SEO page contents SEO page contents AYAM KAMPUS LIAR ~ VIDIO SEX KUNJUNGI KAMI LEBIH BANYAK VIDEO YANG MENARIK HANYA DI WWW.GAJAHQQ.COM DARI AYO BURUAN KUNJUNGI WEBNYA YA NANTI KAMI AKAN SELALU UPDATE :D

Bonus 10% untuk member baru

Tuesday, December 5, 2017

AYAM KAMPUS LIAR




Di hari pertamaku masuk kuliah di satu diantara perguruan tinggi di Semarang, tak ada yang saya kenal satupun, hingga saya seperti orang nyasar, bingung celingak-celinguk ke sana kemari. Sewaktu tengah bingung-bingungnya mendadak ada cewek yang menegurku, “Eh, tau kelas MI1-3 tidak? ”. Eeiittss…, nyatanya saya juga mencari kelas itu…, lantas saya jawab, “mm…, saya juga tidak paham, mendingan mencari keduanya sama yuk”. 

“Saya Gita” dia sebut namanya duluan. “Aku Iwan”, saya sebut namaku juga, di situlah saya mulai mempunyai rekan bernama Gita. Cewek manis ini memiliki kulit kuning langsat, hampir tanpa ada cacat, tinggi tubuh kurang lebih 166 cm, dengan berat 49 Kg. Tapi yang buat saya tak jemu memandangnya adalah dadanya yang menantang, cukup besar utk ukurannya, tapi tidaklah terlalu besar sekali. 



Begitu halnya pantatnya, saya paling sukai andaikata dia menggunakan jeans ketat, dengan kaos oblong warna putih. Terkadang andaikata ia bercanda, ngomongnya nyerempet-nyerempet porno selalu, meski sesekali saja. Tiga bln. telah lamanya saya dekat dengannya, jalan dimanapun senantiasa dengan, meski dia belum juga resmi jadi pacarku, namun saya serta dia senantiasa berdua dimanapun. 

Hingga selanjutnya saya serta dia pergi berjalan-jalan ke daerah Dieng, satu diantara daerah dingin di Jawa Tengah, tujuannya hanya berjalan-jalan saja, tak bermalam. Entah mengapa hari inilah mengajakku bercanda yang berbau porno selalu, dari pagi sampai siang hari. 


Hingga selanjutnya ia ajukan pertanyaan begini, “Wan, bila anda mempunyai istri sukai yang buah dadanya besar atau sedeng-sedeng saja? ”. Lantas saya jawab “Mm…, yang seperti apa ya?, sepertinya saya sukai yang seperti mempunyai anda itu lho”. “Lho memang anda sempat simak punyaku? ”, bertanya dia. Saya katakan “Gimana ingin simak, orang kamunya ajah tidak sempat kasih kesempatan…, heheheh”. Dia bertanya sekali lagi sembari bercanda, “Kalo saya kasih peluang bagaimana? ”. Saya jawab, “Yaa…, tidak saya sia-sia’in”. 

“Emang berani? ”, tantang Gita. “Siapa takut…”, jawabku tidak pingin kalah. “Kalo gitu bukti’in! ”, kata Gita. “Oke…, kita mencari losmen sekarang…, bagaimana? ”, tantangku gantian. “Siapa takut…”, jawabnya tidak pingin kalah juga. Jujur saja saya masih tetap berpikir kalau ini hanya bercanda saja, hingga mendadak dimuka satu losmen, dia berkata, “Wan, di sini ajah…, sepertinya losmennya bagus tuh”. Website Domino 99 Paling baik “Deg!! ”, jantungku merasa berhenti. Dengan ragu-ragu kuarahkan mobilku masuk ke halaman losmen itu. 

Saya masih tetap diam serta 1/2 tak yakin. Selalu dia berkata, “Kamu angkat tas-tas kita, saya yang cek in…, OK? ”. Seperti babu pada majikannya, saya ikuti kata-katanya serta ikuti langkahnya masuk ke losmen. Masuk ke kamar losmen segera kita tutup serta kunci pintunya, saya masih tetap terdiam selalu duduk diatas kasur hingga dia berkata, “OK, saat ini saya kasih anda peluang simak dadaku, tapi janganlah macem-macem yaa? ”. Tiba-tiba saja Gita menarik kaosnya ke atas, serta segera melemparkan ke atas tempat tidur. 

Lantas dia terdiam sembari menatapku yang terdiam, meski sesungguhnya saya tengah terpana. Beberapa kala dia tujukan tangan kanannya ke pundak kirinya, digesernya tali BH-nya jatuh ke lengan. lantas gantian tangan kirinya ke pundak kanan lakukan hal yang sama. Lantas tangan kanannya diarahkan ke punggung, namun tangan kirinya masih tetap memegangi BH sisi depannya. Oh God…, Nafasku merasa berhenti di tenggorokanku…, BH-nya sudah lepas, namun masih tetap ditahan sisi depannya oleh tangan kirinya. 

Gita selalu memandangiku. Gita menggigit bibir sisi bawahnya. Tiba-tiba ia berkata, “Aku tidak juga akan terlepas ini, andaikata anda tidak buka bajumu semuanya” Saya ragu-ragu…, namun nafasku telah tak dapat ditata lagi…, saya buka kaosku…, saya buka jeansku…, lantas saya berhenti, tinggal celana dalam yang saya kenakan…, gantian saya yang menantang, “Aku tidak juga akan buka ini, andaikata anda tidak terlepas itu sekarang” Gita diam sesaat lantas dia turunkan perlahan-lahan tangan kirinya serta selanjutnya tampak terang buah dadanya yang kuning langsat serta betul-betul menantang. 

Belum juga pernah saya rampung nikmati panorama ini, mendadak ia melompat ke arahku serta mendorongku kepandaianng di kasur, selekasnya dia mencium bibirku. Saya yang masih tetap kaget juga akan serangan mendadak ini tak menyia-nyiakannya, kami sama-sama berciuman, sama-sama melumat bibir, “uugghh…, oohh…”, cuma kata itu yang Gita mengeluarkan. Tiba-tiba saja di berdiri, dalam 5 detik celana jeansnya telah lepas. 

Kami keduanya sama cuma menggunakan celana dalam saja, sama-sama pandang namun itu cuma berjalan 6 detik, selekasnya ia menarik celana dalamku kebawah serta melepasnya. Gita tersenyum serta sedikit tertawa, saya tidak tahu dia suka lihat punyaku atau menertawai punyaku? Akupun tidak pingin kalah, kutarik perlahan celana dalamnya sedikit untuk sedikit, nyatanya Gita telah tak sabar lantas dia tarik sendiri celana dalamnya serta melemparnya ke belakang, belum juga pernah celana dalamnya menyentuh lantai bibirnya telah melumat bibirku, “oohh…”, kami saat ini betul-betul telanjang bulat. 

Gita mulai mencium leherku tapi itu tak lama karna saya keburu membalik tubuhku. Saat ini gantian ia yang kepandaianng di kasur. Panorama yang indah sekali namun kesempatan ini saya tidak pingin lama-lama melihat, segera saya ada diatasnya, ke-2 tangannya telah kupegang serta tahan di samping kiri-kanan kepalanya. Saya ciumi lehernya, bibir, leher sekali lagi. 

“Hhmmhh…, uugghh…, sstt”, hanya itu yang dia katakan. Ciumanku telah ‘bosan’ di leher. Saya mulai turun. Lihat pergerakanku itu, mendadak dia mengangkat dadanya. Peluang ini tak kusia-siakan. Saya segera ciumi buah dadanya samping kiri, tengah tangan kananku mengelus-elus buah dadanya yang kanan. Kesempatan ini tangan kirinya telah memegang kepalaku. “sstt…, hh…, sstt…”, mulutnya berdesis seperti ular. 

Dia menarik rambutku serta kepalaku serta mengarahkan kepalaku ke buah dadanya samping kanan. Dengan sekuat tenaga ia tekan kepalaku ke dadanya. “Gigit…, gigit…, Wan…, sst”. Lantas dengan gigiku saya mulai mengigit-gigit sedikit puting susunya, kiri-kanan, kiri-kanan senantiasa bertukaran serta adil. Sesaat dari mulut Gita selalu keluar kata, “Teruuss…, teruuss…, yang keras…, aahh…, gigit Wan…, gghh…, sstt”. Sesaat punyaku telah tegang keras. Kepalaku mulai turun sekali lagi namun mendadak ia berteriak kecil, “Wan…, Iwan…, uugghh…, saat ini ajjaah…, masuk’iin…, tidak usah pakai mulut lagi…, masukin sekaraanng…, plizz…”. Saya segera di dorongnya. Saat ini ganti tempat, saya yang kepandaianng serta Gita ada di atasku. 

Selangkangannya mencari-cari tempat, meskipun saya tahu tentu yang dia mencari adalah punyaku. Demikian tempatnya pas, Gita mendorongnya dengan kuat. “uugghh…”, tengah saya sedikit berteriak, “aahh”. Punyaku telah tenggelam didalam selangkangannya. Gita selalu menggerak-gerakan pinggulnya ke atas, ke bawah, kiri-kanan, naik-turun semua arah pergerakan ia laksanakan. Matanya terpejam, bibirnya digigit seperti menahan suatu hal, seringkali dari mulutnya keluar kalimat, “oohh…, sshhtt…, uugghh…, sshhss…, sshhiitt…, aacchh…, oouuhh…”, nafasnya tak akan teratur. 

Ke-2 tangannya meremas-remas buah dadanya sendiri, kepalanya seringkali menengadah ke atas, “uugghh…, oohh…, sshhsstt”. Sedang saya cuma mampu meremas sprei di kiri serta kananku dengan ke-2 tanganku. Gigi atas serta gigi bawahku telah sama-sama menghimpit, tak ada kalimat yang keluar dari mulutku cuma nada nafasku saja yang terdengar. Kesempatan ini saya yang menggantikan “kekuasannya” gantian kudorong tapi dia tambah tengkurap, lihat pantatnya yang putih mulus. Saya bertambah bernafsu utk lekas memasukkan punyaku ke punyanya. 

Saya angkat pinggulnya serta Gitapun mengangkat tubuhnya dengan ke-2 tangan serta kakinya. Saat ini tempatnya seperti ingin merangkak. Segera tanpa ada tunggulah saat sekali lagi saya coba memasukan “adikku” ke lubang vaginanya. “Mmaasuukkiinn…, ceeppeett…”, Gita memohon kepadaku tapi belum juga pernah ia merampungkan kalimatnya punyaku telah masuk ke vaginanya. “oohh…”, dari mulutku keluar kata itu. Dengan semangat saya mulai mendorong ke depan, menarik, mendorong, menarik terus terusan bersamaan dengan pergerakanku. 

Pergerakannyapun berlawanan dengan pergerakanku, tiap tiap saya mendorong ke depan ia mendorong pantatnya ke arahku disertai desahan serta leguhan dari mulutnya. “uugghh…, aahh…, Sshshhss…, oohh…, uugghh…”. Website Poker On-line Tiba-tiba ia berteriak, “Iwaann…, sshh…, oohh”, saya rasakan suatu hal keluar dari dalam lubang kemaluannya tapi, “oohh…, oohh…, aacchh…, Gitt…, aakku…”. 

Akupun rasakan kesenangan yang tidak ada bandingannya bersamaan dengan keluarnya cairan dari dalam punyaku. “oohh…, uugghh”, sangat banyak cairanku keluar. “Terus Wan…, keluarin semuanya…”, pinta Gita. Badanku merasa telah tak kuat sekali lagi berdiri. Saya segera kepandaianng di kasur, sedang Gita segera memelukku serta menyimpan kepalanya di dadaku. “Gita sayang sama Iwan”, cuma itu yang keluar dari mulutnya, lantas matanya terpejam sembari selalu memelukku.




0 comments: