SEO page contents SEO page contents DI PERKOSA MAJIKAN ~ VIDIO SEX KUNJUNGI KAMI LEBIH BANYAK VIDEO YANG MENARIK HANYA DI WWW.GAJAHQQ.COM DARI AYO BURUAN KUNJUNGI WEBNYA YA NANTI KAMI AKAN SELALU UPDATE :D

Bonus 10% untuk member baru

Thursday, November 1, 2018

DI PERKOSA MAJIKAN

DI PERKOSA MAJIKAN SAMPAI NANGIS


VIDIO SEX - ini berlangsung sewaktu saya masihlah umur 14 tahun. Saya yang barusan lulus SD bingung ingin kemana, meneruskan sekolah gak mungkin dikarenakan Bapakku telah 1 tahun waktu lalu wafat. Dan Ibuku cuma penjual nasi bungkus di universitas serta ke dua kakakku pergi tidak tahu bagaimana infonya. Dikarenakan semenjak pamitan ingin merantau ke Pulau Bali gak sempat ada berita bahkan juga hingga sampai Bapak meninggalpun pun gak tahu. Adik perempuanku yang masihlah kelas dua SD pun memerlukan cost.



Selanjutnya saya cuma dapat main-main saja dikarenakan biarpun saya anak lelaki salah satu saya ingin kerja belum pula kuat serta takut buat pergi merantau tidak ada yang ajak. Satu sewaktu ada saudara Bapakku yang ada dengan seseorang tamu lelaki. Kata pamanku ia memerlukan orang yang ingin mengawasi tempat tinggalnya serta menjaga taman. Sesudah saya berfikir panjang saya selanjutnya ingin dengan pertimbangkan situasi Ibuku.

Berangkatlah saya ke kota Jember persisnya di perumahan daerah universitas. Saya takjub dengan rumah juragan baruku ini, selain tempat tinggalnya besar halamannya pun luas. Juraganku sebutlah namanya Pak Beni, Dia Deretan direksi Bank populer di kota Jember, Dia mempunya dua Anak Wanita yang satu barusan berkeluarga serta yang bungsu kelas 3 SMA namanya Kristin, usianya kurang lebih 18 tahun. Dan istrinya buka usaha satu toko pakaian yang termasuk sukses di kota itu, serta masihlah ada satu pembantu wanita Pak Beni namanya Bik Miatun usianya kurang lebih 27 tahun. 



Rekan Kristin sangat banyak tiap-tiap malam minggu selamanya ada kerumah kadang-kadang pulang hingga sampai tengah malam, sampai saya tidak dapat tidur dikarenakan mesti nunggu rekan Non Kristin pulang buat menutup gerbang, download video bokep  kadang-kadang pun begadang hingga sampai jam 04.00. Mungkin kacapekan atau memang ngantuk selesai begadang malam minggu, yang pasti pagi itu kamar Non Kristin masihlah terkunci dari dalam. Saya gak perduli dikarenakan bagiku bukan tugasku buat buka kamar Non Kristin, saya cuma ditugasi pelihara rumah sewaktu Pak Beni serta Istrinya Pergi kerja serta menjaga tamannya saja.

Pagi itu Pak Beni serta Istrinya pamitan ingin keluar kota, tukasnya baru pulang minggu malam hingga di rumah itu tinggal saya, Bik Miatun serta Non Kristin. Jam telah tunjukkan jam 08.00 tetapi Non Kristin belum pula bangun pun serta Bik Miatun telah tuntas memasak.

“Jono, saya ingin berbelanja tolong pintu gerbang digembok.”

“Iya Bik!” jawabku sembari menyiram tanaman di muka rumah. Sesudah Bik Miatun pergi saya menutup pintu gerbang.

Sesudah tuntas menyiram taman yang memang cukuplah luas saya punya tujuan mematikan kran yang ada pada belakang. Sesampai di muka kamar mandi saya dengar ada nada air berkecipung kulihat kamar Non Kristin dikit terbuka bermakna yang mandi Non Kristin. Tak diduga muncul tekad buat melihat. Saya coba melihat dari lubang kunci, nyatanya badan Non Kristin mulus serta susunya benar-benar kenyal, kuamati selalu kala Non Kristin menyiramkan air ke tubuhnya, dengan perasaan berdegap saya belum pula bergeser dari tempatku awalnya. 





Baru pertama ini saya menyaksikan badan wanita tiada tertutup sehelai benang. Sembari selalu melihat, tanganku pun memegangi penisku yang sudah tegang, kulihat Non Kristin mencuci sabun keseluruh badannya saya gak mengabaikan demikian saja sembari tanganku selalu memegangi penis. Saya segera pergi, dikarenakan Non Kristin telah tuntas mandinya tetapi lantaran takut saya langsung masuk ke kamar WC yang memang ada berdampingan dengan kamar mandi, disana saya sembunyi sembari selalu memegangi penisku yang dari barusan masihlah tegang.

Cukuplah lama saya dalam kamar WC sembari selalu mengandaikan yang barusan kulihat, sembari selalu rasakan nikmat saya tidak mengerti kalaupun Bik Miatun ada didepanku. Saya baru sadar kala Bik Miatun menegurku,

“Ayo.. ngapain kamu.”

Saya kaget segera kututup resleting celanaku, begitu malunya saya.

“Ng.. gak Bik..” kataku sembari segera keluat dari kamar WC. Sialan saya lupa ngunci pintunnya, gerutuku sembari segera pergi.

Esoknya selesai saya menyiram taman, saya punya tujuan ke belakang buat mematikan kran, tetapi lantaran ada Bik Miatun membersihkan kuurungkan tekad itu.

“Kenapa kok kembali?” bertanya Bik Miatun.

“Ah.. tak Bik..” jawabku sembari selalu ngeloyor pergi.

“Lho kok gak mengapa? Sini saja nemani Bibik membersihkan, lagian kerjaanmu kan telah tuntas, membantu saya menyiramkan air ke pakaian yang bakal dibasuh,” pinta Bik Miatun.

Selanjutnya akupun menuruti permohonan Bik Miatun. Tidak tahu menyengaja memancing atau memang rutinitas Bik Miatun tiap-tiap membersihkan pakaian selamanya meningkatkan jaritnya di atas lutut, menyaksikan panorama sesuai itu, jantungku berdegap demikian cepat

“Begitu putihnya paha Bik Miatun ini” pikirku, terus bayanganku mulai nakal serta berimajinasi buat dapat mengelus-ngelus paha putih Bik Miatun.

“Heh! mengapa menyaksikan demikian!” pertanyaan Bik Miatun membuyarkan lamunanku

“Eh.. ngg.. gak Bik” jawabku dengan takut.

“Sebentar Bik, saya ingin buang air besar” kataku, terus saya lekas masuk ke dalam WC, tetapi kesempatan ini saya tidak lupa buat menutup pintunya.

Di dalam WC saya cuma dapat mengandaikan paha mulus Bik Miatun sembari memegangi penisku yang sudah menegang hanya saat itu saya gak rasakan apa-apa, hanya penis ini tegang saja. Selanjutnya saya keluar serta kulihat Bik Miatun masihlah asyik dengan cucianya. 

DI PERKOSA


“Ngapain kamu barusan di dalam Jon?” bertanya Bik Miatun.

“Ah.. gak Bik hanya buang air besar saja kok,” jawabku sembari menyiramkan air pada cuciannya Bik Miatun.

“Ah yang bener? Saya tahu kok, saya barusan sudah sempat menguntit kamu, saya ingin tahu jangan-jangan kamu mengerjakan seperti tempo hari ee..gak taunya benar,” kata Bik Miatun

“Hah..? jadi Bibik melihat saya?” tanyaku sembari menunduk malu.

Tiada banyak bicara saya langsung pergi.

“Lho.. kok pergi?, sini Jon belumlah tuntas nyucinya, tenang saja Jon saya gak bakal narasi terhadap siapapun juga, kamu gak perlu malu sama Bibik ” panggil Bik Biatun.

Kuurungkan niatku buat pergi.

“Ngomong-ngomong bagaimana terasa kala kamu mengerjakan seperti barusan Jon?” bertanya Bik Miatun.

“Ah gak Bik,”jawabku sembari malu-malu.

“Nggak bagaimana?” bertanya Bik Miatun seakan-akan ingin menyelidik saya.

“Nggak perlu dilanjutkan Bik saya malu.”

“Malu sama siapa? Lha wong di tempat ini hanya kamu sama saya kok, Non Kristin pun sekolah, Pak Beny kerja?” kata Bik Miatun.

“Iya malu sama Bibik, dikarenakan Bibik sudah ketahui milikku,” jawabku.

“Oalaah begitu saja kok malu, sebelum tahu milikmu saya pernah tahu awal kalinya punya eks suamiku dahulu, enak ya?”

“Apanya Bik?” tanyaku

“Iya terasa to..?” gurau Bik Miatun tiada memperdulikan saya yang bingung serta malu kepadanya.

“Sini kamu..” kata Bik Miatun sembari menyuruhku buat mendekat, tak diduga tangan tangan Bik Miatun menggenggam penisku.

“Jangan Bik..!!” sergahku sembari berupaya meronta, tetapi lantaran pegangannya kuat terasa sakit kalaupun selalu kupaksakan buat meronta.

Selanjutnya saya cuma diam saja sewaktu Bik Miatun memegangi penisku yang masihlah di dalam celana pendekku. Lambat tetapi pastinya saya mulai nikmati pegangan tangan Bik Miatun pada penisku. Saya cuma dapat diam sembari selalu melek merem rasakan enaknya pegangan tangan Bik Miatun. terus Bik Miatun mulai melepas kancing celanaku serta melorotkanya kebawah. Penisku telah mulai tegang serta tiada perasaan jijik Bik Miatun Jongkok dihadapanku serta menjilati penisku.


“Ach.. Bik.. geli,” kataku sembari memegangi rambut Bik Miatun.

Bik Miatun gak perduli ia selalu saja mengulum penisku, Bik Miatun berdiri terus buka kancing pakaiannya sendiri tetapi tdk seluruhnya, kulihat panorama yang menyembul didepanku yang masihlah terbungkus kain kutang dengan ragu-ragu kupegangi. Tiada terasa malu, Bik Miatun buka tali kutangnya serta membiarkan saya selalu memegangi susu Bik Miatun, ia mendesah sembari tangannya selalu memegangi penisku. Tiada malu-malu kuemut pentil Bik Miatun.

“Ach.. Jon.. selalu Jon..”

Saya masihlah selalu mengerjakan perintah Bik Miatun, selanjutnya Bik Miatun kembali masukkan penisku ke dalam mulutnya. saya cuma dapat mendesah sembari memegangi rambut Bik Miatun.

“Bik saya seperti ingin pipis,” terus Bik Miatun lekas melepas kulumannya serta menyingkapkan jaritnya yang basah, kulihat Bik Miatun gak menggunakan celana dalam.

“Sini Jon..,” Bik Miatun ambil posis duduk, terus saya mendekat.

“Sini.. masukan penismu ke sini.” sembari tangannya menunjuk sisi selakangannya.

Dibimbingnya penisku buat masuk ke vagina Bik Miatun.

“Terus Jon tarik, serta masukan kembali ya..”

“Iya Bik” kuturuti permohonan Bik Miatun, terus saya rasakan seperti pipis, tetapi terasa sangatlah nikmat.

Selanjutnya saya menumpukan tubuhku pada tembok.

“Jon.. bagaimana, tahu kan terasa saat ini?” bertanya Bik Miatun sembari membenarkan tali kancingnya.

“Iya Bik..”jawabku.

Esoknya tiap-tiap isi rumah menjalankan aktivitasnya, saya selamanya mengerjakan adegan ini dengan Bik Miatun. Kala itu hari Sabtu, kami gak meduga kalaupun Non Kristin pulang pagi. Kala kami tengah asik mengerjakan kuda-kudaan dengan Bik Miatun, Non Kristin memergoki kami.

” Hah? Apakah yang kalian melakukan! Kurang ajar! Awas kelak tidak laporkan pada papi serta bunda, kalian!”

Menyaksikan Non Kristin kami takut bingung, “Jangan Non.. ampuni kami Non,” rengek Bik Miatun.

“Jangan laporkan kami pada tuan, Non.”

Akupun pun takut kalaupun hingga sampai dicoret, selanjutnya kami menangis di muka Non Kristin, mungkin Non Kristin iba pun menyaksikan rengekan kami berdua.

“Iya telah jangan sampai diulang-ulangi kembali Bik!!” bentak Non Kristin.

“Iy.. iya Non,” jawab kami berdua.

Esoknya seperti biasa Non Kristin selamanya bangun siang kalaupun hari minggu, kala itu Bik Miatun pun tengah berbelanja tengah Pak Beny serta Istrinya ke Gereja, kala saya meyirami taman, dari belakang kudengar Non Kristin memanggilku,

“Joon!! Cepat sini!!” teriaknya.

“Iya Non,” akupun bergegas kebelakang tetapi saya tdk temukan Non Kristin.

“Non.. Non Kristin,” panggilku sembari mencari Non Kristin.

“Tolong ambilkan handuk dikamarku! Saya barusan lupa gak membawa,” teriak Non Kristin yang nyatanya ada dalam kamar mandi.

“Iya Non.”

Akupun pergi mengambil handuk dikamarnya, sesudah kuambilkan handuknya “Ini Non handuknya,” kataku sembari tunggu di luar.

“Mana cepat..”

“Iya Non, tetapi..”

“Tapi apakah!! Pintunya digembok..”

Saya bingung bagaimana teknik memberi handuk ini pada Non Kristin yang ada di dalam? Belumlah sempat saya berfikir, tak diduga kamar mandi terbuka. Saya kaget hampir tdk yakin Non Kristin telanjang bundar didepanku.

“Mana handuknya,” pinta Non Kristin.

“I.. ini Non,” kuberikan handuk itu pada Non Kristin.

“Kamu telah mandi?” bertanya Non Kristin sembari ambil handuk yang kuberikan.

“Be..belumlah Non.”

“Kalau belumlah, ya.. sini sekalipun mandi bareng sama saya,” kata Non Kristin.

Belumlah sempat saya kaget bakal perkataan Non Kristin, tak diduga saya telah ada dalam sebuah kamar mandi dengan Non Kristin, saya cuma bengong sewaktu Non Kristin menanggalkan kancing bajuku serta buka celanaku, saya baru sadar sewaktu Non Kristin menggenggam milikku yang bernilai.

“Non..,” sergahku.

“Sudah ikuti saja perintahku, kalaupun tidak pingin kulaporkan perbuatanmu dengan Bik Miatun pada papi,” ancamnya.

Saya gak dapat banyak berbuat, jadi lelaki normal pasti tindakan Non Kristin mengundang birahiku, sembari tangan Non Kristin bergerilya dibawah perut, bibirnya mencium bibirku, akupun membalasnya dengan ciuman yang lembut. Terus kuciumi buah dada Non Kristin yang singsat serta padat. Non Kristin mendesah, “Augh..”

Kuciumi, terus saya tertuju pada selakangan Non Kristin, kulihat bukit kecil di antara paha Non Kristin yang ditumbuhi bulu-bulu halus, belumlah demikian lebat saya coba buat menggenggamnya. Non Kristin diam saja, terus saya tujukan bibirku di antara selakangan Non Kristin.

“Sebentar Jon..,” kata Non Kristin, terus Non Kristin ambil sikap duduk dilantai kamar mandi yang memang cukuplah luas dengan kaki dilebarkan, nyatanya Non Kristin memberikan kelaluasaan padaku buat selalu menciumi vaginanya.

Menyaksikan peluang itu tidak kusia-siakan, saya langsung melumat vaginanya kumainkan lidahku didalm vaginanya.

“Augh.. Jon.. Jon,” erangan Non Kristin, saya rasakan ada cairan yang mengalir dari dalam vagina Non Kristin. Menyaksikan erangan Non Kristin kulepaskan ciuman bibirku pada vagina Non Kristin, seperti yang di ajarkan Bik Miatun kumasukkan jemari tanganku pada vagina Non Kristin. Non Kristin makin mendesah, “Ugh Jon.. selalu Jon..,” desah Non kristin. Terus kuarahkan penisku pada vagina Non Kristin.

Bless.. bless.. Batangku dengan ringan masuk ke dalam vagina Non Kristin, nyatanya Non Kristin telah gak perawan, kata Bik Miatun seseorang dijelaskan perawan kalaupun pertama-tama mengerjakan pertalian intim dengan lelaki dari vaginanya keluarkan darah, tengah kala kumasukkan penisku ke vagina Non Kristin tdk kutemukan darah.

Kutarik, kumasukkan kembali penisku seperti yang sempat kulakukan pada Bik Miatun awal kalinya. “Non.. saya.. ingin keluar Non.”

“Keluarkan saja di dalam Jon..”

“Aggh.. Non.”

“Jon.. selalu Jon..”

Kala saya telah mulai ingin keluar, kubenamkan semuanya batang penisku ke dalam vagina Non Kristin, terus gerkkanku makin cepat serta cepat.

“Ough.. selalu.. Jon..”

Kulihat Non Kristin nikmati gerakanku sembari memegangi rambutku, tak diduga kurasakan ada cairan hangat menyemprot ke penisku kala itu pun saya pun rasakan ada yang keluar dari penisku nikmat terasa. Kami berdua masihlah selalu berangkulan keringat badan kami berhimpun, terus Non Kristin menciumku.

“Terima kasih Jon kamu hebat,” bisik Non Kristin.

“Tapi saya takut Non,” kataku.

“Apa yang kamu resahkan, saya suka, kamu jangan sampai takut, saya gak bakal menyebutkan sama papa” kata Non Kristin. Terus kami mandi saling bersama dengan tawa serta gurauan kenikmatan

Sejak mulai itu tiap-tiap hari saya mesti melayani dua wanita, kalaupun dalam rumah cuma ada saya serta Bik Miatun, jadi saya melaksanakannya dengan Bik Miatun. Tengah tiap-tiap Minggu saya mesti melayani Non Kristin, bahkan juga kalaupun malam hari semua telah tidur, sering Non Kristin mencariku di luar rumah tempat saya pelihara serta disana kami melaksanakannya.

0 comments: