SEO page contents SEO page contents BOKEP MALAY CAR ~ VIDIO SEX KUNJUNGI KAMI LEBIH BANYAK VIDEO YANG MENARIK HANYA DI WWW.GAJAHQQ.COM DARI AYO BURUAN KUNJUNGI WEBNYA YA NANTI KAMI AKAN SELALU UPDATE :D

Bonus 10% untuk member baru

Tuesday, October 23, 2018

BOKEP MALAY CAR

MALAY CAR SAMPAI DESAH 


VIDIO SEX - Katakan saja namaku Lila, umurku 16 tahun, kelas 2 SMA. Menjadi anak SMA, tinggiku relatif tengah, 165 cm, dengan berat 48 kg, serta cup bra 36B. Untuk yg paling akhir itu, saya memang cukuplah percaya diri. Walaupun memang wajahku cukuplah manis (bukannya sombong, itu kata teman-temanku…) saya telah lama menjomblo, 1 tahun. Itu sebab saya sangat selektif menentukan pacar… tidak pengen salah pilih seperti yg kali terakhir. 


Di sekolah saya punyai kawan akrab namanya Stella. Ia ikut cukup cantik, walaupun lebih pendek dariku, tetapi ia kerap sekali ganti-ganti pacar. Stella sangatlah menarik, ditambah lagi dia kerap memakai baju atau kemeja yg minim… perduli sangat kata guru, pesona jalan senantiasa!

Waktu darmawisata sekolah ke Cibubur, saya serta ia sekamar, serta empat orang yang lain. Satu kamar memang di huni enam orang, tetapi memang kamarnya kecil bangeeet… saya serta Stella hingga berantem sama guru yg mengurus pembagian kamar, serta hasilnya, kami lantas dapat mendapatkan villa berbeda yg cukup lebih jauh dari villa induk. Dari sana, kami berenam tinggal dengan satu grup cewek yang lain, serta di belakang villa kami, cuma terpisah pagar tanaman, ialah villa cowok.

“Lil, lo telah beres-beres, belum pula?” bertanya Stella waktu dilihatnya saya tetap asik tidur-tiduran sekalian nikmati dinginnya hawa Cibubur, berbeda dengan Jakarta.

“Belum, ini baru pengen.” Jawabku sekenanya, sebab tetap malas bekerja.

“Nanti saja, deh. Kita berjalan-jalan, yuk,” ajak Stella enjoy.

“Boljug…” gumamku sekalian bangun serta menemaninya berjalan-jalan. Kami berkeliling-keliling melihat-lihat pasar lokal, villa induk, serta beberapa tempat berbeda yg menarik. Di jalan, kami bersua dengan Rio, Adi, serta Yudi yg kelihatannya kembali repot bawa pula banyak barang.

“Mau kemana, Yud?” sapa Stella.

“Eh, Stel. Gue ama yg berbeda pengen pindahan nih ke villa cowok yg satunya, villa induk telah penuh sich.” Rio yg menjawab. “Lo berdua pengen tolong, tidak? Hilang ingatan, gue telah tidak kuat bawa pula se-muanya, nih.” Pintanya memelas. 




“Oke, tetapi yg mudah ajaaa…” jawabku sekalian menggantikan barang-barang gampang. Stella turut memperingan beban Adi serta Yudi.

Hingga di villa cowok, saya bengong. Yg bener saja, jaman iya saya serta Stella mesti masuk kesana? Pada akhirnya saya serta Stella cuma membawa hingga pintu. Yudi serta Adi bergegas masuk, sesaat Rio malahan santai-santai di ruangan tamu. “Masuk saja kali, Stel, Lil.” Ajaknya cuek.

“Ngng… tidak perlu, Yud.” Tolakku. Stella diam saja.

“Stella! Sini dong!” terdengar teriakan dari dalam. Saya mengenalinya menjadi nada Feri.

“Gue bisa masuk, ya?” bertanya Stella sekalian ambil langkah masuk dikit.

“Boleh doooong!!” terdengar koor kompak anak cowok dari dalam. Stella langsung masuk, saya gak punyai alternatif lainnya tidak cuman mengikutinya.

Di, anak-anak cowok, kira-kira delapan orang, seandainya Rio yg di luar tidak dihitung, kembali asik nongkrong sekalian main gitar. Demikian lihat kami, mereka langsung berteriak girang, “Eh, ada cewek!! Serbuuuuu!!” Serentak, delapan orang itu maju seakan pengen kejar kami, saya serta Stella langsung mundur sekalian tertawa-tawa. Saya langsung mengetahui delapan orang itu, Yudi, Adi, Feri, Kiki, Dana, Ben, Agam, serta Roni. Semua dari kelas yg berlainan.

Gak lama, saya serta Stella telah ada pada mereka, bercanda serta ngobrol-ngobrol. Stella malahan dengan enjoy tiduran telungkup di kasur mereka, saya risih sekali memandangnya, tetapi diam saja. Tidak tahu siapa yg mulai, banyak yg menilai Stella. 




“Stell… tidak takut digrepe-grepe lu diatas sana?” bertanya Adi bercanda.

“Siapa berani, ha?” tantang Stella bercanda juga. Tetapi Kiki malahan menyikapi serius, tangannya naik menyentuh pundak Stella. Cewek itu langsung mem*kik menghindar, sesaat cowok-cowok berbeda malahan ribut soraki. Saya semakin grogi.

“Stell, bener ya kata rumor lo telah tidak virgin?” kejar Roni.

“Kata siapa, ah…” balas Stella pura-pura geram. Tetapi gayanya yg kenes malahan dikira seb-agai anggukan iya oleh banyak cowok. “Boleh dong, gue ikut nyicip, Stell?” bertanya Dio.

Stella diam saja, saya ikut jadi risih. Ditambah lagi bahu Feri mulai ditempelkan ke pundakku, serta tidak tahu berencana ataukah tidak, tangan Agam menyilang dibalik punggungku, seakan mau merangkul. Bingung sebab diimpit mereka, saya hendak memutuskan tidak untuk bekerja.

“Gue tetap virgin, Lila juga… kata siapa itu barusan?” omel Stella sekalian bekerja untuk turun dari kasur. Tetapi ditahan Roni. “Gitu saja geram, telah, kita bercakap kembali, jangan sampai tersinggung.” Bujuknya sekalian mengelus-elus rambut Stella. Saya tahu Stella dahulu sempat sukai sama Roni, jadi ia membi-arkan Roni mengelus rambut serta pundaknya, bahkan juga tdk geram waktu dirangkul pinggangnya.

“Lil, lo pengen dirangkul ikut sama gue?” bisik Agam di telingaku. Rupanya dia memahami kalaupun saya melihat tangan Roni yg mengalungi pinggang Stella. Tiada tunggu jawaban, Agam memeluk pinggangku, saya kaget, tapi sebelum memprotes, tangan Feri telah melekat di pahaku yg terbungkus celana selutut, sesaat pelukan Agam membuatku harusnya berbaring di dadanya yg bagian. Teriakan memprotes serta penolakanku terbenam di tengahnya sorakan yg berbeda. Rio bahkan juga hingga masuk ke kamar sebab dengar ribut-ribut barusan.

“Gue ikut pengen, dong!” Yudi serta Kiki mendekati Stella yang kembali dipeluk Roni, sesaat Adi, Ben, serta Rio menghampiriku. Berlainan denganku yg menjerit ketakutan, Stella malahan tampak keenakan dipeluk-peluki dari beragam arah oleh cowok-cowok yg mulai kegirangan itu.

“Jangan!” teriakku waktu Rio mencium pipi, serta mulai merambah bibirku. Sesaat Ben menjilati leherku serta tangannya singgah di dada kiriku, meremas-remasnya dengan gemas hingga saya ke-gelian. Kurasakan genggaman kuat Feri di dada kananku, sesaat Adi menjilati pusarku. Terny-ata mereka sudah membawa kaosku hingga sekedar dada. Saya menjerit-jerit meminta agar mereka berhenti, tetapi percuma. Kulirik Stella yg tengah mendapatkan perlakuan sama dari Roni, Yudi, serta Kiki, bahkan juga Dana sudah menanggalkan celana jins Stella serta melemparnya ke bawah kasur.

Semakin lama, perasaan geli yg nikmat membungkus tubuhku. Buang waktu saya menjerit-jerit, akhir-nya saya pasrah. Memandangnya, Agam langsung menanggalkan kaosku, serta mencupang punggungku. Feri serta Rio bahkan juga telah buka seluruhnya kemeja mereka terkecuali celana dalam. Saya terpesona ikut lihat dada Feri yg bagian serta harumnya ciri khas cowok. 

Saya cuma dapat terdiam serta meringis nikmat waktu dada bagian itu mendekapku serta menciumi bibirku dengan ganas. Saya membalas ciu-man Feri sekalian nikmati bibir Adi yg tengah mengulum payudaraku yg nyatanya telah terl-epas dari pelindungnya. Vaginaku berasa basah, serta gatal. Seakan tahu, Rio buka celanaku sekaligus juga CDku hingga saya langsung bugil. Cukup risih ikut dipandangi dengan demikian liar serta berkeinginan oleh cowok-cowok itu, tetapi saya telah mulai keenakan.

“Ssshh…. aaakhh…” saya mendesis waktu Adi serta Ben melumat payudaraku dengan liar. “Mmmh, toket lo montok sekali, Liiiil…” gumam Ben. Saya tersenyum bangga, tapi tdk lama, sebab saya langsung menjerit kecil waktu kurasakan sapuan lidah di bibir vaginaku. “Cihuy… Lila memang tetap perawan…” Agam yg tidak tahu semenjak kapan telah ada di daerah rahasiaku menyeringai. “Akkkhh… jangan sampai Gam…” desahku waktu kurasakan kesenangan yg tanpa tara.

MALAY CAR

“Gue telah kebelet, niih… gue perawanin ya, Lil…” Gak berasa, suatu hal yg bulat serta keras menyelinap ke vaginaku, nyatanya penis Agam telah siap untuk bersarang dari sana. Saya men-desah-desah dibarengi jeritan kesakitan waktu dia menyodokku serta darah fresh mengalir. “Sakiiit…” erangku. Agam menyodok kembali, kesempatan ini penisnya telah seutuhnya masuk, saya mulai terlatih, serta dia lantas langsung menggenjot serta menyodok-nyodok. Saya merintih nikmat.

“Ssshh… terusss… yaaa, akh! Akh! Nikmat, Gam! Teruuss… sayang, puasin gue… Akkkhh…”

Sesaat pantat Agam tetap bergoyang, cowok-cowok berbeda yg telah telanjang bundar mulai juga berebut menyodorkan penis mereka yg telah tegang ke bibirku.

“Gue dahulu ya, Lil… nih, lu karaoke,” papar Rio sekalian menyodokkan penisnya ke mulutku. Saya cukup canggung serta kaget menerimanya, tetapi lantas saya mulai mengulumnya serta mempe-rmainkan lidahku menjajahi barang Rio. Dia mendesah-desah keenakan sekalian merem-melek. Sesaat Ben tetap nikmati buah dadaku, Adi Kedengarannya telah mulai bergeser menjurus Stella yg dikerubuti serta digenjot ikut sama sepertiku. 

Perbedaannya, kulihat Stella telah nungging, ala doggy gaya, penis Dana tengah menggenjot vaginanya serta toketnya yg menggantung tengah dilahap oleh Kiki, sesaat mulutnya mengoral penis Yudi. Stella tampak sangat menikm-atinya, serta cowok-cowok yg mengerumuninya lantas demikian. Sekejap lantas, kulihat Dana orgasme, dan selanjutnya Rio yg keenakan barangnya kuoral ikut orgasme dalam mulutku, saya kelabakan serta nyaris saja memuntahkan cairannya.

Mendadak, kurasakan vaginaku banjir, nyatanya Agam telah orgasme serta menembakkan sper-manya di vaginaku, cowok itu terbaring lemas di sampingku, untuk beberapa saat, kukira dia tidur, tetapi lantas dia bangun serta menciumi pusarku dengan penuh nafsu. Saat ini, vaginaku suda-h di isi kembali dengan penis Beni. 

Penisnya tambah besar serta menggairahkan, hingga bikin mata-ku terbelalak terpukau. Beni menyodokkan penisnya dengan pelan-pelan sebelum mulai mengg-enjotku, berasa sangatlah nikmat seperti melayang-layang. Ke-2 kakiku menjepit pinggangnya serta bongka-han pantatku ikut bergoyang penuh gairah. Kubiarkan tubuhku jadi punya mereka.

“Akkkhh…. ssshh… senantiasa, teruuusss sayaaang… akh, nikmat, aaahhh…” erangku keenakan. Tok-etku yg bergoyang-goyang langsung diamankan oleh mulut serta tangan Rio. Dia mainkan puting susuku serta mencubit-cubitnya dengan gemas, saya kian berkelojotan keenakan, serta meracau tdk jelas, “Akkkhh… teruuuss… entot gue, entooott gue teruuss! Gue punya luu… aakhh…!!”

“Iya sayyyaangg… gue entot lu ampe puasss…” sahut Ben sekalian mencengkeram pantatku serta mepercepat goyangan penisnya. Rio ikut kian lahap nikmati gunung kembarku, menjilat, menggigit, mencium, seakan mau menelannya bulat-bulat, serta sebelum saya sudah sempat meracau kembali, Agam sudah mendaratkan bibirnya di bibirku, kami sama sama berpagutan penuh gairah, melilitkan lidah dengan benar-benar liar, serta klimaksnya waktu gelombang kesenangan melandaku hingga ke puncaknya.

“Aaakkhh…. gue mau…!” Belum pula tuntas ucapanku, saya langsung orgasme. Ben menyusul beber-apa waktu lantas, serta vaginaku sungguh-sungguh banjir. Badan Ben langsung jatuh dengan tempat penisnya masihlah dalam jepitan vaginaku, dia memeluk pinggangku serta menciumi pusarku dengan lemas. Sesaat saya tetap saja digerayangi oleh Agam yg gak perduli dengan keadaanku serta minta untuk dioral, serta Rio yg menggosok-gosokkan penisnya di toketku dengan nikmat.

Sekejap lantas, Agam lantas orgasme kembali. Agam jatuh dengan tempat muka pas di sampingku, sesaat Rio tiada belas kasihan masukkan penisnya ke vaginaku, serta mengge-njotku kembali sesaat saya berciuman penuh gairah dengan Agam. Selang sekejap Rio org-asme serta jatuh menindihku dengan penis tetap menancap, dia memelukku mesra sebelum kemud-ian tertidur. Saya sudah sempat dengar erangan nikmat dari arah Stella, sebelum pada akhirnya sungguh-sungguh tertidur kepayahan, membiarkan Beni serta Agam yg tetap menciumi sekujur tubuhku.

Saat tiga hari kami dari sana, kami tetap mengerjakannya tiap-tiap ada peluang. Telah gak ter-hitung kembali berapakah kali penis mereka mencumbu vaginaku, tapi saya nikmati itu semua. Bahk-an, kalau tiada yg lihat, saya serta Stella tetap kerap bermesraan dengan satu diantara mereka, seperti waktu saya berpapasan dengan Agam pada tempat sepi, saya duduk di pangkuannya sesaat tangannya menggerayangi dadaku, serta bibirnya berciuman dengan bibirku, serta penis-nya menusuk-nusukku dari bawah. Benar-benar pengalaman yg mendebarkan serta penuh nikmat—tubuhku ini sudah digauli serta dipunyai ramai-ramai, tapi saya malahan ketagihan.

0 comments: