SEO page contents SEO page contents MEMEK RAPAT ~ VIDIO SEX KUNJUNGI KAMI LEBIH BANYAK VIDEO YANG MENARIK HANYA DI WWW.GAJAHQQ.COM DARI AYO BURUAN KUNJUNGI WEBNYA YA NANTI KAMI AKAN SELALU UPDATE :D

Bonus 10% untuk member baru

Wednesday, January 17, 2018

MEMEK RAPAT




Sepanjang bekerja jadi sopir taksi di ibukota sepanjang lebih dari satu tahun Faried udah banyak menjumpai peristiwa yang mengatakan fenomena itu. Satu kala, ia kembalikan dompet seseorang ibu yang ketinggal di taksinya. Sesungguhnya, ia tdk menginginkan keuntungan apa-apa dari situ, sebab baginya kejujuran serta kepolosan telah jadi area integral dari jiwa, badan serta seluruh kegiatan kesehariannya.


Kalau lantas lantas, si ibu dengan ekspresi muka lega serta perkataan terima kasih tidak terhingga, lantas memberi duit jadi penghargaan atas ‘jasa’ nya, serta lantas dengan halus si sopir itu menampiknya, itu sekedar karna apa yang udah ia kerjakan telah jadi tugasnya. Prinsip Faried untuk menjunjung tinggi ‘harkat ke-supir taksi-an’ saya, tidak lebih. Pada peluang beda, ia membantu seseorang korban kecelakaan jalan raya dimuka universitas satu perguruan tinggi.

LIHAT JUGA = NGENTOT ANAK BOS

Ia selekasnya membawanya ke unit kritis darurat rumah sakit paling dekat, dengan tdk mempertimbangkan sekali lagi berapakah tarif taksi yang bisa diperolehnya apabila ia masih meremehkan peristiwa itu. Semua merasa seperti aksi ‘bawah sadar’ yang udah terdapat demikian rupa sepanjang bertahun-tahun, mulai sejak ayahnya yang udah almarhum menanamkan nilai-nilai kearifan tradisionil dalam diri Faried.

CARI JODOH BISPAK 200 RIBU SHORTIME

Hari itu Faried kembali menekuni rutinitasnya seperti umum. Untuk yang satu ini memanglah bukan adat yang umum, karna tiap-tiap petang tiba, ia menjemput Ayu (25 th.), tokoh sentral seterusnya, yang yaitu seseorang wanita panggilan ‘kelas atas’ yang tinggal di satu tempat tinggal elegan di satu kompleks pemukiman real estate, untuk lantas membawanya ke satu tempat, dimana saja, yang udah disetujui terlebih dulu oleh pelanggan setianya itu. Ayu telah menyewa taksi Faried sepanjang enam bln..

Jadi pada jam-jam tertentu–biasanya petang hari–Faried menjemputnya dirumah itu, membawanya ke tempat yang selalu berlainan bergantung mana yang ditunjuk wanita itu, seterusnya mengantarnya kembali pulang sesudah ‘bisnis’-nya selesai pada jam-jam spesifik juga. 

Ayu membayar cukup mahal untuk pekerjaan itu serta Faried terima itu jadi area tidak terpisahkan dari harkat ‘ke-supir taksi-an’ nya. Ia tdk berasumsi itu jadi kerja yang hina karena terima bayaran dari hasil desah serta keringat maksiat Ayu. 

Ini area dari pekerjaan, sekian ia mencari argumen pembenarannya. Faried senantiasa berasumsi persetan dengan seluruhnya asumsi sinis berkenaan dianya sendiri. Baginya, ia masih mempunyai hak untuk tentukan sikap serta lakukan apa yang paling baik bagi

dianya. Prinsip sederhana memanglah tapi logis. Telah empat bln. lamanya Faried lakukan ‘tugas rutin’ itu. Ia telah mengupayakan menyingkirkan beban psikologis apapun termasuk juga perasaan cinta. Terus jelas jadi seseorang pria, Faried memanglah tidak bisa memungkiri kata hati kalau Ayu memanglah cantik serta diam-diam ia udah jatuh cinta pada pandangan pertama. 

Dengan rambut sebahu, muka oval seimbang, hidung bangir, kulit putih serta postur badan ramping semampai, Ayu nampak menarik mata tiap-tiap pria yang memandangnya, termasuk juga dianya sendiri. Jadi lelaki bujangan serta normal, Faried tidak bisa menepis getar-getar aneh waktu wangi minyak wangi Ayu yang ciri khas menyerbu hidung kala ia masuk ke taksinya. Tapi ia mengupayakan menghimpit perasaan itu sekuat-kuatnya.

Terutama, kala keluar rasa cemburu, waktu Ayu tampak digandeng oom-oom kaya yang lebih layak jadi ayahnya. Faried seyogyanya mesti menyesuaikan diri pada tempat yang benar : ia yaitu pelanggan serta saya cuma supir taksi. Jadi ia mematuhi ‘rambu-rambu’ itu dengan cara berkelanjutan. 

Terutama dengan cara fisik serta finansial ia kalah jauh dibandingkan Ayu, tidak mungkin wanita gedongan serta telah punya kebiasaan nikmati kemewahan seperti Ayu ingin dengan sopir taksi miskin dengan tampang ndeso seperti dianya sendiri, tidakkah itu seperti pungguk merindukan bln.? Faried cukup tahu diri tentang hal semacam ini. 

Percakapan mereka lantas, baik kala pergi ataupun pulang, biasa-biasa saja. Tidak ada yang istimewa, bahkan juga hampir berbentuk teratur. Faried mengupayakan melindungi jarak dengan Ayu supaya tdk ikut serta lebih jauh ke persoalan yang sifatnya sangat pribadi. Namun akhir-akhir ini telah ada sedikit ‘peningkatan kwalitas perbincangan’. Tidak cuma sekedar, ‘Mau ke mana? ’ atau ‘Jam berapakah ingin dijemput? ’, dsb. 

Ayu mulai bertanya latar belakang pribadi sang sopir langganannya itu sampai bertanya ada berapakah jumlah penumpang di taksinya untuk hari ini. Pasti Faried lantas ada rasa senang pada perubahan menarik ini. Awalnya sang sopir agak rikuh tapi perlahan-lahan ia mulai bisa beradaptasi serta jadi pembicara maupun pendengar yang baik.

Bersamaan berjalannya saat, jalinan emosional mereka lantas berjalan hangat. Ayu mulai tidak canggung-canggung membuka kisah hidupnya pada si sopir. Ia nyata-nyatanya product keluarga broken home. Bapak serta ibunya bercerai, ibunya kabur dengan pria beda hingga ia turut ayahnya yang pemabuk serta tukang main jam. 

Ia tdk tahan serta prihatin dengan situasi mirip itu hingga mengambil keputusan untuk minggat dari tempat tinggalnya serta mengadu nasib ke ibukota. Kuliahnya lantas tdk usai. Awalannya ia tinggal dirumah seseorang famili jauhnya serta mulai mencari pekerjaan supaya bisa mandiri.

“Saya mesti selalu hidup serta berjuang”, kata Ayu memutuskan hati.

“Kalau Mbak Ayu sendiri bagaimana? ” ia balik ajukan pertanyaan.

“Abang tahu sendiri, kan? Banyak. Banyak, ” sahut Ayu, suaranya terdengar hambar, kedengarannya ia seperti melemparkan satu lelucon atau apologi? entahlah

“Banyak memanglah. Tapi hampa, ” Faried menyikapi dengan getir.

Hari itu yaitu hari paling akhir kontrak sewa Faried dengan Ayu. Ia menekuni adat ekstranya seperti umum, ia menjemput Ayu pada saat serta tempat yang sama.

“Maaf, apa ini miliki Mbak? Tempo hari saya nemuin di belakang” kata Faried sembari memberikan lipstick yang dipungutnya kemarin

“Ohh…iya benar, terima kasih ya Bang, kelihatannya jatuh saat saya ngambil rokok kemarin” Ayu tersenyum berterima kasih seraya ambil lipstick itu.

“Saya tidak dapat menjawabnya Bang. Abang tidak dapat sempat tahu ukuran serta nilai kebahagiaan untuk saya seperti apa. Begitu juga demikian sebaliknya. Kita miliki ‘nilai rasa’ yang tidak sama dalam menakar kebahagiaan, ” Ayu bertutur lambat dengan tdk mengalihkan pandangan ke arah luar taksi.

“Silakan Bang, diminum dahulu kopinya” mendadak Ayu telah ada di depannya serta menempatkan satu gelas kopi yang masih tetap mengepul atas meja di depanku.

Badannya agak membungkuk, hingga sopir taksi itu dapat lihat sekelebatan benjolan dua bukit dadanya yang kencang serta dibalut bra hitam lewat gaun terusannya yang longgar. Sejenak dadanya berdesir serta ia merasakan celananya mendadak jadi sempit.

“Makasih ya Mbak! ”

Ayu lantas duduk di sampingnya cukup dekat untuk ukuran seseorang sopir taksi serta penumpangnya. Keduanya mulai mengobrol serta cerita berkenaan apa sajakah, juga sama-sama bertukar lelucon serta mereka tertawa terlepas.

“Ini hari paling akhir kita berjumpa Bang! Besok saya pergi…makasih ya bantuannya sepanjang ini” kata Ayu berkata sembari menghela nafas.

Sampai satu waktu, Faried berkemauan kuat dengan dada berdebar keras memegang jemari tangan wanita itu, ia pingin memberikan penghiburan saat sebelum pergi jauh kurun waktu relatif lama. Ayu agak tertegun, tapi tdk menampik.

“Ayo sini Bang! ” ajak Ayu sembari menggandeng tangan Faried.

“Tapi Mbak…mau apa? ” Faried gugup dengan ajakan wanita itu.

Ia menurut saja meski merasakan canggung karna baru sempat seseorang wanita mengajaknya masuk ke kamarnya begini.

“Eeennggg…. kamarnya bagus ya Mbak! ” pujinya sembari tutup kegugupan, “kita ingin apa Mbak? ”

Ayu cuma menjawab terima kasih, dia selalu membimbing Faried sampai masuk kamar mandinya. Didalam kamar mandi, ia lihat air kran masih tetap mengucur deras nyaris penuhi separuh dari bathtub. Wangi harum dari bubble bath selekasnya penuhi paru-paru pria itu.

“Bang…makasih ya atas bantuannya sepanjang ini” kata Ayu lantas mendadak merangkul sembari mendorong Faried ke belakang hingga badan pria itu terjepit ke tembok, tangannya lantas meraba sekujur badan sopir itu, “abang orang baik, tulus, tidak sering saya dapati orang seperti abang zaman saat ini, terlebih didunia saya”

“Eeee…apaan nih Mbak? ” Faried coba menghindar pada ingin serta tdk.

“Anggap ini hadiah perpisahan dari saya Bang…sekaligus terima kasih untuk kembalikan lipstik saya itu” habis berkata Ayu lantas mencium Faried dengan bernafsu sekali sembari tangannya meremas-remas selangkangan pria itu.

“Yuk…kita sembari berendam saja! ” Ayu “menuntun” penis Faried menuju bathtub.

“Oohhhhhh…. Bang, enak Bang…terushhh…saya milikmu malam hari ini! ” desah Ayu

Faried tengah menciumi leher Ayu, tangannya meremas lembut payudara montok itu. Ayu yang sangatlah memiliki pengalaman dalam hal semacam ini, tidak ingin kalah. Ia mengocok lambat penis Faried. Sopir bertampang ndeso itu lantas jadi lebih buas karna terangsang, ia memutar muka wanita itu ke belakang seterusnya bibir mereka berjumpa, sama-sama pagut, sama-sama gigit, lidah keduanya berbelitan serta air ludah mereka bercampur

Pada akhirnya sesudah seperempat jam, mereka lantas menyudahi pemanasan yang penuh gairah itu karna kulit mereka mulai keriput dikarenakan oleh sangat lamanya kami berendam di air bubble bath. Ayu menciumi muka ndeso itu dengan penuh kelembutan serta pada akhirnya keduanya lakukan “french kiss” sekali lagi dengan tempat sama-sama mendekap. 

Sesudah bahagia lakukan “french kiss”, Ayu berdiri serta memutar kran shower untuk mencuci badan mereka. Di bawah derai siraman air shower, keduanya kembali berpelukan serta lakukan “french kiss” sekali lagi. Saling meraba, sama-sama mengelus serta menyusuri badan pasangan semasing.

Rupanya Ayu telah birahi tinggi. Ia menambah satu kakinya ke tepi bathtub serta membimbing penis Faried ke arah gerbang kewanitaannya.

“Saya telah kepengen banget Bang, mari setubuhi saya…buat saya menggelepar keenakan! ” pintanya.

Faried membantunya sembari tangan kirinya memilin-milin puting payudara kanannya. Ia menggeser-geserkan ujung kepala kemaluannya pada klitorisnya. Perlahan-lahan, ia mendorong masuk penisnya kedalam liang kemaluan Ayu. Pelan.. lembut.. perlahan-lahan.. sembari selalu mengulum bibir merahnya. 

Ayu mendekap si sopir taksi sembari mendesis di sela-sela ciuman mereka. Pada akhirnya amblaslah kurang lebih tiga per empat dari panjang kemaluan Faried, serta mulai maju-mundur menggenjot vagina wanita itu. Ayu pejamkan matanya sembari selalu mendesis serta melenguh. Ia memeluk pria itu jadi lebih kencang. 

Faried mengayunkan pantatnya jadi lebih cepat dengan tusukan-tusukan dalam yang ia gabungkan dengan tusukan-tusukan dangkal. Ayu menolong dengan putaran pinggulnya, buat batang kemaluan Faried seperti disedot serta diputar oleh liang kemaluannya. Guyuran air shower menaikkan erotis situasi serta enaknya sensasi yang mereka alami.

Faried rasakan lubang kemaluan Ayu jadi lebih licin serta jadi lebih gampang baginya untuk lakukan tusukan-tusukan kesenangan yang mereka rasakan dengan. Sesudah agak lama lakukan tempat ini, Ayu menarik pantatnya hingga batang kemaluan pria itu terputus dari lubang kemaluannya. Kemudian ia membalikkan badannya serta agak membungkuk, menahan badannya dengan berpegangan pada dinding kamar mandi. 

Rupanya dia pingin rasakan tempat “rear entry” atau yang lebih popular dengan makna “doggy model”. Kemaluannya yang berwarna merah jambu telah buka, menantang, serta tampak licin basah. Perlahan-lahan Faried memasukkan batang kemaluannya yang tegang kaku serta keras kedalam lubang kemaluan Ayu.

“Aaaahh…. yahhh! ” desis Ayu dengan badan mengejang.

Faried mulai mengayunkan pantatnya maju-mundur, menusuk-nusuk lubang kemaluan Ayu. Ayu merapatkan ke-2 kakinya hingga batang kemaluan pria itu jadi lebih terjepit didalam liang kemaluannya. 

Faried rasakan kesenangan yang menakjubkan serta sensasi yang sulit dilukiskan dengan kalimat setiap saat ia menghujamkan kemaluannya. Tangannya meremas-remas pantat Ayu berpindahan dengan remasan-remasan pada payudaranya. Kadang-kadang, ia menggigit-gigit kecil di daerah kurang lebih tengkuk serta pundak wanita itu.

Sesudah cukup lama bergumul dalam tempat doggie, mendadak Ayu memohon berhenti lantas membalik badannya dari tempat “rear entry” ke tempat berhadap-hadapan.

“Nikmati saya sepuas-puasnya malam hari ini Bang, bisa saja ini pertama serta paling akhir kalinya buat kita! ” tukasnya dengan nafas tersenggal-senggal.

Habis berkata Ayu segera mencium Faried dengan ganasnya sembari mencengkeram erat punggung pria itu, merapatkan badannya serta menggapai penisnya yang masih tetap menegang. Faried mengangkat kaki kiri wanita itu serta mengarahkan penisnya ke liang kemaluannya. 

Dengan sekali dorong penis itu lantas kembali masuk liang kewanitaan Ayu yang sangatlah berlendir itu. Sesudah penisnya masuk, Faried lantas menyentak-nyentaik batang kemaluannya sekali lagi, jadi lebih keras, jadi lebih cepat serta bertenaga. Keduanya jadi lebih terlepas kontrol, erangan mereka sahut-menyahut berpadu dengan nada shower karena dirundung nikmat yang menakjubkan.

“Aaaarrgghh…. entot memekku, Bang…, yah…gituuuuuhh…yang keras, yang keras…. oohhhh, kontol Abang enak bangettthhh! ” ceracau Ayu tdk karuan

Faried lantas jadi merasakan begitu perkasa serta jadi lebih bergairah karna merasakan berhasil buat wanita itu keenakan. Jadi ia jadi lebih kuat menyodoki batang kemaluannya didalam vagina Ayu. Bersamaan dengan jadi lebih kuatnya rintihan serta erangannya. Ayu rasakan klimaksnya sangatlah dekat.

“Saya keluaarr Bang..! Aaagghh..! ” serunya sembari memeluk Faried erat-erat.

“Ayo Pa, seandainya telat, kelak kasian Lina nunggu sendirian di sekolah, telah ingin jamnya nih! ” kata Anita mengajak suaminya untuk selekasnya meninggalkan mall itu.

“Oke Ma, yukk!! ” Faried menggandeng tangan istrinya serta percepat langkah.

“Omong-omong Ayah miliki berlangganan cantik juga ya…pantes Ayah kerasan lama-lama jadi sopir taksi dahulu hehehe” canda Anita sembari masih jalan.

Faried cuma tertawa nyengir, hatinya tenang saat ini, ia serta Ayu udah temukan kebahagiaannya semasing. Semua suatu hal memanglah ada saatnya semasing, manusia cuma butuh mengupayakan sebaik-baiknya, nantinya karma serta darma akan tiba pada waktunya nantinya.

0 comments: