SEO page contents SEO page contents ARTIS JEPANG ~ VIDIO SEX KUNJUNGI KAMI LEBIH BANYAK VIDEO YANG MENARIK HANYA DI WWW.GAJAHQQ.COM DARI AYO BURUAN KUNJUNGI WEBNYA YA NANTI KAMI AKAN SELALU UPDATE :D

Bonus 10% untuk member baru

Thursday, March 29, 2018

ARTIS JEPANG

Vidiosex258 kumpulan film dari bebagai negara dan berbagai jenis film bokep dan bokep indo , bokep barat ,bokep berbagai negara semua ada di vidiosex258



Semuanya berlangsung pada saat itu saya sekali lagi kuliah di semester VI di diantara satu PTS di Bandung. itu Diawali selagi saya sekali lagi putus dengan pacarku serta memanglah dia tidak mengerti diri, telah disayangi tambah bertingkah, selanjutnya dari narasi cintaku hanya berusia 2 th. saja. Saat itu saya tinggal berlima dengan rekan satu kuliah juga, kita tinggal serumah atau ngontrak satu tempat tinggal untuk berlima. Kebetulan dirumah itu cuma saya yang lelaki. Awalnya saya mengatakan sama kakak perempuanku, “Sudah, saya pisahlah tempat tinggal saja atau kos di tempat”, tapi kakakku ini karena sangat sayangnya padaku, ya saya tidak diijinkan pisahlah tempat tinggal. Kita juga tinggal serumah dengan tiga rekan wanita kakakku. 


Ada satu di antara mereka telah jadi dosen tapi di Kampus beda, Ibu Vivin namanya. Kita semuanya menyebutnya Ibu maklum telah usia 40 th. tapi belum menikah. Ibu Vivin ajukan pertanyaan, “Eh, anda belakangan ini kok kerap ngelamun sich, ngelamunin apa yok? Jangan-jangan ngelamunin yang itu.. ” 
“Itu apanya Bu? ” tanyaku. 
Memanglah dalam kesehari-harianku, ibu Vivin tahu karna saya kerap juga berbagi sama dia karna dia telah kuanggap lebih tua serta tahu beberapa hal. Saya mulai narasi, 
“Tahu tidak kendala yang kuhadapi? Sekarang saya baru putus sama pacarku”, kataku. 
“Oh.. gitu ceritanya, pantesan saja dari minggu tempo hari murung saja serta kerap ngalamun sendiri”, kata Ibu Vivin. 
Demikian dekatnya saya sama Ibu Vivin hingga satu saat saya alami peristiwa ini. Tak tahu mengapa saya tidak berniat telah mulai ada perhatian sama Ibu Vivin. Saat itu persisnya siang-siang semua pada kuliah, saya tengah sakit kepala jadinya saya bolos dari kuliah. Siang itu pas jam 11 : 00 siang selagi saya bangun, eh agak sedikit heran kok masihlah ada orang dirumah, umumnya apabila siang-siang bolong begini telah pada tidak ada orang dirumah tapi kok hari ini sepertinya ada rekan dirumah nih. Saya pergi ke arah dapur. 
“Eh Ibu Vivin, tidak ngajar Bu? ” tanyaku. 
“Kamu kok tidak kuliah? ” bertanya dia. 
“Habis sakit Bu”, kataku. 
“Sakit apa sakit? ” goda Ibu Vivin. 
“Ah.. Ibu Vivin dapat aja”, kataku. 
“Sudah makan belum juga? ” tanyanya. 
“Belum Bu”, kataku. 
“Sudah Ibu Masakin saja sekalian sama anda ya”, tuturnya. 
Dengan cekatan Ibu Vivin memasak, kita juga segera makan berdua sembari bercakap ngalor ngidul hingga kita mengkaji narasi yang agak berbau sex. Kukira Ibu Vivin tidak gemar yang namanya narasi sex, eh tau-taunya dia membalas dengan narasi yang lebih hot sekali lagi. Kita juga telah makin jauh ngomongnya. Pas selagi itu saya ngomongin perihal wanita yang telah lama tidak rasakan jalinan dengan beda macamnya. 
“Apa masihlah ada gitu hasratnya karenanya? ” tanyaku. 
“Enak saja, emangnya nafsu itu ngenal umur gitu”, tuturnya. 
“Oh apabila gitu Ibu Vivin masihlah miliki hasrat dong untuk merasakan bagaimana jalinan dengan beda type”, kataku. 
“So tentu dong”, tuturnya. 
“Terus dengan siapa Ibu karenanya, Ibu kan belum juga kawin”, dengan nikmatnya saya nyeletuk. 
“Aku bersedia kok”, kataku sekali lagi dengan sedikit agak cuek sembari kutatap berwajah. Ibu Vivin agak merah sirna tak tahu apa yang membawa keberanianku makin membludak serta tak tahu kapan mulainya saya mulai memegang tangannya. Dengan sedikit agak gugup Ibu Vivin kebingungan sembari menarik kembali tangannya, Narasi Dewasa | dengan sedikit usaha saya mesti merayu selalu hingga dia betul-betul bersedia mengerjakannya. 
“Okey, sorry ya Bu, saya telah sangat lancang pada Ibu Vivin”, kataku. 
“Nggak, saya kok yang salah mengawalinya dengan meladenimu bicara bab itu”, tuturnya. 
Dengan sedikit kegirangan, dalam hatiku dengan lembut kupegang sekali lagi tangannya sembari kudekatkan bibirku ke dahinya. Dengan lembut kukecup keningnya. Ibu Vivin terangkut dengan kondisi yang kubuat, dia tutup matanya dengan lembut. Juga kukecup sedikit dibawah kupingnya dengan lembut sembari kubisikkan, “Aku sayang anda, Ibu Vivin”, tapi dia tidak menjawab sedikitpun. 
Dengan sedikit agak sangsi juga kudekatkan bibirku mendekati bibirnya. Cup.. begitu lembutnya saya terasa kelembutan bibir itu. Aduh lembutnya, dengan cekatan saya telah menarik badannya ke rangkulanku, dengan sedikit agak bernafsu kukecup sekali lagi bibirnya. Dengan sedikit terbuka bibirnya menyongsong dengan lembut. Kukecup bibir bawahnya, eh.. tanpa ada kuduga dia balas kecupanku. Peluang itu tidak kusia-siakan. Kutelusuri rongga mulutnya dengan sedikit kukulum lidahnya. Kukecup, “Aah.. cup.. cup.. cup.. ” dia juga mulai dengan nafsunya yang membara membalas kecupanku, ada sekitaran 10 menitan kami mengerjakannya, tapi kesempatan ini dia telah dengan mata terbuka. Dengan sedikit ngos-ngosan seperti habis usaha giat saja. 
“Aah.. janganlah panggil Ibu, panggil Vivin saja ya! 
Kubisikkan Ibu Vivin, “Vivin kita ke kamarku saja yuk! ”. 
Dengan sedikit agak kaget juga tapi tanpa ada perlawanan yang bermakna kutuntun dia ke kamarku. Kuajak dia duduk dipinggir tempat tidurku. Saya telah tidak tahan sekali lagi, ini waktunya yang kutunggu-tunggu. Dengan perlahan-lahan kubuka kacing pakaiannya satu persatu, dengan lahapnya kupandangi badannya. Ala mak.. indahnya badan ini, kok tidak ada sich lelaki yang kepengin untuk mencicipinya. Dengan sedikit membungkuk kujilati dengan tekun. Pertama-tama belahan gunung kembarnya. “Ah.. ssh.. selalu Ian”, Ibu Vivin tidak sabar sekali lagi, BH-nya kubuka, terpampang telah buah kembar yang montok ukuran 34 B. Kukecup ubah-gantian, “Aah.. ssh.. ” dengan sedikit agak ke bawah kutelusuri karna selagi itu dia pas memakai celana pendek yang kainnya agak tidak tebal serta celananya juga tidak tebal, kuelus dengan lembut, “Aah.. saya juga telah mulai terangsang. 
Kusikapkan celana pendeknya hingga lepas sekalian dengan celana dalamnya, hu.. cantiknya gundukan yang mengembang. Dengan lembut kuelus-elus gundukan itu, “Aah.. uh.. ssh.. Ian anda kok pandai sich, saya juga telah tidak tahan lagi”, sejujurnya memanglah ini yaitu pemula untuk saya, eh rupanya Vivin juga telah kepengin buka celanaku dengan sekali tarik saja lepas telah celana pendek sekalian celana dalamku. “Oh.. besar amat”, tuturnya. Kurang lebih 18 cm dengan diameter 2 cm, dengan lembut dia mengelus zakarku, “Uuh.. uh.. shh.. ” dengan jeli saya beralih tempat 69, kupandangi sesaat gundukannya dengan tentu serta lembut. Saya mulai menciumi dari pusarnya selalu turun ke bawah, kulumat kewanitaannya dengan lembut, saya berupaya memasukkan lidahku dalam lubang kemaluannya, “Aah.. uh.. ssh.. selalu Ian”, Vivin mengerang. “Aku juga enak Vivin”, kataku. Dengan lembut di lumat habis kepala kemaluanku, di jilati dengan lembut, “Assh.. oh.. ah.. Vivin selalu sayang”, dengan lahap juga kusapu semuanya dinding lubang kemaluannya, “Aahk.. uh.. ssh.. ” sekitaran 15 menit kami lakukan tempat 69, telah kepengin coba yang namanya bersetubuh. Kurubah tempat, kembali memanggut bibirnya. 
Sudah merasa kepala kemaluanku mencari sangkarnya. Dengan dibantu tangannya, diarahkan ke lubang kewanitaannya. Sedikit buat sedikit kudorong pinggulku, “Aakh.. sshh.. pelan-pelan ya Ian, saya masihlah perawan”, tuturnya. “Haa.. ” saya kaget, benar rupa-rupanya dia masihlah suci. Dengan sekali dorong sekali lagi telah merasa licin. Blesst, “Aahk.. ” teriak Vivin, kudiamkan sebentar untuk melenyapkan rasa sakitnya, sesudah 2 menitan lamanya kumulai menarik sekali lagi batang kemaluanku dari dalam, selalu kumaju mundurkan. Mungkin karna baru waktu pertama kalinya cuma dengan saat 7 menit Vivin.. “Aakh.. ushh.. ussh.. ahhkk.. saya ingin keluar Ian”, tuturnya. “Tunggu, saya juga telah ingin keluar akh.. ” kataku. Mendadak menegang telah lubang kemaluannya menjepit batang kemaluanku serta merasa kepala batang kemaluanku disiram sama air surganya, membuatku tidak kuat sekali lagi memuntahkan.. “Crot.. crot.. cret.. ” banyak pula air maniku muncrat didalam lubang kemaluannya. “Aakh.. ” saya lemas habis, saya tergeletak di sebelahnya.

0 comments: