SEO page contents SEO page contents MABUK ~ VIDIO SEX KUNJUNGI KAMI LEBIH BANYAK VIDEO YANG MENARIK HANYA DI WWW.GAJAHQQ.COM DARI AYO BURUAN KUNJUNGI WEBNYA YA NANTI KAMI AKAN SELALU UPDATE :D

Bonus 10% untuk member baru

Wednesday, January 24, 2018

MABUK


Vidiosex258 kumpulan film dari bebagai negara dan berbagai jenis film bokep dan bokep indo , bokep barat ,bokep berbagai negara semua ada di vidiosex258


Sesaat suamiku jadi tambah repot saja di kantor, maklum dia bekerja di satu kantor Bank Pemerintah dibagian Teknologi, jadi pulangnya seringkali terlambat. Kondisi ini berjalan kian waktu, sampai satu waktu berlangsung hal baru yang memberi warna kehidupan kami, terutama kehidupan pribadiku sendiri. Ketika itu kami beroleh berita kalau bapak mertuaku yang ada di Amerika punya maksud datang ke tempat kami.


Memang sampai kini ke-2 mertuaku tinggal di Amerika dengan anak wanita mereka yang menikah dengan orang sana. Dia datang kesempatan ini ke Indonesia sendiri untuk menuntaskan suatu hal masalah. Ibu mertua tidak dapat turut lantaran ujarnya kakinya sakit. film bokep Ketika hingga saat kehadirannya, kami menjemput di airport, suamiku segera mencari-cari ayahnya. 

LIHAT JUGA = BOKEP BERDARAH

Suamiku segera berteriak senang dikala temukan sosok seseorang pria yang tengah duduk sendiri di ruangan tunggulah. Orang itu segera berdiri serta hampiri kami. Ia lantas berpelukan dengan suamiku. Sama-sama melepas rindu. Saya menyimak mereka. 

Bapak mertuaku masih tetap kelihatan muda diumurnya saat akhir 50-an, walau kulihat terdapat banyak helai uban di rambutnya. Badannya yang tinggi besar, dengan kulit gelap masih tetap tegap serta berotot. Nampaknya ia tdk sempat meninggalkan kesukaannya berolah raga mulai sejak dahulu.

Saya seperti dibuai oleh hembusan angin semilir yang menimpa bagian-bagian sensitif di badanku. Tanpa ada sadar saya menggeliat rasakan semuanya sembari melenguh perlahan-lahan. Dalam tidurku, saya punya mimpi suamiku tengah membelai-belai badanku serta kerena memanglah sudah cukup lama kami tdk terkait tubuh, mulai sejak kandunganku berusia 8 bln., yang bermakna telah nyaris 3 bln. lamanya, jadi merasa suamiku begitu agresif menelusuri bagian-bagian peka dari pojok badanku. 

Mendadak saya sadar dari tidurku… tapi sepertinya mimpiku masih tetap selalu berlanjut. Jadi belaian, sentuhan dan remasan suamiku ke badanku semakin merasa riil. Kemudian saya menduga ini perbuatan suamiku yang sudah kembali dari kantor. 

Ketika saya buka mataku, tampak sinar jelas masih tetap memancar masuk dari lobang angin dikamarku, yang bermakna hari masih tetap sore.Bokep indo Lagian ini kan hari Senin, semestinya dia baru pulang agak malam, jadi siapa ini yang tengah mencumbuku… Saya selekasnya terbangun serta buka mataku lebar-lebar. 

Nyaris saja saya menjerit sekuat tenaga demikian lihat orang yang tengah geluti badanku. Ternyata… dia yaitu mertuaku sendiri. Melihat saya terbangun, mertuaku sembari tersenyum, selalu saja meneruskan aktivitasnya menciumi betisku.

“Nov… Kamu tidak kasihan lihat Ayah begini? Ayolah, Ayah kan telah lama merindukan untuk dapat nikmati tubuh Novi yang langsing padat ini….!!!! ”, desaknya. “Jangan bicara demikian. Ingat Yah… saya kan menantumu…. istri Toni anakmu? ”, jawabku coba menyadarinya. “Jangan mengatakan-nyebut si Toni sekarang ini, Ayah tahu Toni belum juga menggauli nak Novi, mulai sejak nak Novi habis melahirkan… 

Betul-betul keterlaluan tu anak….!!, lanjutnya. Rupanya tidak tahu melalui langkah bagaimana dia dapat memancing interaksi kita suami istri dari Toni. Ooooh…. betul-betul bodoh si Toni, batinku, tidak tahu tingkah laku Bapaknya.

Mertuaku sembari selalu mendorongku berkata kalau ia sudah terkait dengan adanya banyak wanita beda terkecuali ibu mertua serta dia tidak sempat beroleh wanita yang memiliki badan yang semenarik seperti badanku ini. Saya 1/2 tidak yakin mendengar omongannya. Ia cuma coba merayuku dengan rayuan murahan serta berasumsi saya dapat terasa tersanjung. 

Saya coba menghindar… tapi telah tak ada sekali lagi ruangan gerak bagiku di pojok tempat tidur. Ketika kutatap berwajah, saya lihat mimik mukanya yang kelihatannya semakin hitam lantaran sudah dipenuhi nafsu birahi. Saya mulai berfikir bagaimana langkahnya untuk turunkan keinginan birahi mertuaku yang terlihat telah menggelora. 

Melihat langkahnya, saya sadar mertuaku dapat melakukan perbuatan apapun supaya tujuannya kesampaian. Kemudian terlintas dalam fikiranku untuk mengocok kemaluannya saja, hingga nafsunya dapat tersalurkan tanpa ada mesti memperkosa saya.

Sebentar sekali lagi pasti dapat selekasnya usai telah, fikirku mulai tenang. Dua menit, tiga… hingga lima menit selanjutnya mertuaku masih tetap bertahan walau kocokanku telah jadi tambah cepat. Kurasakan tangan mertuaku menggerayangi ke arah dadaku. Saya kembali mengingatkan supaya janganlah melakukan perbuatan beberapa macam. “Nggak apa-apa ….. agar cepet keluar.. ”, kata mertuaku berikan argumen. 

Saya tdk mengiyakan dan tdk menepisnya lantaran kupikir ada benarnya juga. Agar cepat usai, kataku dalam hati. Mertuaku tersenyum melihatku tdk melarangnya sekali lagi. Ia dengan lembut serta hati-hati mulai meremas-remas ke-2 payudara dibalik dasterku. Saya memanglah tdk kenakan kutang kerena habis menyusui si kecil barusan. Jadi remasan tangan mertua segera merasa lantaran kain daster itu begitu tidak tebal. Sebagai wanita normal, saya rasakan kesenangan juga atas remasan ini.

Akh gemilang! Saya menjerit dalam hati sembari menyesali diri. Saya emosi pada diriku sendiri, terlebih pada badanku sendiri yang telah tidak pingin ikuti perintah fikiran sehatku. Badanku meliuk-liuk ikuti irama permainan lidah mertuaku. Ke-2 pahaku mengempit kepalanya seakan pingin membenamkan muka itu dalam selangkanganku. Kuakui ia memanglah pintar buat birahiku mencapai puncak. Saat ini saya telah lupa dengan siasat awal mulanya. Saya telah terikut arus. Saya jadi pingin menyeimbangi permainannya. Mulutku bermain dengan lincah. Batangnya kukempit dengan buah dadaku yang membusung penuh serta kenyal.




Maklum, masih tetap menyusui. Sesaat ****** itu bergerak diantara buah dadaku, mulutku tidak sempat terlepas mengulumnya. Tanpa ada kusadari kami sama-sama mencumbu sisi vital semasing sepanjang lima belas menit. 

Saya jadi tambah meyakini bila mertuaku menggunakan obat kuat. Ia sekalipun belum juga perlihatkan sinyal tanda dapat keluar, sesaat saya telah mulai rasakan desiran-desiran kuat bergerak cepat ke arah pusat kewanitaanku. Jilatan serta hisapan mulut mertuaku betul-betul membuatku tidak berdaya. Saya jadi tambah tidak terselesaikan. 

Pinggulku meliuk-liuk liar. Badanku mengejang, semua aliran darah terasanya berhenti serta saya tidak kuasa untuk menahan himpitan kuat gelombang lahar panas yang mengalir demikian cepat. “Oooohhhhh……. aaaa…. aaaaa ……aaauugghhh hhhh hh..!!!!! ” saya menjerit lirih demikian aliran itu mendobrak pertahananku. Kurasakan cairan kewanitaanku menyembur tidak tertahankan.

Badanku menggelepar seperti ikan terlempar ke darat rasakan kesenangan ini. Saya terkulai lemas sesaat batang ****** mertuaku masih tetap ada dalam genggamanku serta masih tetap mengacung dengan gagahnya, bahkan juga merasa semakin kencang saja. Saya mengeluh lantaran tidak miliki alternatif lain. Telah kepalang basah. 

Saya telah tdk memiliki cukup tenaga sekali lagi untuk menjaga kehormatanku, saya cuma tergolek lemah tidak berdaya waktu mertuaku mulai menindih badanku. Dengan lembut ia menyeka wajahku serta berkata begitu cantiknya saya saat ini. “Noviii….. kau benar-benar cantik. Badanmu indah serta langsing tapi padat memuat.., mmpphh..!!! ”, ujarnya sembari menciumi bibirku, coba buka bibirku dengan lidahnya. Saya seolah kagum oleh pujiannya. 

Cumbu rayunya demikian menggairahkanku. Saya diperlakukan seperti satu porselen yang gampang pecah. Demikian lembut serta hati-hati. Hatiku tidak tahu kenapa jadi tambah melambung tinggi mendengar semuanya kekagumannya pada badanku. 

Wajahku yang cantik, badanku yang indah serta memuat. Payudaraku yang membusung penuh serta menggantung indah di dada. Permukaan agak menggembung, pinggul yang membulat padat memuat menyambung dengan buah pantatku yang `bahenol’.

Tetapi nampaknya ia pingin melihatku menanggung derita oleh siksaan nafsuku sendiri. Kuakui memanglah saya telah tidak tahan untuk selekasnya nikmati batang kontolnya dalam memekku. Saya pingin selekasnya membuatnya `KO’. Selalu jelas saya begitu penasaran dengan keperkasaannya. Kuingin memperlihatkan kalau saya dapat membuatnya cepat-cepat menjangkau puncak kesenangan. “Yah..? ” panggilku menghiba.

Kubenamkan wajahku di samping bahunya. Pinggul kuangkat tinggi-tinggi sesaat ke-2 tanganku meraih buah pantatnya serta menarik kuat-kuat. Kurasakan semprotan untuk semprotan memancar kencang dari dalam diriku. Saya meregang seperti ayam yang baru dipotong. 

Badanku mengejang-ngejang diatas puncak kesenangan yang kualami untuk ke-2 kalinya waktu itu. “Yaaaah.., ooooohhhhhhh.., Yaaaahhhhh.. eeee…eeennnaaaak kkkkkkk…!!! ” Cuma itu yang dapat keluar dari mulutku karena sangat dahsyatnya kesenangan yang kualami dengannya. 

“Sayang nikmatilah semuanya. Ayah pingin anda sanggup rasakan kenikmatan yang sebenarnya belum juga sempat anda alami…. ”, bisik bapak dengan mesranya. “Bapak sayang kepada kamu, Ayah cinta padamu….

Bokep barat Ayah pingin melampiaskan kerinduan yang menyesak sampai kini.. ”, lanjutnya tidak henti-henti membisikan untaian kalimat indah yang terdengar demikian romantis. Saya mendengarnya dengan perasaan tidak menentu. 

Mengapa ini datangnya dari lelaki yang bukanlah hendaknya kusayangi. Kenapa kesenangan ini kualami dengan mertuaku sendiri, tidak dari anaknya sebagai suamiku…????. Tanpa ada merasa air mata menitik jatuh ke pipi. Mertuaku terperanjat lihat ini. Ia kelihatan demikian risau melihatku menangis. “Novi sayang, mengapa menangis? ” bisiknya cepat-cepat. “Maafkan Ayah bila sudah buat kamu menanggung derita.. ”, lanjutnya seraya memeluk serta mengelus-elus rambutku dengan penuh kasih sayang. 

Saya jadi tambah sedih rasakan ini. Namun ini tidak sekedar kelirunya. Saya juga berandil besar dalam kekeliruan ini. Saya tdk dapat menyalahkannya saja. Saya mesti jujur serta adil menyikapinya.

Kulirik kewajah mertuaku nampaknya suka pada perubahanku ini. Belum juga pernah ia dapat mengatakan suatu hal, saya segera berjongkok dengan ke-2 kaki bertumpu pada lutut serta semasing ada di samping kiri serta kanan badan mertuaku. 

Selangkanganku ada persis diatas batangnya. “Akh sayang! ” pekik mertuaku tertahan dikala batangnya kubimbing masuk liang memekku. Badanku turun perlahan, menelan habis semua batangnya. Selanjutnya saya bergerak seperti tengah menunggang kuda. 

Badanku melonjak-lonjak seperti kuda binal yang tengah birahi. Saya tidak gantinya seperti pelacur yang tengah berikan kenikmatan pada hidung belang. Namun saya tidak peduli. Saya selalu berpacu. Pinggulku bergerak turun naik, sembari sesekali meliuk seperti ular.

Pergerakan pinggulku sama seperti penyanyi dangdut dengan tipe ngebor, ngecor, patah-patah, bergetar serta tidak tahu tipe terlebih. Pokoknya malam itu saya keluarkan semuanya jurus yang kumiliki serta pribadi kupersembahkan pada bapak mertuaku sendiri! “Ooohh… oohhhh… oooouugghh.. Noviiiii.., luar biasa…..!!! ” jerit mertuaku rasakan hebatnya permainanku. 

Pinggulku mengaduk-aduk lincah, mengulek liar tanpa ada henti. Tangan mertuaku mencengkeram ke-2 buah dadaku, diremas serta dipilin-pilin, hingga air susuku keluar jatuh membasahi dadanya. Ia lantas bangkit 1/2 duduk. Berwajah dibenamkan ke atas dadaku. 

Menjilat-jilat semua permukaan dadaku yang berlumuran air susuku serta pada akhirnya menciumi putting susuku. Mengisapnya kuat-kuat sembari meremas-remas menyedot air susuku sebanyak mungkin. Kami berdua sama-sama berlomba berikan kenikmatan. Kami tak kan rasakan dinginnya udara walau kamarku memakai AC.

Badan kami bersimbah peluh, buat badan kami jadi lengket keduanya. Bokep Saya bergelut mengaduk-aduk pinggulku. Mertuaku menggoyangkan pantatnya. Kurasakan tusukan kontolnya jadi tambah cepat bersamaan dengan liukan pinggulku yang tidak kalah cepatnya. 

Permain kami jadi tambah bertambah dahsyat. Sprei ranjangku telah tidak karuan memiliki bentuk, selimut serta bantal dan guling terlempar berantakan di lantai karena pergulatan kami yang jadi bertambah liar serta tidak terselesaikan. 

Kurasakan mertuaku mulai perlihatkan sinyal tanda. Saya jadi tambah bergairah meningkatkan pinggulku untuk bergoyang. Mungkin saja goyangan pinggulku dapat buat iri beberapa penyanyi dangdut sekarang ini.

Tidak selang sebagian detik selanjutnya, saya juga rasakan himpitan yang sama. Saya tidak pingin terkalahkan kesempatan ini. Kuingin ia juga merasakannya. Tekadku jadi tambah kuat. Saya selalu meningkatkan sembari menjerit-jerit histeris. 

Saya telah tidak peduli suaraku dapat terdengar kemana saja. Kesempatan ini saya mesti menang! Upayaku nyatanya tdk sia-sia. Kurasakan badan mertuaku mulai mengejang-ngejang. Ia mengerang panjang. Menggeram seperti harimau terluka. 

Saya juga merintih persis kuda betina binal yang tengah birahi. “Eerrgghh.. ooooo…. ooooooo….. oooooouug ghhhhhh..!!!! ” mertuaku berteriak panjang. Badannya menghentak-hentak liar.

Badanku terikut goncangannya. Saya memeluknya erat-erat supaya jangan pernah terpental oleh goncangannya. Mendadak saya rasakan semprotan dahsyat menyirami semua relung vaginaku. Semprotannya demikian kuat serta banyak membanjiri liangku. 

Akupun rasa-rasanya tdk kuat sekali lagi menahan himpitan dalam diriku. Sembari mendorongan pinggulku kuat-kuat, saya berteriak panjang waktu menjangkau puncak kesenangan bersamaan dengan bapak mertuaku. Badan kami bergulingan diatas ranjang sembari berpelukan erat. 

Karena sangat dahsyatnya, badan kami terjatuh dari ranjang. Untunglah ranjang itu tidaklah terlalu tinggi serta permukaan lantainya tertutup permadani tidak tipis yang empuk hingga kami tidaklah sampai terkilir atau terluka.

“Oooooogggghhhhhhh.. yaahh.., nik…. nikkkk nikmaatthh…. yaaahhhh..!!!! ” jeritku tidak tertahankan. Tulang-tulangku terasanya lolos dari persendiannya. Badanku lunglai, lemas tidak bertenaga terkuras habis dalam pergulatan yang nyatanya melahap saat lebih dari 2 jam! Hilang ingatan! Jeritku dalam hati. 

Belum juga sempat rasa-rasanya saya bercinta hingga demikian lamanya. Saya cuma dapat memeluknya nikmati sisa-sisa kenikmatan. Perasaanku mendadak terganggu. Kelihatannya saya mendengar suatu hal dari luar pintu kamar, sepertinya si Inah…. 

Karena mendengar nada ribut-ribut dari kamar, rupanya ia datang untuk mengintip…. tapi saya telah sangat capek untuk menyimaknya serta pada akhirnya tertidur dalam pelukan mertuaku, melupakan semuanya konsekwensi dari momen di sore hari ini di masa datang.

0 comments: