SEO page contents SEO page contents BLACK AND WHITE ~ VIDIO SEX KUNJUNGI KAMI LEBIH BANYAK VIDEO YANG MENARIK HANYA DI WWW.GAJAHQQ.COM DARI AYO BURUAN KUNJUNGI WEBNYA YA NANTI KAMI AKAN SELALU UPDATE :D

Bonus 10% untuk member baru

Saturday, October 27, 2018

BLACK AND WHITE

BLACK AND WHITE  SEX COOKC


VIDIO SEX - Sehabis permainan cintaku dengan Evi sore itu, kami jadi kerap mengerjakannya jika ada peluang. Kadang-kadang kami bercinta di Kamar Evi serta kadang-kadang di kamarku. Evi yang masihlah berumur 22 tahun itu ceritakan terkait hilangnya kegadisannya oleh pacarnya disaat masihlah SMA. Menurut ceritanya ia dijebak pacarnya untuk minum-minum disaat perayaan ulangtahunnya yang ke 17. Disaat ia mulai mabuk ia dibawa pacarnya serta di perkosa di hotel. Tragisnya ia diperkosa dengan bergantian oleh 2 orang kawan pacarnya kala itu.




Paginya sehabis sadar ia di antar pulang serta pacar atau ke-2 temannya menghilang entahlah kemana. Sehabis lulus SMA pada akhirnya ia hendak memutuskan untuk kuliah di Bali jurusan hotel serta tourisme. Sejak mulai kuliah di Bali juga ia telah beberapakali mengerjakan seks dengan sejumlah kawan kuliah-nya.

Pertalian kami juga cuman menjadi kawan, tdk lebih, pertalian kami menurut sukai sama sukai. Mungkin lantaran umur ku yang lebih muda. Akan tetapi saya bisa previlege untuk tubuhnya kapan waktu saya ingin. Hubunganku dengan Evi juga tdk didapati oleh Silvi kakaknya yang udah kerja di satu diantaranya hotel di lokasi Jimbaran. 




Silvi, tdk kalah cantiknya dengan Evi. Kedua-duanya miliki kulit yang putih bersih. Silvi lebih dewasa dalam penampilan serta enak pun dibawa bercakap. Lantaran Silvi pun cantik saya kerap bercanda dengan Evi mengemukakan ingin tahu rasa-rasanya jika terjalin dengan Silvi. Evi kadang-kadang ketawa serta kadang-kadang geram kalau saya berkata demikian. Meski geram, Evi akan hilang kemarahannya kalaupun kucumu kembali.

Seperti dalam sore itu, Disaat saya baru pulang kuliah, kulihat kamar Evi terbuka akan tetapi tdk ada orang didalamnya. Lantaran kondisi kost yang sepi akupun masuk ke kamarnya serta dengar ada yang tengah mandi serta akupun tutup pintu kamar Evi. Udah 1 minggu lebih saya bermalam di Denpasar lantaran tengah ujian akhir.

Sehabis pintu kututup, kupanggil Evi yang ada dikamar mandi.

“Vi, kembali mandi yah? tanyaku basa-basi.

Tdk ada jawaban dari dalam kamar mandi. Akupun menambahkan.

“Kamu geram yah Vi?, Maaf yah saya nggak kasih tahu kamu kalau saya ingin nginep di Denpasar. Ini hari saya ingin untuk kamu suka Vi. Saya akan cium kamu, membuat kamu suka ini hari. Saya aka.

“Mandi kucing kan kamu Vi dari mulai ujung rambut sampai ujung kaki.” Rayuku.

Masihlah tdk ada jawaban dari dalam kamar mandi.

“Vi, ingat film yang dahulu kita saksikan kan. Saya akan membuat kamu suka sekian kali ini hari sebelum kau rasakan penisku ini Vi. Saya akan cium vaginamu sampai kau menggelinjang suka serta meminta supaya saya masukkan penisku”.

Terdengar nada batuk kecil dari dalam kamar mandi.

“Vi, kututup pintu serta gordennya yah Vi”. Akupun balik serta tutup gordin jendela yang memang masihlah terbuka.

Disaat gordin kututup, kudengar pintu kamar mandi terbuka. Akupun tersenyum serta bersorak dalam hati. Sehabis saya tutup gordin akupun balik. Serta nyatanya, yang ada di dalam kamar mandi itu ialah Silvi, kakak Evi, yang baru-baru ini usai mandi keluar dengan memakai bathrope berwarna pink serta duduk di atas tempat tidur dengan kaki bersilang serta kelihatan dari belahan bathropenya. 




Kaki yang putih tertangani, betisnya yang indah kelihatan selalu sampai ke pahanya yang putih, kencang serta seksi sangatlah melawan sekali untuk dielus. Belum pula silangan bathrope di dadanya lumayan kebawah hingga kelihatan dada putih serta belahan payudaranya. Kukira ukuran Branya dikit semakin besar dari Evi, lantaran saya tidak pernah menyentuhnya.

“Evi tengah ke Yogya, ia tengah Praktik kerja sepanjang 2 bulan” Kata Silvi sembari mainkan tali bathrope-nya.

“Jadi sejauh ini kamu sukai make love ya sama Evi, walau sebenarnya saya yakin kamu akan tidak demikian sama adikku”

“Maaf Mbak, saya nggak tahu kalau yang di dalam itu Mbak Silvi” Kataku sembari mataku melihat muka Silvi.

Rambutnya yang hitam sepundak tergerai basah. Dada yang putih dengan belahan yang kelihatan cukuplah dalam. Paha yang putih mulus serta kencang sampai betis yang tertangani rapi. Kalaupun menurutku Silvi bisa memperoleh angka 8 sampai 8,5.

“Lalu kalau bukan Mbak mengapa?, Kamu tidak ingin mencium Mbak, buat Mbak suka, memandikucingkan Mbak seperti yang kamu katakan barusan?” Bertanya Silvi memancingku.

“Aku sich ingin saja Mbak kalau Mbak kasih” Jawabku langsung tiada fikir kembali sembari mengambil langkah ke tempat tidur. Lantaran menjadi lelaki normal saya sudahlah tidak kuat meredam nafsuku memandang sesosok wanita cantik yang hampir pastinya telanjang lantaran baru usai mandi. Belum pula panorama dada serta putih mulus yang sangatlah merayu.

“Kamu udah lama make love dengan Evi, Ren?” Bertanya Silvi disaat saya duduk di samping kirinya. Saya tdk langsung menjawab, sehabis duduk di sampingnya saya mencium wangi harum tubuhnya.

“Tubuh Mbak harum sekali”, kataku sembari mencium lehernya yang putih serta tahapan.

Silvi menggeliat serta mendesah disaat lehernya kucium, mulutku juga naik serta mencium bibirnya yang mungil serta merah merekah. Silvi juga membalas ciumanku dengan hangatnya. Perlahan-lahan kumasukkan lidahku ke rongga mulutnya serta lidah kami juga sama-sama bersentuhan, hal tersebut bikin Silvi kian hangat.

Perlajan tangan kiriku menyelusup ke bath robenya serta meraba payudaranya yang kenyal. Sembari selalu berciuman kuusap serta kupijat lembut ke-2 payudaranya bergantian. Payudaranya juga kian mengeras serta putingnyapun mulai naik. Terkadang kumainkan putingnya dengan tanganku sembari selalu melumat bibirnya.

Saya juga mengedit posisiku, kurebahkan badan Silvi pada tempat tidur sembari selalu melumat bibirnya serta meraba payudaranya. Sehabis badan Silvi rebah, perlahan-lahan mulutku juga turun ke lehernya serta tanganku juga menarik tali pengikat bathrope-nya. 

Sehabis talinya lepas kubuka bathropenya. Saya berhenti mencium lehernya sesaat untuk memandang badan wanita yang akan kutiduri sesaat kembali, lantaran saya tidak pernah badan Silvi tiada seutas benang sedikitpun. Benar-benar panorama yang indah serta tiada cela dikit juga.

Payudaranya yang putih serta tegak melawan mempunyai ukuran 36 C dengan puting yang udah naik sangatlah menggairahkan. Pinggang yang langsing lantaran perutnya yang kecil. Bulu halus yang tumbuh di kurang lebih selangkangannya terlihat rapi, mungkin Silvi baru-baru ini mencukur rambut kemaluannya. Benar-benar panorama yang sangatlah indah.

“Hh” Desah Silvi membuyarkan lamunanku, Saya juga langsung menambahkan kegiatanku barusan berhenti lantaran terkagum pada keindahan tubuhnya.

Kembali kulumat bibir Silvi sembari tanganku mengelus payudaranya serta perlahan turun ke perutnya. Ciumanku juga turun ke lehernya. Desahan Silvi juga kian terdengar. Perlahan-lahan mulutku juga turun ke payudaranya serta menciumi payudaranya dengan leluasanya. Payudaranya yang kenyal juga mengeras disaat saya mencium sekitar payudaranya.

Tanganku yang tengah mengelus perutnya juga turun ke pahanya. Menyengaja saya membelai sekitar vaginanya dulu untuk memancing reaksi Silvi. Disaat tanganku mengelus paha sisi dalamnya, kaki Silvi juga merapat. Selalu kuelus paha Silvi sampai pada akhirnya perlahan-lahan tanganku juga ditarik oleh Silvi serta diarahkan ke vaginanya.

“Elus dong Ren, Supaya Mbak ngerasa enak Ren” Tuturnya sembari mendesah.

Bibir vagina Silvi udah basah disaat kesentuh. Kugesekan jariku selama bibir kemaluan Silvi, serta Silvi juga mendesah. Tangannya meremas kepalaku yang masihlah ada di payudaranya.

“Ahh, selalu Ren”, Pinggulnya kian bergyang hebat searah dengan rabaan tanganku yang kian cepat. Jari-jariku kumasukkan dalam lubang vaginanya yang semakn basah.

“Ohh Ren enak sekali Ren”, desah Silvi kian hebat serta goyangan pinggulnya kian cepat.

Jariku juga kian lega bermain dalam lorong sempit vagina Silvi. Kucoba input ke-2 jariku serta desahan dan goyangan Silvi kian hebat membuatku kian terangsang.

“Ahh Ren”, Silvi juga merapatkan ke-2 kakinya hingga tanganku terjepit dalam lipatan pahanya serta jariku masihlah selalu mengobok-obok vaginanya Silvi yang sempit serta basah.

Remasan tangan Silvi di kepalaku kian kencang, Silvi seperti tengah nikmati puncak kenikmatannya. Sehabis berjalan cukuplah lama Silvi juga melenguh panjang jepitan tangan serta kakinya juga mengendur. 

BLACK AND WHITE  SEX


Kesempatan saat ini langsung kupergunakan sesegera mungkin untuk melepas kaos serta celana jeansku. Penisku udah tegang sekali serta merasa tdk nyaman lantaran masihlah tertekan oleh celana jeansku. Sehabis saya tinggal memakai CD saja kuubah tempat tidur Silvi. Sebelumnya semua tubuh Silvi ada diatas tempat tidur, Saat ini kubuat cuma pinggul ke atas saja yang ada diatas tempat tidur, sedang kakinya menjuntai ke bawah.

Dengan tempat ini saya dapat memandang vagina Silvi yang merah serta indah. Kuusap terkadang vaginannya, masihlah merasa basah. Akupun mulai menciumi vaginanya. Merasa lengket tetapi harum sekali. Kukira Silvi tetap mengontrol sisi kewanitaannya ini secara teratur sekali.

“Ahh Ren, enak Ren”, racau Silvi. Pinggulnya bergoyang sejalan jilatan lidahku di selama vaginanya. Vagina merahnya kian basah oleh lendir vaginanya yang harum serta jilatanku. Desahan Silvi juga kian hebat disaat kumasukkan lidahku dalam bibit lubang vaginanya. Evi juga menggelinjang hebat.

“Terus Ren”, desahnya. Tanganku yang tengah meremas pantatnya yang padat ditariknya ke payudara. Tnagnku juga bekerja meremas-remas payudaranya yang kenyal. Sesaat lidahku tak henti menjilati vaginanya. Kakinya menjepit kepalaku serta pinggulnya oun bekerja tdk memiliki aturan. Sepuluh menit masalah ini berjalan serta Silvi juga menalami orgasme yang ke-2.

“Ahh Ren, saya keluar Ren”, saya juga rasakan cairan hangat yang keluar dari vaginanya. Cairan itu juga kujilat serta kuhabiskan serta kusimpan dalam mulutku serta selekas mungkin kucium bibir Silvi yang tengah terbuka supaya ia rasakan cairannya sendiri.

Lama kami berciuman, serta perlahan-lahan tempat penisku udah ada pas di muka vaginanya. Sembari selalu menciumnya kugesekkan ujung penisku yang muncul keluar CD ku ke bibir vaginanya. Tangan Silvi yang sebelumnya ada selain bekerja menjurus penisku serta menariknya. Tangannya mengocok penisku perlahan.

“Besar pun punyai kamu Ren, panjang lagi” Ujar Silvi di antara ciuman kami.

Sembari masihlah berciuman saya membebaskan CDku hingga tangan Silvi dapat lega mengocok penisku. Sehabis lima menit akupun menangkis tangan Silvi serta menggesekkan penisku dengan bibir vaginanya. Tempat ini lebih enak dibanding dikocok.

Perlahan-lahan saya mulai mengarahkan penisku dalam vaginanya. Disaat penisku mulai masuk, tubuh Silvi juga dikit terangkat. Merasa basah sekali akan tetapi nikmat. Lobang vaginanya lebih sempit dibanding Evi, atau lantaran lubang vaginanya belum pula terlatih dengan penisku.

“Ahh Rensha.. Demikian sayang, enak sekali sayang” Racaunya disaat penisku bekerja maju mundur. Pinggul Silvi juga kian liar bergoyang menandingi gerakanku. Akupun selalu menciumi sisi belakang lehernya.

“Ahh..” desahnya kian jadi. Akupun kian bernafsu untuk selalu memompanya. Kian cepat gerakanku kian cepat juga goyangan pinggul Silvi. Kaki Silvi yang menjuntai ke bawah juga bekerja memutari pinggangku. Akupun mengedit posisiku hingga semua tubuh kami ada diatas tempat tidur.

Sehabis semua tubuh ada di atas tempat tidur, akupun menjatuhkan dadaku di atas payudara besar serta kenyalnya. Tanganku juga bekerja ke belakang pinggulnya serta meremas pantatnya yang padat.

Goyangan Silvi juga kian menjadi-jadi oleh remasan tanganku di pantatnya. Sedang pinggulku juga tak henti bekerja maju mundur dalam waktu cepat serta goyangan pinggul Silvi yang kian liar.

“Ren.. Kamu hebat Ren.. Selalu Ren.. Penis kamu besar keras serta panjang Ren.. Selalu Ren.. Goyang tambah cepat kembali Ren..” demikian racau Silvi di celah kenikmatannya.

Saya juga kian cepat menggerakkan pinggulku. Vagina Slvi memang lebih enak dari Evi adiknya. Lebih sempit hingga penisku sangatlah nikmati ada dalam vaginanya. Goyangan Silvi yang kian liar, desahan yang tdk memiliki aturan membuatku kian bernafsu serta memercepat gerakanku.

“Mbak saya ingin keluar Mbak” Kataku.

“Di dalam saja Ren supaya enak” desah Silvi sembari tangannya menggenggam pantatku seakan ia tidak ingin penisku keluar dari vaginanya sedikitpun.

“Ahh” Desahku kala saya memuntahkan semua cairanku dalam lubang rahimnya.

Tangan Silvi mendesak pantatku sembari pinggulnya memajukan keatas, seakan ia masihlah ingin menambahkan kembali, matanya juga terpejam. Saya juga mencium bibir Silvi. Dengan tempat badanku masihlah diatasnya serta penisku masih pula dalam vaginanya. Mata Silvi terbuka, ia membalas ciuman bibirku sampai cukuplah lama. Badannya basah oleh keringatnya dan keringatku.

“Kamu hebat Ren, saya tidak pernah sepuas ini sebelumnya” Kata Silvi.

“Mbak pun hebat, vagina Mbak sempit, legit serta harum kembali.” Ucapku.

“Memang vagina Evi enggak” senyumnya sembari menggoyangkan pinggulnya.

“Sedikit lebih sempit Mbak punyai di banding Evi” jawabku sembari menggerakkan penisku yang masihlah menancap di dalamnya. Nampaknya Silvi masihlah ingin menambahkan kembali pikirku.

“Penis kamu masihlah keras Ren?” bertanya Silvi sembari memutar pinggulnya.

“Masih, Mbak masihlah ingin kembali?” tanyaku

“Mau tetapi Mbak di atas ya” Kata Silvi.

“Cabut dahulu Ren”

Sehabis dicabut, mulut Silvi juga bekerja serta mencium penisku, Silvi mengulum penisku lebih dahulu sembari memberikannya vaginanya padaku. Kembali berlangsung pemanasan dengan tempat 69. Desahan-desahan Silvi, vagina Silvi yang harum membuatku melupakan Evi sesaat waktu.

Hari itu sejak mulai jam lima sore sampai besok paginya saya bercinta dengan Silvi, entahlah berapakah kali kami orgasme. Serta itu juga berjalan hampir tiap-tiap malam sepanjang Evi belum pula kembali dari Praktik Kerjanya di yogya sepanjang 2 bulan lebih. Kupikir mumpung Evi tdk ada kucumbu saja kakaknya dahulu.

0 comments: