SEO page contents SEO page contents JEPANG SEX FAMILY ~ VIDIO SEX KUNJUNGI KAMI LEBIH BANYAK VIDEO YANG MENARIK HANYA DI WWW.GAJAHQQ.COM DARI AYO BURUAN KUNJUNGI WEBNYA YA NANTI KAMI AKAN SELALU UPDATE :D

Bonus 10% untuk member baru

Friday, December 29, 2017

JEPANG SEX FAMILY




Saya dikenalkan pada semua keluarga kandung serta keluarga besarnya. Serta dari demikian banyak keluarganya, ada satu yang menggelitik perasaan kelaki-lakianku ; yakni kakak perempuannya yang bernama Ima (sebut saja demikian). Ima serta saya seusia, dia lebih tua sebagian bln. saja, dia telah menikah dengan suami yang super repot serta telah dikaruniai 1 orang anak yang telah duduk di sekolah basic. 


Dengan tinggi tubuh 160 cm, berat tubuh lebih kurang 46 kg, berkulit putih bersih, punya rambut indah tidak tipis serta hitam sebahu, matanya bening, serta punya nada agak cempreng tapi menurutku seksi, begitu menggodaku. 

LIHAT JUGA = MIA KHALIFA

Awal mulanya kami biasa-biasa saja, misalnya ketika saya temani pacarku kerumahnya atau dia temani pacarku kerumahku, kami cuma bercakap sekedarnya saja, tak ada yang istimewa hingga sesudah saya menikah 2 th. selanjutnya dia menghadiahi kami (saya serta pacarku) dengan satu kamar di hotel berbintang dengan dia dengan anak tunggalnya turut bermalam di kamar samping kamarku.

Sesudah menikah, frekwensi pertemuan saya dengan Ima jadi seringkali, serta kami berdua lebih berani untuk bercakap sembari diselingi canda-canda konyol. Disuatu hari, saya serta istri bersama mertuaku berdatangan kerumahnya untuk weekend dirumahnya yang memanglah enak untuk dihuni. 

Dengan bangunan megah berlantai dua, pekarangannya yang cukup luas serta ditumbuhi oleh tanaman-tanaman hias, dan sebagian pohon lebat buat mata fresh kalau melihat kehijauan saat pagi hari. Letak tempat tinggalnya juga agak jauh dari tetangga buat keadaan dapat lebih private. Sesampainya di sana, sesudah istirahat sebentar rupanya istriku serta mertuaku mengajak untuk belanja kepentingan bulanan. 

Tetapi saya agak mengantuk, hingga saya memohon ijin tidak untuk turut serta untungnya Ima punya supir yang bisa dikaryakan untuk sesaat. Jadilah saya tidur di kamar tidur tamu di lantai bawah. Kurang lebih 1/2 jam saya berusaha untuk tidur, anehnya mataku tidak juga terpejam, hingga saya putus harapan serta kuputuskan untuk lihat acara TV dulu. 

Saya bangkit serta keluar kamar, akan tetapi saya agak kaget nyatanya Ima tidak turut belanja. Ima memakai kaus gombrong berwarna putih, lengan style you can see serta dengan panjang kausnya hingga 15cm di atas lutut kakinya yang putih mulus. “Lho.. kok tidak turut? ” tanyaku sembari semilir kuhirup wangi parfum yang dipakainya, harum serta menggairahkan, 

“Tauk nih.. sekali lagi males saja gue.. ” sahutnya tersenyum serta melirikku sembari buat sirup orange dingin dimeja makan, “Anto kemana..? ” tanyaku sekali lagi terkait suaminya, “Lagi keluar negeri, umum.. masalah kantornya.. ” sahutnya sekali lagi. Lantas saya menuju kedepan sofa tempat melihat TV selanjutnya saya asyik melihat film di TV. Sesaat Ima berlalu menuju tingkat atas (mungkin saja ke kamarnya).

Tengah asyik-asiknya saya nonton, mendadak kudengar Ima menyebutku dari lantai atas ; “Di.. Adi.. ”, “Yaa.. ” sahutku, “Kesini sebentar deh Di.. ”, dengan tidak tergesa-gesa saya naik serta mendapatinya tengah duduk disofa besar untuk 3 orang sembari meminum sirup orangenya serta menghidupkan TV. 

Dilantai atas juga ada ruangan keluarga mini yang lumayan tersusun apik dengan lantainya dilapis karpet tidak tipis serta empuk, serta cuma ada 1 buah sofa besar yang tengah diduduki oleh Ima. “Ada apa neng..? ” kataku bercanda sesudah saya hingga di atas serta segera duduk di sofa dengannya, saya diujung kiri dekat tangga serta Ima diujung kanan. “Rese luh.. sini temanin gue bercakap ama curhat” tuturnya, “Curhat apaan? ”, “Apa! ajalah, yang perlu gue ada teman ngobrol” tuturnya sekali lagi. Jadi, sepanjang sejam lebih saya bercakap terkait apa sajakah serta dengarkan sharing terkait suaminya. 

Baru saya tahu, kalau Ima sesungguhnya “bete” berat dengan suaminya, karna mulai sejak menikah seringkali ditinggal pergi lama oleh suaminya, seringkali lebih dari satu bulan ditinggal. “Kebayangkan gue seperti bagaimana? Anda ingin tidak temanin saya saat ini? ” tanyanya sembari menggeser duduknya mendekatiku sesudah gelasnya ditempatkan dimeja sebelahnya. 

Saya dapat menebak apa yang ada dibenak serta yang dikehendakinya sekarang. “Kan gue saat ini sekali lagi nemenin.. ” jawabku sekali lagi sembari membereskan tempat dudukku supaya tambah nyaman serta agak serong menghadap Ima. Ima semakin mendekat ke tempat dudukku. Sesudah tak ada jarak duduk denganku sekali lagi, Ima mulai membelai rambutku dengan tangan kirinya sembari ajukan pertanyaan “Mau..? ”, saya diam saja sembari tersenyum serta melihat matanya yang mulai sayu menahan suatu hal yang bergolak. 

“Bagaimana dengan beberapa orang tempat tinggal yang lain (pembantu-pembantunya) serta bagaimana bila mendadak istriku serta nyokap pulang? ” tanyaku, “Mereka tak kan datang bila saya tidak panggil serta maknyak dapat berjam-jam bila berbelanja. ” jawabnya makin dekat ke wajahku.

Sesaat Ima pejamkan matanya serta dari bibir mungilnya keluarkan rintihan-rintihan juga desahan-desahan berulang-kali. Kemudian jari tengahku mulai turun serta kugesek-gesekkan untuk membelah bibir kemaluannya yang kurasa telah basah. 

Berulang-kali kugesek-gesek dengan bagian dalam jari tengahku, selanjutnya mulai kutekuk serta kugaruk-garuk jari tengahku agak dalam di bibir vaginanya yang kenyal, lembut serta bersih. Sesaat Ima semakin merintih-rintih serta mendesah-desah sembari menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan pergerakan naik turun kekiri serta kekanan “Ouuhh.. hemmhh.. sshh.. aahh.. Dhii.. eehhnakh.. honey.. oohh….. sshh.. ” rintih serta desahannya berulang-kali. 

Finger play ini kusertai dengan ciuman-ciuman di leher serta bibirnya dan sembari kami sama sama menyedot lidah. Sesudah senang dengan tempat miring, selanjutnya saya agak mendorong badannya untuk duduk dengan tempat selonjor enjoy, sesaat saya berdiri dikarpet dengan dengkulku menghadapnya, 

Ima agak terdiam dengan nafasnya memburu, perlahan-lahan kubuka kaus gombrongnya, waktu tersebut saya bisa lihat badannya separuh telanjang, lebih putih serta indah dibanding istriku yang berkulit agak kecoklatan, dua bukit kembarnya tampak bulat membusung padat, begitu indah dengan ukuran 36B, putih, dengan puting merah muda serta telah mengeras menahan nafsu birahi yang naik-turun.

Bibir vaginanya begitu bersih serta berwarna agak merah muda dengan belahan berwarna merah serta begitu bagus (mungkin saja tidak terlalu sering dipakai oleh suaminya) kendati telah melahirkan satu orang anak, serta diatasnya dihiasi bulu-bulu halus serta rapi yg tidak demikian lebat. “Oohh.. Ima.. bersih serta merah banget.. ” ujarku memberikan pujian pada, “hihihi.. sukai ya..? ” tanyanya, tanpa ada kujawab lidahku segera bermain dengan vaginanya, kujilati semua bibir vaginanya berulang-kali up and down. 

Badan Ima mengejang-ngejang “Aahh.. aahh.. dhhii.. oohh.. eenak adhii.. aahh.. Anto tidak sempat ingin begini.. mmhh.. ” lidahku mulai menjilati bibir vaginanya turun naik serta menjilati labia mayoranya dengan ujung! lidahku. Ima menggeliat-geliat, mendesah-desah, serta melenguh-lenguh, saya menjilati vaginanya sembari ke-2 tanganku meremas-remas ke-2 buah dadanya .

“Hhnghh.. nngghh.. aahh.. dhii.. honey.. ” gumamnya begitu nikmati permainan lidah serta bibirku yang mengisap-hisap serta menjilat-jilat klitorisnya berkali-kali, mengisap-hisap semua pojok vaginanya dan lidahku menyudutkan-desak dalam liang vaginanya berulang-kali tanpa ada ampun “Oohhnghh.. dhii.. more.. honey.. more.. ahh.. ”, tangan kananku selanjutnya turun untuk join dengan bibir serta lidahku di vaginanya, sedikit-sedikit dengan pergerakan maju mundur jari tengahku kumasuk-masukkan dalam lubang vaginanya yang telah becek, semakin lama semakin dalam kumasukkan jari tengahku sembari masih bergerak maju mundur.

Saya melepas jilatan serta hisapanku di vaginanya untuk selanjutnya bergerak keatas kearah berwajah yang manis, kulihat Ima mengigit bibir bawahnya dengan dahinya yang mengerenyit dan nafasnya yang memburu disaat ujung penisku bermain di bibir vaginanya up and down “Mmhh.. adi.. marilah dong.. saya telah tidak tahan nihh.. oohh.. janganlah nakal gitu dong.. aahh.. ” Ima nikmati sentuhan binal ujung penisku dibibir vaginanya “Okhe.. honey.. bersiap yaa.. ” kataku juga menahan birahi yang telah mencapai puncak. 

Perlahan-lahan kuturunkan penisku menghunjam ke vaginanya “Enghh.. aahh.. adi.. oohh.. do it honey.. oohh.. ” desahnya, Vaginanya agak sempit serta kurasakan agak kempot dalam menahan hunjaman penisku. “Slepp.. ” baru kepala penisku yang masuk, Ima berteriak “Enghh.. aahh.. enak sayang.. sshh.. oohh.. ” sembari mencengkeram bahuku seperti menginginkan membenamkan kuku-kuku jarinya kekulitku “Ayo adi.. aahh.. terusss honey.. aahh.. aahh.. ” vaginanya kembali mengempot-empot serta mengisap-hisap penisku sinyal awal menuju klimaks “Ahh.. Ima.. enak banget.. itu mu.. ahh.. ” saya nikmati hisapan vaginanya yang mengisap-hisap kepala penisku. 

Sesaat kemudian Ima kembali berteriak “Aadii.. aahh.. khuu.. aahh.. aahh.. oohh.. ” Ima kembali berteriak serta merintih meraih klimaksnya di mana baru kepala penisku saja yang masuk. Saya geregetan, telah 2 x Ima meraih klimaks dan saya belum juga sekalipun, demikian Ima tengah nikmati klimaksnya, saya segera menghunjamkan semua batang penisku dalam liang vaginanya “Sloop.. sloop.. sloopp.. ” dengan pergerakan turun naik yang memiliki irama “Aahh.. aahh.. hemnghh.. oohh.. aahh.. dhii.. aahh.. aahh.. ehh.. nhak.. sha.. yang.. enghh.. oohh.. ” Ima mendesah-desah serta berteriak-teriak rasakan enaknya rojokan penisku di liang vaginanya yang sempit serta agak peret.

Saya selalu menaik turunkan penisku serta menghunjam-hunjamkan keliang vaginanya, sesaat Ima semakin melenguh, mendesah serta merintih-rintih rasakan gesekan-gesekan batang penisku serta garukan-garukan kepala penisku di dalam liang vaginanya yang basah serta kurasakan begitu nikmat, seperti mengisap serta memilin-milin penisku. 

Nada rintihan serta desahan Ima makin keras kudengar penuhi ruangan kamarnya sesaat deru nafas kami makin! memburu, serta pada akhirnya “Aahh.. dhii.. ahh.. khuu.. sam.. phai.. lhaa.. ghii.. aahh.. aahh.. aahh.. ” jeritnya terputus-putus meraih kesenangan ketiganya, saya masih tetap belum juga senang, kutarik ke-2 tangannya serta saya menjatuhkan diri kebelakang hingga tempatnya saat ini Ima ada diatasku. 

Sesudah kami beradu pandang serta berciuman mesra sebentar, Ima mulai memaju mundurkan serta memutar pinggulnya, memelintir penisku di dalam liang vaginanya, pergerakan-gerakannya memiliki irama serta makin cepat disertai nada rintihan serta desahan kami berdua, “Aahh.. Ima.. oohh.. enak banget.. aahh.. ” saya nikmati pergerakan binalnya, sesaat ke-2 tanganku kembali meremas ke-2 buah dadanya serta jemariku memilin puting-putingnya “Aahh.. hemhh.. oohh.. nghh.. ” teriakannya kembali menggema keseluruh ruang kamar, “Tahan.. dhulu.. aahh.. tahan.. ” sahutku terbata nikmati gesekan vaginanya di penisku, “Enghh.. akhu.. tidak khuat.. oohh.. honey.. aahh.. ” balasnya sembari mengelinjang-gelinjang hebat dengan vaginanya yang telah mengempot-empot “Seerrt.. seerrt.. seerrt.. 

” Ima keluarkan banyak cairan dari dalam vaginanya serta saya rasakan hangatnya cairan itu di semua batang penisku, badannya mengigil dibarengi vaginanya berdenyut-denyut hebat serta selanjutnya Ima ambruk dipelukanku kelelahan “Oohh.. adhi.. hhhh.. mmhh.. hahh.. enak banget sayang.. oohh.. mmhh.. ” bibirnya kembali melumat bibirku sembari nikmati klimaksnya yang ke-4, sesaat penisku masih tetap bersarang berdenyut-denyut perkasa di dalam vaginanya yang begitu basah oleh cairan kesenangan dari vagina milik dia yang masih tetap berdenyut-denyut serta mengisap-hisap penisku.

Kami terdiam sebentar, selanjutnya “Aku haus banget sayang, saya minum dahulu yaa.. bisa? ” pintanya memecah kesunyian masih tetap berpelukan erat sembari kubelai-belai punggungnya dengan tangan kiriku serta agak kuremas-remas pantatnya dengan tangan kananku, “Boleh, tapi janganlah lama-lama ya, saya belum juga apa-apa nih.. ” ujarku jahil sembari tersenyum. 

Sembari mencubit pinggangku Ima melepas pelukannya, melepas penisku yang bersarang di liang vaginanya “Plop.. ” sembari pejamkan matanya nikmati sensasi pergeseran penisku serta didinding-dinding vaginanya yang memisah untuk selanjutnya berdiri serta jalan keluar kamar ambil sirup orange dimeja samping sofa. Kemudian Ima jalan kembali masuk kamar sembari minum serta menawarkannya padaku. 

Saya meneguknya sedikit sembari mengawasi Ima jalan menuju kamar mandi dalam kamarnya yang besar. Indah sekali panorama badannya dari belakang, putih mulus serta tanpa ada cacat. Ima masuk kekamar mandi, sesaat kuikuti dia, kulihat Ima tengah membersihkan badan indahnya yang berkeringat dengan handuk “Kenapa? Udah tidak sabar ya? ” tanyanya sembari melirikku serta tersenyum menggoda.

Tanpa ada basa-basi kuhampiri Ima, kupeluk dari belakang serta kuciumi tengkuknya, pundaknya serta lehernya. Sesaat ke-2 tanganku bergerilya membelai kulit badannya yang halus. “Aahh.. beneran tidak sabar.. hihihi.. ” ucapnya “Emang.. setelah upacaranya banyak sangat. ”. 

Sembari masih membelakanginya, tangan kananku mulai menuju kebuah dada kanan serta kirinya, dengan tempat tangan kananku yang melingkar di dadanya dua bukit bulat nan indah milik dia kugapai, sesaat tangan kiriku mulai menuju ke vaginanya. “Hemhh.. sshh.. aahh.. enghh.. ” desahannya mulai terdengar sekali lagi sesudah jari tengah tangan kiriku bermain di klitorisnya, kadang-kadang kumasukkan serta kukeluarkan jari tengahku dalam liang vaginanya yang mulai basah! 

Serta lembab dan tidak ketinggal tangan kananku meremas-remas buah dada kanan serta kirinya. Ke-2 kakinya agak diregangkan hingga mempermudah jemari tangan kiriku bergerak bebas meng-eksplorasi vaginanya serta bibir dan lidahku tidak berhenti mencium juga menjilat semua tengkuk, leher serta pundaknya kiri serta kanan, sesaat tangan kanannya meraih serta membelai-belai rambutku dan tangan kirinya membelai-belai tangan kiriku. “Ahh.. adhhii.. sshh.. mmhh.. enak sayang.. enghh.. enaakhh.. ”, kurasakan vagina mulai berdenyut-denyut, lantas agak kudorong punggungnya kedepan, ke-2 tangannya menjejak washtaffel didepannya, selanjutnya pinggulnya agak kutarik kebelakang dan pinggangnya agak kutekan sedikit kebawah. 

Sesudah itu kudorong penisku membelah ke-2 vaginanya dari belakang “Srreepp.. ” saya tidak ingin tanggung-tanggung kesempatan ini, kujebloskan semua batang penisku dalam liang vaginanya “Oouhh.. aahh.. adhhii.. oohh.. ” teriaknya berulang-kali bersamaan dengan hunjaman-hunjaman penisku, tangan kiriku mencengkeram pinggang kirinya dan tangan kananku meremas-remas buah dada kanannya yang sangat keras serta kenyal “Aahh.. adhii.. aahh.. harder.. aahh.. harder honey.. aahh.. ” pintanya hingga pergerakan maju mundurku semakin beringas “Pook.. pook.. pook.. ” bunyi bentrokan badanku dibokongnya. 

Beberapa lama! selanjutnya liang vaginanya mulai mengempot-empot serta mengisap-hisap kembali serta saya tidak kuasa menahan rintihan-rintihan bertepatan dengan rintihannya “Ima.. aahh.. enak shay.. hemnghh.. ” “Aahh.. akhuu.. aahh.. sham.. phai.. aahh.. ”, “Tahan.. dahulu.. sha.. yang.. hhuuh.. ” ujarku sembari selalu menghunjam-hunjamkam penisku beringas karna saya juga mulai rasakan hal yang sama, “Aahh.. akhuu.. tidak.. kuat.. aahh.. AAHH.. ” “Seerrt.. seerrt.. seerrt.. ” kembali Ima meraih klimaks serta menyemburkan cairan kental badannya, berulang-kali, saya tidak perduli serta masih ku genjot maju mundur penisku kedalam vaginanya yang sangat becek.



0 comments: