunakan kaos ketat serta rok mini seperti tengah menanti suatu hal.

“Siang Ben! baru pulang? Citra mana? ” tanyanya.

“Citra sekali lagi les, tukasnya akan pulang sore, ” kataku, “Loh Mbak sendiri kapan pulang? tukasnya dari Solo yach? ”

“Aku pulang barusan malem jam tigaan, ” tukasnya.

“Ben, barusan malam anda teriak sendirian di kamar ada apa? ”

Wah kritis kayaknya Mbak Ratna dengar desahannya Citra barusan malam.

“Ach tdk kok, hanya ngigo, ” kataku sembari berlalu ke kamar.

“Ben! ” panggilnya, “Temenin Mbak nonton VCD dong, Mbak males nich nonton sendirian, ” tukasnya dari kamarnya.

“Bentar! ” kataku sembari jalan menuju kamarnya, “Ada film apa Mbak? ” tanyaku sesampai di kamarnya.

“Liat saja, kelak juga tau, ” tukasnya sekali lagi.

“Mbak sekali lagi nungguin seorang yach? ” tanyaku.

“Mbak, sekali lagi nungguin anda kok, ” tukasnya datar, “Tuh simak filmnya telah mulai. ”

“Loh inikan..? ” kataku lihat film BF yang diputarnya serta tanpa ada melanjutkan kata-kataku karna lihat ia mendekatiku. Kemudian ia mulai mencium bibirku.

“Mbak tau kok yang semalam, ” tukasnya, “Kamu pengen tidak ngelayanin saya, saya lebih pengalaman dech dari Citra. ”

Wah pucuk di cinta ulam tiba, yang satu pergi datang yang beda.

“Mbak, saya kan adik yang berbakti, masak nolak sih, ” godaku sembari tangan kananku mulai masuk ke rok mininya menggosoki vaginanya, sedang tangan kiriku masuk ke kausnya serta memencet-mencet payudaranya yang super besar.

“Kamu pinter dech, tapi sayang anda nakal, pinter mencari peluang, ” tukasnya menyudahi ciumannya serta melepas tanganku dari dada serta vaginanya.

“Mbak pengen ngapain, kan sekali lagi asik? ” tanyaku. ”Kamu kagak sabaran yach, Mbak buka baju dahulu selalu kau juga, agar asyikkan? ” tukasnya sembari buka pakaiannya.

Saya juga tidak pengen ketinggal, saya mulai buka bajuku hingga selanjutnya kami berdua telanjang bulat.

“Tubuh Mbak bagus banget, ” kataku mencermati badannya dari atas hingga ujung kaki, serius tak ada cacat, putih muCitra serta sekal.

Ia segera mencumbuku serta tangan kanannya memegang penisku, serta mengarahkan ke vaginanya sembari berdiri.

“Aku telah tidak tahan Ben, ” tukasnya.

Kuhalangi penisku dengan tangan kananku lantas kumainkan vaginanya dengan tangan kiriku.

“Nanti dahulu ach, beginikan lebih asyik. ”

“Ach.. anda nakal Ben! pantes si Citra pengen, ” tukasnya mesra.

“Ben..! Mbak..! sekali lagi di mana kalian? ” terdengar nada Citra menyebut dari luar.

“Hari ini guru lesnya tdk masuk jadi saya dipulangin, kalian sekali lagi di mana sih? ” tanyanya lagi.

“Masuk saja Citra, kita sekali lagi pesta nich, ” kata Mbak Ratna.

“Mbak! Entar seandainya Citra tau bagaimana? ” tanyaku.

“Ben janganlah panggil Mbak, panggil saja Ratna, ” tukasnya serta waktu itu saya lihat Citra di pintu kamar tengah buka baju.

“Ratna, saya turut yach! ” pinta Citra sembari memainkan vaginanya.

“Ben anda kuat tidak? ” bertanya Ratna.

“Tenang saja saya kuat kok, lagian kasian tuh Citra telah terangsang, ” kataku.

“Citra cepet sinih emut ‘Beni Junior’, ” ajakku.

Tanpa ada menampik Citra segera datang mengemut penisku.

“Mending kita tiduran, agar saya dapet vaginamu, ” kataku pada Ratna.

“Ayo dech! ” tukasnya selanjutnya ambil tempat.

Ratna menempatkan vaginanya diatas kepalaku, serta kepalanya menghadap vagina Citra yang tengah mengemut penisku.

“Citra, saya maenin vaginamu, ” tukasnya.

Tanpa ada menanti jawaban dari Citra ia segera bermain di vaginanya. Permainan ini berjalan lama hingga pada akhirnya Ratna menegangkan pahanya, serta.. “Ach.. a.. aach.. saya keluar.. ” tukasnya sembari menyemprotkan cairan di vaginanya.

“Sekarang ganti Citra yach, ” kataku.

Kemudian saya bangun serta mengarahkan penisku ke vaginanya serta masuk perlahan.

“Ach.. aach.. ” desah Citra.

“Kamu curang, Citra anda masukin, kok saya tdk? ” tukasnya.

“Abis anda keluar duluan, tapi tenang saja, kelak setelah Citra keluar anda saya masukin, yang mutlak anda merangsang dirimu sendiri, ” kataku.

“Yang cepet dong goyangnya! ” keluh Citra.

Kupercepat goyanganku, serta dia menyeimbanginya juga.

“Kak, ach.. entar sekali lagi gant.. a.. ach.. gantian yach, saya.. pengen keluar ach.. aa.. a.. ach..! ” desahnya, selanjutnya lemas serta tertidur tidak berdaya.

“Ayo Ben tunggulah apa sekali lagi! ” kata Ratna sembari mengangkang mampersilakan penisku untuk mencoblosnya.

“Aku telah terangsang sekali lagi. ”

Tanpa ada menanti lama saya segera mencoblosnya serta mencumbunya.

“Gimana enak penisku ini? ” tanyaku.

“Penis anda kepanjangan, ” tukasnya, “tapi enak! ”.

“Kayaknya kau tidak lama sekali lagi dech, ” kataku.

“Sama, saya juga tidak lama sekali lagi, ” tukasnya, “Kita keluarin keduanya sama yach! ” terangnya.

“Di luar apa di dalam? ” tanyaku sekali lagi.

“Ach.. a.. aach.. di.. dalam.. saja.. ” tukasnya tdk terang karna sembari mendesah.

“Maksudku, ah.. ach.. di dalam saja.. aah.. ach.. bentar sekali lagi.. ”

“Aku.. keluar.. ach.. achh.. ahh.. ” desahku sembari menembakkan spermaku.

“Ach.. aach.. saya.. ach.. juga.. ” tukasnya sembari menegang serta saya rasakan cairan membasahi penisku dalam vaginanya.

Pada akhirnya kami bertiga tertidur di lantai serta kami bangun ketika berbarengan.

“Ben saya mandi dahulu yach, telah sore nich. ”

“Aku juga ach, ” kataku.

“Ben, Citra, lain waktu sekali lagi yach, ” pinta Ratna.

“Itu dapat ditata, asal sekali lagi kosong seperti gini, ya tidak Ben! ” kata Citra.

“Kapan saja kalian pengen saya siap, ” kataku.

“Kalau gitu kalian janganlah mandi dahulu, kita main sekali lagi yuk! ” kata Ratna mulai memegang penisku.

0 comments: