SEO page contents SEO page contents NGENTOT DENGAN AYAH MERTUA ~ VIDIO SEX KUNJUNGI KAMI LEBIH BANYAK VIDEO YANG MENARIK HANYA DI WWW.GAJAHQQ.COM DARI AYO BURUAN KUNJUNGI WEBNYA YA NANTI KAMI AKAN SELALU UPDATE :D

Bonus 10% untuk member baru

Friday, December 22, 2017

NGENTOT DENGAN AYAH MERTUA




Namaku Novianti. Usiaku sudah mencapai kepala tiga. Sudah menikah satu tahun lebih serta baru punya seseorang bayi lelaki. Suamiku berumur cuma lebih tua setahun dariku. Kehidupan kami bisa di katakan begitu bahagia. Memanglah kami berdua kawin dalam usia agak terlambat udah di atas 30 th..

“Hei nak Novi. Apa khabar…! ”, sapa papa mertua padaku saat usai berpelukan dengan suamiku.

“Ayah, apa kabarnya? Sehat-sehat saja kan? Bagaimana kondisi Ibu di Amerika..? ” balasku.

“Oh…Ibu baik-baik saja. Beliau tidak dapat turut, karna kakinya agak sakit, mungkin saja keseleo…. ”

“Ayo kita ke rumah”, kata suamiku lalu.



Mulai sejak ada papa dirumah, ada perubahan yang cukup bermakna dalam kehidupan kami. Sekarang situasi dirumah lebih hangat, penuh canda serta gelak tawa. Ayah mertuaku orangnya memanglah pintar membawa diri, pintar ambil hati orang. 

Dengan ada papa mertua, suamiku jadi lebih kerasan dirumah. Bercakap dengan, berjalan-jalan dengan.

Walau demikian pada hari-hari spesifik, tetaplah saja pekerjaan kantornya mengambil saatnya hingga malam, hingga dia baru hingga kerumah diatas jam 10 malam. 

Hal ini umumnya pada hari-hari Senin tiap tiap minggu. Hingga terjadi momen ini pada hari Senin ke-3 mulai sejak kehadiran papa mertua dari Amerika.

Sore itu saya habis senam seperti umumnya. Memanglah mulai sejak 1 bulan sesudah melahirkan, saya mulai giat sekali lagi bersenam kembali, karna memanglah sebelumnya hamil saya termasuk juga salah seseorang yang benar-benar giat jalankan senam serta itu umumnya kulakukan pada sore hari.

Sesudah terasa cukup kuat sekali lagi, saat ini saya mulai bersenam sekali lagi, selain untuk melemaskan badan, juga kuharapkan badanku dapat cepat kembali pada bentuk awal mulanya yang langsing, karna memanglah postur badanku termasuk juga tinggi kurus walau demikian padat.

Tanpa sadar saya menggeliat rasakan semuanya ini sembari melenguh perlahan-lahan. Dalam tidurku, saya punya mimpi suamiku tengah membelai-belai badanku serta kerena memanglah sudah cukup lama kami tdk terkait tubuh, mulai sejak kandunganku berusia 8 bln., yang bermakna udah nyaris 3 bln. lamanya, jadi merasa suamiku begitu agresif menjajahi bagian-bagian peka dari pojok badanku.

Tiba-tiba saya sadar dari tidurku… tapi sepertinya mimpiku masih tetap selalu berlanjut. Jadi belaian, sentuhan dan remasan suamiku ke badanku semakin merasa riil. Lalu saya menduga ini perbuatan suamiku yang sudah kembali dari kantor. 

Saat saya buka mataku, tampak sinar jelas masih tetap memancar masuk dari lobang angin dikamarku, yang bermakna hari masih tetap sore. Lagian ini kan hari Senin, selayaknya dia baru pulang agak malam, jadi siapa ini yang tengah mencumbuku…

Aku selekasnya terbangun serta buka mataku lebar-lebar. Hampir saja saya menjerit sekuat tenaga demikian lihat orang yang tengah geluti badanku. Ternyata… dia yaitu mertuaku sendiri. 

Lihat saya terbangun, mertuaku sembari tersenyum, selalu saja meneruskan aktivitasnya menciumi betisku. Sesaat dasterku udah terangkat tinggi-tinggi sampai mempertunjukkan semua pahaku yang putih mulus.

“Yah…!! Stop…. jangan…. Yaaahhhh…!!? ” jeritku dengan nada tertahan karna takut terdengar oleh Si Inah pembantuku.

“Nov, maafkan Bapak…. Kamu janganlah geram mirip itu dong, sayang….!! ” Ia jadi berkata mirip itu, bukannya malu didamprat olehku.

“Ayah tidak bisa demikian, cepat keluar, saya mohon….!! ”, pintaku menghiba, karna kulihat tatapan mata mertuaku demikianlah liar sembari tangannya tidak berhenti menggerayang ke sekujur badanku.

Aku coba menggeliat bangun serta cepat-cepat turunkan daster untuk menutupi pahaku serta beringsut-ingsut menjauhinya serta mepet ke ujung ranjang. 

Walau demikian mertuaku semakin menyudutkan maju menghampiriku serta duduk persis di sampingku. Badannya mepet kepadaku. Aku makin ketakutan.

“Nov… Kamu tidak kasihan lihat Ayah sesuai sama ini? Ayolah, Ayah kan udah lama merindukan untuk dapat bercinta serta nikmati tubuh Novi yang langsing padat ini….!!!! ”, desaknya.

“Jangan bicara demikian. Ingat Yah… saya kan menantumu…. istri Toni anakmu? ”, jawabku coba menyadarinya.

“Jangan mengatakan-nyebut si Toni sekarang, Ayah tahu Toni belum juga menggauli nak Novi, mulai sejak nak Novi habis melahirkan… Betul-betul keterlaluan tu anak….!!, lanjutnya.

Aku coba menghindar… tapi udah tak ada sekali lagi ruangan gerak bagiku di pojok tempat tidur. Saat kutatap berwajah, saya lihat mimik mukanya yang kelihatannya semakin hitam karna sudah dipenuhi nafsu birahi. 

Aku mulai berfikir bagaimana langkahnya untuk turunkan keinginan birahi mertuaku yang terlihat udah menggelora.

Lihat langkahnya, saya sadar mertuaku bakal melakukan perbuatan apapun biar tujuannya bercinta kesampaian. 

Lalu terlintas dalam fikiranku untuk mengocok kemaluannya saja, hingga nafsunya dapat tersalurkan tanpa ada mesti memperkosa saya. Pada akhirnya dengan hati-hati kutawarkan hal semacam itu padanya.

“Yahh… supaya Novi mengocok Ayah saja ya… karna Novi tidak ingin papa bercinta dengan Novi… Gimana…? ”

Mertuaku diam serta terlihat berfikir sesaat. Raut mukanya terlihat sedikit kecewa tapi bercampur sedikit lega karna saya masih tetap ingin bernegosiasi.

“Baiklah.. ”, kata mertuaku seolah tdk mempunyai alternatif lain karna saya ngotot tidak bakal memberi apa yang diperintahnya.

Mungkin saja berikut kekeliruanku. Aku terlampau percaya kalau jalan keluar ini bakal meredam rasa menginginkan bercinta nya. Kupikir umumnya lelaki bila udah tersalurkan pasti juga surut nafsunya untuk lalu tertidur. Aku lantas menarik celana pendeknya.

Ugh! Sialan, nyatanya dia udah tdk menggunakan celana dalam sekali lagi. Demikian celananya kutarik, batangnya segera melonjak berdiri seperti ada pernya. Aku begitu kaget serta terkesima lihat batang kemaluan mertuaku itu….

Oooohhhh…… betul-betul panjang serta besar. Jauh semakin besar dari pada mempunyai Toni suamiku. Mana hitam sekali lagi, dengan kepalanya yang mengkilap bulat besar begitu tegang berdiri dengan gagah perkasa, meskipun sebenarnya usianya udah tdk muda sekali lagi.

Tanganku bergerak canggung. Bagaimananpun baru kesempatan ini saya memegang kontol orang terkecuali punya suamiku, mana begitu besar sekali lagi hingga nyaris tidak dapat muat dalam tanganku. 

Perlahan tanganku menggenggam batangnya. Kudengar lenguhan nikmat keluar dari mulutnya seraya mengatakan namaku.

“Ooooohhh….. sssshhhh….. Noviii…eee.. eeenaaak… betulll..!!! ” Aku mendongak melirik padanya. Terlihat muka mertuaku meringis menahan remasan lembut tanganku pada batangnya.

Dua menit, tiga… hingga lima menit selanjutnya mertuaku masih tetap bertahan walau kocokanku udah makin cepat. Kurasakan tangan mertuaku menggerayangi ke arah dadaku. Aku kembali mengingatkan biar janganlah melakukan perbuatan beberapa macam.

“Nggak apa-apa ….. supaya cepet keluar.. ”, kata mertuaku berikan argumen.

Aku tdk mengiyakan dan tdk menepisnya karna kupikir ada benarnya juga. Biar cepat usai, kataku dalam hati. Mertuaku tersenyum melihatku tdk melarangnya sekali lagi. Ia dengan lembut serta hati-hati mulai meremas-remas ke-2 payudara dibalik dasterku.

Aku memanglah tdk kenakan kutang kerena habis menyusui si kecil barusan. Jadi remasan tangan mertua segera merasa karna kain daster itu begitu tidak tebal. Jadi wanita normal, saya rasakan kesenangan juga atas remasan ini.

Terlebih tanganku masih tetap menggenggam batangnya dengan erat, paling tidak saya mulai dipengaruhi oleh kondisi ini. 

Walau dalam hati saya udah berkemauan untuk menahan diri serta jalankan semuanya ini buat kebaikan diriku juga. Karna pastinya sesudah ini usai dia bakalan tidak melakukan perbuatan lebih jauh sekali lagi padaku.

“Novi sayang.., buka ya? Sedikit saja.. ”, pinta mertuaku lalu.

“Jangan Yah. Barusan kan udah janji tidak bakal beberapa macam.. ”, ujarku mengingatkan.

“Sedikit saja. Ya? ” desaknya sekali lagi seraya menggeser tali daster dari pundakku hingga sisi atas badanku terbuka. Aku jadi gamang serta serba salah. Sesaat sisi dada sampai ke pinggang udah telanjang. Nafas mertuaku makin memburu kencang melihatku 1/2 telanjang.

“Oh.., Novii anda betul-betul cantik sekali….!!! ”, pujinya sembari memilin-milin dengan hati-hati puting susuku, yang mulai basah dengan air susu. Aku terperangah. Keadaan udah mulai menghadap pada hal yg tidak kuinginkan.

Aku mesti melakukan tindakan cepat. Tanpa fikir panjang, segera kumasukkan batang kemaluan mertuaku kedalam mulutku serta mengulumnya sebisa-bisanya biar ia cepat-cepat usai serta tdk berlanjut lebih jauh sekali lagi. Aku udah tdk mengindahkan perbuatan mertuaku pada badanku.

Aku biarlah tangannya dengan leluasa menggerayang ke sekujur badanku, bahkan juga saat kurasakan tangannya mulai mengelus-elus sisi kemaluanku lantas saya tidak berupaya menghindarnya. 

Aku lebih berkonsentrasi untuk selekasnya merampungkan semuanya ini secepat-cepatnya. Jilatan serta kulumanku pada batang kontolnya makin mengganas hingga mertuaku terengah-engah rasakan kelihaian permainan mulutku.

Aku lebih semangat serta makin percaya dengan keahlianku untuk membuatnya selekasnya usai. Keyakinanku ini nyatanya menyebabkan fatal bagiku. Sudah nyaris 1/2 jam, saya belum juga lihat sinyal tanda apa pun dari mertuaku. 

Aku jadi penasaran, sekalian terasa ditantang. Suamiku lantas yang udah miliki kebiasaan denganku, apabila udah kukeluarkan keahlian sesuai sama ini tentu takkan bertahan lama. Tapi mengapa dengan mertuaku ini? Apa ia menggunakan obat kuat untuk bercinta?

Karena sangat penasarannya, saya jadi kurang perhatikan perbuatan mertuaku padaku. Entah mulai sejak kapan daster tidurku udah lepas dari badanku. Aku baru sadar saat mertuaku berupaya menarik celana dalamku serta itu lantas terlambat!

Mertuaku dengan lihainya serta tanpa ada kusadari udah membalikkan badanku sampai berlawanan dengan tempat badannya. Kepalaku ada di bawahnya sesaat kepalanya ada di bawahku. Kami udah ada dalam tempat enam sembilan! 

Tidak lama lalu kurasakan sentuhan lembut di sekitar selangkanganku. Badanku segera bereaksi serta tanpa ada sadar saya menjerit lirih.

Sukai tdk sukai, harus, kurasakan kesenangan cumbuan mertuaku di sekitaran itu. Akh mengagumkan! Aku menjerit dalam hati sembari menyesali diri. Aku geram pada diriku sendiri, khususnya pada badanku sendiri yang udah tak mau ikuti perintah fikiran sehatku.

“Oooohhhhh……. aaaa…. aaaaa……aaauugghhhhhhhhh..!!!!! ” saya menjerit lirih demikian aliran itu mendobrak pertahananku. Kurasakan cairan kewanitaanku menyembur tidak tertahankan. Badanku menggelepar seperti ikan terlempar ke darat rasakan kesenangan ini. 

Aku terkulai lemas sesaat batang kontol mertuaku masih tetap ada dalam genggamanku serta masih tetap mengacung dengan gagahnya, bahkan juga merasa semakin kencang saja.

Aku mengeluh karna tidak mempunyai alternatif lain. Sudah kepalang basah. Aku udah tdk punya cukup tenaga sekali lagi untuk menjaga kehormatanku, saya cuma tergolek lemah tidak berdaya waktu mertuaku mulai menindih badanku. Dengan lembut ia menyeka wajahku serta berkata begitu cantiknya saya saat ini.

“Noviii….. kau benar-benar cantik. Badanmu indah serta langsing tapi padat diisi.., mmpphh..!!! ”, tuturnya sembari menciumi bibirku, coba buka bibirku dengan lidahnya.

Ia tahu persis apa yang kurasakan waktu itu. Namun nampaknya ia menginginkan melihatku menanggung derita oleh siksaan nafsuku sendiri. Kuakui memanglah saya udah tidak tahan untuk selekasnya nikmati batang kontolnya dalam memekku. 

Aku menginginkan selekasnya membuatnya `KO’ dalam bercinta. Selalu jelas saya begitu penasaran dengan keperkasaannya dalam bercinta. Kuingin tunjukkan kalau saya dapat membuatnya cepat-cepat menggapai puncak kesenangan.

“Yah..? ” panggilku menghiba.

“Apa sayang…”, jawabnya seraya tersenyum melihatku tersiksa.

“Cepetan.. yaaahhhhh…….!!! ”

“Sabar sayang. Kamu menginginkan Ayah melakukan perbuatan apa…….? ” tanyanya pura-pura tidak tahu.

“Novii…. iiii… iiiingiiinnnn aaa…aaayahhhh…. se…. se.. seeegeeeraaaa ma… masukin..!!! ”, kataku terbata-bata dengan sangat terpaksa.

Aku sesungguhnya begitu malu menyebutkan ini. Aku yang barusan demikian ngotot bakalan tidak memberi badanku kepadanya, saat ini jadi memohon bercinta. Wanita jenis apa saya ini!?

“Apanya yang dimasukin…….!! ”, tanyanya sekali lagi seperti menghina.

“Aaaaaaggggkkkkkhhhhh….. ya…yaaaahhhh. Ja….. ja…. Jaaangan siksa Noviiii..!!! ”

“Bapak tdk punya maksud menyiksa anda sayang……!! ”

“Oooooohhhhhh.., Yaaaahhhh… Noviii menginginkan dimasukin kontol papa kedalam memek Novi…… uugghhhh..!!! ”

“Baiklah sayang. Tapi pelan-pelan ya”, kata mertuaku dengan penuh kemenangan sudah berhasil menaklukan diriku.

“Uugghh.. ”, saya melenguh rasakan tekanan batang kontolnya yang besar itu. Aku menanti cukup lama pergerakan kontol mertuaku masuk diriku. 

Terasanya tidak hingga. Terkecuali besar, kontol mertuaku begitu panjang juga. Aku hingga menahan nafas waktu batangnya merasa mentok didalam. Rasa-rasanya hingga ke ulu hati. Aku baru bernafas lega saat semua batangnya amblas didalam.

“Aduuhh.. auuffhh.., nngghh..!!! ”, saya merintih, melenguh serta mengerang rasakan semuanya kesenangan ini.

“Yaaaah.., ooooohhhhhhh.., Yaaaahhhhh.. eeee…eeennnaaaakkkkkkkk…!!! ”

Hanya itu yang dapat keluar dari mulutku karena sangat dahsyatnya kesenangan yang kualami dengannya.

“Sayang nikmatilah semuanya ini. Ayah menginginkan anda bisa rasakan kenikmatan yang sebenarnya belum juga sempat anda alami…. ”, bisik papa dengan mesranya.

“Bapak sayang kepadamu, Ayah cinta padamu…. Ayah menginginkan melampiaskan kerinduan yang menyesak sampai kini.. ”, lanjutnya tidak henti-henti membisikan untaian kalimat indah yang terdengar demikian romantis.

Aku mendengarnya dengan perasaan tidak menentu. Mengapa ini datangnya dari lelaki yang bukanlah mestinya kusayangi. 

Kenapa kesenangan ini kualami dengan mertuaku sendiri, tidak dari anaknya sebagai suamiku…????. Tanpa merasa air mata menitik jatuh ke pipi. Mertuaku terperanjat lihat ini. Ia terlihat demikian cemas melihatku menangis.

“Novi sayang, mengapa menangis? ” bisiknya cepat-cepat.

“Maafkan Ayah bila sudah membuat kamu menanggung derita.. ”, lanjutnya seraya memeluk serta mengelus-elus rambutku dengan penuh kasih sayang. Aku makin sedih rasakan ini. Tetapi ini tidak sekedar kelirunya. 

Aku lantas berandil besar dalam kekeliruan ini. Aku tdk dapat menyalahkannya saja. Aku mesti jujur serta adil menyikapinya.

“Bapak tdk salah. Novi yang salah.. ”, kataku lalu.

“Tidak sayang. Ayah yang salah…”, tuturnya besikeras.

“Kita, Yah. Kita duanya sama salah”, kataku sekalian memohonnya tidak untuk memperdebatkan problem ini sekali lagi.

“Terima kasih sayang”, kata mertuaku seraya menciumi muka serta bibirku.

Aku segera menindihnya serta menicumi muka, bibir serta sekujur badannya. Kembali kuselomoti batang kontolnya yang tegak seperti tiang pancang beton itu. Lidahku menjilat-jilat, mulutku mengemut-emut. Tanganku mengocok-ngocok batangnya.

“Ooohh… oohhhh… oooouugghh.. Noviiiii.., luar biasa…..!!! ” jerit mertuaku rasakan hebatnya permainanku.

“Eerrgghh.. ooooo…. ooooooo….. oooooouugghhhhhh..!!!! ” mertuaku berteriak panjang.

Badannya menghentak-hentak liar. Badanku terikut goncangannya. Aku memeluknya erat-erat biar jangan pernah terpental oleh goncangannya. Mendadak saya rasakan semprotan dahsyat menyirami semua relung vaginaku.

Semprotannya demikian kuat serta banyak membanjiri liangku. Akupun rasa-rasanya tdk kuat sekali lagi menahan tekanan dalam diriku. Sembari menyudutkanan pinggulku kuat-kuat, saya berteriak panjang waktu menggapai puncak kesenangan bersamaan dengan papa mertuaku.

Badan kami bergulingan diatas ranjang sembari berpelukan erat. Karena sangat dahsyatnya, badan kami terjatuh dari ranjang. Untunglah ranjang itu tidaklah terlalu tinggi serta permukaan lantainya tertutup permadani tidak tipis yang empuk hingga kami tidaklah sampai terkilir atau terluka.

“Oooooogggghhhhhhh.. yaahh.., nik…. nikkkk nikmaatthh…. yaaahhhh..!!!! ” jeritku tidak tertahankan.

0 comments: