SEO page contents SEO page contents VIDIO SEX KUNJUNGI KAMI LEBIH BANYAK VIDEO YANG MENARIK HANYA DI WWW.GAJAHQQ.COM DARI AYO BURUAN KUNJUNGI WEBNYA YA NANTI KAMI AKAN SELALU UPDATE :D

Bonus 10% untuk member baru

Sunday, October 28, 2018

BOKEP INDO SCANDAL

PAULO BEDIONES SCANDAL


VIDIO SEX - Singkat Narasi, kami berdua bersua di Cengkareng, tiada ciuman serta gandeng tangan, kami ke arah counter check-in, selang beberapa saat kami berdua telah duduk di kursi pesawat yang siap pergi ke Kuala Lumpur. Selesai pesawat mengudara serta seat-belt telah bisa di lepaskan, tangan Sheena singgah di pahaku, automatic batangku jadi tegang. Sebab saya gunakan Jeans, batang kemaluanku jadi lumayan sakit. Dia rupanya telah mengetahui. 




“Adikmu sakit ya Mas?” tanyanya bercanda sekalian mengelus-elus pahaku. Batang kemaluanku berubah menjadi bertambah tegang. Saya lantas mengharap selimut pada awak cabin, bukan kedinginan sebab AC, namun agar tak ada yang lihat saya melonggarkan ikat pinggang serta turunkan resletingku. Sebab gunakan selimut tangan Sheena makin lebih berani masuk ke sela resletingku, pada akhirnya raih batang kemaluanku yang masih tetap ditutup celana dalamku yang telah basah ditempat. 



Meskipun Sheena benar-benar cerdas dalam berencana rangsangan, tempat kursi pesawat tak sangat mungkin melakukan hal beberapa macam tiada ‘bikin heboh’. Dengan sangat terpaksa kutahan nafsu birahiku, namun saya masih ingin balas supaya iapun jadi ‘susah’. Dari dalam selimut, tanganku mengelus-elus dadanya. Menyengaja saya tak masukkan jari-jariku ke busananya, cukuplah kuelus dari luarnya saja. Selesai kulihat Sheena berubah menjadi lumayan “tidak tenang”. Dia mendengus lambat, “Enghh.. hh..”

Tanganku kuturunkan ke pahanya serta selalu ke pada ke-2 pahanya. Saya sukses membuat rasakan rangsangan birahi yang saya tahu gak dapat dialirkan. Dia cuman dapat mendesah, “Hhh.. hh.. hh..”

1/2 perjalanan telah berlalu, kami berdua masih tetap selalu sama-sama meraba dengan arah merangsang pasangan semasing agar pada ‘nggak tahan’ kembali. Namun tau-tau mesti kami stop sebab ada seseorang wanita mengharap pertolongan, rupanya TKW yang tidak jelas trik isikan kartu register kehadiran untuk bandara Kuala Lumpur. Sebab terganggu nafsu kami jadi hilang serta kami berdua jadi senyum-senyum sendiri.

Datang di Kuala Lumpur, kami langsung ke arah hotel MLA di lebih kurang jantung kota Kuala Lumpur. Seperti umumnya check-in, diantar oleh pelayan hotel ke kamar, pasang isyarat DO NOT DISTURB di gagang pintu, kunci pintu.

“Sayang.. pada akhirnya hingga ikut ya,” buka keheningan.

Saya terasa badanku lumayan hangat serta sendi-sendiku lumayan linu seperti ingin sakit flu. Soalnya baru perjalanan jauh dari Brisbane ditambah tempo hari (Sabtu, baca kejadian “Membuat Skor Bersama”) barusan ML ‘keluar bareng’ di Jakarta.

“Ehm..”

Saya tahu kalu dia telah malas ngomong bermakna saya mesti tahu diri janganlah kaya NATO (No Action Talk Only) yang dahulu. Kupeluk dia dengan lembut serta mesra dari belakang, ke-2 telapak tanganku menelungkupi ke-2 buah dadanya, kucium belakang telinganya lantas turun ke leher kanan, kukecup serta kusedot lehernya.

“Enghh.. sshh..,” dia mulai mendesis, dia gak was-was kembali akan isyarat merah di lehernya.

Ciumanku perlahan-lahan ubah ke leher kiri sekalian ke-2 tanganku membawa busananya ke atas. Dia membawa ke-2 tangannya ke atas meringankan busananya di lepaskan keatas. Busananya kulemparkan ke kursi, saya lantas buka bajuku sendiri.

Saya masih berdiri dibelakang Sheena, sekarang saya sudah bertelanjang dada tengah badan sisi atas Sheena cuma memakai BH. Kembali kupeluk dia dari belakang, bibirku mencium telinganya, ke-2 tanganku berjalan naik dari perutnya kebawah buah dadanya. Perlahan-lahan jari-jari tanganku menyelip keatas dalam BHnya, langsung menangkup ke-2 buah dadanya.

“Aduh.. Ari.. enak.. auuhh”

Tangan kiriku masih selalu menyelip di BHnya tengah tangan kananku berjalan keluar lantas ke punggungnya, melepas Klip BHnya. Lepaslah BHnya, sekarang ke-2 tanganku bebas memutar-mutar ke-2 putingnya lewat cara bertepatan.

“Auh.. enghh..,” desisnya tambah jelas terdengar. Sesaat lantas dia mendadak kembali hingga tanganku lepas dari buah dadanya. Dia lantas mencium serta melumat bibirku. Tanganku tadi lepas saat ini sudah mendapatkan kembali ke-2 buah dadanya yang sekarang ada didepanku. Kuelus-elus ke-2 buah dadanya lantas kupencet lembut putingnya dengan ibu jari serta jari telunjukku.

Tiada melepas ciumannya, tangan-tangan Sheena buka ikat pinggangku serta membuangnya ke kursi. Resletingku di turunkan, automatic Jeansku jadi longgar, lantas Sheena turun berjongkok di depanku turunkan Jeansku yang telah longgar itu. 

Batang kemaluanku telah mengeras, ujung kepalanya muncul dikit dari atas celana dalamku yang berwarna merah. Dia lantas tempelkan hidungnya ke batang kemaluanku di luar celana dalamku sekalian jari telunjuk kanannya disentuh-sentuhkan keujung kepala kemaluanku yang muncul dari celana dalamku. 



Dengan telunjuknya itu, dia oles-oleskan cairan beningku sampai rata ke topi bajaku, lantas dipelorotkan celana dalamku oleh karena itu batang kemaluanku mental kedepan seperti pegas serta berkaitan hidungnya. Dia mendongak serta memundurkan dikit hidungnya sekalian buka mulutnya, automatic kepala kemaluanku jatuh dalam mulutnya. Dia lantas tutup mulutnya serta mengisap kepala kemaluanku sekalian melirik keatas memandang mataku.

Oh.. sangat nikmat hisapan mulutnya itu. Tiada menggenggam batang kemaluanku, dia selalu mengisap, mengulum serta pelan-pelan memasuk-keluarkan kemaluanku. Susah kunyatakan nikmatnya kuluman serta hisapannya. 

Sedikitnya 15 menit saya terlengah dalam kondisi berdiri. Selang sesaat saya mau gantian kerjain ia, kuangkat, kugendong lantas kurebahkan tubuhnya terlentang di atas ranjang. Saya telah dalam kondisi telanjang dan dia masih tetap memanfaatkan celana panjang meskipun sisi atasnya telah tiada baju kembali.

Saya lantas berjongkok di sisi bawah tempat tidur, buka ikat pinggangnya, turunkan resletingnya lantas menarik terlepas Jeansnya. Celana dalamnya tampak lumayan lembab, selekasnya saya tarik turun melalui kakinya. sekarang lengkaplah telah dia telanjang bundar dihadapanku. Kutarik kakinya agar pantatnya rata dengan pinggir tempat tidur di mana saya berjongkok. 

PAULO BEDIONES


Dia telah bisa menebak apakah yang akan kulakukan maka itu iapun buka ke-2 pahanya. Saya tahu kemaluannya mau dijilati serta digelitiki oleh lidahku, namun saya mengawalinya dengan menjilati pangkal pahanya dahulu, yang kanan lantas yang kiri, lantas malahan naik keperut. Pantatnya bergerak-gerak, iapun menggeliat serta mengeluh, “Emmhh.. uusshh”

Saya belum juga ingin menjilati vaginanya. Sekalian menciumi perutnya, kusibak bulu-bulu kemaluannya hingga kelihatan belahan bibirnya. Jari telunjuk kananku kumasukkan pelan-pelan dalam lubangnya lantas pelan-pelan kuputar-putar dan ciumanku selalu berjalan naik kedadanya. 

“Auh.. aduh.. Ari.. kamu hilang ingatan..”

Akupun jadi tambah bernafsu, kusedot puting kanannya dan puting yang kiri kujepit dengan jari-jari tangan kiriku sesaat jari telunjuk tangan kananku masih tetap terbenam di lubang kemaluannya. Kadang-kadang kurasakan cincin vaginanya menjepit jariku. 

Biarpun dalam kondisi terangsang, saya masih tetap dapat terpesona, bagaimana mungkin jari telunjukku sekecil ini dapat dijepit sekeras ini. Bila tak rasakan sendiri berasa saya susah yakin. Puting susunya selalu kelumat, sedot serta di mulutku kujilati ujungnya. Sheena cuma dapat menggenggam rambut serta kepalaku sekalian membendung kesenangan yang menderanya.

Sekarang kurasakan telah waktunya mulutku kuturunkan dari buah dadanya, sasarannya ialah sela di antara ke-2 pahanya. Kubuka ke-2 pahanya lebih lebar kembali hingga belahan vaginanya turut dikit buka. Selekasnya kubenamkan lidahku membelah celahnya. 

Kesempatan ini dia langsung menjerit “Awh.. uh..” mengejang, gak sadar badannya lumayan bangun membungkuk keatas. Lidahku lantas menyapu belahannya itu keatas serta kebawah sekalian ke-2 tanganku mengelus-elus pangkal pahanya serta lebih kurang lubang kemaluanya, kadang-kadang kutekan-tekan gundukan bibir kemaluannya.

“Ouh.. Ari.. selalu sayang.. uuhh.. sayang.. aduhh”

Seranganku kutingkatkan kembali, dengan jari-jari tanganku kubuka lebih lebar kembali belahan vaginanya hingga kulihat sisi dalam kemaluannya yang kemerahan. Selekasnya kusapu kembali dengan lidahku.

“Aawww.. Ri.. aduh.. selalu sayang..selalu..aduh.. hilang ingatan kamu Ri..”

Berasa hampir 20 menit mulut serta lidahku melekat serta menyapu lubang kemaluannya, telah saatnya bagiku untuk masukkan penisku dalam lubang kemaluannya ini. Kemaluanku juga telah keluarkan cairan bening dari barusan. Saya lantas bangun berdiri akan tetapi lumayan berkunang-kunang sebab kelamaan jongkok. 

Tiada sia-sia kembali, kuarahkan penisku ke lubangnya yang telah basah gara-gara liurku serta cairan vaginanya. Bless.. masuklah batang kemaluanku ke vaginanya. Rupanya dia memang menyengaja tak ‘mengunci’ cincinnya itu dengan demikian tidaklah terlalu susah untuk menembusnya.

Dengan masih berdiri ditepi ranjang, saya berjalan memompa maju mundur. Kembali lagi dia belum juga ingin memakai cincinnya itu hingga saya masih tetap bisa memompa maju mundur secara sekejap, akan tetapi erangannya tambah keras terdengar tiap-tiap batangku melesak masuk. S

aya selalu memompa secara sekejap tiada istirahat, saya mengharap benar dengan tipe baru kesempatan ini saya bisa membuat ‘keluar’ lebih dulu. Harapanku rupanya cuman masih jadi keinginan, telah melalui 25 menit sejak mulai kumasukkan kemaluanku serta berjalan non-stop mengocoknya berikut, masih tetap belumlah ada pertanda dia akan ‘keluar’.

Sebab ‘olah raga memompa maju mundur’ ini kulakukan tiada henti sembil berdiri, keringatku mulai keluar membasahi tubuhku, pinggangku mulai penat, namun kumantapkan niatku untuk bertahan mengocoknya. Saya lantas katakan kepadanya, “Masih bandel ikut ya? Saya ingin review, kamu atau saya yang keluar duluan.”

Biarpun air dalam bath-tub belum juga terlampau dalam, saya langsung masuk serta duduk berendam sekalian bersender pada dinding bath-tub. Batang kemaluanku yang masih tetap keras itu pelan-pelan melemas selesai terendam di air. Sheenapun masuk ke bath-tub serta ikut-ikutan duduk berendam. 

Iseng-iseng tangannya mengelus-elus batang kemaluanku untuk bersihkan lendir yang menempel di batang kemaluanku. Elusan jari-jari tangannya bikin kemaluanku kembali menegang. Dia ketawa kecil kala rasakan ‘anuku’ berdenyut mengeras di tangannya. Selesai dilihatnya kemaluanku telah bersih, dia katakan, “Coba mundur sedikit dong”. Akupun berjalan mundur serta bersender pada ujung bath-tub untuk berikan area yang lebih panjang baginya.

Selesai hampir 20 menit non-stop menyerangku, dia melirikku lantas melepas mulutnya dari kepala kemaluanku.

“Enak gak?” tanyanya sekalian tangan kanannya masih menggenggam batangku.

“Ini yang sangat enak dari semua,” kataku.

“Naik kembali ke tempat tidur yuk.. namun gendong ya.. penat sich,” ujarnya.

Saya keluar dari bath-tub lantas menariknya supaya bangun lantas menggendongnya ke ranjang. Kami sudahlah tidak peduli kembali kalau badan kami masih tetap 1/2 basah.

Saya kembali ada diatasnya dengan tempat push-up, dia menuntun batang kemaluanku masuk ke lubangnya, bless.. masuklah batangku. Dia memekik, “Awk..” lumayan sakit sebab masih tetap seret. Saya selalu meningkatkan pantatku menyodok lubang kemaluanku. Disetiap hentakan pantatku dia tetap ramai “Awww..awww..”

Berasa 15 menit berlalu, kemaluanku berasa telah berdenyut-denyut kembali, berarti saya hampir di puncak. Supaya tak kalah, saya kurangi ke cepatanku lantas saya memohon rubah tempat.

Sekalian mengontrol supaya kemaluanku tak terlepas, kami kembali, sekarang dia ada diatasku. Sesaat dia cuma duduk saja diatasku tak berjalan. Dia rupanya nikmati denyutan batang kemaluanku. Kurasakan jepitan vaginanya bertambah seolah-olah memeras batangku. 

Selesai hampir 10 menit lantas. Dia memandang saya telah ‘hampir sekarat’ sebab permainan jepitan vaginanya, dia lantas letakkan ke-2 lenganku ke atas kepalaku serta dipegangnya dengan ke-2 tangan kanannya yang untuk menyokong tubuhnya. Mulutnya di turunkan mencium bibirku sekalian pantatnya mulai dinaik-turunkan. 

Puting buah dadanya yang bergantung-gantung menggesek-gesek dadaku menaikkan sensasi nikmat serangannya. Kala kemaluannya ditarik hingga ke leher kemaluanku jepitannya dilonggarkan, kala ingin di turunkan dikeraskan kembali dll.

Sekarang saya betul-betul ‘sudah sekarat’. Dia malahan mepercepat gerak turun-naik pantatnya. Saya coba mati-matian bertahan, tiap kali pantatnya di turunkan, saya mengejang serta mendengus “Enghh.. enghh.. enghh.. enghh,” akan tetapi saya tak bisa bertahan kembali. Berasa kurang dari 5 menit selesai dia mepercepat turun naik sekalian menjepit, kemaluanku berdenyut-denyut serta pada akhirnya, “Uhh..” pertahananku jebol, saya muncrat di lubang kemaluannya. Dikala kemaluanku berdenyut menyemprot air maniku, dia selalu turun-naik serta mengeraskan cincin vaginanya. Lemaslah tubuhku, semua otot-ototku berasa lepas dari tulangku, kenikmatannya sungguh-sungguh enak.

Sheena tak langsung bangun, dia cuma berbaring di dadaku dengan batang kemaluanku masih tetap menancap di vaginanya. Pelan-pelan batang kemaluanku melemas. Kombinasi sperma serta lendirnya mengalir keluar dari lubangnya, meleleh ke selangkanganku serta ke sprei ranjang. Dia menggeliat ke telingaku serta berbisik “Satu 0 ya..,” sekalian tersenyum.

Pembaca, tersebut hari pertama kami di Kuala Lumpur. Tubuhku berasa lumayan lemah, namun saya masih tetap saja memikir “Ah tak apa-apa, mungkin sesaat kembali ikut sembuh.” Hari ke-2 dll kami masih hangat bercinta. Kadang-kadang saya masih tetap dapat “menang” akan tetapi tambah banyak “kalah”.

Tubuhku telah makin lemah, saya pada akhirnya sadar telah jatuh sakit. Dalam hari ke delapan paling akhir sekejap sebelum tinggalkan hotel ke arah bandara, saya masih tetap nekat ‘menantangnya’ kembali dengan kapabilitas paling akhir, akhirnya saya ‘kalah’ kembali. Saya telah gak ingat berapakah score akhir kami, yang pasti saya ‘kalah’.

Dibandara kami berpisah, pesawatku pergi dulu kembali lagi Australia dan Sheena sejam lantas kembali lagi Jakarta. Dipesawat suhu tubuhku semakin naik, otot-otot tubuhku berasa linu serta tak bertenaga. 7 jam perjalanan cuman dapat di kursi saja makin merepotkan. Setibanya di dalam rumah, saya betul-betul jatuh sakit, pernah muntah-muntah juga. 

Untung waktu cuti kerjaku belum juga habis hingga tak perlu tambah lagi dengan cuti sakit kembali. Akan tetapi yang sangat sebal, saya ingin tahu ditaklukkan oleh Sheena, telak kembali. Harusnya saya istirahat lebih dahulu selesai datang di Kuala Lumpur sampai flunya hilang dahulu serta tak langsung ngajak ‘perang’, toh masih tetap ada hari-hari esoknya.

Saturday, October 27, 2018

BLACK AND WHITE

BLACK AND WHITE  SEX COOKC


VIDIO SEX - Sehabis permainan cintaku dengan Evi sore itu, kami jadi kerap mengerjakannya jika ada peluang. Kadang-kadang kami bercinta di Kamar Evi serta kadang-kadang di kamarku. Evi yang masihlah berumur 22 tahun itu ceritakan terkait hilangnya kegadisannya oleh pacarnya disaat masihlah SMA. Menurut ceritanya ia dijebak pacarnya untuk minum-minum disaat perayaan ulangtahunnya yang ke 17. Disaat ia mulai mabuk ia dibawa pacarnya serta di perkosa di hotel. Tragisnya ia diperkosa dengan bergantian oleh 2 orang kawan pacarnya kala itu.




Paginya sehabis sadar ia di antar pulang serta pacar atau ke-2 temannya menghilang entahlah kemana. Sehabis lulus SMA pada akhirnya ia hendak memutuskan untuk kuliah di Bali jurusan hotel serta tourisme. Sejak mulai kuliah di Bali juga ia telah beberapakali mengerjakan seks dengan sejumlah kawan kuliah-nya.

Pertalian kami juga cuman menjadi kawan, tdk lebih, pertalian kami menurut sukai sama sukai. Mungkin lantaran umur ku yang lebih muda. Akan tetapi saya bisa previlege untuk tubuhnya kapan waktu saya ingin. Hubunganku dengan Evi juga tdk didapati oleh Silvi kakaknya yang udah kerja di satu diantaranya hotel di lokasi Jimbaran. 




Silvi, tdk kalah cantiknya dengan Evi. Kedua-duanya miliki kulit yang putih bersih. Silvi lebih dewasa dalam penampilan serta enak pun dibawa bercakap. Lantaran Silvi pun cantik saya kerap bercanda dengan Evi mengemukakan ingin tahu rasa-rasanya jika terjalin dengan Silvi. Evi kadang-kadang ketawa serta kadang-kadang geram kalau saya berkata demikian. Meski geram, Evi akan hilang kemarahannya kalaupun kucumu kembali.

Seperti dalam sore itu, Disaat saya baru pulang kuliah, kulihat kamar Evi terbuka akan tetapi tdk ada orang didalamnya. Lantaran kondisi kost yang sepi akupun masuk ke kamarnya serta dengar ada yang tengah mandi serta akupun tutup pintu kamar Evi. Udah 1 minggu lebih saya bermalam di Denpasar lantaran tengah ujian akhir.

Sehabis pintu kututup, kupanggil Evi yang ada dikamar mandi.

“Vi, kembali mandi yah? tanyaku basa-basi.

Tdk ada jawaban dari dalam kamar mandi. Akupun menambahkan.

“Kamu geram yah Vi?, Maaf yah saya nggak kasih tahu kamu kalau saya ingin nginep di Denpasar. Ini hari saya ingin untuk kamu suka Vi. Saya akan cium kamu, membuat kamu suka ini hari. Saya aka.

“Mandi kucing kan kamu Vi dari mulai ujung rambut sampai ujung kaki.” Rayuku.

Masihlah tdk ada jawaban dari dalam kamar mandi.

“Vi, ingat film yang dahulu kita saksikan kan. Saya akan membuat kamu suka sekian kali ini hari sebelum kau rasakan penisku ini Vi. Saya akan cium vaginamu sampai kau menggelinjang suka serta meminta supaya saya masukkan penisku”.

Terdengar nada batuk kecil dari dalam kamar mandi.

“Vi, kututup pintu serta gordennya yah Vi”. Akupun balik serta tutup gordin jendela yang memang masihlah terbuka.

Disaat gordin kututup, kudengar pintu kamar mandi terbuka. Akupun tersenyum serta bersorak dalam hati. Sehabis saya tutup gordin akupun balik. Serta nyatanya, yang ada di dalam kamar mandi itu ialah Silvi, kakak Evi, yang baru-baru ini usai mandi keluar dengan memakai bathrope berwarna pink serta duduk di atas tempat tidur dengan kaki bersilang serta kelihatan dari belahan bathropenya. 




Kaki yang putih tertangani, betisnya yang indah kelihatan selalu sampai ke pahanya yang putih, kencang serta seksi sangatlah melawan sekali untuk dielus. Belum pula silangan bathrope di dadanya lumayan kebawah hingga kelihatan dada putih serta belahan payudaranya. Kukira ukuran Branya dikit semakin besar dari Evi, lantaran saya tidak pernah menyentuhnya.

“Evi tengah ke Yogya, ia tengah Praktik kerja sepanjang 2 bulan” Kata Silvi sembari mainkan tali bathrope-nya.

“Jadi sejauh ini kamu sukai make love ya sama Evi, walau sebenarnya saya yakin kamu akan tidak demikian sama adikku”

“Maaf Mbak, saya nggak tahu kalau yang di dalam itu Mbak Silvi” Kataku sembari mataku melihat muka Silvi.

Rambutnya yang hitam sepundak tergerai basah. Dada yang putih dengan belahan yang kelihatan cukuplah dalam. Paha yang putih mulus serta kencang sampai betis yang tertangani rapi. Kalaupun menurutku Silvi bisa memperoleh angka 8 sampai 8,5.

“Lalu kalau bukan Mbak mengapa?, Kamu tidak ingin mencium Mbak, buat Mbak suka, memandikucingkan Mbak seperti yang kamu katakan barusan?” Bertanya Silvi memancingku.

“Aku sich ingin saja Mbak kalau Mbak kasih” Jawabku langsung tiada fikir kembali sembari mengambil langkah ke tempat tidur. Lantaran menjadi lelaki normal saya sudahlah tidak kuat meredam nafsuku memandang sesosok wanita cantik yang hampir pastinya telanjang lantaran baru usai mandi. Belum pula panorama dada serta putih mulus yang sangatlah merayu.

“Kamu udah lama make love dengan Evi, Ren?” Bertanya Silvi disaat saya duduk di samping kirinya. Saya tdk langsung menjawab, sehabis duduk di sampingnya saya mencium wangi harum tubuhnya.

“Tubuh Mbak harum sekali”, kataku sembari mencium lehernya yang putih serta tahapan.

Silvi menggeliat serta mendesah disaat lehernya kucium, mulutku juga naik serta mencium bibirnya yang mungil serta merah merekah. Silvi juga membalas ciumanku dengan hangatnya. Perlahan-lahan kumasukkan lidahku ke rongga mulutnya serta lidah kami juga sama-sama bersentuhan, hal tersebut bikin Silvi kian hangat.

Perlajan tangan kiriku menyelusup ke bath robenya serta meraba payudaranya yang kenyal. Sembari selalu berciuman kuusap serta kupijat lembut ke-2 payudaranya bergantian. Payudaranya juga kian mengeras serta putingnyapun mulai naik. Terkadang kumainkan putingnya dengan tanganku sembari selalu melumat bibirnya.

Saya juga mengedit posisiku, kurebahkan badan Silvi pada tempat tidur sembari selalu melumat bibirnya serta meraba payudaranya. Sehabis badan Silvi rebah, perlahan-lahan mulutku juga turun ke lehernya serta tanganku juga menarik tali pengikat bathrope-nya. 

Sehabis talinya lepas kubuka bathropenya. Saya berhenti mencium lehernya sesaat untuk memandang badan wanita yang akan kutiduri sesaat kembali, lantaran saya tidak pernah badan Silvi tiada seutas benang sedikitpun. Benar-benar panorama yang indah serta tiada cela dikit juga.

Payudaranya yang putih serta tegak melawan mempunyai ukuran 36 C dengan puting yang udah naik sangatlah menggairahkan. Pinggang yang langsing lantaran perutnya yang kecil. Bulu halus yang tumbuh di kurang lebih selangkangannya terlihat rapi, mungkin Silvi baru-baru ini mencukur rambut kemaluannya. Benar-benar panorama yang sangatlah indah.

“Hh” Desah Silvi membuyarkan lamunanku, Saya juga langsung menambahkan kegiatanku barusan berhenti lantaran terkagum pada keindahan tubuhnya.

Kembali kulumat bibir Silvi sembari tanganku mengelus payudaranya serta perlahan turun ke perutnya. Ciumanku juga turun ke lehernya. Desahan Silvi juga kian terdengar. Perlahan-lahan mulutku juga turun ke payudaranya serta menciumi payudaranya dengan leluasanya. Payudaranya yang kenyal juga mengeras disaat saya mencium sekitar payudaranya.

Tanganku yang tengah mengelus perutnya juga turun ke pahanya. Menyengaja saya membelai sekitar vaginanya dulu untuk memancing reaksi Silvi. Disaat tanganku mengelus paha sisi dalamnya, kaki Silvi juga merapat. Selalu kuelus paha Silvi sampai pada akhirnya perlahan-lahan tanganku juga ditarik oleh Silvi serta diarahkan ke vaginanya.

“Elus dong Ren, Supaya Mbak ngerasa enak Ren” Tuturnya sembari mendesah.

Bibir vagina Silvi udah basah disaat kesentuh. Kugesekan jariku selama bibir kemaluan Silvi, serta Silvi juga mendesah. Tangannya meremas kepalaku yang masihlah ada di payudaranya.

“Ahh, selalu Ren”, Pinggulnya kian bergyang hebat searah dengan rabaan tanganku yang kian cepat. Jari-jariku kumasukkan dalam lubang vaginanya yang semakn basah.

“Ohh Ren enak sekali Ren”, desah Silvi kian hebat serta goyangan pinggulnya kian cepat.

Jariku juga kian lega bermain dalam lorong sempit vagina Silvi. Kucoba input ke-2 jariku serta desahan dan goyangan Silvi kian hebat membuatku kian terangsang.

“Ahh Ren”, Silvi juga merapatkan ke-2 kakinya hingga tanganku terjepit dalam lipatan pahanya serta jariku masihlah selalu mengobok-obok vaginanya Silvi yang sempit serta basah.

Remasan tangan Silvi di kepalaku kian kencang, Silvi seperti tengah nikmati puncak kenikmatannya. Sehabis berjalan cukuplah lama Silvi juga melenguh panjang jepitan tangan serta kakinya juga mengendur. 

BLACK AND WHITE  SEX


Kesempatan saat ini langsung kupergunakan sesegera mungkin untuk melepas kaos serta celana jeansku. Penisku udah tegang sekali serta merasa tdk nyaman lantaran masihlah tertekan oleh celana jeansku. Sehabis saya tinggal memakai CD saja kuubah tempat tidur Silvi. Sebelumnya semua tubuh Silvi ada diatas tempat tidur, Saat ini kubuat cuma pinggul ke atas saja yang ada diatas tempat tidur, sedang kakinya menjuntai ke bawah.

Dengan tempat ini saya dapat memandang vagina Silvi yang merah serta indah. Kuusap terkadang vaginannya, masihlah merasa basah. Akupun mulai menciumi vaginanya. Merasa lengket tetapi harum sekali. Kukira Silvi tetap mengontrol sisi kewanitaannya ini secara teratur sekali.

“Ahh Ren, enak Ren”, racau Silvi. Pinggulnya bergoyang sejalan jilatan lidahku di selama vaginanya. Vagina merahnya kian basah oleh lendir vaginanya yang harum serta jilatanku. Desahan Silvi juga kian hebat disaat kumasukkan lidahku dalam bibit lubang vaginanya. Evi juga menggelinjang hebat.

“Terus Ren”, desahnya. Tanganku yang tengah meremas pantatnya yang padat ditariknya ke payudara. Tnagnku juga bekerja meremas-remas payudaranya yang kenyal. Sesaat lidahku tak henti menjilati vaginanya. Kakinya menjepit kepalaku serta pinggulnya oun bekerja tdk memiliki aturan. Sepuluh menit masalah ini berjalan serta Silvi juga menalami orgasme yang ke-2.

“Ahh Ren, saya keluar Ren”, saya juga rasakan cairan hangat yang keluar dari vaginanya. Cairan itu juga kujilat serta kuhabiskan serta kusimpan dalam mulutku serta selekas mungkin kucium bibir Silvi yang tengah terbuka supaya ia rasakan cairannya sendiri.

Lama kami berciuman, serta perlahan-lahan tempat penisku udah ada pas di muka vaginanya. Sembari selalu menciumnya kugesekkan ujung penisku yang muncul keluar CD ku ke bibir vaginanya. Tangan Silvi yang sebelumnya ada selain bekerja menjurus penisku serta menariknya. Tangannya mengocok penisku perlahan.

“Besar pun punyai kamu Ren, panjang lagi” Ujar Silvi di antara ciuman kami.

Sembari masihlah berciuman saya membebaskan CDku hingga tangan Silvi dapat lega mengocok penisku. Sehabis lima menit akupun menangkis tangan Silvi serta menggesekkan penisku dengan bibir vaginanya. Tempat ini lebih enak dibanding dikocok.

Perlahan-lahan saya mulai mengarahkan penisku dalam vaginanya. Disaat penisku mulai masuk, tubuh Silvi juga dikit terangkat. Merasa basah sekali akan tetapi nikmat. Lobang vaginanya lebih sempit dibanding Evi, atau lantaran lubang vaginanya belum pula terlatih dengan penisku.

“Ahh Rensha.. Demikian sayang, enak sekali sayang” Racaunya disaat penisku bekerja maju mundur. Pinggul Silvi juga kian liar bergoyang menandingi gerakanku. Akupun selalu menciumi sisi belakang lehernya.

“Ahh..” desahnya kian jadi. Akupun kian bernafsu untuk selalu memompanya. Kian cepat gerakanku kian cepat juga goyangan pinggul Silvi. Kaki Silvi yang menjuntai ke bawah juga bekerja memutari pinggangku. Akupun mengedit posisiku hingga semua tubuh kami ada diatas tempat tidur.

Sehabis semua tubuh ada di atas tempat tidur, akupun menjatuhkan dadaku di atas payudara besar serta kenyalnya. Tanganku juga bekerja ke belakang pinggulnya serta meremas pantatnya yang padat.

Goyangan Silvi juga kian menjadi-jadi oleh remasan tanganku di pantatnya. Sedang pinggulku juga tak henti bekerja maju mundur dalam waktu cepat serta goyangan pinggul Silvi yang kian liar.

“Ren.. Kamu hebat Ren.. Selalu Ren.. Penis kamu besar keras serta panjang Ren.. Selalu Ren.. Goyang tambah cepat kembali Ren..” demikian racau Silvi di celah kenikmatannya.

Saya juga kian cepat menggerakkan pinggulku. Vagina Slvi memang lebih enak dari Evi adiknya. Lebih sempit hingga penisku sangatlah nikmati ada dalam vaginanya. Goyangan Silvi yang kian liar, desahan yang tdk memiliki aturan membuatku kian bernafsu serta memercepat gerakanku.

“Mbak saya ingin keluar Mbak” Kataku.

“Di dalam saja Ren supaya enak” desah Silvi sembari tangannya menggenggam pantatku seakan ia tidak ingin penisku keluar dari vaginanya sedikitpun.

“Ahh” Desahku kala saya memuntahkan semua cairanku dalam lubang rahimnya.

Tangan Silvi mendesak pantatku sembari pinggulnya memajukan keatas, seakan ia masihlah ingin menambahkan kembali, matanya juga terpejam. Saya juga mencium bibir Silvi. Dengan tempat badanku masihlah diatasnya serta penisku masih pula dalam vaginanya. Mata Silvi terbuka, ia membalas ciuman bibirku sampai cukuplah lama. Badannya basah oleh keringatnya dan keringatku.

“Kamu hebat Ren, saya tidak pernah sepuas ini sebelumnya” Kata Silvi.

“Mbak pun hebat, vagina Mbak sempit, legit serta harum kembali.” Ucapku.

“Memang vagina Evi enggak” senyumnya sembari menggoyangkan pinggulnya.

“Sedikit lebih sempit Mbak punyai di banding Evi” jawabku sembari menggerakkan penisku yang masihlah menancap di dalamnya. Nampaknya Silvi masihlah ingin menambahkan kembali pikirku.

“Penis kamu masihlah keras Ren?” bertanya Silvi sembari memutar pinggulnya.

“Masih, Mbak masihlah ingin kembali?” tanyaku

“Mau tetapi Mbak di atas ya” Kata Silvi.

“Cabut dahulu Ren”

Sehabis dicabut, mulut Silvi juga bekerja serta mencium penisku, Silvi mengulum penisku lebih dahulu sembari memberikannya vaginanya padaku. Kembali berlangsung pemanasan dengan tempat 69. Desahan-desahan Silvi, vagina Silvi yang harum membuatku melupakan Evi sesaat waktu.

Hari itu sejak mulai jam lima sore sampai besok paginya saya bercinta dengan Silvi, entahlah berapakah kali kami orgasme. Serta itu juga berjalan hampir tiap-tiap malam sepanjang Evi belum pula kembali dari Praktik Kerjanya di yogya sepanjang 2 bulan lebih. Kupikir mumpung Evi tdk ada kucumbu saja kakaknya dahulu.

Thursday, October 25, 2018

BOKEP JEPANG GAMBANG

JEPANG GAMBANG PENGANTIN 


VIDIO SEX - Satu hari di awalnya bulan Juli tahun 2000 terus di rumahku kebetulan sepi. Sore itu ibuku tengah pergi ke luar kota serta ayahku tengah kerja di kantornya. Kuundang ke dua temanku yang kerap kukhayalkan bercumbu denganku. Ambar serta Ully. 



Mereka berdua saling punya payudara yang sama besarnya dengan punyaku. Kami terus bertiga melihat VCD yang berniat kuputar film porno yang kupinjam dari satu rental. Kami bertiga duduk berdampingan di kursi sofa. Ambar di samping kiriku serta Ully di samping kananku.

Pada kala adegan ke dua baru mulai vaginaku udah merasa basah serta tanganku masuk ke celana jeans pendek ketatku. Kebetulan saya berniat tdk menggunakan CD hingga jariku langsung masuk ke vaginaku serta menggeseknya. Ambar memandang perbuatanku serta tangannya ikut pula masuk ke vaginanya sendiri. 




Tanganku terus meremas ke dua payudaranya yang masih tetap dilapis kaos oblong yang dikenakannya. Ia tdk menampik serta bibirnya mencium bibirku dan tangannya meremas pun ke dua payudaraku. Kami sama-sama meremas serta lidah kami sama-sama menjilat di kehangatan ciuman. Ully yang ada di belakangku masuk dengan tempelkan ke dua payudaranya ke punggungku. Terus Ambar kutidurkan serta kulepas kaos yang kukenakan.

Seterusnya kutindih ia sembari kuciumi parasnya. Ully melepas BH-ku dari belakang hingga saya membebaskan ciuman dari muka Ambar. Saya dapat membalik buat mencium Ully, akan tetapi ia dari belakang meremas ke dua payudaraku yang udah telanjang serta tangan Ambar melepas retsluiting celana jeans pendek ketatku. Jarinya mengusahakan masuk ke vaginaku yang makin bertambah basah.

Tidak diduga telpon yang ada pada rumahku berdering. Saya tiada menggunakan busana tadi dilepaskan bangun ke meja telpon. Nyata-nyatanya telpon dari ayahku yang menyampaikan kabar jika ia tdk pulang lantaran ada masalah. Saya terasa suka serta memiliki rencana ajak Ambar serta Ully bermalam di rumahku. 

Saya menempatkan gagang telpon serta ketujuan ke kursi sofa. Kulihat Ambar serta Ully udah saling cuma menggunakan busana dalam sama-sama berciuman serta coba melepas BH yang digunakan. Kukejutkan mereka serta kukatakan jika pemainan ini terpaksa berhenti sesaat. Mereka kuminta pulang dahulu serta kusuruh hadir waktu 8 malam buat menyambung permainan. Mereka sepakat.

Malamnya Ully hadir pertama-tama. Lantaran saya tdk sabar demikian ia masuk serta saya tutup pintu, saya memeluknya dari belakang serta kuremas ke dua payudaranya. Kudengar bel pintu. Saya membebaskan pelukanku serta kusuruh Ully langsung ke kamar. 


Saya buka pintu serta nyata-nyatanya Ambar sudah hadir. Langsung kami masuk kamar. Kulihat Ully udah tinggal menggunakan busana dalam saja tengah tiduran pada tempat tidur. Kusuruh Ambar buat mencumbunya dahulu. Ambar langsung melepas busananya serta nyata-nyatanya ia tdk kenakan BH cuma menggunakan kaos singlet serta CD.

Ia terus mendekati Ully serta mendudukkannya. Ia terus mencium Ully serta tangannya melepas BH yang digunakan Ully. Dan Ully melepas kaos singlet yang digunakan Ambar serta saya yang berdiri cuma menggunakan gaun tidur tiada busana dalam langsung terangsang. Kulepas gaun tidurku. Ambar yang melihatku langsung turun dari tempat tidur dibarengi Ully. 

Ambar mendorongku sampai ke tembok terus mencium bibirku serta meremas payudara kiriku. Dan Ully jongkok di samping kakiku serta kaki Ambar terus menjilati vaginaku yang basah sembari tdk lupa tangan kirinya meremas ke dua payudara Ambar serta tangan kanannya meremas payudara kananku. Saya rasakan kesenangan yang tanpa duanya.

Sesudah beberapa waktu Ambar serta Ully menjamah tubuhku serta saya udah rasakan lemas, mereka berdua sama-sama berpelukan serta sama-sama tempelkan vaginanya. Mereka mendesah saling bersama. Seterusnya Ambar melepas pelukannya serta terus naik ke tempat tidur. Ia tidur telentang serta Ully menindihnya sembari menciumnya. 

Tangannya masuk ke vagina Ambar serta mengocoknya perlahan. Mulutnya perlahan turun ke vaginanya. Sembari jarinya mengocok vagina Ambar mulutnya pun menjilatinya. Saya yang udah bergairah kembali turut masuk dengan mencium bibirnya yang nampaknya dapat keluarkan desahan. Kucium serta kujilat lidahnya. 

Ia membalas sembari tangannya menarik tanganku supaya meremas ke dua payudaranya. Kuremas ke dua payudaranya serta tangannya pun meremas ke dua payudaraku. Ambar nyata-nyatanya bisa bertahan lebih lama dariku dari jamahanku serta Ully.

Saat ini giliran Ully. Ully tidur telentang serta payudara kirinya disedot oleh Ambar serta payudara kanannya kuhisap. Ia mendesah serta ke dua tangannya pun membalas dengan meremas ke dua payudaraku serta ke dua payudara Ambar lewat cara bergantian. Jariku serta jari Ambar terus masuk ke vagina Ully serta mengocoknya perlahan. 

Ully nyata-nyatanya dapat mendesah lebih keras kembali hingga bibirku serta bibir Ambar berebut buat membendungnya. Bibir kami berdua pada akhirnya berciuman sembari jari kami berdua kami mengeluarkan dari vagina Ully serta naik ke atas berebut ke dua payudara Ully. Kami berdua meremas ke dua payudara Ully serta ciuman kami turun ke bawah serta menjilati vagina Ully. Ully nyata-nyatanya kalah dariku dalam bertahan.

Sesudah beristirahat sesaat kami meneruskannya kembali. Saya tidur di dalam berhadap-hadapan dengan Ully serta Ambar ada di belakangku. Kami mulai kembali dari mula serta tdk lupa bergantian tempat tengah, depan, belakang. Kami bercumbu sampai kurang lebih waktu 3 pagi hari. Seterusnya kami tertidur nyenyak lantaran kepayahan. Dengan tempat saya dipeluk Ambar dari depan serta Ully dari belakang.

Pagi harinya saya terjaga serta kulihat Ambar serta Ully sudahlah tidak ada pada tempat tidur. Kudengar desahan-desahan dari dalam kamar mandi. Saya bangun serta berjalan ke kamar mandi. Kulihat Ambar serta Ully duduk berhadap-hadapan di bath tub yang penuh dengan busa sabun. Mereka berdua yang tubuhnya penuh dengan busa sabun tengah sama-sama meremas ke dua payudara mereka. 

Saya terus berdiri dibawah pancuran serta kuhidupkan kran. Ambar bangun dari bath tub serta tutup kran pancuran. Ia terus berdiri dibelakangku serta ambil bodi shower. Diusapkannya bodi shower ke ke dua payudaraku dari belakang dan selanjutnya meremas-remas ke dua payudaraku. Saya membalik tubuhku serta membalas meremas ke dua payudaranya. 

JEPANG GAMBANG


Ia terus meratakan bodi shower ke semuanya tubuhku selanjutnya memeluk tubuhku. Selanjutnya tangannya buka kran pancuran kembali. Kami berdua sama-sama membebaskan pelukan serta sama-sama mencuci badan kami serta meremas ke dua payudara dan bagian bagian badan yang lainnya. 

Sesudah kami berdua bersih dari sabun serta busanya, Ambar mematikan kran pancuran serta keluar dari kamar mandi sembari menggandeng handuk. Saya masih tetap berdiri serta memandang Ully yang tidur di bath tub yang airnya udah kering tinggal busa sabun yang melekat di tubuhnya. Kulihat ke dua payudaranya serta terus kuremas. Seterusnya kutindih tubuhnya serta kami tukar tempat. 

Saya saat ini dibawah ia diatas serta duduk dengan tempat ke dua vagina kami sama-sama melekat. Ia meremas-remas ke dua payudaraku. Selanjutnya ia menyeka semuanya tubuhku dengan busa sabun yang melekat di tubuhnya. Selanjutnya ia menindihku serta buka kran bath tub. Kami berdua sama-sama mencuci badan kami serta meremas ke dua payudara dan bagian bagian badan yang lainnya.

Seterusnya saya lebih dahulu keluar dari kamar mandi sesudah menghanduki tubuhku. Saya keluar dengan telanjang lantaran handuknya difungsikan oleh Ully. Ambar nyata-nyatanya tdk ada di kamar. Saya keluar serta kulihat Ambar dengan melilitkan handuk di tubuhnya tengah berjalan ke arahku sembari membawa secangkir kopi. 

Kusongsong ia serta kucium ia sembari tanganku mencapai cangkir dari tangannya. Kuletakkan cangkir ke meja yang ada pada samping kami berdiri serta tanganku terus melepas handuk yang digunakan Ambar. Kupeluk ia berbarengan dengan pelukan Ully dari belakang. Saya mau dimulai dari awal kembali akan tetapi kudengar klakson mobil. Kami bertiga berhamburan secepatnya menggunakan kembali busana. Nyata-nyatanya ayahku yang hadir.

Hari itu kami tdk menyambung percumbuan lantaran ayahku sepanjang hari dalam rumah. Ambar serta Ully pun pulang ke kostnya semasing. Akan tetapi di hari-hari lalu kami bertiga bercumbu kembali. Entahlah di rumahku ketika sepi atau pada tempat kost Ambar atau pada tempat kost Ully. 

Tetapi mulai sejak awal bulan Agustus tahun 2000 terus Ully sudah punya pasangan cewek baru yang masih tetap muda serta akan memutuskan berpisah denganku serta Ambar. Perpisahan dirayakan dengan bercumbu tadi malam bosan pada saya, Ambar, Ully serta ceweknya. Mulai sejak itu saya cuma bercumbu dengan Ambar. Demikianlah pengalamanku bercumbu dengan sama-sama wanita.

BUSTY TEEN IS FUCKED

BUSTY TEEN IS FUCKED BY A BIG BLACK COCK


VIDIO SEX - Pagi itu kulihat Oom Pram bapak kost ku sedang merapikan tanaman di kebun, dipangkasnya daun-daun yang mencuat tidak beraturan dengan gunting. Kutatap wajahnya dari balik kaca gelap jendela kamarku. Belum terlalu tua, umurnya kutaksir belum mencapai usia 50 tahun, tubuhnya masih kekar wajahnya segar dan cukup tampan.



Rambut dan kumisnya beberapa sudah terselip uban. Hari itu memang aku masih tergeletak di kamar kostku. Sejak kemarin aku tidak kuliah karena terserang flu. Jendela kamarku yang berkaca gelap dan menghadap ke taman samping rumah membuatku merasa asri melihat hijau taman, apalagi di sana ada seorang laki-lai setengah baya yang sering kukagumi.

Memang usiaku saat itu baru menginjak dua puluh satu tahun dan aku masih duduk di semester enam di fakultasku dan sudah punya pacar yang selalu rajin mengunjungiku di malam minggu. Toh tidak ada halangan apapun kalau aku menyukai laki-laki yang jauh di atas umurku.

Tiba-tiba ia memandang ke arahku, jantungku berdegup keras. Tidak, dia tidak melihaku dari luar sana. Oom Pram mengenakan kaos singlet dan celana pendek, dari pangkal lengannya terlihat seburat ototnya yang masih kecang. Hari memang masih pagi sekitar jam 9:00, teman sekamar kostku telah berangkat sejak jam 6:00 tadi pagi demikian pula penghuni rumah lainnya, temasuk Tante Pram istrinya yang karyawati perusahaan perbankan.




Memang Oom Pram bapak kost ku sejak 5 bulan terakhir terkena PHK dengan pesangon yang konon cukup besar, karena penciutan perusahaannya. Sehingga kegiatannya lebih banyak di rumah. Bahkan tak jarang dia yang menyiapkan sarapan pagi untuk kami semua anak kost-nya.

Yaitu roti dan selai disertai susu panas. Kedua anaknya sudah kuliah di luar kota. Kami anak kost yang terdiri dari 6 orang mahasiswi sangat akrab dengan induk semang. Mereka memperlakukan kami seperti anaknya. Walaupun biaya indekost-nya tidak terbilang murah, tetapi kami menyukainya karena kami seperti di rumah sendiri.

Oom Pram telah selesai mengurus tamannya, ia segera hilang dari pemandanganku, ah seandainya dia ke kamarku dan mau memijitku, aku pasti akan senang, aku lebih membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari obat-obatan. Biasanya ibuku yang yang mengurusku dari dibuatkan bubur sampai memijit-mijit badanku. Ah.. andaikan Oom Pram yang melakukannya…

Kupejamkan mataku, kunikmati lamunanku sampai kudengar suara siulan dan suara air dari kamar mandi. Pasti Oom Pram sedang mandi, kubayangkan tubuhnya tanpa baju di kamar mandi, lamunanku berkembang menjadi makin hangat, hatiku hangat, kupejamkan mataku ketika aku diciumnya dalam lamunan, oh indahnya.

Lamunanku terhenti ketika tiba-tiba ada suara ketukan di pintu kamarku, segera kutarik selimut yang sudah terserak di sampingku. “Masuk..!” kataku. Tak berapa lama kulihat Oom Pram bapak kost ku sudah berada di ambang pintu masih mengenakan baju mandi.

Senyumnya mengambang “Bagaimana Lina? Ada kemajuan..?” dia duduk di pinggir ranjangku, tangannya diulurkan ke arah keningku. Aku hanya mengangguk lemah. Walaupun jantungku berdetak keras, aku mencoba membalas senyumnya. Kemudian tangannya beralih memegang tangan kiriku dan mulai memjit-mijit.


“Lina mau dibikinkan susu panas?” tanyanya.
“Terima kasih Oom, Lina sudah sarapan tadi,” balasku.

“Enak dipijit seperti ini?” aku mengangguk. Dia masih memijit dari tangan yang kiri kemudian beralih ke tangan kanan, kemudian ke pundakku. Ketika pijitannya berpindah ke kakiku aku masih diam saja, karena aku menyukai pijitannya yang lembut, disamping menimbulkan rasa nyaman juga menaikkan birahiku.

Disingkirkannya selimut yang membungkus kakiku, sehingga betis dan pahaku yang kuning langsat terbuka, bahkan ternyata dasterku yang tipis agak terangkat ke atas mendekati pangkal paha, aku tidak mencoba membetulkannya, aku pura-pura tidak tahu.

“Lin kakimu mulus sekali ya.”
“Ah.. Oom bisa aja, kan kulit Tante lebih mulus lagi,” balasku sekenanya.

Tangannya masih memijit kakiku dari bawah ke atas berulang-ulang. Lama-lama kurasakan tangannya tidak lagi memijit tetapi mengelus dan mengusap pahaku, aku diam saja, aku menikmatinya, birahiku makin lama makin bangkit.

“Lin, Oom jadi terangsang, gimana nih?” suaranya terdengar kalem tanpa emosi.
“Jangan Oom, nanti Tante marah..”

Mulutku menolak tapi wajah dan tubuhku bekata lain, dan aku yakin Oom Pram bapak kost ku sebagai laki-laki sudah matang dapat membaca bahasa tubuhku. Aku menggelinjang ketika jari tangannya mulai menggosok pangkal paha dekat vaginaku yang terbungkus CD. Dan… astaga! ternyata dibalik baju mandinya Oom Pram tidak mengenakan celana dalam sehingga penisnya yang membesar dan tegak, keluar belahan baju mandinya tanpa disadarinya.

Nafasku sesak melihat benda yang berdiri keras penuh dengan tonjolan otot di sekelilingnya dan kepala yang licin mengkilat. Ingin rasanya aku memegang dan mengelusnya. Tetapi kutahan hasratku itu, rasa maluku masih mengalahkan nafsuku.

Oom Pram bapak kost ku membungkuk menciumku, kurasakan bibirnya yang hangat menyentuh bibirku dengan lembut. Kehangatan menjalar ke lubuk hatiku dan ketika kurasakan lidahnya mencari-cari lidahku dan maka kusambut dengan lidahku pula, aku melayani hisapan-hisapannya dengan penuh gairah. Separuh tubuhnya sudah menindih tubuhku, kemaluannya menempel di pahaku sedangkan tangan kirinya telah berpindah ke buah dadaku.

Dia meremas dadaku dengan lembut sambil menghisap bibirku. Tanpa canggung lagi kurengkuh tubuhnya, kuusap punggungnya dan terus ke bawah ke arah pahanya yang penuh ditumbuhi rambut. Dadaku berdesir enak sekali, tangannya sudah menyelusup ke balik dasterku yang tanpa BH, remasan jarinya sangat ahli, kadang putingku dipelintir sehingga menimbulkan sensasi yang luar biasa.

Nafasku makin memburu ketika dia melepas ciumannya. Kutatap wajahnya, aku kecewa, tapi dia tersenyum dibelainya wajahku.
“Lin kau cantik sekali..” dia memujaku.
“Aku ingin menyetubuhimu, tapi apakah kamu masih perawan..?” aku mengangguk lemah.

BY A BIG BLACK COCK


Memang aku masih perawan, walaupun aku pernah “petting” dengan kakak iparku sampai kami orgasme tapi sampai saat ini aku belum pernah melakukan persetubuhan. Dengan pacarku kami sebatas ciuman biasa, dia terlalu alim untuk melakukan itu.

Sedangkan kebutuhan seksku selama ini terpenuhi dengan mansturbasi, dengan khayalan yang indah. Biasanya dua orang obyek khayalanku yaitu kakak iparku dan yang kedua adalah Oom Pram induk semangku, yang sekarang setengah menindih tubuhku.

Sebenarnya andaikata dia tidak menanyakan soal keperawanan, pasti aku tak dapat menolak jika ia menyetubuhiku, karena dorongan birahiku kurasakan melebihi birahinya. Kulihat dengan jelas pengendalian dirinya, dia tidak menggebu dia memainkan tangannya, bibirnya dan lidahnya dengan tenang, lembut dan sabar. Justru akulah yang kurasakan meledak-ledak.

“Bagaimana Lin? kita teruskan?” tangannya masih mengusap rambutku, aku tak mampu menjawab.
Aku ingin, ingin sekali, tapi aku tak ingin perawanku hilang. Kupejamkan mataku menghindari tatapannya.
“Oom… pakai tangan saja,” bisikku kecewa.

Tanpa menunggu lagi tangannya sudah melucuti seluruh dasterku, aku tinggal mengenakan celana dalam, dia juga telah telanjang utuh. Seluruh tubuhnya mengkilat karena keringat, batang kemaluannya panjang dan besar berdiri tegak. Diangkatnya pantatku dilepaskannya celana dalamku yang telah basah sejak tadi.

Kubiarkan tangannya membuka selangkanganku lebar-lebar. Kulihat vaginaku telah merekah kemerahan bibirnya mengkilat lembab, klitorisku terasa sudah membesar dan memerah, di dalam lubang kemaluanku telah terbanjiri oleh lendir yang siap melumasi, setiap barang yang akan masuk.

Oom Pram membungkuk dan mulai menjilat dinding kiri dan kanan kemaluanku, terasa nikmat sekali aku menggeliat, lidahnya menggeser makin ke atas ke arah klitosris, kupegang kepalanya dan aku mulai merintih kenikmatan. Berapa lama dia menggeserkan lidahnya di atas klitosriku yang makin membengkak. Karena kenikmatan tanpa terasa aku telah menggoyang pantatku, kadang kuangkat kadang ke kiri dan ke kanan.

Tiba-tiba Oom Pram bapak kost ku melakukan sedotan kecil di klitoris, kadang disedot kadang dipermainkan dengan ujung lidah. Kenikmatan yang kudapat luar biasa, seluruh kelamin sampai pinggul, gerakanku makin tak terkendali, “Oom… aduh.. Oom… Lin mau keluar….” Kuangkat tinggi tinggi pantatku, aku sudah siap untuk berorgasme, tapi pada saat yang tepat dia melepaskan ciumannya dari vagina. Dia menarikku bangun dan menyorongkan kemaluannya yang kokoh itu kemulutku.

” Gantian ya Lin.. aku ingin kau isap kemaluanku.” Kutangkap kemaluannya, terasa penuh dan keras dalam genggamanku. Oom Pram sudah terlentang dan posisiku membungkuk siap untuk mengulum kelaminnya. Aku sering membayangkan dan aku juga beberapa kali menonton dalam film biru. Tetapi baru kali inilah aku melakukannya.

Birahiku sudah sampai puncak. Kutelusuri pangkal kemaluannya dengan lidahku dari pangkal sampai ke ujung penisnya yang mengkilat berkali-kali. “Ahhh… Enak sekali Lin…” dia berdesis. Kemudian kukulum dan kusedot-sedot dan kujilat dengan lidah sedangkan pangkal kemaluannya kuelus dengan jariku.

Suara desahan Oom Pram bapak kost ku membuatku tidak tahan menahan birahi. Kusudahi permainan di kelaminnya, tiba-tiba aku sudah setengah jongkok di atas tubuhnya, kemaluannya persis di depan lubang vaginaku. “Oom, Lin masukin dikit ya Oom, Lin pengen sekali.” Dia hanya tersenyum. “Hati-hati ya… jangan terlalu dalam…” Aku sudah tidak lagi mendengar kata-katanya.

Kupegang kemaluannya, kutempelkan pada bibir kemaluanku, kusapu-sapukan sebentar di klitoris dan bibir bawah, dan… oh, ketika kepala kemaluanya kumasukan dalam lubang, aku hampir terbang. Beberapa detik aku tidak berani bergerak tanganku masih memegangi kemaluannya, ujung kemaluannya masih menancap dalam lubang vaginaku. Kurasakan kedutan-kedutan kecil dalam bibir bawahku, aku tidak yakin apakah kedutan berasal dariku atau darinya.

Kuangkat sedikit pantatku, dan gesekan itu ujung kemaluannya yang sangat besar terasa menggeser bibir dalam dan pangkal klitoris. Kudorong pinggulku ke bawah makin dalam kenikmatan makin dalam, separuh batang kemaluannya sudah melesak dalam kemaluanku. Kukocokkan kemaluannya naik-turun, tidak ada rasa sakit seperti yang sering aku dengar dari temanku ketika keperawanannya hilang, padahal sudah separuh.

Kujepit kemaluannya dengan otot dalam, kusedot ke dalam. Kulepas kembali berulang-ulang. “Oh.. Lin kau hebat, jepitanmu nimat sekali.” Kudengar Oom Pram mendesis-desis, payudaraku diremas-remas dan membuat aku merintih-rintih ketika dalam jepitanku itu. Dia mengocokkan kemaluannya dari bawah.

Aku merintih, mendesis, mendengus, dan akhirnya kehilangan kontrolku. Kudorong pinggulku ke bawah, terus ke bawah sehingga penis Oom Pram sudah utuh masuk ke vaginaku, tidak ada rasa sakit, yang ada adalah kenikmatan yang meledak-ledak.Dari posisi duduk, kurubuhkan badanku di atas badannya, susuku menempel, perutku merekat pada perutnya. Kudekap Oom Pram erat-erat.

Tangan kiri Oom Pram bapak kost ku mendekap punggungku, sedang tangan kanannya mengusap-usap bokongku dan analku. Aku makin kenikmatan. Sambil merintih-rintih kukocok dan kugoyang pinggulku, sedang kurasakan benda padat kenyal dan besar menyodok-nyodok dari bawah.

Tiba-tiba aku tidak tahan lagi, kedutan tadinya kecil makin keras dan akhirnya meledak. “Ahhh…” Kutekan vaginaku ke penisnya, kedutannya keras sekali, nimat sekali. Dan hampir bersamaan dari dalam vagina terasa cairan hangat, menyemprot dinding rahimku.

“Ooohhh…” Oom Pram juga ejakulasi pada saat yang bersamaan. Beberapa menit aku masih berada di atasnya, dan kemaluannya masih menyesaki vaginaku. Kurasai vaginaku masih berkedut dan makin lemah. Tapi kelaminku masih menyebarkan kenikmatan.

Pagi itu keperawananku hilang tanpa darah dan tanpa rasa sakit. Aku tidak menyesal

BIG TIT ASIAN

BIG TIT MALAY 


VIDIO SEX - Triyono (samaran) ialah kawan dekat lamaku mulai sejak saya SMA. Sekarang selesai kami telah miliki anak remaja (umurku 46 tahun) ia masihlah sahabatku, bahkan juga istrinya yg bernama Atik (samaran) serta istriku amat akrab, serta kami teratur senantiasa berjumpa bila tdk dirumahnya, ya dirumahku. 



Bahkan juga kalau saya serta Triyono pergi mancing ketengah laut dengan sewa perahu, sering istriku bermalam di rumah temani istrinya atau demikian sebaliknya (sebab anak kami telah remaja serta mereka kuliah dikota lainnya).

Demikian akrabnya kami hingga sering kami lakukan yg menurut pandangan orang ke-tiga ialah perihal yg aneh, semisalnya di tengah gurauan, terkadang Triyono memeluk istriku serta menciumi pipinya berkali kali, didepanku atau di depan istrinya. Demikian juga demikian sebaliknya saat kami bercengkarama berempat terkadang Atik dengan manja tiduran berbantal pahaku. Tentulah sikap kami ini tdk di depan anak anak yg telah pergi remaja. 




Bahkan juga sempat didapur rumahku saya memergoki Triyono mencolek pantat istriku, serta kulihat istriku pura pura geram, saya tahu itu dari raut parasnya, sudah pasti menjadi lelaki normal terkadang saya alami cemburu. Akan tetapi kami senantiasa lebih menggenggam pertemanan, ditambah lagi akupun seringkali lakukan hal sama pada istrinya.

Sudah pasti situasi ini tdk berlangsung demikian saja, kami merajut interaksi kekeluargaan mulai sejak kami menikah. Tetapi sejauh itu kami tidak sempat lakukan banyak perihal yg terlampau jauh. Hingga sampai satu hari terjadi apakah yg tidak pernah terbayangkan awal kalinya, setidak tidaknya olehku. Namun saya sangat percaya ini ialah ide Triyono serta istrinya yg telah disiapkan (ini kusadari selesai lumayan lama momen itu berlangsung)

Seperti yg seringkali kami melakukan, di hari jumat yg kebetulan hari libur kami berempat ber week end di Villaku didaerah Ciloto. Meski tidaklah terlalu lux tetapi villaku ini cukuplah luas serta cukuplah nyaman buat beristirahat diakhir minggu. Kami senantiasa teratur mengunjunginya minimalnya 1 bulan sekali, kebanyakan cuma saya serta istriku, terkadang anak anak turut, atau famili lainnya. 


Kesempatan ini saya ajak Triyono serta istrinya, tdk ada yg spesial kami cuma ingin nikmati berlibur serta seperti kebanyakan usai makan siang dijalan, istriku singgah buat beli pepes ikan Mas kesukaanku. Hingga sampai di villa kira-kira jam jam 2 siang, saya tidur nyenyak, hingga akhirnya dibangunkan istriku buat makan malam. Kami makan malam berempat dengan nasi hangat serta pepes ikan.

Usai makan malam kami melihat TV sembari bercakap ke sana kemari diruang keluarga. Selesai suntuk bercakap, Triyono ambil ide ambil kasur dikamarnya serta dihamparkan di depan TV ia serta istrinya melihat TV sembari tiduran, serta akupun melakukan perbuatan hal sama. Atiek masuk kamarnya serta merubah dasternya dengan pakaian tidur yg sangat tipis tiada BH serta CD, ini kelihatan jelas dari bayangan tubuhnya di balik gaun tidurnya.

Kulihat ia amat atraktif mempertontonkan tubuhnya didepanku serta di depan istriku. Kulihat Triyono acuh saja memandang tingkah istrinya. Kamipun melihat TV sembari tiduran, istriku serta Atiek tidur berdampingan di tengah dan saya ada selain istriku di pinggir.

Acara TV merasa bikin jadi bosan mungkin sebab saya tdk dapat konsentrasi, saya lebih terpukau nikmati badan yg menggairahkan yg tergolek selain istriku serta itu membuat adik kecilku di balik sarung 1/2 ereksi.

“Pah.., puterin film yg hot.. dong.., saya kedinginan nih..” Atiek memerintah suaminya memutar film porno.

Saya tahu mereka seringkali muter film porno sebab kami seringkali pindah menukar film, namun sekian lama ini kami tidak pernah tonton bersama dengan sama.

Sebelum bergeser ambil film, Triyono basa basi memohon ijin istriku

“Rin..muter film blue ya..”

“Terserah saja ” jawab istriku.

Filmnya cukup baik dengan latar belakang zaman kekaisaran romawi, adegan sexnya tdk vulgar, serta ini membuat gairahku cepat bangun. Sarungku telah terangkut keatas sesaat kulihat Atiek seringkali mengambil padang mengarah sarungku yg memang berniat tdk kusembunyikan. Selain itu istriku telah mengalihkan kepalanya di atas lenganku serta jari tangannya meremas remas jari tanganku. Saya telah hapal sekali, istriku tentu sudah terangsang.

Triyono melihat film itu dengan memeluk istrinya lewat cara ketat serta tangannya menyeka usap payudara Atiek di luar pakaian tidurnya, kadang-kadang diciumnya bibir istrinya dalam dalam. Selain itu kaki kanan Atiek ditekuk serta pahanya menindih paha istriku, hingga tidak terlewatkan pakaian tidurnya yg memang pendek semakin terungkap hingga akupun semakin lepas melahap pahanya yg putih mulus, serta beberapa rambut dipangkal pahanya dengan pojok mataku.

“Mbak Rin,.. Saya jadi ingin nih..” Atiek bicara pada istriku.

“Ya gak apakah apa, wong Mas nya nyanding koq.” Istriku menyahut sembari senyum penuh makna.

Saya semakin terangsang, kumiringkan tubuhku menghadap istriku hingga saya dapat memandang paha mulus Atiek, serta kuselusupkan tanganku di balik blouse istriku yg tdk ber BH buat meremas remas buah dadanya, sesaat tangannya telah masuk kesarungku buat mengelus elus penisku yg telah berdiri keras. 

BIG TIT


Dia tutup tanganku dengan bantal hingga gerilya yg kulakukan tdk kelihatan oleh Triyono serta Atiek. Meski itu sebetulnya hal demikian tak usah dikerjakan, sebab mereka tidak mencermati kami kembali, kedua-duanya telah mulai terbenam dalam percintaan.

Saat Atiek membebaskan seluruhnya busananya serta mencopoti busana suaminya, Triyono menggeser tempatnya merapat keistriku, dan Atiek menindihkan tubuhnya yg bugil dari samping kanan, hingga Triyono berdampingan dengan istriku.

Mereka berciuman sembari sama-sama saling mengelus penuh nafsu, kulihat istriku seringkali melirik mereka dengan gairah, turut ikut dengan adegan panas persis satu jengkal disebelahnya. Tau-tau Atiek menyudahi pertempuran dengan suaminya serta tangannya menggapai blouse depan istriku serta melepas kancingnya.

“Biar adil dong Mbak..” sembari tangannya selalu melolosi seluruhnya busana istriku.

Meski muka istriku memprotes, namun upaya menahan tangan Atiek yg nakal, tdk serius hingga dengan gampang Atiek melepaskan busana istriku. Sekelebat kulihat mata Triyono melahap seluruhnya badan indah istriku, bahkan juga dia selekasnya mengeser tempatnya merapat ketubuh istriku, hingga lengannya melekat pada tepi payudara istriku.

Saya tidak pernah memikir jenis macam, nafsuku mengendalikan pikiranku, kucopot seluruhnya pakaianku hingga kami berempat telah bugil, kuciumi istriku, sembari jariku mengelus vaginanya yg telah basah. Istriku mendesis desis keenakan tangan kanannya mendekap punggungku erat erat, dan tangan kirinya tertumpuk tangan Triyono.

Kurasakan elusan lembut satu tangan halus menelusuri bokongku, bahkan juga lalu menuju keselangkangan serta mengelus buah zakarku. Saya telah mengira pemilik tangan itu, serta hatiku berdesir saat kulihat tangan Atiek lah yg tengah mengelus batang penisku, sembari mulutnya menciumi dada suaminya.

Saya sangat percaya Triyono memandang tangan istrinya yg tengah beroperasi di batangku yg keras seperti kayu, namun ia terlihat acuh saja, bahkan juga sekarang lengan kanannya sudah mendidih susu istriku. Istriku tdk memahami atau pura pura tidak mengerti jika tangan Triyono telah menindih payudaranya, serta parasnya dipalingkan mengarah yg bersimpangan.

Atiek sembari beralih urutan dengan 1/2 duduk dipaha suaminya dengan selangkangan yg terbuka lebar mempertunjukkan vagina merah basah yg amat indah, sesaat tangan kanannya menggosokannya gosokkan kemaluan suaminya ke klitorisnya, sesaat buah dada nya menggantung diremas remas suaminya.

Tempatnya itu membuat badan Triyono merenggang dari badan istriku hingga tangan kiri istriku yg tertidih berubah menjadi bebas. Dari padangan matanya yg sayu serta pahanya telah direntangkan, saya tahu baha istriku telah memberikan lampu hijau.

Dituntunnya penisku mengarah lubang vaginanya, serta dalam tempo singkat saya telah melayang-layang nikmati jepitan lobang kemaluan istriku. Sesaat saya mengocoknya perlahan-lahan tempat, istriku mendesis desis keenakan, sekarang muka istriku menghadap mengarah Triyono bahkan juga cuma berjarak sejengkal dengan muka Triyono tetapi matanya terpejam.

Atiek telah terlengkup ditubuh suaminya, sesaat pinggulnya turun naik, mengocok batang suaminya yg telah melesak ditelan liang kenikmatannya. Sekali kali tangannya meremas bokongku serta istriku memandang kesibukan tangan Atiek ini, namun rupanya diapun tidak mengambil perduli. bahkan juga berulangkali Triyono mencium mulut istriku yg tengah mendesis, istriku diam saja, meski tdk memberikan respon.

Entahlah mengapa saya tdk cemburu memandang istriku diciumi oleh Triyono sewaktu kusetubuhi, bahkan juga saya semakin terangsang. Sebab kulihat ciuman itu membuat istriku semakin bergolak gairahnya. Ini kurasakan dari pergerakan serta nafasnya mendengus tdk seperti rutinitas kebanyakan.

Dalam kurun waktu yg tidaklah terlalu lama pergerakan istriku tidak terselesaikan, bahkan juga dia membalas mengisap ciuman Triyono, serta pada waktu tersebut istriku menghentak hentakkan pinggulnya keatas, mulutnya mengisap mulut Triyono dalam dalam sembari mengerang. Ia sudah ejakulasi. Ini di luar rutinitas, istriku kebanyakan cukuplah bertahan lama ejakulasi-nya, namun kesempatan ini ia cepat usai, walaupun sebenarnya saya belum pula terasa dapat ejakulasi.

Kuhentikan kocokanku, kucabut penisku, saya masihlah tanggung akan tetapi saya memang tak mau usai saat ini, saya masihlah mengharap istriku bangun kembali selesai istirahat. Kutatap muka istriku yg penuh kenikmatan. Disebelahnya kulihat Triyono menggengam tangan istriku.

Memandang saya tegeletak selain istriku, dengan kemaluan yg masihlah tegar, Atiek selekasnya tahu jika saya belum pula ejakulasi. Tau-tau Atiek menyudahi goyangan pinggul, dicopotnya penis suaminya dari vaginanya. Dengan melangkahi badan istriku, Atiek selekasnya menghampiriku, lalu dengan dasternya yg diambil dari bagian kasur dibersihkannya penisku yg penuh lendir istriku.

Ia menindihku serta menciumku. Saya pernah kaget, saya tidak mengira peristiwa itu, kulirik Triyono akan tetapi ia cuma memandang tingkah istrinya tiada reaksi. Istriku pun cuma melirikku sekejap lalu pejamkan mata kembali, nikmati bekas ejakulasi yg dia bisa dariku.

Kubalas ciuman Atiek dengan nafsu, tangan kiriku mengelus bokongnya dan tangan kanan meremas buah dadanya. Atiek menjulurkan lidahnya menyongsong lidahku, sesaat vaginanya yg basah digesek gesekan ke di atas kemaluanku.

Terlihat Atiek sudah benar-benar terangsang, hingga ciuman kami cuma berjalan sekejap, selekasnya ia menyudahi ciumannya, ditariknya badannya hingga saat ini tempatnya duduk di atas pahaku, sesaat belahan kemaluannya menidih pada batang penisku yg rebah di atas perut.

Kulihat belahan kemaluannya yg merah penuh lendir, saya tidak sabar kembali, kuangkat pinggangnya dengan ke-2 tanganku, Atiek cepat paham, sembari mengangkut pantatnya, diambilnya penisku serta diarahkan kelobang vaginanya. Dalam hitungan detik, kemaluanku telah menyelusup dalam vagina Atiek. Atiek melenguh lambat, badannya ambruk kedadaku serta parasnya melekat selain kepalaku sembari mendesis desis.

Kuangkat pinggulku mengupayakan mengocok kemaluan Atiek, serta diapun ikuti gerakanku akan tetapi pinggulnya digoyang memutar dan otot vaginanya menjepit kemaluanku, jepitan serta putaran pinggulnya tdk akalh dengan istriku, kesenangan menyebar keseluruh penisku.

Sepuluh menit sudah berlalu serta kurasakan Atiek mulai memercepat goyangannya, mulutnya menciumku serta lidahnya menerobos masuk ke mulutku. Nafasnya tersengal, saya selekasnya mengetahui jika tengah mulai masuk kemasa ejakulasi. Tiada tunggu waktu kembali kupercepat kocokanku, sebab kemaluankupun telah berdenyut denyut enak, serta selekasnya dapat keluar.

Saat kurengkuh bokongnya, Atiek merengkuh pundakku semakin kencang, dari mulutnya keluar erangan kesenangan yg panjang serta kemaluannya didesak keras ke kemaluanku, ia tengah ejakulasi. Serta selekasnya kulepas juga air maniku menyemprot di dalam vaginanya. Kesenangan yg menakjubkan.

Meski permainanku telah selesai akan tetapi Atiek tak ingin melepaskan kemaluanku dari vaginanya, ia cuma mengeser tubuhnya dari dadaku buat meringakan tindihan tubuhnya di atas tubuhku. Kesadaranku mulai sembuh, kulihat istriku tengah bergumul dengan Triyono.

Dengan badan yg bugil ia menindih badan istriku, mereka berciuman dengan lambat serta dalam, tangan meremas remas buah dada istriku yg termasuk besar serta montok, sesaat tangan istriku mengelus pantat Triyono, serta kudengar desahan halus dari mulutnya itu tandanya istriku telah mulai terangsang kembali.

Memandang istriku terangsang, tau-tau akupun terangsang kembali. Saya amat puas istriku nikmati sexnya, Kuhadapkan tubuhku mengarah istriku, serta Atiek selekasnya merangkul pinggangku dengan kakinya dari belakang, sembari nikmati bekas ejakulasi yg kuberikan kepadanya.

Triyono dikit mengeser tubuhnya serta tangan yg awal mulanya meremas tetek istriku turus kebawah, mengarah kemaluan istriku, serta istriku mengangkut pinggulnya saat jari tengan Triyono memutar mutar clitorisnya. Desahan dari mulutnya semakin keras.. Triyono mengangkut tubuhnya serta dibukanya lebar lebar paha istriku.

Istriku menengok kearahku, matanya sayu memandangku seakan memohon ijin padaku. Kupandangi ia, ia amat cantik tidak sanggup saya menghalanginya. Kukecup bibirnya kuusap rambutnya sinyal jika saya menyetujuinya. Serta saat penis priyono melesak dalam vaginanya, istriku pejamkan mata keenakan, serta tangannya mengelus elus penisku sesuai dengan kocokan yg dikasihkan Triyono.

Kuciumi bibirnya, pipinya lehernya, atau manakah saja yg kudapat sebab istriku dalam kesenangan, senantiasa kepalanya tdk dapat diam, menengok kekiri kekanan sembari menjilat jilat bibirnya sendiri. Sesaat tangan kanannya mengocok penisku tangan kirinya merangkul bahu Triyono. Tangankupun tidak henti hentinya meremas remas buah dadanya.

Kudengar juga desisan Triyono meningkatkan kondisi jadi semakin mengairahkan. Tau-tau istriku berhenti menggelengkan kepalanya, dahinya berkerut serta giginya menggigit bibr bawahnya, ia menengok kearahku, istriku dapat usai serta sekejap kembali akan bakal melenguh panjang.

“Pah.. saya telah gak tahan.. Pahaahh.. eghh.. eegghh”

Pada waktu itu ia mendongakkan parasnya keatas, matanya memandang mata Triyono dengan sayu. Pada waktu yg sama, saya tidak tahan meredam ejakulasi, digenggaman tangannya. Kulihat Triyono mendesak kemaluannya dalam dalam kevagina istriku buat berejakulasi.. Saat ia mencabut kemaluanya, kulihat bekas air mani ejakulasi yg meleleh keluar dari bibir vagina istriku, yg berwarna kemerahan.

Ini malam ialah malam pertama di mana istriku rasakan penis orang yang lain tidak cuman punyaku ditambah lagi ia merasakan sekalian dalam selang beberapa waktu, satu pengalaman yg amat memuaskan kami berempat.

Mulai sejak itu kami seringkali mengerjakannya, minimal 1 bulan sekali, serta kami punya komitmen ini cuma dikerjakan berempat, Bahkan juga sekarang muncul gagasan baru dari Atiek buat meningkatkan berubah menjadi tiga pasangan.

Wednesday, October 24, 2018

BOKEP MALAY

BIG TIT MALAY 


VIDIO SEX - Saya ingin share narasi, kisahku ini yaitu peristiwa yg betul-betul kualami sendiri. Untuk mengawasi nama baik keluarga, nama serta marga menyengaja kusamarkan. Saya mengharapkan mudah-mudahan beban batinku akan menyusut sehabis saya menceritakannya pada situs 17tahun. 



Saya yaitu seseorang gadis dari Kawanua, sebutlah namaku Inge, saya anak pertama dari 6 bersaudara serta saya hanya satu anak wanita. Kehidupan ekonomi keluargaku dapat disebut mencemaskan. Untung saya dapat tamat SMA, ini lantaran saya mendapatkan beasiswa dari Yayasan Super Semar.

Saya susah lihat kondisi keluargaku, ayahku yaitu seseorang Pegawai Negeri grup II, ibuku cuman seseorang Ibu Rumah Tangga yg tdk miliki kecakapan, kerjanya cuma mengelola putra-putrinya. Terasa saya ingin menolong bapak, mencari uang. 

Namun apalah daya saya cuma lulusan sekolah menengah, tapi demikian kucoba untuk melamar kerja di perusahaan yg berada pada kota Manado. Akhirnya nihil, gak satupun perusahaan yg terima lamaranku. Saya mahfum, pada saat krisis kini banyak PT yg jatuh bangkrut, biarpun ada PT yg bertahan itu lantaran mem-PHK beberapa karyawannya. 




Terus saya memikir, mengapa saya tdk ke Jakarta saja, kata orang di Ibukota banyak lowongan pekerjaan, serta saya ingat tetanggaku Mona namanya, ia itu tuturnya sukses hidup di Jakarta, bisa dibuktikan kehidupan keluarganya bertambah mencolok. Dulu kehidupan keluarga Mona hampir sama dengan kondisi keluargaku, pas-pasan. 

Namun sejak mulai Mona merantau ke Jakarta, ekonomi keluarganya semakin lama semakin berganti. Bangunan rumah Mona saat ini telah permanen, isi perabotnya serba baru, dari kursi tamu, tempat tidur segalanya lux, ikut TV 29″ antena parabola serta VCD mereka punyai. Saya ingin seperti Mona, toh ia ikut cuma tamatan SMA. Jika ia dapat mengapa saya tdk? Saya mesti yakin.

Pada satu hari di bulan September, tahun 1998 saya pamit pada keluargaku untuk merantau ke Jakarta. Meskipun berat papi serta bunda merelakan kepergianku. Berbekal uang Rp 75.000 serta ticket kelas Ekonomi hasil hutang papaku di kantor, saya pada akhirnya tinggalkan desa terkasih di Kawanua. 



Dari desa saya ke arah pelabuhan Bitung, saya mesti sudah tiba di pelabuhan sebelum waktu 6 sore lantaran KM Ciremai jurusan Tg.Priok pergi jam 19:00 WIT, waktu satu jam semestinya cukuplah untuk mencari tempat yg nyaman. Lantaran tiketku tdk memberikan nomer seat, maklum kelas ekonomi, saya mengharapkan mendapatkan lapak untuk menyelenggarakan tikar ukuran badanku. 

Namun sial, angkutan yg ke arah pelabuhan demikian terlambat, pada saat itu jam telah menunjuk waktu 18:45. Waktuku cuma 15 menit. Nyatanya KM.Ciremai telah berlabuh, saya lihat hiruk pikuk penumpang berebutan menaiki tangga, saya termasuk calon penumpang yg paling akhir, dengan sisa-sisa tenagaku, saya berupaya lari ke arah KM.Ciremai, saya cuma menggendong tas punggung yg berisi busana 3 potong. 

Saya telah ada di dek kapal kelas ekonomi, namun sebagian besar tempat telah penuh oleh banyak penumpang. Keringat membasahi seluruhnya tubuhku, tempat demikian berasa pengap oleh nafas-nafas manusia yg bejibun. Saya cuma dapat berdiri di muka suatu kamar yg bertuliskan Crew, di sekitarku ada seseorang Ibu tua bersama dengan 2 orang anak laki laki umur sekolah basic. 

Mereka tiduran di emperan namun nampaknya mereka cukuplah berbahagia lantaran bisa selonjoran. Saya berupaya mencari sela area supaya bisa jongkok. Saya bersukur, Ibu Tua itu rupanya berbaik hati lantaran bersedia menggeserkan kakinya, saat ini saya bisa duduk, namun sampai kapan saya duduk kuat secara duduk berikut. Dan perjalanan memakan banyak waktu 2 hari 2 malam.

Selang beberapa saat KM.Ciremai pergi tinggalkan pelabuhan Bitung, hatiku dikit lega, serta saya berdoa mudah-mudahan perjalanku ini akan merubah nasib. Gak sadar saya tertidur, saya dikit terperanjat waktu petugas bertanya ticket, saya ingat tiketku berada pada dalam tas punggungku. Namun apakah lacur, tasku raib entahlah di mana, saya kuatir, saya berupaya mencari serta menanyakan pada Ibu tua serta anak laki-lakinya, namun mereka cuma menggelengkan kepala.

“Cepat mengeluarkan tiketmu..” papar seseorang petugas dikit mendamprat.

“Aku kehilangan tas, ticket serta uangku berada pada situ..” jawabku dengan susah.

“Hah, bohong kamu, itu faktor kuno, mengatakan saja kamu gak beli ticket, Mari turut kami ke atas,” bentak petugas yg bertampang sangar.

Pada akhirnya saya dibawa ke dek atas serta diposisikan pada atasan petugas ticket barusan.

“Oh.. ini orangnya, berani-beraninya kamu naik kapal tiada ticket,” kata sang atasan barusan.

“Tiketku hilang bersama dengan pakaianku yg berada pada tas, saya tdk bohong Pak, namun betul-betul hilang..”

“Bah itu sich faktor classic Non, telah beberapa ratus orang yg memohon dikasihani dengan membuat faktor itu.” ujarnya kembali.

“Kalau Bapak gak yakin ya telah, saat ini saya dijatuhi hukuman apa pun akan saya kerjakan, yg terpenting saya sampai di Jakarta.”

“Bagus, itu jawaban yg saya tunggu-tunggu..” papar lelaki mengenakan seragam putih-putih itu.

Jika kutaksir mungkin lelaki itu baru berumur 45 tahun, namun tetap tegap serta atletis, cuma kumis serta rambutnya yg menonjolkan ketuaannya lantaran cukup beruban.

“Tapi ingat kamu telah janji, akan lakukan apa..” papar lelaki itu, sembari membuktikan jarinya ke jidatku.

“Sekarang kamu mandi, supaya tdk berbau, tuch handuknya serta disana kamar mandinya..” sekalian menunjuk mengarah kiri.

Begitu girang hatiku, diperlakukan begitu, saya tdk menduga lelaki itu nyatanya baik juga. Begitu segarnya kelak sehabis saya mandi.

“Terima kasih Pak,” ujarku sembari berkemauan kuat untuk memandang mukanya, nyatanya ganteng juga.

“Jangan panggil Pak, panggil saya Kapten..” tegasnya.

Saya pernah membaca namanya yg tersebut di pakaian putihnya. “Kapten Jonny” tersebut namanya.

Saya saat ini telah ada di kamar mandi.

“Wah, begitu wanginya tuch kamar mandi,” gumamku hampir gak terdengar. Kunyalakan showernya jadi muncratlah air fresh membasahi tubuhku yg mulus ini, kugosok-gosokan badanku dengan sabun, kuraih sampo untuk membersihkan rambutku yg pernah lengket lantaran keringat.

Sepuluh menit selanjutnya saya keluar dari kamar mandi, saya bingung untuk bersalin busana, saya mesti mengatakan apakah pada Sang Kapten. “Wah cantik ikut kamu,” mendadak nada itu mengagetkan diriku. Serta yg lebih mengagetkan yaitu pelukan Sang Kapten dari arah belakang. Saya cuma terdiam, “Siapa namamu, Sayang?” bisiknya mesra. “Inge..” jawabku lirih. 

BIG TIT MALAY


Saya tdk berupaya berontak, lantaran saya ingat akan janjiku barusan. Lantaran saya diam gak berreaksi, jadi tangan Sang Kapten semakin berani saja menelusuri dadaku serta menciumi leher dan telingaku. Saya menggelinjang, entahlah geli atau terangsang, yg pastinya sampai usiaku 19 tahun saya tidak pernah rasakan sentuhan lelaki. 

Bukannya tdk ada lelaki yg naksir padaku, ini lantaran sikapku yg tak ingin berpacaran. Banyak kawan sekelas yg berupaya mendekatiku, tidak cuman cukup cantik, saya ikut termasuk cerdas, maka dari itu saya mendapatkan beasiswa. Jadi gak bertanya-tanya banyak lelaki di sekolahku yg berupaya memacariku, namun saya cuek, alias tdk memberi respon.

“Ooohh.. jangan sampai Kapten.” cuma banyak kata itu yg keluar dari mulutku sewaktu pria separuh baya itu menyentuh barang yg benar-benar memiliki nilai untuk wanita, bulu-bulu lembut yg tumbuh di lebih kurang vaginaku dielusnya dengan lembut, sesaat handuk yg menempel di tubuhku telah jatuh ke lantai. Serta saya lantas tahu kalau lelaki ini telah bertelanjang bundar.

Saya rasakan benda kenyal yg mengeras menyentuh pantatku, nafas hangat serta wangi yg mengincar senantiasa menelusuri punggungku, tangannya barusan mengelus vaginaku saat ini meremas-remas ke dua payudaraku yg ranum, ini membuat dadaku membusung serta mengeras. Saya gak yakin, tangan lelaki ini seakan punya kandungan magnet, lantaran bisa memunculkan gairah yg gak sempat kurasakan seumur hidupku.

“Ooohh.. aahh..” cuma desahan panjang yang bisa kuekspresikan kalau diriku ada dalam libido yg nyata-nyata mengasyikan.

“Inge kau nyata-nyata lugu, pegang dong batangku,” kata Kapten Jonny, sembari mendapatkan tanganku serta menempelkannya ke batang zakarnya yg keras namun kenyal.

“Jangan diam saja, remaslah, supaya kita saling enak..” pungkasnya kembali.

Pada akhirnya meski saya awal kalinya tidak sempat lakukan senggama, naluriku seakan menuntun apakah yang penting kuperbuat seandainya bercumbu dengan seseorang laki laki. Pada akhirnya saya kembali, kuraih batang kemaluannya kuremas serta kukocok-kocok, sampai kumainkan biji pelirnya yg licin.Sang Kapten mendesah-desah, “Ooohh.. aachh.. enak sekali Sayang, lanjutkan.. oh lanjutkan..” sekalian matanya terpejam-pejam. Saya jongkok, tiada sangsi kujilat serta kukulum torpedo Sang kapten, sampai tenggelam ke tenggorokanku.

Saya betul-betul menikmatinya seperti nikmati es Jolly kesukaanku di waktu kecil dahulu. Saya gak perduli erangannya, kusedot, kusedot serta kusedot senantiasa, hingga kemudian zakar Sang Kapten yg panjangnya hampir 12 centi itu memuncratkan cairan hangat ke mulutku yg mungil. “Aaahh.. saya telah gak kuat Inge,” gumamnya. 

Begitu enaknya cairan spermanya, sampai gak sadar saya sudah menelan habis tiada tersisa, ini membuat seakan Sang Kapten gak bisa untuk tegak berdiri. Ia bersangga pada dinding kapal ditambah lagi pergerakan kapal kini telah gak memiliki aturan terkadang bergoyang kekiri terkadang kekanan.

“Kamu nyata-nyata hebat Inge,” puji Kapten Jonny sekalian mencium bibirku.

“Inge jangan sampai kau menganggapnya saya telah kalah, nantikan sesaat..”

Ia bergegas ke arah almari kecil, terus ambil suatu dari botol kecil serta menelannya terus buka kulkas serta ambil botol minuman sama dengan Kratingdaeng.

“Sini Sayang..” papar sang kapten memanggilku mesra.

“Istirahat dahulu kita sesaat, ambil minuman di kulkas untukmu,” lanjut Kapten Jonny.

Kubuka kulkas serta kuraih botol kecil seperti yg diminum Kapten Jonny. Saya meminum dikit demi sedikit, “Ooohh.. enak sekali minuman ini.. saya gak sempat rasakan begitu nikmatnya.. minuman apakah ini.” Nyatanya merk minuman ini tercatat huruf-huruf yg saya gak mengerti, mungkin aksara China, mungkin Jepang mungkin saja Korea. Ah persetan.. yg terpenting tenggorokanku fresh.

“Kau berbaringlah di disana,” pinta Kapten Jonny sekalian menunjuk tempat tidurnya yg ukurannya tdk demikian besar. Kurebahkan tubuhku diatas kasur yg empuk serta membal. Kulihat jam dinding telah menunjuk waktu 12 malam. Saya bertanya-tanya mataku gak terasa ngantuk, meski sebenarnya rata-rata saya telah tidur sebelum waktu 22:00. 

Saya menyengaja tdk gunakan selimut untuk menutupi tubuhku, kubiarkan demikian saja tubuhku yg polos, bisa saja ini akan memunculkan gairah libido Sang Kapten barusan telah down. Saya mengharapkan mudah-mudahan Sang Kapten akan terangsang lihat dadaku yg menyengaja kuremas-remas sendiri.

Sang Kapten telah bangun dari kursi santainya, ia menenggak sebotol kembali minuman sama dengan Kratindaeng. Ia telah ada di pinggir ranjang, saat ini ia mulai mengelus-elus kakiku dari ujung jari merambat ke atas serta berhenti makin lama di pahaku, mengusap-usap serta menjilatinya, serta saat ini lidahnya telah ada di mulut vaginaku. “Ooohh.. geli..”

Sejurus selanjutnya lidahnya dijulurkan serta menyapu permukaan bibir vaginaku. Pahaku menyengaja kulebarkan, perihal ini membuat Sang Kapten semakin bertambah buas serta liar, diseruputnya klitorisku. “Ooohh.. aahh.. lanjutkan Kapten, teruskan Kapten.. Ooohh.. begitu nikmat Kapten..” Tangannya tdk tinggal diam, diraihnya ke dua payudaraku, diremasnya serta gak lupa memelintir putingku dengan mesra.

“Ooohh.. saya telah gak tahan Kapten..” desisku.

“Tahan Sayang.. tahan sesaat.. diamkan saya nikmati vaginamu yg wangi ini.. saya gak sempat rasakan wanginya vagina dari wanita lainnya..”

“Sruupp.. sruupp.. sruupp..” Senantiasa saja mulut Kapten Jonny dengan rajinnya menjelajahi sisi dalam vaginaku yg telah empot-empotan ini gara-gara rangsangan yg benar-benar tinggi.

“Sudah Kapten.. segera masukan batang zakarmu, saya sudahlah tidak tahan..”

“Baik, rasakanlah Sayang.. begitu enaknya rudalku ini..”

“Tapi pelan-pelan Kapten, saya betul-betul tetap perawan..”

“Oke, saya mengerjakannya dengan berhati-hati..” janji Kapten Jonny.

“Buka lebar pahamu, Inge..” arahan Kapten Jonny.

Serta..

“Blleess..”

“Ooohh.. aahh..” desisku, meski sebenarnya zakar itu baru masuk tiga perempatnya.

“Bles.. bless..”

“Ooohh..” erangku panjang, saya tahu batang selama 12 centi itu telah mengakibatkan kerusakan selaput daraku.

Ditariknya kembali rudalnya, terus dimasukannya kembali sesuai dengan goyangan KM.Ciremai oleh ombak laut.

“Bless.. bless.. bless..”

“Ooohh.. oohh.. oohh.. aahh.. aahh..”

“Aku ingin keluar Kapten,” ujarku memberi kabar Kapten Jonny.

“Tahan Sayang.. sesaat.. saya ikut ingin keluar, saat ini kita kalkulasi sampai tiga. Satu.. dua.. tiga..”

“Crott.. crott.. crot..” sperma Kapten Jonny membasahi gua gelap vaginaku. Begitu hangat serta enaknya air manimu Jonny. Perihal ini memancing cairanku turut membanjiri kemaluanku sampai meluber ke permukaan.

Kami berdua terkulai lemas, namun Kapten Jonny pernah meraba bibir kemaluanku serta jarinya seakan mencungkil suatu dari vaginaku, nyatanya ia membuktikan cairan merah kepadaku, serta nyatanya yaitu darah perawanku. Dijilatnya darah sekalian berkata, “Terima kasih Inge, kamu nyata-nyata perawan..” Saya cuma menangis, menangisi kesenangan yg sekalipun gak kusesalkan. Kesibukan senggama ini berjalan kembali sampai matahari muncul. Terus saya tidur sampai siang, makan, tidur serta malamnya kami mengerjakannya kembali berkali-kali seakan tanpa suntuk.

Pada akhirnya Pelabuhan Tanjung Priok telah ada di pelupuk mataku. Sebelum turun dari kapal saya dibelikan pakaian baru, serta diberi uang yg cukuplah.

Selamat tinggal Kapten.. selamat tinggal Ciremai..

BEAUTIFUL GIRL FUCK TEACHER

BEAUTIFUL GIRL FUCK TEACHER AT SCHOOL


VIDIO SEX - pesta sex serta mesum di karaoke dengan cewek pemandu lagu yang seksi dengan judul ” Mesum di Karaoke dengan Cewek yang Tengah Mabok ” yang tidak kalah serunya serta ditanggung bisa tingkatkan libido sex, selamat nikmati. 




Pengalaman Pribadi Saya waktu maen di bali, iseng2 mencari hiburan biar tidak jenuh, terbersit dalam pikiran saya mau mesum di Karaoke, kebanyakan bila tempat mesum di karokean dibali tentu tuw ada showroom yang memajang cewek cewek bookingan jadi pemandu lagu,

pendek narasi , kami pergi ketempat karoke mesum itu berbarengan 5 rekan cowok serta dari sana kami membooking 2 cewek pemandu lagu untuk dibawa mesum di karaoke cewek2 dari sana sexy serta genit dan mata duitan tentulah serta kami semua telah pada mulai lumayan mabok sembari mendengarkan trance music sembari geleng geleng kepala gak jelas. 



Lantas di luar terdengar ada nada hak tinggi melalui keltok keltok bunyinya serta lewatlah 3 orang cewek gelis pisan oiiiiii, rock pendek dan toket keliatan jelas dengan baju dikit transparant serta seksi biasalah di club begitu lho brooo

Lantas rekan saya yudi dapat dikatakan orangnya cakep, punya aura mengikat yg biasa memperoleh mangsa di tempat ini coba mengundang mereka untuk join minum bareng di room yang kami sewa dikarenakan room ini special kerana dibalconnya kita dapat meliat dengan cara langsung dari atas suasa di club serta serasi diatasnya tempat dance floornya banyak dugemers.

Rekan saya satu kembali Surya langsung juga sok kenal sok dekat begitu, nawarin 3 cewek ini minum serta biasa rayuan mautnya semua keluar.

heny, Octa serta winda ini kebetulan melalui pengen ke wc serta bt dalam tempat karaoke temannya 2 tempat disamping lelakinya udah termakan umur alias udah aki aki!hahahahaha 


kebetulan mereka mabok berat, dance nya seductive sekali serta kita masing2 dance dengan satu diantaranya di antara mereka atau kadang2 ber 6 pelukan rame2, wah utamanya telah asik sekali deh. Si heny yang sangat hot di antara mereka, pakai t-shit ketat serta rok pendek sexy jadi target yudi, Surya serta saya. kita gantian melukin ia dari belakang serta dance sembari nempelin tubuh,…

yang tentu kemaluan kita kita semua udah ngaceng oiiii. heny serta teman2nya ikut keliatannya tahu ini mereka berniat goyang2in pantat mereka waktu kita peluk dari belakang sambil selalu ngasi mereka minuman biar lebih merasa semakin mabuk semakin mantabs kata meraka

Lantaran terasa udah gak tahan kembali saya tarik heny untuk mesum di karaoke berdua, ia ikut makin berani. di pojokan karaoke room, di samping tv, lumayan gelap, saya sosot saja bibir genitnya serta ia ikut pasrah serta horny, ia diem saja waktu tangan saya masuk ke t-shirt nya yang ketat,

nyatanya ia kagak pakai bra. toketnya mungkin 34B, sorry gan saya ikut telah lumayan mabok, yang tentu langsung saya remes2, sampai mendesah2 kagak karuan serta coba saya untuk memerintah isepin dong puting saya,…ahhh telah kagak tahan nih…..waduhhh kronis ikut nih cewek nyatanya, tangannya langsung ngeraba2 buah pelir saya waduhhhh mulai rada2 bagaimana begitu

Langsung saja saya isep2 puting nya yang telah keras kagak karuan… saya remes2 toketnya buset dah hilang ingatan bener toket elu keras sekali.

Ia menyebutkan.. iya nih saya horny sekali, elu sich dari barusan nempel2in baranglu ke pantat saya selanjutnya kita berdua semakin nekat, ia ngerogoh kontol saya serta dimainin serta saya kagak pengen kalah, saya ikut masukin tangan saya ke cd nya.

langsung saya kocok2 tuw meki atau memeknya, busyeet udh main basah saja ni cewek bookingan, selalu mainin saja sembari megang2 serta kocok2ga sampai 6 menitan, sisi dalam memeknya berkedut2, saya kira ia keluar, yang ada tangannya yang berada di kontol saya semakin cepat serta semakin cepat, hampir saya kagak dapat tahan kembali. lantaran telah kagak tahan ikut,

selanjutnya heny saya ajak ke wc (yg berada di dalam vip karaoke room ini)…. yang berada di dalam wc, saya membuka tshirtnya, nampak toketnya yang tetap kenceng sekali, langsung saya jilat2 serta saya naikin ia ke wastafel sembari saya membuka celana saya Telah kagak tahan, tiada basa basi kembali langsung to the poin nyuruh ia ngakang serta memasukan kemaluan saya ke lubang vagina nya yang udah basah amat serta telanjang bundar

sabar dong beib pelanin sedikit napa papar ni gadis cantik yang bugil itu, sakit tahu sembari selalu mendesah2 nafsu begitu selesai saya masukin kontol bertubi2… sesaat tangan saya satunya menggenggam paha mulusnya dab selalu coba memompa tiada henti serta selalu bergerlirya. tangan saya yang satu kembali meremas2 toketnya yang putih mulus serta bahenol serasi telanjang bugil lantaran efek alkohol, 

BEAUTIFUL GIRL


saya ikut lumayan lama keluarnya serta benar2 nikmati ngentot gila2an ini. saya langsung balikin badannya heny yang tinggi langsing ini serta hajar dari belakang doggy model waduhhh sedaps sekali sembari remas2 pantatnya. memeknya heny benar2 enak nih,, basah akan tetapi peret banget….. 

selalu kita ganti tempat kembali, saya duduk diatas toilet serta ia masukin kontol saya sembari berdiri serta duduk di atas pangkuan saya, panorama ini menakjubkan sekali indah sekali sembari menjilat putingnya serta selanjutnya saya juga croootin pejuh saya di dalam memeknya ohhhhhh lega sekali rasa-rasanya selesai mesum di karaoke ini.