SEO page contents SEO page contents DI JUAL AYAH ~ VIDIO SEX KUNJUNGI KAMI LEBIH BANYAK VIDEO YANG MENARIK HANYA DI WWW.GAJAHQQ.COM DARI AYO BURUAN KUNJUNGI WEBNYA YA NANTI KAMI AKAN SELALU UPDATE :D

Bonus 10% untuk member baru

Sunday, February 4, 2018

DI JUAL AYAH


Vidiosex258 kumpulan film dari bebagai negara dan berbagai jenis film bokep dan bokep indo , bokep barat ,bokep berbagai negara semua ada di vidiosex258




film bokep - ini berlangsung kurang lebih satu tahun waktu lalu, tapi setiap saat saya membayangkannya, seakan-akan tidak lama berlangsung tempo hari momen yang begitu indah ini. Saya memiliki seseorang paman yang belum juga menikah. Pamanku ini dapat disebut rada telat untuk menikah karna saat itu ia berumur 42 th..


LIHAT JUGA =  HADIAH ULTAH

Hal semacam ini karena sebab pamanku yaitu entrepreneur kaya tapi ia terlampau cerewet dalam menentukan pendamping hidupnya. Memang ia sudah banyak dikenalkan dengan wanita-wanita muda oleh keluargaku, tapi tetaplah ia katakan berikut ini tersebut, tak ada yang pas dengan matanya, tuturnya.

Hingga disuatu waktu, saat saya kebetulan tengah bertamu ke tempat tinggalnya, datang rekan pamanku dengan seseorang wanita yang begitu cantik serta ayu, semampai, langsing, pokoknya bila menurut saya, layak di kirim untuk jadi calon miss indonesia.

Lalu kami dikenalkan dengannya, wanita itu bernama Ayu, nyatanya namanya cocok sekali dengan berwajah yang memanglah Ayu itu. Ia berumur 24 th. serta waktu itu ia bekerja jadi sekretaris di perusahaan rekan pamanku itu.

Lalu kami terlibat percakapan, nyatanya Ayu memanglah enak untuk di ajak bercakap. Serta saya lihat kelihatannya pamanku tertarik sekali dengannya, karna saya tahu matanya tidak sempat terlepas melihat muka Ayu.

Tapi tidak sekian perihalnya dengan Ayu. Ia amat sering memandangku, terlebih saat saya bicara, tatapannya dalam sekali, seakan-akan mampu menembus fikiranku. Saya mulai berfikir jangan-jangan Ayu lebih menyukaiku.

Tapi saya tidak bisa mengharapkan banyak, soalnya bukanlah saya yang akan dijodohkan. Tapi saya tetaplah saja memandangnya saat ia tengah bicara, kupandangi dari ujung rambut ke kaki, rambutnya panjang seperti gadis di iklan shampo, kulitnya putih bersih, kakinya juga putih mulus, tapi kelihatannya dadanya agak rata, tapi saya tidaklah terlalu pikirkannya.

Tidak merasa hari telah mulai malam. Lalu sebelumnya mereka pulang, pamanku mentraktir mereka makan di satu restoran chinese food di dekat tempat tinggalnya di daerah Sunter. Saat hingga di restoran itu, saya segera pergi ke wc dahulu karna saya telah kebelet. Sebelumnya saya tutup pintu, mendadak ada tangan yang menahan pintu itu. Nyatanya yaitu Ayu.

“Eh, ada apa Yu? ”

“Enggak, gua ingin kasih kartu nama gua, besok janganlah lupa telpon gua, ada yang ingin gua omongin, oke? ”

“Kenapa tidak saat ini saja? ”

“Jangan, ada paman elu, pokoknya besok janganlah lupa. ”

Setelah acara makan malam itu, saya juga pulang ke tempat tinggal dengan seribu satu pertanyaan di otakku, apa yang ingin di omongin sama Ayu sich. Tapi saya tak ingin fikir panjang sekali lagi, lagipula kelak saya bisa-bisa susah tidur, soalnya kan besok mesti masuk kerja.

Besoknya waktu istirahat makan siang, saya meneleponnya serta menanyakan segera kepadanya.

“Eh, apa sich yang ingin elu omongin, gua penasaran banget? ”

“Eeee, penasaran ya, Ton? ”

“Iya lah, mari dong buruan! ”

“Eh, slow saja sekali lagi, napsu amet sich elu. ”

“Baru tahu yah, napsu gua bener-bener tinggi. ”

“Napsu yang mana nih? ” Ayu kelihatannya memancingku.

“Napsu makan dong, gua kan belum juga pernah makan siang! ”

Saya pernah emosi juga rasa-rasanya, kelihatannya ia tidak jelas saya ini orang yang begitu menghormati saat, terlebih jam makan siang, soalnya saya sembari makan mampu sekalian main internet ditempat kerjaku, karna waktu itu tentu bosku pergi makan keluar, jadi saya bebas surfing di internet, gratis sekali lagi.

“Yah telah, gua hanya ingin katakan dapat tidak elu ke apartment gua sore hari ini setelah pulang kerja, soalnya gua ingin bercakap banyak sama elu. ”

Saya tidak paham, nih orang mengapa tidak katakan tempo hari saja.

Lalu kataku, “Kenapa tidak tempo hari saja bilangnya? ”

“Karena gua ingin kasih kejutan untuk elu. ” tuturnya manja.

“Ala, gitu saja pakai kejutan semua, yah telah entar gua ke tempat elu, kurang lebih jam 6, alamat elu dimana? ”

Lalu Ayu katakan, “Nih catet yah, apartment X, lantai 2, pintu no. 69, janganlah lupa yah! ””Oke deh, tunggulah saja kelak, bye! ”

“Bye-bye Ton. ”

Setelah telepon terputus, selanjutnya saya mulai memikirkan apa yang juga akan dibicarakan, selanjutnya fikiran nakalku mulai bekerja. Apa dapat saya menyentuhnya kelak, tapi segera saya berfikir berkenaan pamanku, bagaimana bila kelak ketahuan, bokep indo - tentu tidak enak dengan pamanku. Lalu saya juga mulai terbenam dalam aktivitas pekerjaanku.

Tidak lama juga saat telah memperlihatkan jam 17. 00, telah saatnya nih, fikirku. Lalu saya juga mulai mengendarai motorku ke tempatnya. Lumayan dekat dari tempat kerjaku di Roxymas. Sesampainya disana, saya juga segera menaiki lift ke lantai yang diberitahukan. Begitu hingga di lantai itu, saya juga segera memandangnya tengah buka pintu ruangnya.

Langsung saja kutepuk pundaknya, “Hai, baru sampai yah, Yu.. ”

Ayu tersentak kaget, “Wah gua duga siapa, pakai tepuk semua. ”

“Elu khan kasih kejutan untuk gua, jadi gua juga musti kasih kejutan juga untuk elu. ”

Lalu ia mencubit lenganku, “Nakal elu yah, awas kelak! ”

Kujawab saja, “Siapa takut, bener-bener gua fikirin! ”

“Ayo masuk Ton, enjoy saja, anggap saja tempat tinggal sendiri. ” tuturnya sehabis pintunya terbuka.

Saat saya masuk, saya segera terpana dengan apa yang berada di dalamnya, kulihat temboknya berlainan dengan tembok tempat tinggal beberapa orang biasanya, temboknya dilukis dengan gambar-gambar panorama diluar negeri.

Dia kelihatannya orang yang berjiwa seniman, fikirku. Tapi hebat juga bila hanya kerja jadi sekretaris dapat menyewa apartment. Jangan-jangan ini cewek simpanan, fikirku.

Sembari saya berkeliling-keliling, Ayu berkata, “Mau minum apa Ton? ”

“Apa saja lah, asal bukanlah toksin. ” kataku bercanda.

“Oh, bila gitu kelak saya campurin obat tidur deh. ” kata Ayu sembari tertawa.

Sesaat ia tengah buat minuman, mataku dengan tidak berniat tertuju pada rack VCD-nya, saat kulihat satu persatu, nyatanya semakin banyak film yang berbau porno. Saya tidak sadar saat ia telah kembali, tahu-tahu ia nyeletuk, “Ton, jikalau elu ingin nonton, setel saja segera..! ”

Saya tersentak saat ia ngomong sesuai sama itu, selanjutnya kubilang, “Apa gua tidak salah denger nih..? ”

Lalu tuturnya, “Kalo elu terasa salah denger, yah gua setelin saja saat ini deh..! ”

Lalu ia juga ambil sembarang film lalu disetelnya. Wah, hilang ingatan juga nih cewek, fikirku, apa ia tidak jelas bila saya ini laki laki, baru kenal satu hari saja, telah seberani ini.

“Duduk sini Ton, janganlah bengong saja, khan telah gua katakan anggap saja tempat tinggal sendiri..! ” kata Ayu sembari menepuk sofa menyuruhku duduk.

Lalu saya juga duduk serta nonton di sebelahnya, agak lama kami terdiam melihat film panas itu, hingga pada akhirnya saya juga buka mulut, “Eh Yu, barusan di telpon elu katakan ingin ngomong suatu hal, apa sich yang ingin elu ngomongin..? ”

Ayu tidak segera ngomong, tapi ia lalu menggenggam jemariku, saya tidak menganggap juga akan perbuatannya itu, tapi saya juga tidak berupaya untuk melepaskannya.

Agak lama lalu baru ia ngomong, lambat sekali, “Elu tau Ton, mulai sejak tempo hari berjumpa, sepertinya gua terasa ingin memandang elu selalu, bercakap selalu. Ton, gua sukai sama elu. ”

“Tapi khan tempo hari elu diperkenalkan ke Paman gua, apa elu tidak terasa jikalau elu itu dijodohin ke Paman gua, apa elu tidak simak reaksi Paman gua ke elu..? ”

“Iya, tapi gua tidak ingin dijodohin sama Paman elu, soalnya umurnya saja lain jauh, gua fikir-pikir, mengapa hari itu bukannya elu saja yang dijodohin ke gua..? ” kata Ayu sembari mendesah.

Saya juga menjawab, “Gua memang juga sukai sama elu, tapi gua tidak enak sama Paman gua, entar disangkanya gua kurang ajar sama yang lebih tua. ”

Ayu diam saja, demikian pula saya, disamping itu film makin bertambah panas, tapi Ayu tidak melepas genggamannya. Lalu dengan tidak sadar otak pornoku mulai bekerja, soalnya kupikir saat ini kan tak ada orang-orang ini. Lalu mulai kuusap-usap tangannya, selanjutnya ia melihat padaku, kutatap matanya dalam-dalam, sembari berkata dengan lambat,

“Ayu, gua cinta elu. ”

Ia tidak menjawab, tapi pejamkan matanya. Kupikir ini waktunya, selanjutnya pelan-pelan kukecup bibirnya sembari lidahku menerobos berjumpa lidahnya. Ayu juga selanjutnya membalasnya sembari memelukku erat-erat. Tanganku tidak tinggal diam berupaya untuk meraba-raba buah dadanya, nyatanya agak besar juga, walau tidak sebesar punyanya bintang film porno.

Ayu menggeliat seperti cacing kepanasan, mendesah-desah nikmati rangsangan yang di terima pada buah dadanya. Lalu saya berupaya buka satu persatu kancing pakaiannya, selanjutnya kuremas-remas payudara yang masih tetap terbungkus BRA itu.

“Aaaaahhh, buka saja BH-nya Ton, cepat.., oohh..! ”

Kucari-cari pengaitnya di belakang, selanjutnya kubuka. Wah, nyatanya lumayan juga, masih tetap padat serta kencang, walau tidak demikian besar. Langsung kusedot-sedot putingnya seperti anak bayi kehausan.

“Esshh.. ouww.. aduhh.. Ton.. sangat nikmat lidahmu.., teruss..! ”

Setelah jemu dengan payudaranya, selanjutnya kubuka semua bajunya hingga bugil keseluruhan. Ia juga tak ingin kalah, selanjutnya melepas semuanya yang kukenakan. Untuk sebentar kami sama-sama berpandangan kagum pada keindahan semasing. Lalu ia menarik tanganku menuju ke kamarnya, tapi saya melepas pegangannya selanjutnya menggendongnya dengan ke-2 tanganku.

“Aouww Ton, anda romantis sekali..! ” tuturnya sembari ke-2 tangannya menggelayut manja mengitari leherku.

Lalu kuletakkan Ayu pelan-pelan diatas ranjangnya, selanjutnya saya menindih badannya dari atas, untuk sebentar mulut kami sama-sama pagut memagut dengan mesranya sembari berpelukan erat. Lalu mulutku mulai turun ke buah dadanya, kujilat-jilat dengan lembut, Ayu mendesah-desah nikmat. Tidak lama saya bermain di dadanya, mulutku pelan-pelan mulai menjilati turun ke perutnya, Ayu menggeliat kegelian.

“Aduh Ton, elu ngerjain gua yah, awas elu kelak..! ”

“Tapi elu sukai khan? Geli-geli nikmat..! ”

“Udah ah, jilati saja memek gua Ton..! ”

“Oke boss.., siap kerjakan perintah..! ”

Langsung saja kubuka paha lebar-lebar, tanpa ada menanti sekali lagi segera saja kujilat-jilat klitorisnya yang sebesar kacang kedele. Ayu menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan liar seolah-olah tak ingin kalah dengan permainan lidahku ini.

“Oohh esshhh aaouuw uuhh teeruss.., lebih dalemm, oohhh.. sangat nikmat..! ”

Agak lama juga saya bermain di klitorisnya hingga tampak banjir di sekitaran vaginanya.

“Ton, masukkin saja titit elu ke lobang gua, gua telah tidak tahan sekali lagi..! ”

Dengan selekasnya kuposisikan diriku untuk menembus kemaluannya, tapi saat kutekan ujung penisku, nyatanya tak ingin masuk. Saya baru tahu nyatanya dia masih tetap perawan.

“Ayu, apa elu tidak menyesal perawan elu gua tembus..? ”

“Ton, gua ikhlas bila elu yang ngambil perawan gua, untuk gua didunia ini hanya ada kita berdua saja. ”

Tanpa ada ragu-ragu sekali lagi segera kutusuk penisku dengan kuat, rasa-rasanya seperti ada suatu hal yang robek, barangkali itu perawannya, fikirku.

“Aduh sakit Ton, tahan dahulu..! ” tuturnya menahan sakit.

Saya juga diam sesaat, selanjutnya kucium mulutnya untuk meredakan rasa sakitnya. Sebagian menit lalu ia terangsang sekali lagi, selanjutnya tanpa ada membuang waktu sekali lagi kutekan pantatku jadi batang kemaluanku masuk semua kedalam lubangnya.

“Pelan-pelan Ton, masih tetap sakit nih..! ” tuturnya meringis.

Kugoyangkan pinggulku pelan-pelan, lama kelamaan kulihat dia mulai terangsang sekali lagi. Lalu pergerakanku mulai kupercepat sembari menyedot-nyedot puting susunya. Kulihat Ayu begitu nikmati sekali permainan ini.

Tidak lama lalu ia mengejang, “Ton, aa.. akuu.. ingin keluarr.., teruss.. selalu.., aahh..! ”

Saya juga mulai rasakan hal yang sama, “Yu, saya juga ingin keluar, didalam atau diluar..? ”

“Keluarin di dalam saja Sayang… ohhh.. aahh..! ” tuturnya sembari ke-2 pahanya mulai dijepitkan pada pinggangku serta selalu menggoyangkan pantatnya.

Mendadak dia menjerit histeris, “Oohh… sshh… sshh… sshh…”

Nyatanya dia telah keluar, saya selalu menggenjot pantatku makin cepat serta keras sampai menyentuh ke basic liang senggamanya.

“Sshh.. aahh.. ” serta, “Aagghh.. crett.. crett.. creet..! ”

utekan pantatku sampai batang kejantananku melekat ke basic liang kenikmatannya, serta keluarlah spermaku kedalam liang surganya. Waktu paling akhir air maniku keluar, saya juga terasa lemas.

Walaupunpun dalam kondisi lemas, tidak kucabut batang kemaluanku dari liangnya, tetapi menambah sekali lagi ke-2 pahanya sampai dengan terang saya mampu lihat bagaimana rudalku masuk kedalam sarangnya yang dikelilingi oleh bulu kemaluannya yang menggoda. Kubelai bulu-bulu itu sembari kadang-kadang menyentuh klitorisnya.

“Sshh.. aahh..! ” cuma desisan saja sebagai jawaban atas perlakuanku itu.

Kemudian kami berdua keduanya sama lemas. Kami sama-sama berpelukan sepanjang kurang lebih satu jam sembari meraba-raba. Lalu ia berkata kepadaku, “Ton, semoga kita dapat menyatu begini Ton, gua begitu sayang pada elu. ”

Saya diam sesaat, selanjutnya kubilang begini
“Gua juga sayang elu, tapi elu musti janji tidak bisa meladeni paman gua jikalau dia nyari-nyari elu. ”

“Oke bossss, siap kerjakan perintah..! ” tuturnya sembari memelukku lebih erat.

bokep barat - Mulai sejak waktu itu, kami jadi begitu lengket, tiap-tiap malam minggu tetap kami bertingkah seperti suami istri. Tidak cuma di apartmentnya, terkadang saya datang ke tempat kerjanya serta mengerjakannya dengan di WC, sudah pasti sehabis kebanyakan orang telah pulang.

Kadang ia juga ke tempat kerjaku untuk minta jatahnya. Tuturnya pamanku telah tidak sempat mencarinya sekali lagi, soalnya tiap-tiap kali Ayu ditelpon, yang menjawabnya yaitu mesin penjawabnya, selanjutnya tidak sempat dibalas Ayu, barangkali pada akhirnya pamanku jadi jemu sendiri.

Saya serta Ayu seringkali berjalan-jalan ke Mal-Mal, untungnya tidak sempat berjumpa dengan pamanku itu. Hingga sekarang ini saya masih tetap jalan dengan, tapi saat kutanya hingga kapan ingin begini, ia tidak menjawabnya. Saya pingin sekali menikahinya, tapi kelihatannya ia bukanlah jenis cewek yang pingin miliki keluarga.

Tapi lama-lama kupikir, tidak apalah, yang mutlak saya mampu nikmatnya juga.

0 comments: