SEO page contents SEO page contents DIPERKOSA AYAH MERTUA SAAT SUAMIKU KERJA ~ VIDIO SEX KUNJUNGI KAMI LEBIH BANYAK VIDEO YANG MENARIK HANYA DI WWW.GAJAHQQ.COM DARI AYO BURUAN KUNJUNGI WEBNYA YA NANTI KAMI AKAN SELALU UPDATE :D

Bonus 10% untuk member baru

Thursday, December 28, 2017

DIPERKOSA AYAH MERTUA SAAT SUAMIKU KERJA




Namaku Novianti. Usiaku sudah memijak kepala tiga. Telah menikah satu tahun lebih serta baru miliki seseorang bayi lelaki. Suamiku berumur cuma lebih tua setahun dariku. Kehidupan kami bisa di katakan begitu bahagia. Memanglah kami berdua kawin dalam usia agak terlambat telah di atas 30 th..



Selewat 40 hari dari melahirkan, suamiku masih tetap takut untuk terkait sex. Mungkin dia masih tetap teringat pada saat saya menjerit-jerit saat melahirkan, memanglah dia juga ikut masuk ke area persalinan mengikuti saya saat melahirkan.

Selain itu saya memanglah juga repot benar dengan si kecil, baik siang ataupun malam hari. Si kecil seringkali bangun malam-malam, nangis serta saya mesti menyusuinya hingga dia tidur kembali. Sesaat suamiku jadi tambah repot saja di kantor, maklum dia bekerja di satu kantor Bank Pemerintah dibagian Tehnologi, jadi pulangnya seringkali terlambat.

LIHAT JUGA = NIKMAT NYA TUBUH KAKAK TIRI KU

“Hei nak Novi. Apa khabar…! ”, sapa bapak mertua padaku saat usai berpelukan dengan suamiku.

“Ayah, apa kabarnya? Sehat-sehat saja kan? Bagaimana situasi Ibu di Amerika..? ” balasku.

“Oh…Ibu baik-baik saja. Beliau tidak dapat turut, karna kakinya agak sakit, bisa saja keseleo…. ”

“Ayo kita ke rumah”, kata suamiku lalu.

Sejak ada bapak dirumah, ada perubahan yang cukup artinya dalam kehidupan kami. Saat ini kondisi dirumah lebih hangat, penuh canda serta gelak tawa. Bapak mertuaku orangnya memanglah pintar membawa diri, pintar ambil hati orang. Dengan ada bapak mertua, suamiku jadi lebih kerasan dirumah. Bercakap dengan, berjalan-jalan dengan.

“Yah…!! Stop…. jangan…. Yaaahhhh…!!? ” jeritku dengan nada tertahan karna takut terdengar oleh Si Inah pembantuku.

“Nov, maafkan Bapak…. Anda jangan sampai geram sesuai sama itu dong, sayang….!! ” Ia jadi berkata sesuai sama itu, bukannya malu didamprat olehku.

“Ayah tidak bisa demikian, cepat keluar, saya mohon….!! ”, pintaku menghiba, karna kulihat tatapan mata mertuaku sekian liar sembari tangannya tidak berhenti menggerayang ke sekujur badanku.

Saya coba menggeliat bangun serta cepat-cepat turunkan daster untuk menutupi pahaku serta beringsut-ingsut menjauhinya serta mepet ke ujung ranjang. Juga akan namun mertuaku makin lama mendorong maju menghampiriku serta duduk persis di sampingku. Badannya mepet kepadaku. Saya jadi tambah ketakutan.

“Nov… Anda tidak kasihan menyaksikan Ayah begini? Ayolah, Ayah kan telah lama merindukan untuk dapat bercinta serta nikmati tubuh Novi yang langsing padat ini….!!!! ”, desaknya.

“Jangan bicara demikian. Ingat Yah… saya kan menantumu…. istri Toni anakmu? ”, jawabku coba menyadarinya.

“Jangan mengatakan-nyebut si Toni sekarang ini, Ayah tahu Toni belum pula menggauli nak Novi, mulai sejak nak Novi habis melahirkan… Benar-benar keterlaluan tu anak….!!, lanjutnya.

“Yahh… agar Novi mengocok Bapak saja ya… karna Novi tak ingin bapak bercinta dengan Novi… Gimana…? ”

Mertuaku diam serta terlihat berfikir sesaat. Raut mukanya nampak sedikit kecewa tetapi bercampur sedikit lega karna saya masih tetap pengen bernegosiasi.

“Baiklah.. ”, kata mertuaku seolah tdk miliki alternatif lain karna saya ngotot tidak juga akan memberi apa yang disuruhnya.

Mungkin ini dia kekeliruanku. Saya sangat percaya kalau jalan keluar ini juga akan meredam rasa menginginkan bercinta nya. Kupikir umumnya lelaki bila telah tersalurkan pastinya akan surut nafsunya untuk lalu tertidur. Saya lantas menarik celana pendeknya.

Ugh! Sialan, nyatanya dia telah tdk memanfaatkan celana dalam sekali lagi. Demikian celananya kutarik, batangnya segera melonjak berdiri seperti ada pernya. Saya begitu kaget serta terkesima menyaksikan batang kemaluan mertuaku itu….

Oooohhhh…… serius panjang serta besar. Jauh semakin besar dari pada miliki Toni suamiku. Mana hitam sekali lagi, dengan kepalanya yang mengkilap bulat besar begitu tegang berdiri dengan gagah perkasa, walau sebenarnya usianya telah tdk muda sekali lagi.

Tanganku bergerak canggung. Bagaimananpun baru kesempatan ini saya memegang kontol orang terkecuali punya suamiku, mana begitu besar sekali lagi hingga nyaris tidak dapat muat dalam tanganku. Perlahan tanganku menggenggam batangnya. Kudengar lenguhan nikmat keluar dari mulutnya seraya mengatakan namaku.

“Ooooohhh….. sssshhhh….. Noviii…eee.. eeenaaak… betulll..!!! ” Saya mendongak melirik padanya. Terlihat muka mertuaku meringis menahan remasan lembut tanganku pada batangnya.

“Nggak apa-apa ….. agar cepet keluar.. ”, kata mertuaku berikan argumen.

Saya tdk mengiyakan dan tdk menepisnya karna kupikir ada benarnya juga. Agar cepat usai, kataku dalam hati. Mertuaku tersenyum melihatku tdk melarangnya sekali lagi. Ia dengan lembut serta hati-hati mulai meremas-remas ke-2 payudara dibalik dasterku.

Saya memanglah tdk kenakan kutang kerena habis menyusui si kecil barusan. Jadi remasan tangan mertua segera merasa karna kain daster itu begitu tidak tebal. Jadi wanita normal, saya rasakan kesenangan juga atas remasan ini.

Terlebih tanganku masih tetap menggenggam batangnya dengan erat, sekurang-kurangnya saya mulai dipengaruhi oleh situasi ini. Walau dalam hati saya telah berkemauan untuk menahan diri serta laksanakan semuanya untuk kebaikan diriku juga. Karna pastinya sesudah ini usai dia akan tidak melakukan perbuatan lebih jauh sekali lagi padaku.

“Novi sayang.., buka ya? Sedikit saja.. ”, pinta mertuaku lalu.

“Jangan Yah. Barusan kan telah janji tidak juga akan beberapa macam.. ”, ujarku mengingatkan.

“Sedikit saja. Ya? ” desaknya sekali lagi seraya menggeser tali daster dari pundakku hingga sisi atas badanku terbuka. Saya jadi gamang serta serba salah. Sesaat sisi dada sampai ke pinggang telah telanjang. Nafas mertuaku jadi tambah memburu kencang melihatku 1/2 telanjang.

“Oh.., Novii anda serius cantik sekali….!!! ”, pujinya sembari memilin-milin dengan hati-hati puting susuku, yang mulai basah dengan air susu. Saya terperangah. Kondisi telah mulai menghadap pada hal yg tidak kuinginkan.

Saya makin bergairah serta jadi tambah percaya dengan kekuatanku untuk membuatnya selekasnya usai. Keyakinanku ini nyatanya menyebabkan fatal bagiku. Telah nyaris 1/2 jam, saya belum juga menyaksikan sinyal tanda apa pun dari mertuaku. \

Saya jadi penasaran, sekalian terasa ditantang. Suamiku juga yang telah punya kebiasaan denganku, apabila telah kukeluarkan kekuatan begini tentunya takkan bertahan lama. Tapi mengapa dengan mertuaku ini? Apa ia memanfaatkan obat kuat untuk bercinta?

Karena sangat penasarannya, saya jadi kurang menyimak perbuatan mertuaku padaku. Tak tahu mulai sejak kapan daster tidurku telah lepas dari badanku. Saya baru sadar saat mertuaku berupaya menarik celana dalamku serta itu juga terlambat!

Demikian menengok ke bawah, celana itu barusan lepas dari ujung kakiku. Saya telah telanjang bulat! Ya ampun, mengapa kubiarkan semuanya berlangsung. Saya menyesal mengapa mengawalinya. 

Nyatanya peristiwanya tdk seperti yang kurencanakan. Saya sangat sombong dengan keyakinanku. Saat ini semua telah terlambat. Berantakan semua! Pekikku dalam hati penuh penyesalan. Kondisi jadi tambah tidak tertangani. Lagi-lagi saya kecolongan.

Mertuaku dengan lihainya serta tanpa ada kusadari telah membalikkan badanku sampai berlawanan dengan tempat badannya. Kepalaku ada di bawahnya sesaat kepalanya ada di bawahku. Kami telah ada dalam tempat enam sembilan! Selang beberapa saat kurasakan sentuhan lembut di sekitar selangkanganku. Badanku segera bereaksi serta tanpa ada sadar saya menjerit lirih.

“Oooohhhhh……. aaaa…. aaaaa……aaauugghhhhhhhhh..!!!!! ” saya menjerit lirih demikian aliran itu mendobrak pertahananku. Kurasakan cairan kewanitaanku menyembur tidak tertahankan. Badanku menggelepar seperti ikan terlempar ke darat rasakan kesenangan ini. 

Saya terkulai lemas sesaat batang kontol mertuaku masih tetap ada dalam genggamanku serta masih tetap mengacung dengan gagahnya, bahkan juga merasa makin lama kencang saja.

Saya mengeluh karna tidak miliki alternatif lain. Telah kepalang basah. Saya telah tdk miliki cukup tenaga sekali lagi untuk menjaga kehormatanku, saya cuma tergolek lemah tidak berdaya sementara mertuaku mulai menindih badanku. Dengan lembut ia menyeka wajahku serta berkata begitu cantiknya saya saat ini.

“Noviii….. kau benar-benar cantik. Badanmu indah serta langsing tapi padat diisi.., mmpphh..!!! ”, tuturnya sembari menciumi bibirku, coba buka bibirku dengan lidahnya.

Mertuaku menyesuaikan diri diantara ke-2 kakiku yang terbuka lebar. Kurasakan kepala kontolnya yang besar ditempelkan pada bibir kemaluanku. Digesek-gesek, dimulai dari atas hingga ke bawah. Naik turun. Saya terasa ngilu bercampur geli serta nikmat. Cairan yang masih tetap tersisa di lebih kurang itu buat gesekannya jadi tambah lancar karna licin.

“Yah..? ” panggilku menghiba.

“Apa sayang…”, jawabnya seraya tersenyum melihatku tersiksa.

“Cepetan.. yaaahhhhh…….!!! ”

“Sabar sayang. Anda menginginkan Ayah melakukan perbuatan apa…….? ” tanyanya pura-pura tidak tahu.

Saya tidak menjawab. Pasti saja saya malu menyebutkannya dengan terbuka apa hasratku sementara itu. Namun mertuaku kelihatannya menginginkan mendengarnya segera dari bibirku. Ia berniat mengulur-ulur dengan cuma menggesek-gesekan kontolnya. Sesaat saya serius telah tidak tahan sekali lagi mengekang birahiku.

“Novii…. iiii… iiiingiiinnnn aaa…aaayahhhh…. se…. se.. seeegeeeraaaa ma… masukin..!!! ”, kataku terbata-bata dengan sangat terpaksa.

Saya sesungguhnya begitu malu menyebutkan ini. Saya yang barusan demikian ngotot akan tidak memberi badanku kepadanya, saat ini jadi memohon bercinta. Wanita jenis apa saya ini!?

“Apanya yang dimasukin…….!! ”, tanyanya sekali lagi seperti menghina.

“Aaaaaaggggkkkkkhhhhh….. ya…yaaaahhhh. Ja….. ja…. Jaaangan siksa Noviiii..!!! ”

“Bapak tdk punya maksud menyiksa anda sayang……!! ”

“Oooooohhhhhh.., Yaaaahhhh… Noviii menginginkan dimasukin kontol bapak kedalam memek Novi…… uugghhhh..!!! ”

Saya kesempatan ini telah tidak malu-malu sekali lagi menyebutkannya dengan vulgar karena sangat tidak tahannya memikul gelombang birahi yang menggelora. Saya terasa seperti wanita jalang yang haus sex. Saya nyaris tidak yakin mendengar perkataan itu keluar dari bibirku sendiri. Tapi apa pengen dikata, memanglah saya begitu menghendaki bercinta selekasnya.

“Baiklah sayang. Tapi pelan-pelan ya”, kata mertuaku dengan penuh kemenangan sudah berhasil menaklukan diriku.

“Uugghh.. ”, saya melenguh rasakan tekanan batang kontolnya yang besar itu. Saya menanti cukup lama pergerakan kontol mertuaku masuk diriku. Terasanya tidak hingga. Terkecuali besar, kontol mertuaku begitu panjang juga. Saya hingga menahan nafas sementara batangnya merasa mentok didalam. Rasa-rasanya hingga ke ulu hati. Saya baru bernafas lega saat semua batangnya amblas didalam.

Mertuaku mulai menggerakkan pinggulnya perlahan. Satu, dua serta tiga tusukan mulai jalan lancar. Semakin membanjirnya cairan dalam liang memekku buat kontol mertuaku keluar masuk dengan lancarnya. Saya menyeimbangi dengan pergerakan pinggulku. Meliuk perlahan-lahan. Naik turun ikuti irama tusukannya.

Pergerakan kami jadi tambah lama jadi tambah bertambah cepat serta jadi bertambah liar. Pergerakanku telah tdk teratur karna yang mutlak bagiku tusukan itu menjangkau bagian-bagian sensitif didalam relung kewanitaanku. Dia tahu persis apa yang kuinginkan.

Ia dapat mengarahkan batangnya dengan pas ke tujuan. Saya bagai ada di awang-awang rasakan kesenangan yang mengagumkan ini. Batang mertuaku menjejal penuh semua isi liangku, tiada sedikitpun area yang tersisa sampai gesekan batang itu begitu merasa di semua dinding vaginaku.

“Aduuhh.. auuffhh.., nngghh..!!! ”, saya merintih, melenguh serta mengerang rasakan seluruh kesenangan ini.

Kembali saya mengaku keperkasaan serta kelihaian mertuaku diatas ranjang. Ia demikian hebat, jantan serta tak tahu terlebih sebutan yang layak kuberikan kepadanya. Toni suamiku tdk ada apa-apanya ketimbang ayahnya yang bejat ini.

Yang tentunya saya rasakan kenikmatan tidak terhingga bercinta dengannya walau kusadari perbuatan ini begitu terlarang serta juga akan menyebabkan persoalan besar nanti. Namun sementara itu saya telah tidak peduli serta takkan menyesali kesenangan yang kualami.

Kurasakan semprotan untuk semprotan memancar kencang dari dalam diriku. Saya meregang seperti ayam yang baru dipotong. Badanku mengejang-ngejang diatas puncak kesenangan yang kualami untuk ke-2 kalinya sementara itu.

“Yaaaah.., ooooohhhhhhh.., Yaaaahhhhh.. eeee…eeennnaaaakkkkkkkk…!!! ”

Cuma itu yang dapat keluar dari mulutku karena sangat dahsyatnya kesenangan yang kualami dengannya.

“Sayang nikmatilah semuanya. Ayah menginginkan anda bisa rasakan kenikmatan yang sebetulnya belum juga sempat anda alami…. ”, bisik bapak dengan mesranya.

“Bapak sayang kepadamu, Ayah cinta padamu…. Ayah menginginkan melampiaskan kerinduan yang menyesak sampai kini.. ”, lanjutnya tidak henti-henti membisikan untaian kalimat indah yang terdengar demikian romantis.

Saya mendengarnya dengan perasaan tidak menentu. Mengapa ini datangnya dari lelaki yang bukanlah hendaknya kusayangi. Kenapa kesenangan ini kualami dengan mertuaku sendiri, tidak dari anaknya sebagai suamiku…????. Tanpa merasa air mata menitik jatuh ke pipi. Mertuaku terperanjat menyaksikan ini. Ia terlihat demikian cemas melihatku menangis.

“Novi sayang, mengapa menangis? ” bisiknya cepat-cepat.

“Maafkan Ayah bila sudah membuat kamu menanggung derita.. ”, lanjutnya seraya memeluk serta mengelus-elus rambutku dengan penuh kasih sayang. Saya jadi tambah sedih rasakan ini. Namun ini tidak cuma kelirunya. Saya juga berandil besar dalam kekeliruan ini. Saya tdk dapat menyalahkannya saja. Saya mesti jujur serta adil menyikapinya.

“Bapak tdk salah. Novi yang salah.. ”, kataku lalu.

“Tidak sayang. Ayah yang salah…”, tuturnya besikeras.

“Kita, Yah. Kita keduanya sama salah”, kataku sekalian memohonnya tidak untuk memperdebatkan permasalahan ini sekali lagi.

“Terima kasih sayang”, kata mertuaku seraya menciumi muka serta bibirku.

“Ooohh… oohhhh… oooouugghh.. Noviiiii.., luar biasa…..!!! ” jerit mertuaku rasakan hebatnya permainanku.

Pinggulku mengaduk-aduk lincah, mengulek liar tanpa ada henti. Tangan mertuaku mencengkeram ke-2 buah dadaku, diremas serta dipilin-pilin, hingga air susuku keluar jatuh membasahi dadanya. Ia lantas bangkit 1/2 duduk. Berwajah dibenamkan ke atas dadaku.

Menjilat-jilat semua permukaan dadaku yang berlumuran air susuku serta selanjutnya menciumi putting susuku. Mengisapnya kuat-kuat sembari meremas-remas menyedot air susuku sebanyak mungkin. Kami berdua sama-sama berlomba berikan kenikmatan. Kami tak akan rasakan dinginnya udara walau kamarku memanfaatkan AC.

Saya selalu meningkatkan sembari menjerit-jerit histeris. Saya telah tidak peduli suaraku juga akan terdengar kemana saja. Kesempatan ini saya mesti menang! Upayaku nyatanya tdk sia-sia. Kurasakan badan mertuaku mulai mengejang-ngejang. Ia mengerang panjang. Menggeram seperti harimau terluka. Saya juga merintih persis kuda betina binal yang tengah birahi.

“Eerrgghh.. ooooo…. ooooooo….. oooooouugghhhhhh..!!!! ” mertuaku berteriak panjang.

Badannya menghentak-hentak liar. Badanku terangkut goncangannya. Saya memeluknya erat-erat supaya jangan pernah terpental oleh goncangannya. Mendadak saya rasakan semprotan dahsyat menyirami semua relung vaginaku.

Semprotannya demikian kuat serta banyak membanjiri liangku. Akupun rasa-rasanya tdk kuat sekali lagi menahan tekanan dalam diriku. Sembari mendorongan pinggulku kuat-kuat, saya berteriak panjang sementara menjangkau puncak kesenangan bersamaan dengan bapak mertuaku.

Badan kami bergulingan diatas ranjang sembari berpelukan erat. Karena sangat dahsyatnya, badan kami terjatuh dari ranjang. Untunglah ranjang itu tidaklah terlalu tinggi serta permukaan lantainya tertutup permadani tidak tipis yang empuk hingga kami tidaklah sampai terkilir atau terluka.

“Oooooogggghhhhhhh.. yaahh.., nik…. nikkkk nikmaatthh…. yaaahhhh..!!!! ” jeritku tidak tertahankan.

0 comments: