SEO page contents SEO page contents FRENCH ORGASME ~ VIDIO SEX KUNJUNGI KAMI LEBIH BANYAK VIDEO YANG MENARIK HANYA DI WWW.GAJAHQQ.COM DARI AYO BURUAN KUNJUNGI WEBNYA YA NANTI KAMI AKAN SELALU UPDATE :D

Bonus 10% untuk member baru

Tuesday, July 24, 2018

FRENCH ORGASME


FRENCH ORGASME COMPULSIF POUR CETTE DINGUE DE CUL


VIDIO SEX - Seseorang wanita dengan jilbab hijau lumut kelihatan berjalan buru-buru menuju ruangan guru, belahan rok yang cukuplah sempit memaksa wanita itu mengayun langkah kecil nan cepat. Tetapi kala dirinya sendiri tiba diruangan yang dituju, dari sana cuma didapatinya Bu Nita yang repot mengoreksi hasil ujian harian beberapa siswa. 




“Bu.. apa Pak Rivan telah pulang? ”


“Mungkin telah, ” jawab Bu Nita, melihat Reyna dengan muka penuh syak wasangka, setau Bu Nita pertalian pada Reyna serta Rivan memang gak sempat akur, biarpun saling guru muda, pemikiran Reyna serta Rivan senantiasa bersebrangan. Reyna yang idealis serta Rivan yang liberal. 




“Memangnya ada apakah Bu? ” lanjut wanita itu, ingin tahu.

“Oh… tak.. cuma ada butuh banyak hal, ” elak Reyna.

“Apa itu terkait mengajukan kenaikan pangkat serta group? ” makin Nita yang malahan makin ingin tahu.

“Bukan.. eh.. iya.. saya pamit duluan ya Bu, ” kata Reyna bergegas pamit.


“Semoga saja SMS itu cuman canda, ” tuturnya penuh ingin, bergegas menuju parkir, mengacuhkan pandangan satpam sekolah yang memandang liar badan semampai dibalut pakaian hijau lumut unik PNS, ketat membalut tubuhnya.


Mobil Avanza, Reyna, membelah jalan pinggir kota lebih cepat dari rata-rata. Hatinya belumlah juga tenang, pikirannya selalu terpaku pada SMS yang diantar Rivan, meskipun sebenarnya lelaki itu cuma minta tolong untuk membantunya membuat syarat-syarat mengajukan pangkat, tetapi perasaan permusuhan demikian lekat dihatinya.


Jantung Reyna makin berdebar kala mobilnya masuk halaman rumah, disana sudah terparkir Ninja 250 warna hijau muda, “tidak salah lagi itu tentunya motor Rivan, ” bisik hati Reyna. Di kursi teras pojok mata wanita muda itu tangkap figur seseorang lelaki, asyik dengan tablet ditangannya. “Kamu…” kata Reyna dengan suara nada gak sukai.


Rivan membalas dengan tersenyum.


“Masuklah, tetapi ingat suamiku tak ada di rumah, jadi sehabis semuanya usai kamu langsung bisa pulang, ” kata Reyna ketus, tinggalkan lelaki itu diruang tamu.


Bekerja sepanjang hari disekolah memaksa Reyna untuk mandi, kala menentukan busana, wanita itu dibikin bingung mesti memakai busana seperti apa, apa cukuplah daster rumahan atau barangkali menentukan baju yang lebih resmi. 




“Apa yang ada diotak mu, Rey?!.. Dia ialah musuh bebuyutan mu disekolah, ” umpat hati Reyna, melempar gaun ditangannya ke sisi bawah almari.


Terus ambil daster putih tanpa motif. Tetapi sayangnya daster berbahan katun yang lembut itu sangat ketat serta sukses cetak liuk tubuhnya dengan prima, memperlihatkan bongkahan payudara yang menggantung membujuk.


“Bereeesss.. ” kata Rivan mendadak mencengangkan Reyna yang asyik membalas BBM dari suaminya.

“Jadi apa saya mesti pulang saat ini? ” bertanya Rivan, parasnya tersenyum kecut kala merasa hujan di luar masihlah sangat lebat.

ORGASME COMPULSIF POUR


“Di garasi ada jas hujan, tetapi kalau kamu mau tunggu hujan teduh tak apa-apa, ” tawar Reyna yang meyakini motor Rivan mustahil menaruh jas hujan.

“Aku menentukan berteduh saja, sekalian temani bu guru cantik yang tengah kesepian, hehehe…”

“Sialan, sesaat lagi suamiku pulang lhoo, ”


Sekejap sehabis kata itu terucap, Blackberry ditangan Reyna terima panggilan masuk dari suaminya, tetapi sayangnya suaminya malahan berikan berita jika dirinya sendiri dikit terlambat untuk pulang, dengan muka cemberut Reyna tutup panggilan.


“Ada apa, Rey.. ”

“Gara-gara kamu suamiku terlambat pulang, ”


“Lhoo, mengapa gara gara saya? Hahaha…” Rivan tertawa penuh kemenangan, dengan gregetan Reyna melempar bantal sofa. Pembicaraan kembali berlanjut, tetapi tambah banyak bergelut pada dinamika kehidupan disekolah serta hal tersebut cukuplah sukses mencairkan kondisi.


Reyna seolah memandang figur Rivan yang beda, lebih supel, lebih berteman serta lebih humoris. Jauh tidak sama dari kacamatanya sampai kini yang memandang guru cowok itu seperti perusuh buat dirinya sendiri, menjadi penegak disiplin beberapa siswa.


Rivan mengusahakan menahan serangan dengan mencekal lengan Reyna.


“Hahahaa, saya bohong koq, saya malahan mengerjai mereka, saya tau yang tengah ada di toilet ialah Pak Tigor serta apa kamu tau dampaknya? Mereka secara langsung shock memandang batang Pak Tigor yang menyeramkan, Hahaha, ” Reyna pada akhirnya turut tertawa, tanpa sadar apabila lengannya masihlah digenggam oleh Rivan.


“Tu kan, kamu itu memang lebih cantik apabila tengah tertawa, jadi janganlah disembunyikan di balik muka galakmu, ” kata Rivan yang nikmati tawa renyah Reyna yang memperlihatkan gigi gingsulnya. Saat itu juga Reyna terdiam, parasnya makin malu kala memahami tangan Rivan masihlah menggenggam ke-2 tangannya.


Tetapi tak berselang lama bentakan dari bibir kurangnya kembali terdengar, “Hey!.. Jikalau miliki mata dijaga ya, ” umpat Reyna gara-gara jelajah mata Rivan yang menyatroni gundukan payudara di balik gaun ketat yang gak tertutup oleh jilbab, Reyna beranjak serta duduk menjauh, mengatur jilbabnya.


“Punyamu besar juga ya, ” balas Rivan, gak perduli bakal peringatan Reyna sebagai makin jengkel terus kembali melempar bantalan sofa. “Ga mesti sok takjub begitu, lagian kamu tentunya terlalu sering mengintip payudara siswi disekolah?,, ”


“Tapi punyamu istimewa, punya seseorang guru paling cantik disekolah, ”


“Sialan.. ” dengus Reyna mengatur jilbabnya, tetapi pojok bibirnya malahan tersenyum, karna tidaklah ada wanita yang tak sukai kalau dipuji. Muka Reyna memerah, kalimat Rivan demikian vulgar seolah itu ialah hal yang umum.


“Rey… lihat dong, ”


“Heh? Kamu pengen lihat payudaraku, gilaa… Benda ini seutuhnya jadi hak punya suamiku, ” Wanita itu memeletkan lidahnya, tanpa sadar mulai terangkut pembawaan Rivan yang cuek.

“Ayo dooong, ingin tahu banget nih, ”

“Nanti, jikalau saya masuk kamar mandi intipin saja gunakan piroskop ciptaan kalian itu, hahaha.. ” Reyna tertawa terpingkal tutup parasnya, tak yakin dengan apa yang baru-baru ini diucapkannya.


“Yaaa, sangat ngga janganlah ditutupin jilbab keq, ” sungut Rivan, keqi atas tingkah Reyna yang menertawakannya.

“Hihihi… Lihat saja ya, janganlah dipegang, ” Kata guru cantik itu dengan mata tertuju ke TV, terus mengikat jilbabnya kebelakang.

“Kurang.. ”


“Apalagi? Bugil? ” matanya melotot seakan-akan tengah berang, namun jantungnya malahan berdebar kencang, menantang hatinya sejauh mana keberanian dirinya sendiri.

“satu kancing saja, ”

“Dasar guru mesum, ” Reyna lagi-lagi memeletkan lidahnya terus kembali menolehkan parasnya ke TV, tetapi tangannya bergerak melepas kancing atas.


Tetapi tak berhenti sampai hingga disana, karna tangannya selalu bergerak melepas kancing ke-2 terus mengungkap ke-2 sisinya sampai makin terbuka, membiarkan bongkahan berbalut bra itu jadi sajian ingin tahu mata Rivan. Tidak tahu apa yang bikin Reyna seberani itu, untuk pertama-tamanya dengan berencana membujuk lelaki beda dengan badan nya.


Muka Reyna memerah karna malu, Rivan dengan telak membuka kekakuannya menjadi seseorang wanita dewasa. “Anita ialah wanita bersuami, berarti kau tak punya hak untuk menjamah tubuhnya, ” kata Reyna mengusahakan membela keluguan berfikirnya.


Rivan tersenyum kecut, mengaku kesalahannya, “Tak terhitung lagi berapakah kali kami mengerjakannya, di mulai dari dirumahku, dirumahnya, bahkan juga kami sempat kerjakan diruang lab kimia, desah suaranya menjadi wanita yang kesepian serius membujuk diriku, rindu pada saat saya menghamburkan spermaku diwajah cantiknya. ”


Saat itu juga muka Reyna merasa panas memikirkan pengembaraan, Anita, “Kenapa kamu tak menikah saja? ” bertanya Reyna mengusahakan menetralisir debar jantungnya. “Belum ada yang sesuai, ” jawab Rivan dengan sederhana, bikin Reyna menggeleng-gelengkan kepala, wanita itu ambil teh dimeja serta meminumnya.

“Rey.. selingkuhan sama saya yuk.. ”


Brruuuuuffftttt…

Bibir tipis Reyna saat itu juga menghambur air teh dimulutnya.


“Dasar guru mesum, ” umpat Reyna buang parasnya, yang memperlihatkan ekspresi gak terbaca, kejendela yang masihlah mempertontonkan rinai hujan yang malahan turun makin deras.


“Aku masak dahulu, lapar nih, ” kata Reyna, beranjak dari sofa mengusahakan menghindar dari tatapan Rivan yang demikian serius, jantungnya berdegub keras masihlah tak yakin dengan apa yang di ucapkan Rivan.


“Rey…” Panggilan Rivan menyudahi langkah wanita itu.

“Kenapa wajahmu jadi pucat demikian, tak usah takut saya cuman bercanda koq, ” kata lelaki itu sekalian terkekeh.

“Siaaal, ni cowok sukses mengerjai saya, ” umpat hati Reyna.


“Aku tau koq, kamu mustahil punya nyali untuk membujuk guru super galak seperti saya, ” tuturnya sekalian memeletkan lidah. Diam-diam bibirnya tersenyum kala Rivan ikuti ke dapur. Hatinya coba berapologi, sekurang-kurangnya lelaki itu bisa menemaninya kala memasak.


Reyna dengan bangga memperlihatkan kepiawaiannya menjadi seseorang wanita, tangannya bergerak cepat mempersiapkan serta memotong bumbu yang dibutuhkan, sesaat Rivan duduk dikursi meja makan serta kembali berceloteh terkait kenakalan serta kegenitan beberapa siswi disekolah yang kerap membujuk dirinya sendiri menjadi guru mesum jomblo tampan.


“Awas saja jikalau kamu sampai hingga berani menyentuh siswi disekolah, ” Reyna memperingatkan Rivan sekalian mengacungkan pisau ditangan, serta itu bikin Rivan tertawa terpingkal.

“Ckckckck, mahir juga tangan mu Rey, ” Rivan mengkomentari kecepatan tangan Reyna kala memotong bawang bombay.

“Hahaha… marilah sini saya ajarin.. ” tawar Reyna tanpa menyudahi aksinya.


Tetapi Reyna terperanjat disaat Rivan memeluknya dari belakang, bukan.. cowok itu bukan memeluk, karna tangannya ambil alih pisau serta bawang yang ada ditangannya. “Ajari saya ya.. ” bisik Rivan lembut pas ditelinganya.


Kepala wanita itu mengangguk, tersenyum tersipu. Tangannya tampak sangsi kala menyentuh serta menggenggam tangan Rivan yang ditumbuhi rambut-rambut halus. Perlahan-lahan pisau bergerak membelah daging bawang.

“tangan mu sangat kaku, Hahahaa, ”

“Ya maaf, tanganku memang tak terbiasa kerjakan ini, tetapi benar-benar terbiasa untuk pekerjaan yang lain. ”

“Oh ya? Misalnya seperti apa? Bikin periskop untuk mengintip siswi dikamar mandi? Hahaha,,, ”


“Bukan, tetapi tanganku benar-benar cekatan untuk memanjakan wanita cantik seperti mu, ” kata lelaki itu, melewatkan pisau serta bawang, berganti menyeka perut Reyna yang datar serta perlahan-lahan merambat menuju payudara yang membusung.

CETTE DINGUE DE CUL


“Hahaha, tidaak tidaaak, saya bukan selingkuhanmu, ingat itu, ” tolak Reyna mengusahakan menahan tangan Rivan.

“Rey, apabila demikian jadilah kawan yang mesra untuk diriku, serta diamkan temanmu ini sekejap mengangumi tubuhmu, kalau tanganku sangat nakal kamu sanggup menghentikanku dengan pisau itu, Deal? …”


Badan Reyna gemetar, terus mengangguk dengan perlahan, “Ya, Deaaal. ” kata bibir kurangnya, serak. Reyna kembali menggapai pisau serta bawang serta membiarkan tangan kekar Rivan dengan jari-jarinya yang panjang menggenggam payudara nya lewat cara utuh. Memberikannya remasan yang lembut, mainkan sepasang bongkahan daging dengan gemas.


Mata Reyna terpejam, kepalanya terangkat sejalan cumbuan Rivan yang perlahan-lahan merangsek keleher yang masihlah terbalut jilbab. Romansa yang di tawarkan Rivan dng cepat ambil alih kewarasan Reyna.


“Owwhhhh, ” bibir Reyna mendesah, kakinya seolah kehilangan tenaga kala jari-jari Rivan sukses menemukannya puting payudara yang mengeras.

“Rivaaaan, ” kata wanita itu sekejap sebelum bibirnya menyongsong lumatan bibir yang panas.


Membiarkan lelaki itu nikmati serta bercanda dengan lidahnya, menari serta membelit lidahnya yang masihlah mengusahakan menghindar. “Eeeemmhhh…” parasnya terkaget, Rivan dalam hisapan yang lembut bikin lidah nya berubah masuk menjelajahi mulut lelaki itu serta rasakan kehangatan yang di tawarkan.


Menggelinjang kala lelaki itu menyeruput ludah dari lidahnya yang menari. Apabila Reyna menyangka permainan ini hanya permainan pertautan lidah, jadi wanita itu salah besar, karna jemari dari lelaki yang sekarang memeluknya penuh nafsu itu mulai menyelusup kebalik kancingnya.


“Boleh? ”


Wanita berbalut jilbab itu gak berani menjawab, cuma pejamkan matanya serta tunggu keberanian silelaki untuk nikmati tubuhnya. Demikian juga kala tangan Rivan mengusahakan menarik keluar bongkahan daging padat yang membusung menantang dari bra yang membekap.


“Oooowwwhh, eemmppphhh, ” badan Reyna mengejang saat itu juga, tangan lentiknya gak sanggup mengusir tangan Rivan, cuma mencengkram biar jemari lelaki itu tak bergerak sangat lincah memelintir puting mungilnya.


“Rey.. Mengapa kamu sanggup sepasrah ini?.. Apa benar kamu tertarik pada lelaki ini?.. Bukan.. Ini tidak cuma persahabatan Rey.. Biarpun kau tak memahami saya sanggup rasakan bibit perasaan sukai dihatimu bakal lelaki itu, Rey…” hati kecil Reyna coba menyadarkan. Tetapi wanita itu malahan mengusahakan mengingkari penghianatan cinta yang dilakoninya, mengusahakan mengenyahkan bisikan hati dengan pejamkan matanya lebih erat.


Parasnya mendongak ke langit rumah, mengusahakan lari dari batinnya yang berteriak berikan ultimatum. Pasrah tunggu dengan hati berdebar kala tangan Rivan mulai mengangkut dasternya keatas serta dengan tentunya menyelusup kebalik kain kecil, menyisipkan jari tengah kecelah kemaluan yang mulai basah.


“Ooowwwhhhhhhh, ” bibirnya mendesah panjang, mengusahakan buka kaki lebih lebar seolah membebaskan jari-jari Rivan bermain dengan klitorisnya.

0 comments: