SEO page contents SEO page contents GADIS BULE MASAK SAYUR DI PERKOSA ~ VIDIO SEX KUNJUNGI KAMI LEBIH BANYAK VIDEO YANG MENARIK HANYA DI WWW.GAJAHQQ.COM DARI AYO BURUAN KUNJUNGI WEBNYA YA NANTI KAMI AKAN SELALU UPDATE :D

Bonus 10% untuk member baru

Friday, November 16, 2018

GADIS BULE MASAK SAYUR DI PERKOSA

GADIS BULE MASAK SAYUR DI PERKOSA 

VIDIO SEX - Si Lusi sesuai sekali bila jadikan bintang iklan obat pembentuk badan, nah bila si Riri sangat sesuai buat iklan BH sama suplemen payudara. Sejak mulai pertama saya tinggal, saya senantiasa berangan-angan kalau bisa mempunyai mereka, namun harapan itu senantiasa buyar oleh beragam perihal. Serta siang hari ini kebetulan tak ada orang dalam rumah tidak hanya saya dengan Lusi, ini pula saya tengah kecapaian lantaran baru pulang sekolah. 




“Lus! entar bila ada butuh sama saya, saya ada pada kamar,” teriakku dari kamar. Saya mulai menyalakan komputerku serta lantaran saya tengah jemu, saya mulai dech surfing ke beberapa situs porno kesayanganku, namun tidak lama selanjutnya Lusi masuk ke kamar sembari bawa juga buku, nampaknya ia pengen bertanya pelajaran. 

“Ben, kemaren kamu sudah nyatet Biologi belom, saya pinjem dong!” tuturnya dengan nada manja. Tiada memperdulikan komputerku yg tengah memutar film BF lewat internet, saya ambil ia buku di rack bukuku yg jaraknya cukup jauh dengan komputerku. 



“Lus..! nich bukunya, kemarenan saya sudah nyatet,” kataku.

Lusi tak memperhatikanku namun malahan perhatikan film BF yg tengah di komputerku.

“Lus.. kamu bengong saja!” kataku pura-pura tidak mengerti.

“Eh.. iya, Ben kamu nyetel apakah tuch! saya bilangin bonyok loh!” kata Lusi.

“Eeh.. kamu baru saja kan ikut simak, saya tahu kamu juga suka kan,” balas saya.

“Mending kita lihat saling, tenang saja saya tutup mulut kok,” ajakku berupaya mencari kesempatan.

“Bener nich, kamu kagak mengatakan?” tuturnya sangsi.

“Suwer dech!” kataku sembari ambil ia kursi.

Lusi mulai serius lihat setiap adegan, dan saya serius buat senantiasa memandang tubuhnya.

“Lus, sebelumnya kamu sempat lihat bokep kagak?” tanyaku.

“Pernah, noh saya miliki VCD-nya,” jawabnya.

Wah hilang ingatan ikut nich cewek, diam-diam nakal juga.

“Kalau ML?” tanyaku kembali.

“Belom,” tuturnya, “Tapi.. jikalau sendiri sih seringkali.”

Wah semakin berani saja saya, yg ada di dalam pikiranku saat ini cuman ML sama ia.

Bagaimana triknya si “Beni Junior” dapat senang, tak perduli saudara tiri, yg utama nafsuku hilang.

Menyaksikan dadanya yg turun-naik lantaran terangsang, saya jadi makin terangsang, serta batang kemaluanku juga semakin makin tegang. 




“Lus, kamu terangsang yach, ampe napsu begitu nontonnya,” tanyaku memancing.

“Iya nic Ben, bentar yach saya ke kamar mandi dahulu,” tuturnya.

“Eh.. ngapain ke kamar mandi, nih simak!” kataku menunjuk mengarah celanaku.

“Kasihanilah si Beni kecil,” kataku.

“Pikiran kamu jangan sampai yg tidak-tidak dech,” tuturnya sembari tinggalkan kamarku.

“Tenang saja, rumah kan kembali sepi, saya tutup mulut dech,” kataku memancing.

Serta nyatanya tak dia gubris, bahkan juga senantiasa berjalan ke kamar mandi sembari tangan kanannya meremas-remas buah dadanya serta tangan kirinya menggesek-gesek kemaluannya, serta perihal ini pula yg membuatku tak menyerah. Kukejar senantiasa ia, serta tidak lama sebelum masuk kamar mandi, kutarik tangannya, kupegang kepalanya kemudian langsung kucium bibirnya. 

Tidak lama dia menampik namun selanjutnya dia pasrah, bahkan juga nikmati tiap-tiap permainan lidahku. “Kau akan saya kasih pengalaman yg sangat memuaskan,” kataku, selanjutnya kembali menambahkan menciumnya. Tangannya buka pakaian sekolah yg masih tetap kami gunakan serta dia buka BH-nya serta letakkan tanganku diatas dadanya, kekenyalan dadanya sangatlah tidak serupa dengan gadis berbeda yg sempat kusentuh.

Perlahan-lahan dia buka roknya, celanaku serta celana dalamnya. “Kita ke kamar yuk!” ajaknya sehabis kami berdua saling bugil, “Terserah kaulah,” kataku,

“Yang utama kau akan kupuaskan.” Gak kusangka dia berani menarik penisku sembari berciuman, serta perlahan

“Lusi! apakah Bapak telah tidur?” tanyaku menyaksikan nyatanya Lusi yg menindihiku dengan kondisi telanjang.

“kamu mulai nakal Ben, dari barusan saya nantikan kamu, kamu tak datang-datang juga. kamu tahu, saat ini telah jam dua, serta bapak udah tidur sejak mulai jam satu barusan,” tuturnya mesra sembari menggenggam penisku lantaran nyatanya celana pendekku serta CD-ku udah dibukanya.

“Yang nakal tuch kamu, Bukannya permisi atau bangunin saya kek,” kataku.

“kamu tak sadar yach, kamu kan sudah bangun, tuch simak sudah siap kok,” tuturnya sembari menunjukkan penisku.

“Aku emut yach.”

Emutanya kesempatan ini merasa tidak serupa, merasa demikian mengisap serta kelaparan.

“Lus jangan sampai cepet-cepet dong, kasian ‘Beni Junior’ dong!”

“Aku sudah kepengen berat Ben!” tuturnya kembali.

“Mending seperti biasa, kita gunakan tempat ’69′ serta kita saling enak,” kataku sembil berputar-putar tiada membiarkan emutannya selanjutnya sembari senantiasa diemut.

Narasi Dewasa : Saya mulai menjilat-jilat vaginanya yg udah basah sembari tanganku memencet-mencet payudaranya yg makin keras, senantiasa kuhisap vaginanya serta mulai kumasukkan lidahku buat melacak klitorisnya.

“Aach.. achh..” desahnya disaat kutemukan klitorisnya.

“Ben! kamu pinter sekali nemuin itilku, a.. achh.. ahh..”

“kamu ikut semakin pinter ngulum ‘Beni’ kecil,” kataku kembali.

“Ben, kesempatan ini kita tak usah banyak-banyak yach, aa.. achh..” tuturnya sembari mendesah.

“Cukup sekali saja nembaknya, taapi.. sa.. ma.. ss.. sa.. ma.. maa ac.. ach..” tuturnya sembari nikmati jilatanku.

“Tapi Ben saya.. ma.. u.. keluar nich! Ach.. a.. aahh..” tuturnya sembari menegang selanjutnya keluarkan cairan dari vaginanya.

“Kayaknya kamu mesti 2x dech!” kataku sembari mengubah tempat.

“Ya sudah dech, namun saat ini kamu masukin yach,” tuturnya kembali.

“Bersiaplah akan saya tambahkan ini saat ini,” kataku sembari mengarahkan penisku ke vaginanya.

“Siap-siap yach!”

“Ayo dech,” tuturnya.

“Ach.. a.. ahh..” desahnya disaat kumasukkan penisku.

“Pelan-pelan dong!”

“Inikan sudah perlahan Lus,” kataku sembari mulai bergoyang.

“Lus, kamu sudah terangsang kembali belon?” tanyaku.

“Bentar kembali Ben,” tuturnya mulai menggoyangkan pantatnya buat mengimbangiku, dan ia menarik kepalaku serta memitaku buat sembari menciumnya.

“Sambil bercumbu dong Ben!”

Tiada diminta 2x saya langsung mncumbunya, serta saya benar-benar nikmati permainan lidahnya yg makin mahir.

“Lus kamu sudah miliki pacar belom?” tanyaku.”Aku sudah namun baru sesudah putus,” tuturnya sembari mendesah.

“Ben pacar saya itu tidak tahu loh bab benginian, cuman kamu loh yg beginian sama saya.”

“Ach yg bener?” tanyaku kembali sembari percepat goyangan.

“Ach.. be.. ner.. kok Ben, a.. aa.. ach.. achh,” tuturnya terputus-putus.

“Tahan saja, atau kamu pengen udahan?” kataku mengajak.

“Jangan udahan dong, saya baru kamu membuat terangsang kembali, kan kagak enak bila udahan, achh.. aa.. ahh.. saya percepat yach Ben,” tuturnya.

Selanjutnya percepat pergerakan pinggulnya.

“Kamu sudah tahu bagaimana nikmatnya, bentar kembali sepertinya saya dapat keluar dech,” kataku mengerti kalau sepermaku telah mengumpul di ujung.

“Achh.. ach.. bentar kembali nih.”

“Tahan Ben!” tuturnya sembari keluarkan penisku dari vaginanya dan menggulumnya sembari tanganya mamainkan klitorisnya.

“Aku ikut Ben, tolong saya mencari klitorisku dong!” tuturnya menarik tanganku ke vaginanya.

Sembari penisku senantiasa disedotnya kumainkan klitorisnya dengan tanganku serta..

“Achh.. a.. achh.. achh.. ahh..” desahku sembari menembakkan spermaku dalam mulutnya.

“Aku ikut Ben..” tuturnya sembari menjepit tanganku dalam vaginanya.

“Ach.. ah.. aa.. ach..” desahnya.

“Aku tidur di sini yach, kelak bangunin saya jam lima sebelum bapak bagun,” tuturnya sembari tutup mata dan tertidur, di sampingku.

Pas jam lima pagi saya bangun serta membangunkanya, selanjutnya dia bergegas ke kamar madi serta menyiapkan diri buat sekolah, begitupun dengan saya. Yg aneh siang hari ini tak seperti kebanyakan Lusi tak pulang bersamaku lantaran dia ada les privat, dan dalam rumah cuman ada Mbak Riri, serta anehnya siang-siang berikut Mbak Riri dalam rumah menggunakan kaos ketat serta rok mini seperti tengah tunggu suatu hal.

GADIS BULE 


“Siang Ben! baru pulang? Lusi manakah?” tanyanya.

“Lusi kembali les, tuturnya dapat pulang sore,” kataku, “Loh Mbak sendiri kapan pulang? tuturnya dari Solo yach?”

“Aku pulang barusan malem jam tigaan,” tuturnya.

“Ben, semalam kamu teriak sendirian di kamar ada apakah? ”

Wah kritis kelihatannya Mbak Riri dengar desahannya Lusi semalam.

“Ach tak kok, cuman ngigo,” kataku sembari berlalu ke kamar.

“Ben!” panggilnya, “Temenin Mbak lihat VCD dong, Mbak males nich lihat sendirian,” tuturnya dari kamarnya.

“Bentar!” kataku sembari berjalan ke arah kamarnya, “Ada film apakah Mbak?” tanyaku sesampai di kamarnya.

“Liat saja, kelak ikut tahu,” tuturnya kembali.

“Mbak kembali nungguin seorang yach?” tanyaku.

“Mbak, kembali nungguin kamu kok,” tuturnya datar, “Tuh simak filmnya sudah mulai.”

“Loh inikan..?” kataku menyaksikan film BF yg diputarnya serta tiada menyambung kata-kataku lantaran menyaksikan dia mendekatiku. Selanjutnya dia mulai mencium bibirku.

“Mbak tahu kok yg tadi malam,” tuturnya, “Kamu pengen tidak ngelayanin saya, saya lebih pengalaman dech dari Lusi.”

Wah pucuk di cinta ulam datang, yg satu pergi hadir yg berbeda.

“Mbak, saya kan adik yg berbakti, masak nolak sih,” godaku sembari tangan kananku mulai masuk ke rok mininya menggesek-gesek vaginanya, dan tangan kiriku masuk ke kausnya serta memencet-mencet payudaranya yg super besar.

“Kamu pinter dech, namun sayang kamu nakal, pinter mencari peluang,” tuturnya menyudahi ciumannya serta membiarkan tanganku dari dada serta vaginanya.

“Mbak pengen ngapain, kan kembali asik?” tanyaku.”Kamu kagak sabaran yach, Mbak membuka pakaian dahulu senantiasa kau ikut, agar asikkan?” tuturnya sembari buka busananya.

Saya ikut gak pengen ketinggal, saya mulai buka bajuku hingga selanjutnya kami berdua telanjang bundar.

“Tubuh Mbak bagus sekali,” kataku perhatikan tubuhnya dari atas hingga ujung kaki, serius tak ada cacat, putih mulus serta sekal.

Dia langsung mencumbuku serta tangan kanannya menggenggam penisku, serta mengarahkan ke vaginanya sembari berdiri.

“Aku sudah tidak tahan Ben,” tuturnya.

Kuhalangi penisku dengan tangan kananku terus kumainkan vaginanya dengan tangan kiriku.

“Nanti dahulu ach, beginikan lebih asyik.”

“Ach.. kamu nakal Ben! pantes si Lusi pengen,” tuturnya mesra.

“Ben..! Mbak..! kembali di mana kalian?” terdengar nada Lusi menyebut di luar.

“Hari ini guru lesnya tak masuk jadi saya dipulangin, kalian kembali di mana sih?” tanyanya satu kali lagi.

“Masuk saja Lus, kita kembali pesta nich,” kata Mbak Riri.

“Mbak! Entar bila Lusi tahu bagaimana?” tanyaku.

“Ben jangan sampai panggil Mbak, panggil saja Riri,” tuturnya serta disaat itu saya menyaksikan Lusi di pintu kamar tengah buka pakaian.

“Rir, saya turut yach!” pinta Lusi sembari mainkan vaginanya.

“Ben kamu kuat gak?” bertanya Riri.

“Tenang saja saya kuat kok, lagian kasian tuh Lusi sudah terangsang,” kataku.

“Lus cepet sinih emut ‘Beni Junior’,” ajakku.

Tiada menampik Lusi langsung hadir mengemut penisku.

“Mending kita tiduran, agar saya dapet vaginamu,” kataku pada Riri.

“Ayo dech!” tuturnya selanjutnya ambil tempat.

Riri letakkan vaginanya diatas kepalaku, serta kepalanya menghadap vagina Lusi yg tengah mengemut penisku.

“Lus, saya maenin vaginamu,” tuturnya.

Tiada tunggu jawaban dari Lusi dia langsung bermain di vaginanya.Permainan ini berjalan lama hingga akhirnya Riri menegangkan pahanya, serta.. “Ach.. a.. aach.. saya keluar..” tuturnya sembari menyemprotkan cairan di vaginanya.

“Sekarang ubah Lusi yach,” kataku.

Selanjutnya saya bangun serta mengarahkan penisku ke vaginanya serta masuk perlahan.

“Ach.. aach..” desah Lusi.

“Kamu curang, Lusi kamu masukin, kok saya tak?” tuturnya.

“Abis kamu keluar duluan, namun tenang saja, kelak sesudah Lusi keluar kamu saya masukin, yg utama kamu merangsang dirimu sendiri,” kataku.

“Yang cepet dong goyangnya!” keluh Lusi.

Kupercepat goyanganku, serta ia mengimbanginya juga.

“Kak, ach.. entar kembali gant.. a.. ach.. gantian yach, saya.. pengen keluar ach.. aa.. a.. ach..!” desahnya, selanjutnya lemas serta tertidur gak berkapasitas.

“Ayo Ben nantikan apalagi!” kata Riri sembari mengangkang mampersilakan penisku buat mencoblosnya.

“Aku sudah terangsang kembali.”

Tiada tunggu lama saya langsung mencoblosnya serta mencumbunya.

“Gimana enak penisku ini?” tanyaku.

“Penis kamu kepanjangan,” tuturnya, “tapi enak!”.

“Kayaknya kau gak lama kembali dech,” kataku.

“Sama, saya ikut tidak lama kembali,” tuturnya, “Kita keluarin saling yach!” terangnya.

“Di luar apakah di dalam?” tanyaku kembali.

“Ach.. a.. aach.. di.. dalam.. saja..” tuturnya tak jelas lantaran sembari mendesah.

“Maksudku, ah.. ach.. di dalam saja.. aah.. ach.. bentar kembali..”

“Aku.. keluar.. ach.. achh.. ahh..” desahku sembari menembakkan spermaku.

“Ach.. aach.. saya.. ach.. juga. .” tuturnya sembari menegang serta saya rasakan cairan membasahi penisku dalam vaginanya.

Pada akhirnya kami bertiga tertidur di lantai serta kami bangun pada waktu bertepatan.

“Ben saya mandi dahulu yach, sudah sore nich.”

“Aku ikut ach,” kataku.

“Ben, Lus, lain waktu kembali yach,” pinta Riri.

“Itu dapat dirapikan, asal kembali kosong seperti gini, ya gak Ben!” kata Lusi.

“Kapan saja kalian pengen saya siap,” kataku.

“Kalau begitu kalian jangan sampai mandi dahulu, kita main kembali yuk!” kata Riri mulai menggenggam penisku.

Narasi Dewasa : GADIS BULE MASAK SAYUR DI PERKOSA  Pada akhirnya kami main kembali hingga malam serta kebetulan bapak serta ibu telpon serta menjelaskan kalau mereka pulangnya besok pagi, jadi kami lebih bebas bermain, kembali serta kembali. Masa datang selanjutya kami seringkali bermain kala kondisi semacam ini, kadangkala larut malam cukup dengan Riri atau cuma Lusi. Oh bapak tiri, nyatanya tidak hanya harta banyak, kamu ikut miliki dua anak yg siap menemaniku sewaktu waktu, ohh enaknya hidup ini.

0 comments: