SEO page contents SEO page contents SRI UTAMI TERBARU 2018 ~ VIDIO SEX KUNJUNGI KAMI LEBIH BANYAK VIDEO YANG MENARIK HANYA DI WWW.GAJAHQQ.COM DARI AYO BURUAN KUNJUNGI WEBNYA YA NANTI KAMI AKAN SELALU UPDATE :D

Bonus 10% untuk member baru

Monday, October 22, 2018

SRI UTAMI TERBARU 2018

BOKEP JAWA SRI UTAMI TERBARU 2018


VIDIO SEX - Awal saya mengenalnya pada waktu ia mengundang perusahaan tempatku kerja buat memberikannya keterangan komplet tentang produk yg dapat dipesannya.

Menjadi marketing, perusahaan mengutusku buat menemuinya. Pada awal pertemuan siang itu, saya sekalipun tak mengira kalau Ibu Bella yg kutemui nyata-nyatanya pemilik langsung perusahaan. Mukanya cantik, kulitnya putih laksana pualam, tubuhnya tinggi langsing (Lebih kurang 175 cm) dengan dada yg menonjol indah. Serta pinggulnya yg dibalut span ketat bikin bentuk pinggangnya yg ramping makin memikat, ikut pantatnya wah.. benar-benar begitu montok, bundar serta tetap kencang. 



Selama perbincangan dengannya, konsentrasiku tak 100%, memandang type bicaranya yg berpendidikan, pergerakan bibirnya yg sensual saat bicara, ditambah lagi kalaupun tengah menunduk belahan buah dadanya kelihatan jelas, putih serta besar.

Di sofa yg ada di ruangannya yg modern serta lux, kami pada akhirnya setuju mengikat kontrak kerja. Sembari menanti sekretaris Ibu Bella bikin kontrak kerja, kami mengobrol kesana-kemari bahkan juga sampai ke soal yg rada pribadi. Saya berani bicara menuju sana sebab Ibu Bella sendiri yg mengawali. Dari perbincangan itu, baru kuketahui kalau usianya baru 25 tahun, ia memegang jabatan direktur juga sekaligus pemilik perusahaan menukar almarhum suaminya yg wafat sebab kecelakaan pesawat. 



“Pak gala sendiri usia berapa”, bisiknya dengan suara mesra.

“Saya usia 26 tahun, Bu!” balasku.

“sudah berkeluarga”, pertanyaannya bertambah kearah, saya sampai GR sendiri.

“Belum, Bu!”

Tiada kutanya, Ibu Bella menjelaskan kalau mulai sejak kematian suaminya satu tahun lantas, ia belum pula dapatkan alternatifnya.

“Ibu cantik, tetap muda, saya pikir seribu lelaki dapat berlomba-lomba dapatkan Ibu bella”, saya dikit memujinya.

“Memang, ada benarnya ikut yg Bapak Gala katakan, tetapi mereka rata-rata ikut membidik kekayaan saya”, nadanya dikit merendah.

Mendadak terdengar nada ketukan di pintu, Ibu Bella bangun berdiri membukakan pintu, nyata-nyatanya sekretarisnya sudah usai bikin kontrak kerjanya.

“Kalau demikian, saya permisi pulang, Bu!, mudah-mudahan kerja sama ini bisa bertahan serta sama sama menguntungkan”, saya lekas pamit serta mengulurkan tangan.

“Semoga saja”, tangannya menyongsong uluran tanganku.

“Terima kasih atas kunjungannya, Pak Gala.”

Lumayan lama kami bersalaman, saya rasakan kelembutan tangannya yg ibarat sutera, tetapi sekejap selanjutnya saya lekas menarik tanganku, takut disangka kurang ajar. Tetapi perasaan laki-lakiku kerja, dengan halus saya mulai membuat siasat mendekatinya. 




“Oh ya, Bu Bella, sebelum saya lupa, menjadi perjumpaan serta memulai kerja sama kita, bagaimana kalaupun Ibu Bella saya undang buat makan malam bersama”, saya mulai menempatkan jerat.

“Terima kasih”, jawabnya singkat.

“Mungkin lain kali, saya hubungi Pak Gala, buat penawaran ini.”

“Saya nantikan, Bu.. permisi”

Saya gak ingin mendesaknya selanjutnya. Saya lekas tinggalkan kantor Ibu Bella dengan sejuta pikiran menggelayuti benakku. Selama perjalanan, saya tetap terbersit kecantikan mukanya, postur tubuhnya yg baik. Ah.. sepertinya semua syarat-syarat cewek impian ada kepadanya.

Gak berasa 1bulan mulai sejak pertemuan itu, walaupun saya seringkali berkunjung ke tempat Ibu Bella dalam kurun waktu itu, tetapi tak kutemui tanda tanda saya dapat mengajaknya sebatas Dinner. Walaupun hubunganku dengannya jadi bertambah akrab.

Mencapai bulan ke-2, pada akhirnya saya dapat mengajaknya keluar sebatas makan malam. Saya ingat sekali masa itu malam Minggu, kami seperti sepasang kekasih, walaupun awal mulanya ia ngotot pingin gunakan mobilnya yg modern, pada akhirnya ia bersedia ikut gunakan mobil Katanaku yg dapat membuat perut mules.

Sekian kali malam Minggu kami keluar, benar-benar saya jadi bingung sendiri, saya cuma berani menggenggam jarinya saja, itupun saya gemetaran, degup-degup di jantungku berasa berdetak kencang walaupun sebenarnya interaksi kami sudah benar-benar dekat, bahkan juga saya serta ia saling sama sama menyebut nama saja, tiada embel-embel Pak atau Bu.

Sampai saat malam Minggu yg kesekian kalinya, kuberanikan diri buat mengawalinya, masa itu kami di bioskop. Dalam keremangan, saya menggenggam jarinya, kuelus dengan mesra, kelembutan jarinya mengantar desiran-desiran aneh di tubuhku, kucoba mencium tangannya perlahan, tak ada tanggapan, kulepas jemari tangannya dengan lembut. Kurapatkan tubuhku dengan tubuhnya, kupandangi mukanya yg tengah serius memandang monitor bioskop. 

BOKEP JAWA SRI UTAMI


Dengan keberanian yg kupaksakan, kukecup pipinya. Ia terkaget, sekejap memandangku. Saya memikir pastinya ia dapat emosi, tetapi tanggapan yg kuterima benar-benar membuatku kaget. Dengan mendadak ia memelukku, mulutnya yg mungil langsung menyambar mulutku serta melumatnya.

Demikian detik saya terpana, tetapi lekas saya sadar serta balas melumat bibirnya, ciumannya kian ganas, lidah kami sama sama membelit coba menelusuri rongga mulut lawan. Sesaat tangannya bertambah kuat mencengkram bahuku. Saya mulai berlaga, tanganku bekerja merambat ke punggungnya, kuusap lembut punggungnya, bibirku yg lepas menyebar ke lehernya yg tahapan serta putih, saya menggelitik belakang telinganya dengan lidahku.

“Bella, saya sayang kamu”, kubisikkan kalimat mesra di telinganya.

“Gal, akupun sayang kamu”, suaranya dikit mendesah membendung birahinya yg mulai bangun.

Serta kala tanganku menyelinap ke blousnya, erangannya bertambah jelas terdengar. Saya rasakan kelembutan buah dadanya, kenyal. Kupilin halus putingnnya, sesaat tanganku yg satunya menelusuri pinggangnya serta meremas-remas pinggulnya yg begitu bahenol.

Lekas kubuka kancing blous sisi depannya, kondisi bioskop yg gelap begitu kontras sekali dengan buah dadanya yg putih. Perlahan-lahan kukeluarkan buah dadanya dari branya, sekarang di depanku terpampang buah dadanya yg begitu indah, kucium serta kujilat belahannya, hidungku bersembunyi di antara belahan dadanya, lidahku yg basah serta hangat senantiasa menciumi sekelilingnya perlahan-lahan naik sampai ke sisi putingnya.

Kuhisap perlahan putingnya yg tetap mungil, kugigit lembut, kudorong dengan lidahku. Bella bertambah meracau. Tanganya menghimpit kuat kepalaku kala putingnya kuhisap rada kuat. Sesaat saya rasakan pergerakan di celanaku bertambah kuat, senjataku udah menegang maksimum.

Tanganku yg satunya udah bekerja ke pahanya, spannya kutarik ke atas sampai batang pahanya nampak mulus, putih. Kubelai, kupilin pahanya sesaat mulutku menyedot senantiasa puting buah dadanya kiri serta kanan. Serta kala jariku sampai di pangkal pahanya, saya mendapatkan celana dalamnya. Perlahan-lahan jari-jariku masuk melalui sela celana dalamnya, kugeser ke kiri, pada akhirnya jari-jariku mendapatkan rambut kemaluannya yg begitu lebat.

Bella dengan lahap langsung menelannya serta bersihkan cairan yg ketinggal di kepala senjataku dengan lidahnya. Saya menarik nafas panjang mengontrol degup jantungku tadi cepat.

Selesai lampu menyala kembali tandanya pertunjukan sudah selesai, kami udah rapi kembali. Kulihat jam di pergelangan tanganku memberikan jam 10.00 malam. Saya langsung mengantarnya pulang, dalam perjalanan kami gak banyak bicara, kami sama sama pikirkan peristiwa yg baru-baru ini kami alami bersamanya.

Sampai di tempat tinggalnya yg modern di bilangan Pluit, saya langsung ditariknya ke arah kamar pribadinya yg begitu luas. “Gal, saya belum pula senang, kita lanjutkan permainan tadi..” Tangannya langsung buka kancing bajuku serta mulai memunculkan gairahku, sesaat pikiranku bertambah bingung, mengapa Bella yg awal mulanya tenang dapat beralih ganas berikut?

Tetapi pikiranku kalah dengan gairah yg mulai berkobar di dadaku, lebih kala tangannya dengan lihai menyeka dadaku. Seperti musafir seluruhnya tubuhku di cium serta dijilatinya dengan penuh nafsu. Saya juga gak ingin kalah sigap, di ranjangnya yg empuk kami bergelut sama sama memilin, melumat, serta sama sama mengisap.

Kala kemeja kami mulai tertanggal dari tempatnya. Kami sama sama memandang, saya memandang kesempurnaan tubuhnya, ditambah lagi di daerah selangkangannya yg putih bersih, begitu kontras dengan bulu kemaluannya yg begitu hitam serta lebat. Serta Bella memandangi senjataku yg mengacung menunjuk langit-langit kamar. Cuma sekejap kami berpandangan, saya langsung mendapatkan tubuhnya serta memapahnya ke ranjang.

Kuletakkan berhati-hati tubuhnya yg gempal serta lembut, saya mulai menciumi seluruhnya tubuhnya, lidahku menari-nari dari leher sampai ke jari-jari kakinya. Kuhisap puting buah dadanya yg kemerahan, kujilat serta kadangkala kugigit mesra. Ssementara tanganku yg beda meremas-remas pinggul serta pantatnya yg begitu kenyal.

Pertempuran kami bertambah dahsyat, sekarang tempat kami berbalikan seperti angka 69, kami sama sama mengisap puting dada. Kala saya mainkan puting dadanya yg udah keluar, lidahnya menjilati putingku. Saya turun menjilati perutnya, kurasakan ikut perutku dijilati serta pada akhirnya lidah kami sama sama mengisap kemaluan.

Saya rasakan hangat di kepala senjataku kala lidahku menari-nari menelusuri sela kemaluannya, lidahku bertambah dalam masuk ke sela kewanitaannya yg sudah basah, kuhisap klitorisnya kuat-kuat, kurasakan tubuhnya bergetar hebat.

Lima belas menit udah kami sama sama mengisap, nafsuku yg udah di ubun-ubun menuntut penyelesaian. Lekas saya mengubah tubuhku. Sekarang kami kembali sama sama melumat bibir, sesaat senjataku yg udah basah oleh liurnya kuarahkan ke sela pahanya, sekuat tenaga saya mendorongnya tetapi sukar sekali. Badan kami udah bersimbah peluh.

Pada akhirnya gak sabar tangan Bella memandu senjataku, sesudah sampai di pintu kemaluannya, kutekan kuat, Bella buka pahanya lebar-lebar serta senjataku melesak ke kemaluannya. Kepala senjataku udah ada di celahnya, hangat serta menggigit. Kutahan pantatku, saya nikmati remasan kemaluannya di batanganku. Perlahan-lahan kutekan pantatku, senjataku ambles sedalam-dalamnya. Gigi Bella yg runcing tertancap di lenganku kala saya mulai menaikturunkan pantatku dengan pergerakan teratur.

Remasan serta gigitan liang kewanitaannya di seluruhnya batang senjataku sangat terasa nikmat. Kubalikan tubuhnya, sekarang badan Bella menghadap ke samping. Senjataku menghujam bertambah dalam, kuangkat samping kakinya ke pundakku. Batang senjataku ambles sampai mentok di mulut rahimnya. Senang dari samping, tiada mencabut senjataku, kuangkat tubuhnya, dengan pergerakan elastis sekarang saya menghajarnya dari belakang.

Tanganku meremas bongkahan pantatnya dengan kuat, sesaat senjataku keluar masuk bertambah cepat. Erangan serta rintihan yg gak jelas terdengar lirih, bikin semangatku makin bertambah. Saat kurasakan ada yg ingin keluar dari kemaluanku, lekas kucabut senjataku. “Pllop..” terdengar nada kala senjataku kucabut, mungkin sebab ketatnya lubang kemaluan Bella mencengkram senjataku. “Achh, mengapa Gal.. saya dikit lagi”, memprotes Bella.

Ia langsung menggerakkan tubuhku, sekarang saya telentang dibawah, dengan sigap Bella mendapatkan senjataku serta memasukkan ke lubang sorganya sembari berjongkok.

Sekarang Bella dengan buasnya menaikturunkan pantatnya, sesaat saya dibawah udah gak dapat terasa membendung nikmat yg kuterima dari pergerakan Bella, ditambah lagi kala pinggulnya sembari turun-naik digoyangkan ikut diputar-putar, saya bertahan sekuat mungkin.

Satu jam udah berlalu, kulihat Bella bertambah cepat bekerja, cepat sampai pada akhirnya saya rasakan semburan hangat di senjataku kala tubuhnya bergetar serta mulutnya meracau panjang. “Oh.. saya senang Gal, begitu senang..” tubuhnya tengkurap diatas tubuhku, tetapi senjataku yg udah berdenyut-denyut belum pula tercabut dari kemaluannya. Kurasakan buah dadanya yg montok menghimpit tubuhku serasi dengan tarikan nafasnya.

Selesai sejenak, saya udah rasakan air maniku tak jadi keluar, lekas kubalikkan tubuhnya kembali. Sekarang dengan type konvensional saya coba mendapatkan puncak kesenangan, kemaluannya yg rada basah tak kurangi kesenangan.

Saya senantiasa menggerakkan tubuhku. Perlahan-lahan gairahnya bangkit kembali, lebih kala batang senjataku mengorek-ngorek lubang kemaluannya kadang-kadang dikit kuangkat pantatku biar G-spotnya tersentuh. Sekarang pinggul Bella yg seksi mulai bergoyang serasi dengan pergerakan pantatku. Jari-jarinya yg lentik menyeka dadaku, putingku dipilin-pilinnya, sampai sensasi yg kurasakan lebih hilang ingatan.

1/2 jam udah saya bertahan dengan type konvensional. Perlahan-lahan saya mulai rasakan cairanku udah kembali pada ujung kepala senjataku. Kala gerakanku udah gak memiliki aturan kembali, barengan dengan hisapan Bella pada putingku serta pitingan kakinya di pinggangku, kusemprotkan air maniku ke kemaluannya, kami barengan orgasme.

Mulai sejak peristiwa itu, kami seringkali melaksanakannya. Saya baru mengetahui kalau gairahnya tinggi sekali, sekian lama ini ia berlaku alim, sebab tak ingin asal-asalan main dengan cowok. Ia ingin denganku sebab saya sabar, baik serta tak menguber kekayaannya. Ditambah lagi demikian dia paham kalau senjataku 2x lipat eks suaminya, lebih lengket saja. Memang yg kukejar sekedar kesenangan dunia yg dilandasi Cinta. Kalaupun harta sich, ada syukur, gak ada ya.. mencari dong.

0 comments: