SEO page contents SEO page contents BOKEP JEPANG ~ VIDIO SEX KUNJUNGI KAMI LEBIH BANYAK VIDEO YANG MENARIK HANYA DI WWW.GAJAHQQ.COM DARI AYO BURUAN KUNJUNGI WEBNYA YA NANTI KAMI AKAN SELALU UPDATE :D

Bonus 10% untuk member baru

Thursday, January 4, 2018

BOKEP JEPANG



Saya seseorang manager di satu diantara perusahaan besar di Jakarta. Eva yaitu satu diantara karyawati di tempatku bekerja, jadi operator. Kujelaskan lagi kalau dia bukanlah perawan, tapi telah memiliki seseorang anak yang cukup besar.


Namun umurnya masih tetap di bawah 30 th. serta bodinya begitu mengundang selera, kulitnyapuN putih bersih. Rupanya Eva ada perasaan beda pada diriku, karna setiap saat saya melintas di depannya, dia selamanya memerhatikan. Paling suka jika mengantarkan surat-surat ke kamarku, walau sebenarnya ada office boy serta office girl.

Saat itu saya mau interlokal, dari tempatku tidak dapat, yah sangat terpaksa lewat operator. Saya tidak minta tolong pada dia, selanjutnya saya duduk bersebelahan dengan dia. Serta tanpa ada disengaja atau tidak dia beri pahanya untuk diliat olehku.

Kubilang, “Eva, kelak saya pegang lho”, sembari bercanda.

Eh dia jadi nantangin, “coba bila berani”.

Perlahan-lahan kuelus dari mulai dengkul ke atas selanjutnya kembali pada ke dengkul. Muncul akal bulusku untuk mulai, karna fikiranku telah tidak benar. Kubilang kelak sore anda lembur ya agar saya yang sinyal tangani surat perintah lemburnya. Sesudah dengan sabar saya menanti, selanjutnya hingga juga saat yang kutungu-tunggu. Office girl kusuruh pulang, office boy kusuruh makan hingga saya memberikan berita lewat SMS.

LIHAT JUGA = NGENTOT DI KAMAR MANDI

“Ok, Boss”, kata office boy.

Saya pura-pura minta tolong interlokal ke customer yang diluar kota serta luar negeri, nyatanya orang-orangnya tidak ada ditempat. Eva menyusulku ke tempatku. Harum parfumnya membuatku merangsang. Eva duduk di sampingku, mulai ngobrol-ngobrol sekitaran lebih kurang 10 menit segera kupegang tangannya, nyatanya dia diam saja. Selalu berpindah ke paha, dia juga diam saja.

Nyatanya saya tidak bisa menahan nafsuku, kucium dia dari mulai rambut, pipi, telinga, leher. Dia cuma melenguh kecil “Ooohh”, sembari tangannya memegang kepalaku. Ciumankupun diterima dengan gelora yang cukup tinggi. Kuberanikan tangganku menyeka buah dadanya dari luar baju, nyatanya jadi dia yang membukakan kancing baju seragamnya.

Terlihat BH-nya berwarna lembut, cepat-cepat kucari pengaitnya yang berada di depan. Kuremas dengan perlahan-lahan buah dadanya sembari kuciumi lehernya, “OOhh”, rintihnya sekali lagi lalu kuciumi buah dadanya serta kumainkan dengan lidahku dan kuhisap-hisap dengan perlahan

“OOhh lanjutkan, lanjutkan, jangan sampai berhenti”, tangankupun tidak tinggal diam kusergap selangkannya yang masih tetap dibungkus dengan rok serta celana dalam, kutarik ritsluitingnya ke bawah serta kuberi perintah agar buka roknya.

“Amboi fikirku telah miliki anak satu namun masih tetap ok miliki, mungkin saja karna dia selamanya minum jamu tiap-tiap pagi di dapur kantorku”. Akupun makin bernafsu untuk buka CD-nya yang berwarna salem itu kubelai bulu memek rapet-nya yang agak keriting, nyatanya kemaluannya telah basah. Kusingkirkan pekerjaan yang ada diatas meja itu, karna menghambat untuk Eva tempat tidur diatas meja.

Berselang 3 menit, kumainkan kemaluannya dengan mengusap-usap ataupun dengan mencolokkan jariku ke memek rapet-nya. Dia memohonku berhenti, karna juga akan buka semua bajuku dari mulai dasi, baju, kaos dalam, celana panjang hingga celana dalam. Tersembullah penisku yang mencuat ke atas.

Dia mulai mencium kepala penisku selanjutnya mengulum penisku. Saya menjerit kecil “Oohh Eva.., nikmat sekali”. Kuangkat kepalanya dari penisku karna saya telah tidak tahan. Kubaringkan dia diatas mejaku serta kuciumi vaginanya, kumainkan clitorisnya dengan lidahku.

“Ohh lanjutkan…, lanjutkan…, jangan sampai berhenti”, sembari tangannya memegang rambutku.

Sialan, fikirku karna sedikit susah untuk bernafas. Hingga selanjutnya dia menjambak rambutku serta berteriak, “Ooohh”, panjang sekali. Rupanya dia telah meraih klimaks. Lalu saya tujukan penisku ke mulut vaginanya serta, “Bleeess”, masuk telah semua penisku ke lubang vaginanya. Kuayun pantatku sembari memainkan payudaranya sembari kupuntir-puntir putingnya selalu tanpa ada berhenti, saya mendekat ke tubuhnya, kubilang,

“Keluarnya dimana?, didalam atau diluar”.

“Terserah aja”, ujarnya.

Kucabut penisku, Eva heran, “kok dicabut”, ujarnya.

“Putar tubuhmu Eva”, pintaku.

Tanpa menampik dia membalikkan tubuhnya. Kumulai memasukkan penisku ke lubang vaginanya dari belakang seperti “doggy model” Terdengar nada angin seperti orang kentut saat penisku menerobos vagina Eva. Kuayunkan selalu pantatku hingga selanjutnya saya jemu serta kubalikan sekali lagi tubuhnya. Dengan tempat kaki Eva diatas pundakku kuarahkan kembali penisku ke lubang vagina Eva. “Bless”, merasa nikmat.

“Ohh…, nikmat pak.. …, selalu jangan sampai berhenti.., pak.. ”.

Tidak merasa telah 15 menit berlalu kutekan keras-keras penisku ke lubang vaginanya. Matannya merem melek, kuangkat sekali lagi kutekan sekali lagi, kuangkat sekali lagi hingga selanjutnya saya katakan, “Eva…, ak.., ak ssshh…, shh”, sembari menghimpit penisku kedalam lubang memek rapat-nya.

Akupun lemas namun belum juga kucabut penisku dari vaginanya. Sebagian pas baru kucabut serta kulihat maniku mengalir dari lubang memek rapat-nya.

“Thanks ya Eva”, sembari kukecup bibirnya yang merah merekah.

Dia katakan, “Sama-sama”.

“Kapan-kapan bisa sekali lagi dong”, rayuku.

“Aku sich terserah saja”.

Sesudah merapihkan baju, Eva membikinkan kopi untuk berdua.

“Pak.. sebenarnya telah lama lho saya naksir sama kamu”.

Saya katakan, “Lho anda kan telah miliki suami”.

“Suamiku gak pasti pulangnya”.

“Emangnya anda isteri ke 2 atau suami anda miliki isteri lagi”. Dia katakan,

“Nggak dia tinggal dirumah mertuanya, suamiku repot dengan pekerjaannya”.

Dalam hatiku mengapa tidak dari dahulu saja. Hingga saat ini bila ada peluang Eva menelepon lewat handphone-ku serta kamipun selamanya mengulangi kesenangan yang sempat kami rasakan.

0 comments: