SEO page contents SEO page contents ADIKKU PEMUAS NAFSU KU ~ VIDIO SEX KUNJUNGI KAMI LEBIH BANYAK VIDEO YANG MENARIK HANYA DI WWW.GAJAHQQ.COM DARI AYO BURUAN KUNJUNGI WEBNYA YA NANTI KAMI AKAN SELALU UPDATE :D

Bonus 10% untuk member baru

Sunday, December 24, 2017

ADIKKU PEMUAS NAFSU KU



Sudah mulai sejak berusia 7 atau 8 th. saya memiliki keingintahuan serta keinginan yang kuat juga akan sex. Dengan sembunyi-sembunyi saya kerap membaca majalah dewasa punya orang tuaku. 

Biasanya hal semacam itu kulakukan sebelum pergi sekolah serta orang tuaku tidak dirumah. Waktu membaca majalah itu saya juga beronani untuk memuaskan keinginanku.


Pada waktu usiaku 10 th., keinginanku juga akan pemuasan sex makin besar, maklum waktu itu yaitu masa puber. Frekwensiku jalankan masturbasi juga makin kerap, dalam satu hari dapat sampai 4 kali. Serta sehari-hari minimum 1 kali tentu saya laksanakan.

JANGAN LUPA LIHAT JUGA = ISTRI KU PENCARI NAFKAH MENJUAL DIRI

Disuatu sore kala saya duduk di kelas 6 SD, waktu itu tak ada seseorang juga dirumah. Ayah tengah bertugas keluar kota, sedang Ibu serta adikku tengah ikuti satu kerjaan mulai sejak pagi. Saya pakai peluang itu untuk melihat blue film punya orang tuaku. Mulai sejak pagi telah 3 film saya putar serta telah 4 kali saya jalankan masturbasi. Namun keinginanku masih demikian besar.

Ada adegan yang begitu saya gemari serta saya kerap berkhayal kalau saya jadi pemeran pria dalam film itu. Adegan itu yaitu waktu seseorang pria tengah berbaring sesaat wanita pertama duduk diatas penis sang pria sembari menggoyangkan pinggulnya serta wanita ke-2 duduk pas diatas mukanya sesaat sang pria dengan lahapnya menjilati vagina wanita ke-2 itu.

Saya selekasnya turunkan celanaku bersiap jalankan masturbasi sembari melihat adegan favoritku. Di tengahnya kerjaanku serta film tengah hot-hotnya, mendadak terdengar nada pintu pagar di buka. Waktu itu tunjukkan jam 20. 00, nyatanya Ibu serta adikku telah pulang. 

Selekasnya saya gunakan celanaku kembali serta keluarkan video dari playernya lalu menempatkannya kembali di tempatnya. Lantas baru saya membukakan pintu buat mereka.

“Eh Wan, tolong bantu masukan beberapa barang dong”, Ibu memohonku membantunya membawa beberapa barang.

“Iya Ma. Shin, disana ngapain saja? Koq nampaknya penat banget sich? ”, saya menegur adikku Shinta.

“Wah, banyak. Pagi sesudah aerobik selalu jalan lintas alam. Hingga diatas telah siang. Selalu sorenya baru turun. Pokoknya penat deh. ”, Shinta menerangkannya dengan semangat.

Kemudian mereka mandi serta makan malam. Sesaat saya duduk di area keluarga sembari melihat acara TV. Sesudah mereka usai makan malam, adikku segera menuju ke kamarnya diatas. Ibu turut gabung denganku melihat TV.

“Wan, ada acara bagus apa saja? ”, Ibu ajukan pertanyaan padaku.

“Cuma ini yang mendingan, yang lain jelek”, saya memberi kabar kalau cuma acara yang tengah kutonton yang cukup bagus.

Waktu itu acaranya yaitu film action. Kemudian ada perbincangan kecil pada saya serta Ibu. Karena capek, Ibu melihat sembari tiduran diatas karpet. Tidak lama setelah itu Ibu rupanya terlelap. Saya terus melihat. 

Disuatu waktu, dalam film itu ada jalan narasi di mana rekan wanita sang jagoan tertangkap serta diperkosa oleh boss penjahat. Spontan saja penisku mengembang. Saya terus melanjutkan melihat.

Ketika film tengah seru-serunya, tanpa ada berniat saya memandang Ibu yang tengah tertidur dengan tempat kepandaianng serta kaki yang terbentang. Baju tidurnya (daster) terungkap, hingga sedikit celana dalamnya tampak. Badanku segera bergetar lantaran nafsuku yang mendadak meledak. Tidak sempat terpikir olehku jalankan persetubuhan dengan Mamaku sendiri. 

Tapi panorama ini benar-benar mengundang selera. Pada umur 29 th., Ibu masih tetap tampak begitu menarik. Dengan kulit kuning, tinggi tubuh 161 cm, berat tubuh 60 kg, buah dada 36B ditambah bentuk pinggulnya yang aduhai, nyatanya sampai kini saya tidak mengerti kalau sesungguhnya Ibu begitu menggairahkan.

Sepanjang ini saya betul-betul tidak sempat miliki fikiran aneh pada Ibu. Saat ini nampaknya baru saya tersadar. Nafsu mendorongku untuk menjamah Ibu, tetapi sesaat saya sangsi. Bagaimana bila hingga Ibu terbangun. 

Namun dorongan nafsu memaksaku. Akhirnya saya bertekad sebelumnya setelah saya mengecilkan volume TV biar tidak membangunkan Ibu. Saya bergerak mendekati Ibu serta ambil tempat dari arah kaki kanannya. Untuk menegaskan biar Ibu tidaklah sampai terbangun, kugerak-gerakkan tangan Ibu serta nyatanya memanglah tak ada reaksi.

Rupanya lantaran capek sepanjang hari, ia jadi tertidur dengan begitu lelap. Dasternya yang terungkap, kucoba singkap lebih tinggi sekali lagi hingga perut serta tak ada kesusahan. Tapi itu belum juga cukup, saya singkap dasternya lebih tinggi sekali lagi dengan terlebih dulu saya pindahkan tempat ke-2 tangannya ke atas. 

Saat ini ke-2 buah dadanya mampu tampak dengan terang, lantaran nyatanya Ibu tidak kenakan bra. Segera saya sentuh buah dada kanannya dengan telapak tangan terbuka serta dengan perlahan-lahan saya remas. Sesudah senang meremasnya, saya hisap area putingnya lantas semua area buah dadanya.

Mendadak Ibu mendesah. Saya kaget serta terasa takut kalau-kalau hingga Ibu terbangun. Namun sesudah kutunggu sebagian waktu tak ada reaksi beda darinya. Untuk memastikannya sekali lagi saya meremas buah dada Ibu lebih keras serta terus tak ada reaksi. 

Walaupun masih tetap penasaran dengan area dadanya, tetapi saya takut bila tidak miliki cukup saat. Saat ini tujuan saya tujukan ke vaginanya. Ibu kenakan CD tidak tebal berwarna kuning hingga masih tetap tampak bulu kemaluannya.

Saya raba serta saya ciumi vagina Ibu, tapi saya tidak senang lantaran masih tetap terhambat CD-nya. Jadi kuputuskan untuk turunkan CD-nya hingga semua vaginanya tampak. Namun hal semacam itu tidak bisa kulakukan lantaran tempat kakinya yang terbentang merepotkanku untuk menurunkannya. Jadi sangat terpaksa saya rapatkan kakinya hingga saya dapat turunkan CD-nya hingga lutut. 

Tapi mengakibatkan saya jadi tidak dapat mengeksplorasi vagina Ibu dengan leluasa lantaran kakinya saat ini merapat. Apakah saya mesti melepas semua? Pasti semakin lebih leluasa, tapi bila Ibu hingga terbangun juga akan beresiko lantaran saya akan tidak dapat secara cepat menggunakankannya kembali.

Berhubung nafsuku telah memburu, jadi saya putuskan untuk melepaskannya semuanya. Lantas saya rentangkan kakinya. Saat ini vagina Ibu mampu tampak dengan terang. Tidak tahan sekali lagi, segera saya cium serta jilati vaginanya. Lebih jauh sekali lagi, dengan ke-2 tangan kubuka bibir-bibir vaginanya serta saya jilati area dalamnya. 

Saya betul-betul makin bernafsu, menginginkan berasa saya telan vagina Ibu. Tidak lama sesudah saya jilati, vaginanya jadi basah. Sesudah senang mencium serta menjilati area vaginanya, penisku telah tidak tahan untuk dimasukkan kedalam vagina Ibu. Saya lalu berdiri untuk melepas celanaku. Lantas saya duduk sekali lagi diantara ke-2 kaki Ibu serta saya bentangkan kakinya lebih lebar.

Dengan ambil tempat duduk serta ke-2 kakiku dibentangkan untuk menahan ke-2 kaki Ibu, saya tujukan penisku ke lubang vaginanya. Tangan kananku menopang buka lubang vagina Ibu sesaat saya dorong penisku perlahan-lahan. 

Saya rasakan penisku masuk daerah yang basah, hangat serta menjepit. Badanku gemetar hebat lantaran nafsu yang memojokkan. Sesudah sebagian waktu pada akhirnya semua penisku telah berhasil masuk kedalam vagina Ibu dengan tidaklah terlalu sukar, barangkali lantaran Ibu telah melahirkan dua orang anak.

Awalilah kugoyangkan pinggulku maju mundur dengan perlahan-lahan. Kurasakan kesenangan serta sensasi yang mengagumkan. Saya mengambil keputusan untuk memuaskan nafsuku, apapun yang berlangsung. Semakin lama pergerakanku makin cepat. 

Dengan makin bernafsu, saya peluk badan Ibu serta mengulum dadanya, sesaat penisku selalu bergerak cepat menggosok-gosok vagina Ibu. Saya telah tidak perduli sekali lagi apakah Ibu juga akan terbangun atau tidak, agar juga terbangun saya selalu menggoyangnya hingga saya senang.

Benar-benar nikmat. Bahkan juga lebih nikmat dari pada fantasiku sampai kini. Sesudah saya berjuang keras sepanjang 6 menit, pada akhirnya saya telah tidak tahan sekali lagi sampai saya benamkan penisku dalam-dalam ke vagina Ibu. 

Saya rasakan spermaku mengalir berbarengan dengan sensasi yang mengagumkan. Seolah melayang-layang hingga merasa sakit kepala. Saya biarlah penisku sebagian waktu didalam badan Mamaku.

Sesudah cukup santai, saya cabut penisku. Saya senang. Saya tidak menyesal. Saya gunakan kembali celanaku. Sebelumnya saya gunakan kembali CD-Mama, saya puaskan diri dengan meremas-remas vagina Ibu. Kemudian saya atur kembali daster Ibu. 

Saya matikan TV serta naik menuju kamarku diatas. Saya segera rebahan diatas kasurku. Walaupun saya terasa capek tapi saya tidak dapat tidur memikirkan pengalaman ternikmat yang barusan saya rasakan. Pengalaman seseorang anak SD yang barusan jalankan hubungan sex dengan Mamanya sendiri.

Memikirkan hal itu saja buat nafsuku bangkit kembali. Saya berfikir untuk kembali mengerjakannya dengan Ibu. Saya jalan keluar kamar menuju area keluarga. Namun dimuka kamar Shinta adikku, tak tahu apa yang merubah fikiranku. 

Saya berfikir, bila Ibu saja tidur demikian lelapnya jadi pasti Shinta juga sekian. Terlebih sampai kini Shinta bila telah tidur sukar sekali untuk dibangunkan.

Perlahan-lahan saya buka kamarnya serta saya saksikan Shinta tertidur dengan memakai selimut. Saya masuk ke kamarnya serta saya tutup sekali lagi pintunya. 

Seperti yang telah saya laksanakan dengan Ibu, saya juga telah berkemauan juga akan menyetubuhi Shinta adikku sendiri. Walaupunpun ia bangun saya juga akan tidak perduli.

Lantas saya singkap selimutnya serta saya bebaskan dasternya dan tidak CD-nya. Saat ini Shinta telah betul-betul bugil. Karena Shinta belum juga punyai buah dada, sasaranku segera ke vaginanya. Vaginanya benar-benar mulus lantaran belum juga ditumbuhi rambut. 

Saya rentangkan kakinya lantas saya cium serta jilati vaginanya. Sekali-kali saya gigit perlahan-lahan. Lantas saya buka lebar-lebar bibir vaginanya dengan jariku serta kujilati area dalamnya.

Sesudah senang menciumi vaginanya, saya bersiap untuk menghunjamkan penisku kedalam vagina Shinta yang masih tetap mulus. Saya rentangkan kakinya serta saya letakkan melingkar di pinggangku. Saya menginginkan ambil tempat yang memungkinkanku mampu menyetubuhi Shinta dengan leluasa.

Lantas kuarahkan penisku ke lubang vaginanya sesaat ke-2 tanganku menopang buka bibir vaginanya. Saya dorong perlahan-lahan tetapi nyatanya tidak semudah saya mengerjakannya dengan Ibu. Vagina Shinta demikian sempit, lantaran ia masih tetap kecil (waktu itu ia baru berumur 9 th.) serta sudah pasti masih tetap perawan. Tapi itu bukan hanya halangan bagiku. Saya selalu mendorong penisku serta area kepala penisku pada akhirnya berhasil masuk. Namun untuk lebih jauh begitu sukar.

Nafsuku telah mencapai puncak tapi masih tetap belum juga dapat masuk juga sampai membuatku jengkel. Karena saya telah berkemauan, jadi saya paksakan untuk mendorongnya sampai saya berhasil. Namun mendadak saja Shinta merintih. 

Saya diam sesaat serta nyatanya Shinta tidak bereaksi lebih jauh. Walaupunpun saya tidak perduli apakah Shinta juga akan tahu atau tidak, tetaplah saja semakin lebih baik bila Shinta tidak menyadarinya.

Lalu saya mulai menggoyang pinggulku, namun pergerakanku tidak dapat selancar waktu mengerjakannya dengan Ibu, lantaran vagina Ibu basah serta tidaklah terlalu sempit, sedang punya Shinta kering serta sempit. 

Saya selalu menggesekan penisku didalam badan Shinta makin lama makin cepat sembari memeluk badannya. Ada ketidaksamaan kesenangan sendiri pada vagina Ibu serta Shinta. Karena vagina Shinta lebih sempit jadi cuma kurun waktu 3 menit saya telah menjangkau orgasme.

Kubiarkan spermaku mengalir didalam vagina Shinta. Saya tidaklah perlu cemas lantaran saya tahu Shinta belum juga dapat hamil. Saya tekan penisku dalam-dalam serta saya peluk Shinta dengan erat. Sesudah senang saya gunakan sekali lagi kemeja Shinta baru saya gunakan kemejaku sendiri. Saya berjingkat kembali pada kamarku serta tertidur hingga esok paginya.

Saat pagi harinya saya agak cemas bila ketahuan. Tapi hingga saya pergi sekolah tak ada yang mencurigakan dari sikap Ibu ataupun Shinta. Mulai sejak waktu itu saya senantiasa terbayang kesenangan yang saya alami saat malam itu. Saya menginginkan mengulanginya. Dengan Ibu peluangnya dapat ditunaikan bila Ayah tidak dirumah. 

Jadi semakin lebih besar kesempatannya bila mengerjakannya dengan Shinta saja. Walaupunpun saat mengerjakannya, saya tidak perduli bila di ketahui namun terus semakin lebih aman bila mereka tidak menyadarinya. Jadi nyaris tiap-tiap malam, saya senantiasa bergerilya ke kamar Shinta. Namun saya cuma berhasil hingga step melepaskan bajunya. Setiap saat penisku mulai masuk, Shinta senantiasa terbangun.

Empat bln. mulai sejak pengalaman pertama, saya belum juga sempat sekali lagi jalankan seks. Pada bln. ke-5, saya masuk SMP serta pada pelajaran biologi saya mengetahui satu bahan kimia praktikum yang dipakai untuk membius. Waktu itu saya segera berfikir kalau saya dapat memakainya bersetubuh dengan Shinta sekali lagi.

Sesudah pelajaran biologi, saya ambil sebotol obat bius untuk dibawa ke tempat tinggal. Saat malam hari sesudah semua tertidur, saya masuk ke kamar Shinta. Satu sapu tangan yang sudah diberi obat bius saya letakkan di hidung Shinta. Sesudah sebagian waktu, saya angkat sapu tangan itu serta mulai melepaskan kemeja Shinta. Serta sesudah saya melepaskan semua kemejaku, saya naik ke ranjang Shinta serta duduk diantara ke-2 kakinya.

Saya ambil tempat favoritku dengan tempatkan ke-2 kakinya memutari pinggangku. Saya masukan penisku ke vaginanya dengan perlahan-lahan hingga total penisku masuk. Goyangan pinggulku mulai menggoyang badan Shinta. 

Saya memeluk badannya dengan erat serta penisku bergerak keluar masuk secara cepat. Karena saya percaya Shinta akan tidak terbangun jadi saya dapat merubah tempat sesukaku. Seperti terlebih dulu, waktu pada puncaknya saya biarlah spermaku tertumpah didalam vaginanya.

Mulai sejak waktu itu nyaris sehari-hari saya menyetubuhi adikku, Shinta. Sesekali bila Ayah tengah diluar kota, saya juga menyetubuhi Ibu. Alangkah beruntungnya saya. Dengan ilmu dan pengetahuan, satu kendala nyatanya mampu dikerjakan dengan gampang

0 comments: